Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutasoit, Rotua
"Penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) bidan di puskesmas ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan; kepatuhan penggunaan standar dalam melakukan pelayanan kebidanan; kemampuan manajerial pelayanan kebidanan; pelaksanaan monitoring kinerja; mutu asuhan kebidanan. Penerapan PMK ini diharapkan dapat berperan untuk tercapainya indikator Sistem Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota yang dilaksanakan bidan di sarana kesehatan, mengingat bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dengan jumlah yang cukup besar (40%) dari seluruh kategori tenaga kesehatan.
Dalam penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja bidan di rumah sakit dan puskesmas diawali dengan pelatihan. Pelatihan ini ditujukan pada bidan koordinator, dengan harapan bidan koordinator dapat memberikan kiat-kiat dalam memberikan pengarahan, bimbingan, dan sekaligus menilai kinerja staf secara obyektif. Scsuai dengan Kepmenkes no. 8361Menkes/SKIVI12005, pada pelatihan tersebut ditekankan pada penguasaan lima komponen PMK yaitu standar, uraian tugas, indikator kinerja, sistem monitoring, dan Refleksi Diskusi Kasus.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran sejauh mana penerapan PMK bidan di Puskesmas dengan pendekatan sistem. Penelitian ini menggunakaii pendekatan kuantitatif dengan bidan yang telah mendapat pelatihan PMK dan telah menerapkan PMK bidan di puskesmas tempat bekerja yang berjumlah 33 orang dari lima puskesmas. Juga dilakukan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam pada lima pimpinan dan bidan koordinator puskesmas yaitu di puskesmas Curup, Kampung Delima, Perumnas, Tunas Harapan, dan Sambirejo serta dilakukan telaah dokumen terhadap penerapan PMK bidan di puskesmas.
Hasil penelitian antara lain: (1) Faktor masukan penerapan PMK bidan berupa uraian tugas, Standard Operational Procedure (SOP), pendidikan dan latihan, semua bidan puskesmas (100%) telah ada dan dilaksanakan dcngan baik, hanya variabel penerapan sistem penghargaan ada yang masih buruk di puskesmas (48.5%). (2) Faktor proses penerapan PMK bidan di Puskesmas berupa kegiatan pendokumentasian kegiatan dimana semua bidan (100%) telah melaksanakan dengan baik dan sesuai dengan telaah dokumen, sedangkan pemantauan dan pengendalian kegiatan umumnya sudah baik (66.7%), dan masih ada yang buruk (33.3%), pertemuan strategis umumnya juga sudah baik (72.7%) dan yang masih buruk (27.3%), kegiatan Refleksi Diskusi Kasus (RDK) umumnya sudah baik (63.6%) dan masih buruk (36.4%). (3) Faktor luaran penerapan PMK bidan di Puskesmas yaitu manajemen kinerja bidan umumnya sudah baik di puskesmas (57.6%), yang masih buruk (42.4%).
Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja bidan di puskesmas umumnya sudah baik, hanya beberapa variabel saja penerapannya yang masih buruk dan perlu ditingkatkan lagi. O1eh karena itu, peneliti mencoba memberikan rekomendasi kepada: (1) Pemerintah Daerah untuk memberikan dukungan pelaksanaan setiap komponen program PMK bidan, menyetujui usulan program Dinas Kesehatan untuk melaksanakan pelatihan PMK kepada bidan yang belum mendapat pelatihan. (2) Kepala Dinas Kesehatan supaya melakukan tindak lanjut dari penerapan program PMK, seperti melakukan monitoring PMK setiap 3 bulan sekali, memberikan pelatihan penerapan PMK kepada bidan yang belum dilatih, dan diharapkan semua puskesmas di kabupaten Rejang Lebong dapat menerapkan PMK (3) Kepada Pimpinan Puskesmas supaya menyusun indikator kinerja bidan untuk keperluan monitoring dan penilaian kinerja, menilai kinerja bidan puskesmas minimal 1 tahun sekali dan memberikan penghargaan sebagai umpan balik.

The Application Of Management Performance Development o: Midwife in health center is expected improve the midwife's knowledge and skill; compliance of usage in midwifery service standard; ability of midwifery service managerial; execution of performance monitoring; midwifery care quality, while expectation of Development Of Management Performance contribute to reach a Minimum Service System indicator in the District City which is executed and midwife in health place, considering midwife as part of health service with high amount (40%) from all of health worker category.
The Application Of Management Performance Development in hospitals and health centers started with training. This Training is addressed for the coordinator midwife in health center, while the expectation of the coordinator midwife is to give suggestions in guidance, teaching, tuition, and at the same time to assess stair performance objectively. According to Kepmenkes No. 836 / Menkes / SK / VI / 2005, this training emphasized five components: standard, job description, performance indicator, monitoring system, and reflection cased discussion (RCD).
This research is done to give an assessment and to describe how far the application of Development Of Management Performance of midwife in Health Center is done. This research applying the quantitative method to midwife as respondents who work in a health center which have applied the Development Of Management Performance, they are 33 midwife from five health centers. This research is also done by a qualitative method through interview for five leaders of health center and midwife coordinator, such as Curup Health Center. Kampung Delima, Perumnas, Tunas Harapan, and Sambirejo and also analyze document for applying Development 0C Management Performance midwife in health center.
Research results include: (I) Input factor for applying Development Of Management Performance midwife, such as job description, SOP, and training and fellowship for all of Health Center midwives (100%) arc done well available with duty in Health Center, but applying of appreciation system variable is not good (48.5%). (2) Process factor for applying Development of Management Performance Midwife in Health Center such as activity of documentation where all midwives (100%) have done this matter based on document study by
Researcher, while monitoring activity generally is good (66.7%), the other is bad (33.3%), strategic meeting generally is so good (72.7%) and the other is bad (27.3%), Reflection Case Discussion (RCD) activity generally is good (63.6%) and the other is bad (36.4%). (3) Output factor for applying Development of Management Performance Midwife in Health Center that is midwife performance management generally is good in Health Center (57.6%), the other management is bad (42.4%).
The conclusion of this research is that applying development of midwife performance management in health center generally is good, there just some variables which is bad. Therefore, researcher try to give recommendation for: (I) Local Government, giving support the application of Management Performance Development of midwife in health center, approve proposal of District Health Office program to doing Development Of Management Performance training for midwife who does not get training yet. (2) Head of District Health Office: should follow-up program of Management Performance Development, such as monitoring every 3 months once, doing training of Management Performance Development For midwife who have not been [rained yet, and expected that all health center in Rejang Lebong district can applying the Management Performance Development of midwife. (3) Health Center leader, monitoring and performance assessment minimally 1 year once to assess midwife performance in Health Center and give appreciation as feed back.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunantoro
"Latar belakang: Di Indonesia angka kematian bayi masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara negara Asean lainnya. Tetanus neonatorum adalah salah satu penyebabnya, tepatnya di Kabupaten Sukabumi ada beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya tetanus neonatorum seperti cakupan imunisasi TT dan cakupan persalinan (persalinan oleh harus bukan persalinan oleh dukun), oleh karena itu pertolorgan persalinan merupakan salah satu faktor pernyebab tetanus neonatorum.
Tujuan penelitian, desain, dan sampling: Studi ini dimaksudkan untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penelitian penolong persalinan di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi tahun 2001 dengan menggunakan desain kros seksional . Populasi dari penelitian yaitu, ibu yang mempunyai anak dibawah 12 bulan yang bertempat tinggal di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Sampel dipilih secara acak dengan cara probability proportional to size untuk mendapatkan sejumlah ibu yang mempunyai anak dibawah 12 bulan pada masing masing Desa, di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Hasil penelitian: Variabel yang tetap berhubungan benar dengan petugas penolong persalinan pada analisis multivariat yaitu variabel kepercayaan responder terhadap keterampilan nakes OR 4,253 (95% CI: 2154-8,359) dan banyaknya keluhan sewaktu responden mengandung anaknya yang terakhir OR=2,584 (95% CI: 1,329-5,023).
Saran:
a. Penyebarluasan informasi kepada ibu-ibu hamil mengenai ANC, persalinan, dan penyakit TN melalui penyuluhan kelompok di setiap desa.
b. Pelatihan bidan mengenai cara menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan mengusahakan agar bidan dapat menetap di satu desa dengan dibuatkan suatu Surat Perintah.
c. Membiasakan kegiatan menabung bagi ibu hamil untuk meringankan biaya persalinan.
d. Monitoring ibu hamil terutama ibu hamil risti.
e. Mengoptimalkan kegiatan program perawatan kesehatan masyarakat terutama melakukan kunjungan kepada ibu hamil yang termasuk keluarga rawan.
f. Membuat perencanaan yang tepat dan mengalokasikan dana yang cukup untuk kegiatan penyuluhan, monitoring ibu hamil, dan pembinaan keluarga rawan agar dapat berjalan dengan baik.

In Indonesia Infant Mortality Rate is still higher than the other ASEAN countries. Tetanus neonatorum is one of diseases that cause of death, especially at Sukabumi some factors related to the occur of tetanus neonatorum such as: TT immunization coverage and coverage of delivery (attendant by health provider not by traditional birth attendant), therefore birth attendant is one causal factor of tetanus neonatorum.
Sampling, Design, and Research Objective: This study aim to determine factors related to choice of birth attendant in Sub district of Cibadak, District of Sukabumi in 2001 using cross sectional study design. The population of this study are the mothers who have the children under 12 month lived in Sub district of Cibadak, District of Sukabumi. Samples were selected randomly using Probability Proportional To Size regard to numbers of mothers who have children under 12 month for each village in Sub district of Cibadak, District of Sukabumi.
Result: Factors that proven significant related to choice of birth attendant in multivariate analysis are believe to health provider OR-4_253 (95% Cl: 2.164-8.359) and compliant frequencies OR=2.584 (95% CI: L329-5_023).
Suggestion:
a. Desimination of information to group of pregnancy mother about ANC, delivery, and tetanus neonatorum decease in each village.
b. Make a midwife training about method of growth the public believe and make a instruction for midwife in order to live in village.
c. Make the mother accustomed to save the money for finance her delivery.
d. Monitoring the pregnancy mother especially the high risk pregnancy mother.
e. Optimalize of public health nursing program especially midwife health provider to poor family with pregnancy mother.
f. Make a good plan and good allocation of financial for public health nursing program, monitoring the high risk pregnancy mother, and dissemination of information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library