Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanes
Abstrak :
Penduduk yang melakukan migrasi dari Jawa ke Kalimantan Timur jumlahnya cukup banyak setiap waktu. Hal ini terlihat dari adanya migrasi bersih (net migration) yang selalu positif dari Jawa ke Kalimantan Timur sejak tahun 1980 sampai dengan 2000, Migran asal Jawa sebagai bagian dari penduduk mempunyai pengaruh terhadap kualitas penduduk Kalimantan Timur secara keseluruhan. Kualitas penduduk tersebut erat kaitannya dengan keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan berkelanjutan. Namun bagaiman sesungguhnya tingkat penghasilan migran tersebut? Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pencapaian penghasilan migran baik laki-laki maupun perempuan. Secara lebih khusus ingin mengetahui bagaimana karakteristik. modal manusia maupun modal budaya mempengaruhi penghasilan mereka. Data yang digunakan adalah SP 2000 Modul Kependudukan dengan responden migran risen dari Jawa di Kalimantan Timur, berumur 15 sampai 64 tahun, dan telah memiliki penghasilan. Penelitian dilakukan secara deskriptif maupun inferensial. Analisis deskriptif dilakukan dengan cars tabulasi berdimensi dua dan tabulasi silang untuk menggambarkan penghasilan migran, prediktor modal manusia dan modal budaya sedangkan analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan hierarchical linear models (HLM) untuk menggambarkan pengaruh modal manusia dan modal budaya terhadap peneagaian penghasilan migran. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan paket SPSS (Statistical Package for Social Sciences) untuk menganalisis data baik secara deskriptif maupun inferensial. Variabel yang digunakan diterapkan secara bertingkat yaitu level-1 dan level-2. Analisis level-1 atau level individu atau level mikro digunakan untuk melihat pengaruh modal manusia terhadap penghasilan migran sedangkan analisis level-2 atau level kelompok wilayah atau makro digunakan untuk melihat pengaruh modal budaya terhadap penghasilan kelompok migran. Pada level-1 variabel terikat yang digunakan adalah penghasilan migran dengan variabel bebasnya adalah tingkat pendidikan dan jumlah jam kerja sedangkan pada fevel-2 variabel yang digunakan adalah rata-rata penghasilan, kelompok migran berdasarkan wilayah sebagai variabel terikat dengan variabel bebasnya adalah rata-rata lama sekolah dan kepadatan penduduk asli migran di Kalimantan Timur. Hasil yang diperoleh secara deskriptif menunjukan bahwa penghasilan migran laki-laki mencapai Rp 749.515 per bulan sedangkan migran perempuan mencapai Rp. 283.530 per bulan.Hasil inferensial menunjukkan bahwa penghasilan rata rata kelompok migran laki-laki mencapai Rp. 1.113.546; per bulan dan migran perempuan mencapai Rp. 294.490,- per bulan dan secara umum pencapaian pendidikan mempunyai peren penting terhadap pencapaian penghasilan migan khususnya bagi migran laki-laki sedangkan bagi migran perempuan secara statistik hasilnya tidak signifikan dan hat ini sangat berkaitan dengan keterbatasan data SP 2000 Modul Kependudukan.
2004
T14892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riztianti Setiamurdiawati
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat apakah terdapat hubungan antara attachment dengan behavior difficulties pada remaja yang ditinggalkan orangtuanya bekerja sebagai buruh migran di luar negeri. Inventory of Parent and Peer Attachment (Armsden & Greenberg, 1987) dan Strengths and Difficulties Questionnaire (Goodman, 1997) digunakan untuk mengukur attachment dan behavior difficulties. Partisipan dari penelitian ini adalah 153 remaja berusia 11-16 tahun di Kecamatan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara attachment yang terdiri dari parental dan peer attachment dengan behavior difficulties pada remaja yang ditinggalkan orangtuanya bekerja sebagai buruh migran di luar negeri. Dengan demikian, parental dan peer attachment yang berkualitas dapat mengurangi kemungkinan remaja anak buruh migran mengembangkan behavior difficulties. Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk menjaga kualitas attachment dengan anak mereka walau tidak dapat selalu hadir dan berinteraksi secara langsung. ......The aim of this study is to investigate whether any correlation between attachment and behavior difficulties in adolescents who are left behind to work abroad by their migrant worker parents. Inventory of Parent and Peer Attachment (Armsden & Greenberg, 1987) and Strengths and Difficulties Questionnaire (Goodman, 1997) are used to measure attachment and behavior difficulties. Participants of this study were 153 adolescents aged 11-16 years old from Cilamaya, Karawang, West Java. The result of the study shows that there is a significant negative correlation between attachment (consist of parental and peer attachment) and behavior difficulties in adolescents with migran worker parents. In conclusion, high-quality parental and peer attachment could lower the chance for migrant worker?s children to develop behavior difficulties. Hence, it is important for parents maintain the quality of attachment with their children despite the distance that prevents them to interact in person and couldn?t present when their children need them.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Masjitoh Tri Siswandewi,
Abstrak :
Pelaksanaan pengiriman pekerja Migran Perempuan ke iuar negeri terjadi terus hingga saat ini. Pada hakekatnya hal ini berlangsung sehubungan sulitnya perekonomian keluarga di desa. Namun pada gilirannya dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan oleh siapapun, khususnya bagi Pekerja Migran Perempuan itu sendiri. Keberadaan pendampingan dalam pemulihan kondisi Pekerja Migran Perempuan yang terkena masalah, memiliki nilai penting. Nilai penting disini memiliki makna bahwa keberadaan para pendamping di lapangan, setidaknya mengetahui dan memahami tentang berbagai kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh Pekerja Migran Perempuan. Aktivitas pendamping dalam melaksanakan tugas-tugas di lapangan sangat besar pengaruhnya terhadap proses penyelesaian masalah yang dihadapi oleh Pekerja Migran Perempuan. Akan tetapi kenyataan lapangan memperlihatkan proses pendampingan itu sendiri belum maksimal diberikan kepada Pekerja Migran Perempuan yang bermasalah. Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan yang mendasar : mampukah para pendamping menampilkan perannya secara tuntas ? Keadaan diatas mendasari penelitian ini yang bertujuan untuk :
  1. Mengidentifikasi latar- belakang kepergian Pekerja Migran Perempuan.
  2. Bagaimana proses pendampingan yang sudah dilakukan oleh LSM Solidaritas Perempuan ?
  3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam proses pendampingan itu sendiri ?
Penelitian ini dilakukan pada Pekerja Migran perempuan yang pernah. ditangani oleh LSM Solidaritas Perempuan yang bertempat tinggal di Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, bulan Maret tahun 2001, dengan mengambil 5 orang informan. Wilayah Kecamatan Rawamerta ini termasuk daerah yang cukup banyak penduduknya bekerja ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Perempuan. Hal ini yang menjadi alasan pemilihan lokasi penelitian. Adapun tipe penelitian adalah deskriptif dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Adapun LSM Solidaritas Perempuan itu sendiri adalah sebuah perserikatan untuk menegakkan hak asasi manusia. Dan melalui salah satu bagian dari perserikatan ini, yaki : Lembaga Advokasi Buruh Migran Indonesia, para Pekerja Migran Perempuan diberi pelayanan sesuai dengan permasalahan yang dihadapinya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepergian para Pekerja Migran Perempuan ini semuanya dengan latar belakang dan motivasi ekonomi, cara kepergian mereka semuanya menggunakan jasa `sponsor', serta seluruhnya mendapatkan dukungan sepenuhnya dari keluarganya. Dalam penelitian ini berhasil pula diketahui dan dideskripsikan peran pendamping yang sudah dilakukan. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa telah terjadi pelaksanan pendampingan di lapangan, baik peran pendamping yang bersifat fungsional, seperti memberikan dukungan, memotivasi, memfasilitasi penyelesaian masalah, meningkatkan kesadaran, serta juga sebagai peneliti dengan teknik pengumpulan data. Walaupun pelaksanaan pendampingan telah berlangsung di lapangan, akan tetapi peran pendamping kenyataannya Baru sebatas penyelesaian masalah-masalah yang sifatnya normatif, seperti hal-hal yang berkenaan dengan finansial. Terlihat hal yang berkenaan dengan psikologis dan konseling belum terlaksana sebagaimana mestinya. Hal tersebut diatas disebabkan oleh latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh para pendamping dari dunia hukum. Sehingga yang mereka lakukan labih pada advokasi hukum. Sementara kejadian yang menimpa Pekerja Migran Perempuan itu sendiri tidak hanya dapat dilihat dan diselesaikan dari aspek hukum saja. Untuk itu rekomendasi yang diberikan adalah diperlukannya pendampingan yang berkesinambungan, diperlukan pendamping dengan latar belakang pendidikan psikologi atau pekerjaan sosial untuk keberhasilan proses pendampingan itu sendiri.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovi Arista
Abstrak :
Women migrant workers have a significant role and contribution in driving migration, economy, and global development. Behind the remittance flows, women migrant workers are still overshadowed by the threats of various problems. The dimensions of the problems faced are increasingly complex as the depletion of mobility limits between countries, the increasing of securitization policy as well as the rapid progress of global development in social, economic, and political aspects. Through the literature review, this article intends to highlight the vulnerability of Indonesian women migrant workers from the perspective of migration and governance from a feminist perspective. The results of the review show that women migrant workers are still facing multidimensional vulnerability. This includes the actual conditions of women migrant workers facing injustice, violations of rights, affected by disruption of information-technology, and being center in the pandemic crisis. This condition also leads to the structural aspects related to protection’s policy and institutional issues that are not sensitive to the interests and the root of problems faced by women migrant workers.
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2020
305 JP 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muchtar Wisnu Wardoyo
Abstrak :
Pendahuluan
Salah satu Propinsi di Indonesia yang paling menonjol perkembangannya adalah DKI Jakarta, baik dari segi fisik maupun penduduknya. Perkembangan DKI Jakarta dapat dilihat dari perkembangan maupun pertumbuhan penduduknya khususnya berdasarkan sensus penduduk tahun 1970, 1980 dan SUPAS 1985 penduduk DKI Jakarta telah mencapai 4,6 juta, 6,5 juta dan 7,9 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 4,5 persen, 3,4 persen, dan 4,0 persen.

Sedangkan menurut Alatas dan Tursilaningsih (1988) angka pertumbuhan untuk DKI Jakarta sebesar 3,93 persen, baik untuk tahun 1971-1980 maupun untuk tahun 1980-1985.

1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskalis Alfinos Toda
Abstrak :
Strategi NGO Migrant Care dalam Advokasi Kasus Hukuman Mati Tenaga Kerja Indonesia Wilfrida Soik Pada Tahun 2012-2014 rdquo; Penelitian ini membahas Tenaga Kerja Indonesia Wilfrida Soik yang mendapatkan hukuman mati di Malaysia. Migrant Care merupakan NGO Non Governmental Organization yang mengadvokasi kasus Wilfrida Soik. Dalam investigasi oleh Migrant Care, terdapat bukti bahwa Wilfrida Soik merupakan seorang anak yang menjadi korban perdagangan manusia. Migrant Care membentuk jaringan advokasi transnasional yang kemudian berhasil membebaskan Wilfrida Soik dari hukuman mati. Rumusan pertanyaan yang hendak dijawab adalah ldquo;Bagaimana strategi NGO Migrant Care dalam advokasi kasus hukuman mati Tenaga Kerja Indonesia Wilfrida Soik pada tahun 2012-2014? rdquo; Menggunakan kerangka pemikiran konstruktivis, penelitian ini menyoroti peran NGO di dalam pendekatan HAM kritis.
NGO Migrant Care Strategy in Indonesian Migrant Worker Wilfrida SoikDeath Pinalty Case Advocacy on 2012 2014 rdquo This research explains Indonesian Migrant Worker Wilfrida Soik who wassentenced with death penalty in Malaysia. Migrant Care is a NGO NonGovernmental Organization that advocated Wilfrida Soik. In Migrant Care rsquo sinvestigation found that Wilfrida Soik is a child who became human traffickingvictim. Migrant Care established Transnational Advocacy Network which latersuccess to release Wilfrida Soik from death penalty. This research question is, ldquo How the strategy of NGO Migrant Care in advocating the death penalty case ofIndonesian Migrant Worker Wilfrida Soik on 2012 2014 Using constructivist asperspective, this research highlights NGO role in the critical human right approach.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Novriawati
Abstrak :
Migrasi telah menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan taraf hidup, terutama di negara berkembang. Meskipun banyak penelitian telah menganalisis dampak migrasi pada berbagai aspek sosial ekonomi, hubungan migrasi dan ketahanan pangan masih menjadi penyelidikan empiris terbuka. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara pekerja migran internal dan kerawanan pangan rumah tangga di Indonesia. Kami menggunakan pendekatan variabel instrumental (IV) untuk mengatasi endogenitas status migran menggunakan data survei rumah tangga yang representatif di level nasional pada tahun 2019, 2020, dan 2021 dengan instrumen jaringan migrasi. Temuan kami menunjukkan bahwa pekerja migran internal memiliki efek positif yang signifikan secara statistik terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Indonesia, dan dampak tersebut paling besar di Sumatra dan Kalimantan. Selain itu, kami menguraikan mekanisme bagaimana dampak pekerja migran internal terhadap ketahanan pangan rumah tangga beroperasi, dan kami menemukan bahwa pengetahuan tentang gizi dan kesehatan memiliki pengaruh terbesar, sedangkan pendapatan tidak signifikan untuk memediasi pengaruh tersebut. Namun, realokasi pengeluaran untuk pangan secara signifikan memediasi dampak migrasi terhadap ketahanan pangan rumah tangga, yang menunjukkan bahwa pendapatan migran hanya akan meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga jika dialokasikan untuk pangan. Selain itu, belum tentu suatu rumah tangga akan mengkonsumsi makanan yang beragam jika tidak dimediasi oleh pengetahuan tentang gizi. Temuan ini menunjukkan bahwa promosi atau program pendidikan gizi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang sehat, sehingga mengurangi kerawanan pangan. ...... Migration has become one of the strategies to improve life, especially in developing countries. Despite many studies analyzing migration's impact on various socioeconomic aspects, the migration and food security nexus remains an open empirical investigation. This research investigates the relationship between internal migrant workers and household food insecurity in Indonesia. We employ the instrumental variable (IV) approach to address the endogeneity of migrant status using representative household survey data at the national level in 2019, 2020, and 2021 utilizing the migration network instrument. Our findings show that internal migrant workers have a statistically significant positive effect on household food security in Indonesia, and the impact is greatest in Sumatra and Kalimantan. In addition, we describe the mechanism by which the impact of internal migrant workers on household food security operates, and we find that knowledge about nutrition and health has the greatest influence. In contrast, income is not significant in mediating the effect. However, spending reallocation for food significantly mediates the impact of migration on household food security, indicating that migrant income will only increase household food security if it is allocated for food. Moreover, it is not certain that a household will consume a variety of foods if it is not mediated by knowledge about nutrition. These findings suggest that promoting campaigns or conducting nutrition education programs is essential to enhance public awareness about the importance of a healthy diet, thus alleviating food insecurity.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susana Indriyati Caturiani
Abstrak :
Aktivitas migrasi tenaga kerja membawa peningkatan penghasilan, pendidikan pun sosial pada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan keluarganya. Bagi negara, migrasi tenaga kerja menyumbang devisa dan menyediakan peluang kerja. Aktivitas ini juga meninggalkan persoalan yang berulang, pada masa pra-penempatan, penempatan maupun purna penempatan. Pemerintah, organisasi non pemerintah dan swasta menyatakan bahwa sumber persoalannya berada pada masa pra-penempatan. Penempatan TKI diselenggarakan oleh pemerintah pusat, daerah termasuk desa serta pihak swasta, diantaranya perusahaan jasa penempatan. Penelitian ini dilaksanakan pada lingkup daerah asal yaitu Kabupaten Indramayu dan Cianjur, Provinsi Jawa Barat, bertujuan menelaah tata kelola pra-penempatan TKI yang berlangsung dan dalam inspirasi good enough governance meneroka tata kelola di kemudian hari. Informan dalam penelitian kualitatif ini meliputi pemerintah kabupaten, pemerintah desa, kelompok masyarakat yang peduli pada isu TKI, asosiasi perusahaan jasa penempatan dan Kantor Imigrasi. Selain itu, wawancara juga dilakukan dengan sponsor/calo dan budayawan setempat. Data diperoleh dari wawancara, diskusi kelompok terarah (FGD) dan sumber sekunder. Pra-penempatan TKI diurus oleh dinas tenaga kerja sebagai bagian tugasnya. Pada aspek peraturan, peraturan yang telah terbit ditingkat kabupaten maupun desa dan prinsip kehati-hatian, belum sepenuhnya dapat melindungi CTKI. Ketegasan yang diberlakukan dapat menyebakan mereka menempuh jalan yang tidak sesuai prosedur. Sponsor/calo yang biasanya amat dikenal oleh CTKI dan keluarganya berperan besar dalam kegiatan rekrutmen dan penyiapan dokumen CTKI. Namun demikian, ada praktik-praktik baik yang telah berlangsung di lingkup desa maupun kabupaten meskipun belum sempurna. Praktik baik tersebut dapat menjadi titik awal memperbaiki tata kelola prapenempatan secara bertahap. Dengan demikian, pilihan prioritas perlu dilakukan yaitu sosialisasi, pengembangan komunitas serta pendidikan dan pelatihan. Perluasan pemangku kepentingan merupakan salah satu jalan agar upaya perbaikan berkesinambungan. Dengan demikian, prapenempatan bukan melulu pada urusan administrasi dokumen melainkan juga sosialisasi migrasi tenaga kerja yang aman hingga tumbuh masyarakat yang melek migrasi di daerah kantong TKI. Good enough governance perlu menegaskan unsur kesinambungan dan daya tahan didalamnya. Worker migration activities increase incomes, education and social status to Indonesian Migrant Workers (TKI) and their families. For the country, worker migration contributes to foreign exchange and provides employment opportunities. This activity also left problems that were repeated, in the pre-placement, placement and after-placement. The government, non-governmental organization and private placement company association state that the source of the problem is in the pre-placement period. The placement of migrant workers is carried out by the central government, regions and private parties. This research was conducted in the area of origin, namely Indramayu and Cianjur Regencies, West Java Province, aimed at examining the pre-placement governance of migrant workers that took place and in inspiring good enough governance to explore governance in the future. Informants in this qualitative study included district governments, village governments, community groups concerned with the issue of migrant workers, associations of placement companies and the Immigration Office. In addition, interviews were also conducted with brokers and local cultural figures. Data obtained from interviews, focus group discussions (FGD) and secondary sources. Pre-placement of migrant workers is managed by the labor department as part of their duties. In terms of regulations, regulations that have been issued at the district and village levels and the precautionary principle, have not been able to fully protect prospective migrant workers. Assertiveness can cause them to take ways that are not in accordance with procedures. Sponsors brokers who are usually well known by prospective migrant workers and their families play a major role in the recruitment and preparation of their documents. However, there are good practices that have taken place in both the village and district spheres, although not yet perfect. These good practices can be a starting point for gradually improving pre-placement governance. Thus, priority choices need to be made, namely socialization, community development and education and training. The expansion of stakeholders is one way for continuous improvement efforts. Thus, pre-placement is not only about the administration of documents but also the socialization of safe worker migration to the growth of people who are literate of migration in migrant worker enclaves. Good enough governance needs to emphasize the element of sustainability and endurance in it.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Suyanti, autho
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengiriman PMI ilegal melalui modus operandi umrah ke Timur Tengah tahun 2011-2018. Perdagangan orang merupakan salah satu bentuk kejahatan transnasional terorganisasi yang selalu berkembang karena kecanggihan pelaku dan salah satu perkembangan dari modus ini adalah melalui visa umrah. Dalam menganalisis modus yang dilakukan pelaku, digunakan enam poin modus operandi perdagangan orang yang diungkapkan oleh United Nations Global Initiative to Fight Human Trafficking dengan beberapa adaptasi, yaitu rekrutmen, penyalahgunaan dokumentasi, pengiriman, penampungan, penyaluran, dan eksploitasi. Sebagai isu kriminologi, pengiriman PMI ilegal melalui modus umrah dapat dijelaskan melalui teori paparan gaya hidup, teori pola kejahatan, serta konsep viktimisasi struktural. Penulisan ini menggunakan metode analisis isi kuantitatif dan bertumpu pada data sekunder sebanyak 77 kasus yang ditemukan di portal berita online.
ABSTRACT
This undergraduated thesis discusses about the delivery of Indonesian illegal migrant workers through umrah modus operandi to the Middle East in 2011-2018. Human trafficking is one form of transnasional organized crime which is always developing because of the sophistication of the perpetrators and one of the developments in this modus operandi is through umrah visa. In analyzing the modus operandi carried out by the perpetrators, six points of modus operandi were used by United Nations Global Initiative to Fight Human Trafficking with several adaptations, namely recruitment, misuse of document, transportation, shelter, distribution, and exploitation. As an issue of criminology, delivery of Indonesian illegal migrant workers through umrah modus operandi can be explained through lifestyle exposure theory, crime pattern theory, and the concept of structural victimization. This writing uses quantitative content analysis methods and relies on secondary data as many as 77 cases found on online news portals.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Wahyuningsih Fatmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ldquo;Analisis Kemandirian Ekonomi Pemuda Purna TKI Studi Tentang Ketahanan Ekonomi Keluarga Melalui Program Desa Migran Produktif Di Desa Kuripan Kabupaten Wonosobo rdquo;. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan field research dan studi evaluasi evaluatif research . Peneliti mengambil lokasi di Desa Kuripan Kabupaten Wonosobo sebagai pilot project program Desmigratif tahun 2016. Metode pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling yaitu informan secara sengaja dipilih sesuai dengan kapasitas informan. Teknik analisa data menggunakan analisa Miles dan Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau berifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah Pemuda Purna Tenaga Kerja Indonesia selama ini belum bisa memanfaatkan dengan baik penghasilan selama bekerja di luar negeri, sehingga setelah kembali ke Indonesia pemuda purna TKI kesulitan dalam menghidupi kebutuhan sehari-hari. Pemberdayaan purna TKI melalui Desa Migran Produktif Desmigratif yang diharapkan untuk memberikan pelatihan kepada purna TKI agar lebih mandiri dan meminimalis keinginan bekerja kembali ke Luar Negeri ternyata tidak mampu memberikan manfaat secara finansial. Pelaksanaan program Desmigratif belum bisa membantu meningkatkan kemandirian dan ketahanan ekonomi keluarga pemuda purna TKI
ABSTRACT
This research entitled 39 Self Economic Independence of Young Migrant Workers Study of Family Economic Resilience Through Productive Migrant Villages Program In Kuripan of Wonosobo Regency . This research uses qualitative approach with field research type field research and evaluation study evaluative research . Researchers took the location in the Village Kuripan Wonosobo as a pilot project of Desmigrative program in 2016. The method of selecting informants using purposive sampling technique is the informant intentionally selected in accordance with the capacity of informants. Data analysis techniques using Miles and Huberman analysis with data reduction stages, data presentation, and conclusion or berivikasi. The result of this research is the Indonesian Youth Workers 39 Youth has not been able to make good use of their income while working abroad, so after returning to Indonesia the young man full of TKI difficulties in living their daily needs. The retribution of migrant workers through Productive Migrant Villages Desmigrative which are expected to provide training to returnees of Indonesian workers to be more independent and minimize the desire to work back to Foreign Affairs is not able to provide financial benefits. The implementation of the Desmigrative program has not been able to help improve the independence and economic resilience of the families of the young workers.
2018
T51391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>