Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Arianto
"Pendahuluan dan tujuan: Salah satu penyebab terbanyak seorang pria dapat
mengalami infertilitas apabila ditinjau dari sisi genetik adalah sindrom Klinefelter dan mikrodelesi regio AZF. Berdasarkan studi sebelumnya, pasien dengan mikrodelesi AZFa dan AZFb tidak direkomendasikan untuk menjalani prosedur ekstraksi sperma.
Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menentukan korelasi antara mikrodelesi kromosom Y untuk memprediksi hasil ekstraksi sperma pada pasien dengan azoospermia.
Metode: Studi dilakukan secara retrospektif degan total sampel sebanyak 93 pasien infertilitas dengan azoospermia yang datang ke klinik sejak April 2017 hingga April 2020. Semua pasien menjalani ekstraksi sperma, pengukuran ukuran testis, analisa hormon dan analisa mikrodelesi kromosom Y. Hasil dari ekstraksi sperma akan dihubungkan dengan hasil mikrodelesi pasien. Semua data diolah dengan aplikasi SPSS versi 23.0 dan dilakukan dengan analisa chi-square.
Hasil: Ekstraksi sperma dilakukan dengan teknik aspirasi (PESA) atau ekstraksi
langsung dari testis (TESE). Hasil analisa mikrodelesi menunjukkan adanya 67 pasien negatif, 15 mengalami mikrodelesi AZFa (14 parsial dan 1 komplit), 3 mikrodelesi AZFb (2 parsial dan 1 komplit), 3 mikrodelesi AZFc komplit, dan 5 pasien mengalami mikrodelesi kombinasi. Diantara semua ini, terdapat 9 pasien dengan mikrodelesi berhasil ditemukan sperma saat ekstraksi, sementara terdapat 33 pasien yang berhasil diekstraksi diantara kelompok tanpa mikrodelesi. Analisa statistik tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara status mikrodelesi dengan keberhasilan ekstraksi sperma (p=0.203).
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pasien dengan mikrodelesi
dengan yang tidak mengalami mikrodelesi dalam hal keberhasilan ekstraksi sperma.
Meskipun begitu, studi ini adalah studi baru dengan jumlah populasi yang masih
terbatas.

Introduction and objectives: The most common genetic cause among men infertility
are Klinefelter syndrome and microdeletion of AZF region. Based on previous studies,
patients with AZFa and AZFb microdeletion are not recommended to undergo any
kinds of surgical sperm retrieval (SR) procedures. Hereby, we analyze the correlation
between Y-chromosome microdeletion to predict surgical sperm-retrieval outcome in
men with azoospermia.
Methods: This retrospective study included a total sampling of 93 infertile men with
azoospermia from April 2017 – April 2020. All subjects underwent surgical spermretrieval
procedures, testicular diameter measurement, hormonal analysis, and Ychromosome
microdeletion analysis. The result of surgical sperm retrieval in each
subject was compared to their Y-chromosome microdeletion findings. All of the
obtained data was evaluated using SPSS ver. 23.0. Analysis of relations was done with
Chi Square test.
Results: Surgical SR was done with either percutaneous epididymal sperm aspiration
(PESA) or testicular sperm extraction (TESE). From the Y chromosome microdeletion
analysis: 67 patients had no microdeletion, 15 AZFa microdeletion (14 partial and 1
complete deletion), 3 AZFb microdeletion (2 partial and 1 complete deletion), 3
complete AZFc microdeletion, and 5 patients with combinations of several AZF
microdeletions. Among these, 9 patients with microdeletion had a successful sperm
retrieval, compared with 33 successful sperm retrieval in normal patient group.
Statistical analysis showed there was no significant relations of Y chromosome
microdeletion status with surgical SR success (p=0.203).
Conclusion: In surgical SR, there was no significant difference in sperm retrieval status
between patients with Y chromosome microdeletion and those with no microdeletion.
Nevertheless, our study was a novel study with small number of study population
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titta Novianti
"Abstrak
Ruang Ingkup dan cara penelitian Kasus infertuhtas pada pasangan infertil 50% penyebabnya adalah pua Penyebab infertilitas pada pria sekatar 30 40 % belum dıketahun penyebabnya Faktor genetik berupa mikrodeles, kromosom Y merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pera Hilangnya beberapa gen pada Azoosperma Factor (AZF) kromosom Y diduga berkaitan erat dengan gangguan pada proses spermatogenesis Hampir 80% kasus mikrodelest pada pria infertil terjadi pada region AZFc terutama pada gen DAZ Frekuensi pra oligozoospermia berat yang mengalami mikrodelesi pada region um berkisar 7 10% Penelitian mikrodelesı kromosom Yuu penting untuk menganalısıs kandidat gen yang bertanggung jawab pada proses spermatogenesis serta membantu analısıs klinis secara genetik terutama bagi peserta program teknik reproduksi berbantuan Pada penelitian ini dilakukan PCR hasd isolası DNA menggunakan 6 uji STS (sequence tagged site) pada 70 pria oligozoospermia berat di Indonesia, 10 pra normal (sebagai kontrol positif) dan 8 orang wanita (sebaga kontrol negatif) Elektroforesas hasıl PCR pada gel agarose 2% dalam larutan dapar TAE IX d gunakan untuk meliha ada tidaknya pita spesifik Un STS (STS) 3Y 14 BY 254 SY 255 BY 157 SY 159 dan y DAZ 3). Deles: pada uu STS ditunjukan dengan udek adanya pita spestik DNA Kontrol positif ke 6 ua STS disekuensing untuk melihat ketepatan fokus urutan basa DNA yang diamplifikasi"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Andi Wijaya
"Sebanyak 15% persen pasangan mengalami kemandulan. Sebanyak 30% di antaranya disebabkan oleh faktor pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerapan mikrodelesi kromosom Y dan mengetahui mikrodelesi kandidat gen mana pada kromosom Y yang paling sering dijumpai pada pria penderita oligozoospermia di Jakarta 2007 ? 2008. Penelitian ini menggunakan desain penelitian bentuk deskriptif molekuler cross sectional. Besarnya sampel pria infertil dengan kriteria oligozoospermia berat yang akan diteliti sebanyak 50 orang. Dari penelitian ini didapatkan gen yang paling sering mengalami mikrodelesi pada pria penderita oligozoospermia di Jakarta 2007 ? 2008 adalah gen pada regio sY254 dan sY255 kromosom Y.

As many as15% couples have an infertility problem. 30% problems among them are caused by male factor. This research is objected to measure the Y chromosome microdeletion frequency and to know the gen candidate of Y chromosome with the highest frequency among oligozoospermia patient in Jakarta from 2007 until 2008. This research uses cross sectional molecular descriptive design. From this research, we can conclude that the genes with the highest microdeletion frequency in oligozoospermia patient in Jakarta from 2007 until 2008 are genes in sY254 and sY255 region of Y chromosome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library