Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neng Ary Tantranesia
"ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran Georgy Zhukov dalam Pertempuran Stalingrad dan strategi perang yang digunakan oleh Zhukov selama pertempuran tersebut. Georgy Zhukov adalah perwira militer Uni Soviet yang banyak memimpin operasi militer Uni Soviet dan membawa Uni Soviet menuju kemenangan melawan Jerman pada Pertempuran Stalingrad. Strategi perang apa yang digunakan oleh Zhukov menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Strategi perang ini dianalisis dengan menggunakan lima dasar teori perang yang dituliskan oleh Randall Bowdish. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Zhukov menggunakan strategi penghancuran untuk melawan pasukan Jerman, hal ini dibuktikan dengan pemusnahan pasukan Jerman yang bertujuan untuk mengurangi personil Jerman di Stalingrad serta dislokasi yang dilakukan oleh pasukan Uni Soviet untuk memukul mundur pasukan Jerman. Peran Zhukov dalam Pertempuran Stalingrad sebagai pemimpin operasi-operasi militer dapat dipastikan sangat penting. Zhukov menjadi orang kepercayaan Stalin dalam mengambil keputusan perang.

ABSTRACT
This research is aiming to analyze Georgy Zhukov rsquo s role in the Battle of Stalingrad and the strategic war used by Zhukov during the battle. Georgy Zhukov is a military officer which leads many Soviets rsquo military operations and brought Soviet to victory against Germany in the Battle of Stalingrad. Which military strategy that Zhukov used and what Zhukov role during the Battle of Stalingrad become the main question of this research. The war strategy which Zhukov used was analyzed by five basic war strategies written by Randall Bowdish. Based on the analysis can be concluded that Zhukov used the strategy of annihilation to against the German army, this proved by the annihilation of German army that aim to diminish the number of German army in Stalingrad and dislocation that did by Soviet army to repulsed the German army. Georgy Zhukov rsquo s role in the Battle of Stalingrad as commander of many military operations can be ensured really important. Zhukov becomes Stalin rsquo s right hand in order to make decisions during war."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Taufik Ramadhan Hasibuan
"Penelitian ini menganalisis bagaimana Rusia memanfaatkan Chechnnya yang merupakan bagian dari Federalismenya sebagai alat dari strategi geopolitik Rusia pada operasi militer ke Ukraina. Pada konflik di Ukraina yang secara geografis tidak jauh dari Chechnya, Rusia menggunakan militer Chechnya sebagai kekuatan tambahan dan psywar pada Operasi Militer ke Ukraina. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kepustakaan dan deskriptif analitis dengan teori pendukung dari Nicholas J. Spykman mengenai geopolitik. Hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa Rusia memanfaatkan Chechnya sebagai sebuah alat geopolitik dari kekuatan militer dan etnisitasnya guna mengamankan letak secara geografis pada operasi militer ke Ukraina di tahun 2022.

This research analyzes how Russia utilizes Chechnya which is part of its Federalism as a tool of Russia's geopolitical strategy in military operations to Ukraine. In the conflict in Ukraine which is geographically not far from Chechnya, Russia uses the Chechen military as an additional force and psywar in Military Operations to Ukraine. This study uses the research method of literature study and analytical descriptive with supporting theory from Nicholas J. Spykman regarding geopolitics. The hypothesis of this research shows that Russia is using Chechnya as a geopolitical tool from its military strength and ethnicity to secure its geographical position in a military operation against Ukraine in 2022."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muridan Satrio Widjojo
"Di bawah tekanan kondisi obyektif keberadaan PT Freeport Indonesia, program pembangunan pemerintah, dan juga operasi militer TM di wilayah Amungme sejak 1967 dan 1970-an, Amungme berjuang untuk mempertahankan keberadaan dan memperoleh pengakuan dari internal Amungme maupun dari pihak luar. Sebelum Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) berdiri pada 1994 perjuangan Amungme bersifat spontan individual. Kalau pun dalam kelompok sifatnya tidak terorganisasi. Strategi-strategi yang diterapkan secara dominan didasarkan pada habitus tradisional Amungme dan hasilnya justru lebih banyak merugikan Amungme.
Sejak akhir 1980-an lapisan terdidik Amungme yang berdomisili di Timika dan Jayapura berinisiatif membuat lembaga adat, yaitu LEMASA yang berdiri pada 1994. Dalam perjuangannya memperoleh modal simbolis yakni pengakuan dan legitimasi baik secara internal maupun eksternal, Amungme memperbaharui dan memanfaatkan "adat" untuk membangun lembaga berbasis suku bangsa yang terbukti mampu mempersatukan dan memperjuangkan kepentingan Amungme. Solidaritas Amungme dapat dibangun kembali dan konflik berplatform separatis digeser menjadi masalah hak asasi manusia dan lingkungan hidup. Dalam hubungannya dengan pihak luar Amungme membuka diri dan bekerjasama dengan pihak luar. Kemampuan Amungme untuk selalu mengembangkan strategi barunya diuntungkan oleh sejumlah unsur di dalam habitus habitus tradisional Amungme yang menempatkan pengetahuan dan kearifan sebagai nilai tertinggi serta terbuka pada kerjasama dengan pihak lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library