Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Rakhmawan
Abstrak :
Tantangan utama dalam proses pendistribusian gas di wilayah Indonesia Timur adalah kondisi geografis daerahnya dimana terdiri dari berbagai pulau yang tersebar, variasi jumlah kebutuhan gas dan ketersediaan infrastruktur perpipaan yang kurang memadai. Transportasi gas bumi dalam bentuk rantai suplai Mini LNG sampai ke titik pembangkit listrik adalah salah satu opsi yang potensial untuk menggantikan minyak diesel sebagai bahan bakar. Optimisasi logistik digunakan untuk mendapatkan skenario transportasi LNG yang terbaik dengan biaya suplai terendah. Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan optimisasi logistik disimpulkan bahwa pembagian 4 zona distribusi di Indonesia Timur adalah yang paling optimal dengan menggunakan metode transportasi Milk and Run. Kapasitas kapal pengangkut LNG untuk daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan masing-masing adalah 1 buah kapal berkapasitas 30.000 m3. Daerah Maluku memiliki 1 buah kapal berkapasitas 19.000 m3 dan untuk daerah Papua adalah 3 buah kapal masing-masing berkapasitas 30.000 m3, 10.000 m3 dan 2.500 m3. Jumlah dan kapasitas Tangki Regasifikasi untuk daerah Sulawesi Tengah adalah 4 buah tangki berkapasitas 7.000 m3, 5.000 m3, 4.000 m3 dan 4.500 m3. Daerah Sulawesi Selatan terdiri dari 2 buah tangki 4.000 m3, 2 buah tangki 3.000 m3, dan 2 buah tangki 5.000 m3. Daerah Maluku terdiri dari 2 buah tangki 2.300 m3, 8 buah tangki 1.200 m3 dan 4 buah tangki 600 m3. Untuk Daerah Papua memiliki 4 buah tangki 7.500 m3, 1 buah tangki 2.500 m3, 9 buah tangki 1.200 m3 dan 1 buah tangki 600 m3. Biaya suplai tertinggi untuk 4 wilayah tersebut sebesar 13,48 USD/MMBTU (Maluku) yang mana masih dibawah harga suplai minyak diesel sebesar 15.6 USD/MMBTU. ......The main challenge in the process of gas distribution in Eastern Indonesia is the geographical conditions of the region which consists of scattered islands, a variety of natural gas demand and the lack of the existing piping infrastructure. Gas transportation in the form of supply chain with small scale LNG delivered to the Power Plant is a potential option replacing diesel oil as a fuel. Logistics optimization is used to find the best scenario of LNG transportation with the lowest supply cost. Based on analysis and the results of the logistic optimization calculations concluded that 4 distribution zones in the Eastern Indonesia are the most optimal distribution area by using of Milk and Run?s transportation methods. The Small LNG carrier capacity for Sulawesi Tengah and Sulawesi Selatan region each are 1 unit of 30.000 m3. Maluku region has 1 unit of 19.000 m3 and Papua region has 3 vessels which has a capacity of 30.000 m3, 10.000 m3 and 2.500 m3 respectively. The number and capacity of LNG Storage Tank in the Regasification Terminal for Sulawesi Tengah are 4 Tanks which has a capacity of 7.000 m3, 5.000 m3, 4.000 m3 and 4.500 m3 respectively. Sulawesi Selatan region consists of 2 units of 4.000 m3, 2 units of 3.000 m3, and 2 units of 5.000 m3. The Maluku region consists of 2 units of 2.300 m3, 8 units of 1.200 m3 and 4 units of 600 m3. And for Papua region has 4 units of 7.500 m3, 1 unit of 2.500 m3, 9 units of 1.200 m3 and 1 unit of 600 m3. The highest Supply Cost of each region is 13,48 USD/MMBTU (Maluku) which is still lower than supply cost of diesel oil about 15.6 USD/MMBTU.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretta Mia Dewayani
Abstrak :
ABSTRAK
Pada kilang LNG yang melakukan penjualan secara Delivery Ex Ship (DES), pemilihan jumlah dan ukuran kapal yang sesuai dengan kapasitas produksinya merupakan hal yang paling krusial dalam penentuan keekonomian kilang. Dengan digiatkannya pembangunan kilang LNG berskala kecil oleh Pemerintah, kilang LNG Sengkang menjadi pioner dalam pengembangan kilang mini LNG di Indonesia. Dalam perencanaannya, kilang mini LNG Sengkang ditargetkan menjual 0.5 MTPA ke terminal penerima terapung PLN Benoa selama lima tahun pertama dan penambahan penjualan 1.5 MTPA ke terminal regasifikasi Filipina pada tahun keenam sampai keduapuluh. Tesis ini menyajikan sebuah konsep analisis pemilihan kapal LNG melalui optimisasi menggunakan metode simulasi ADP Running Plan dengan memanfaatkan Microsoft Excel sebagai piranti lunaknya. Pemilihan kapal LNG ditentukan melalui biaya pelayaran yang paling minimal. Dari hasil simulasi ADP Running Plan, skenario 1 kapal LNG ukuran 22,500 m3 dan 1 kapal LNG ukuran 90,000 m3 menghasilkan biaya pelayaran yang paling rendah yaitu 0.508 USD/mmbtu. Tahap selanjutnya dalam menentukan opsi yang terbaik antara beli kapal LNG atau sewa, didapatkan bahwa opsi sewa merupakan opsi terbaik dengan IRR 14.51%. Sedangkan dalam memvariasikan harga LNG yang sesuai dengan Permen ESDM no 45 tahun 2017, didapatkan harga minimum ICP USD 48 pada slope 11.5% yang menghasilkan IRR sebesar 12%.
ABSTRACT
The election of number and vessel size in accordance with production capacity leads to the most crucial matter on the LNG plant economic that conduct the LNG selling through Delivery Ex Ship (DES). Government of Indonesia started to focus the development of mini LNG Plant which Sengkang LNG Plant become the pioneer of such development. In relation to its planning, Sengkang LNG plant will sell 0.5 MTPA to floating receiving terminal at PLN Benoa in the first five years and additional 1.5 MTPA selling to regasification terminal in Philippine starting on the year six until twentieth. This thesis is presenting a concept of analysis LNG vessel election through optimization using ADP Running Plan simulation method and utilize Microsoft Excel software. The election of LNG vessel is determined through the most minimum voyage cost. From the result of ADP running plan simulation, scenario with 1 LNG vessel 22,500 m3 and 1 LNG vessel 90,000 m3 has the lowest voyage cost of 0.508 USD/mmbtu. After the number and size of LNG vessel is determined, further step will determine the best option between buy the LNG vessel or rent, the option of vessel rent is consider as the best option with IRR 14.51%. Next, with the variation of LNG price in accordance with ESDM Minister Regulation No 45 year 2017, minimum ICP price for USD 48 with 11.5% slope is resulting IRR for 12%.
2019
T52618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Ericson
Abstrak :
ABSTRAK
Rasio elektrifikasi merupakan salah satu indikator tingkat kemajuan suatu negara. Saat ini persentase rasio elektrifikasi Indonesia masih 92 persen, dimana sebagian besar wilayah Indonesia Timur masih menjadi daerah yang memiliki rasio elektrifikasi di bawah 80 persen termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 59,2 persen dan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 78,45 persen. Dengan segala potensi yang dimiliki wilayahnya maka tingkat penjualan tenaga listrik menjadi tinggi dan diperkirakan akan terjadi kekurangan daya di masa mendatang. Untuk menanggulangi kondisi tersebut, berdasarkan RUPTL PLN tahun 2017 ndash; 2026 direncanakan untuk mengembangkan 7 tujuh pembangkit listrik berbahan bakar gas PLTMG dan MPP yang tersebar di wilayah Nusa Tenggara dengan memanfaatkan LNG/ Mini LNG dengan total kapasitas sebesar 260 MW dan diharapkan dapat terealisasi pada tahun 2020. LNG akan didistribusikan dengan menggunakan kapal pengangkut LNG menuju terminal penerima yang melayani pembangkit listrik di wilayah Nusa Tenggara. Pada penelitian ini dilakukan perancangan distribusi LNG dari Kilang LNG dengan kapal pengangkut LNG menuju terminal penerima yang melayani pembangkit listrik di wilayah Nusa Tenggara. Untuk itu, optimasi penting dilakukan untuk mendapatkan biaya distribusi LNG yang minimum. Metode penelitian menggunakan model optimasi perangkat lunak solver Microsoft Excel dengan fungsi tujuan meminimalkan biaya transportasi. Hasil optimasi berdasarkan lima skenario transportasi dari Kilang Bontang dan Tangguh dalam periode satu tahun didapatkan bahwa model transportasi LNG yang menghasilkan biaya transportasi minimum adalah menggunakan skenario Milk Run dengan jumlah kapal yang digunakan adalah satu buah kapal pengangkut LNG kapasitas 19.500 m3 dan rata-rata biaya transportasi diperoleh sebesar 1,53 USD/MMBTU.ABSTRACT
Electrification ratio is one indicator of the progress level of a country. Currently, the percentage of electrification ratio in Indonesia is still 92 percent, whereas most of Eastern Indonesia is still a region with electrification ratio below 80 percent including East Nusa Tenggara Province of 59.2 percent and West Nusa Tenggara Province of 78.45 percent. With all the potential of its territory, the level of electricity sales to be high and is expected to occur shortage of power in the future. To overcome this condition, based on RUPTL PLN in 2017 2026 it is planned to develop 7 seven gas fired power plants PLTMG and MPP scattered in Nusa Tenggara region by utilizing LNG Mini LNG with total capacity of 260 MW and expected to be realized in 2020. LNG will be distributed by LNG carrier ship to the receiving terminal serving the power plant in the Nusa Tenggara region. In this research, the design of LNG distribution network from LNG Plant with LNG carrier to the receiving terminal serving the power plant in Nusa Tenggara region. The research method uses the optimization model of Microsoft Excel solver software with objective function to minimize transportation cost. The optimization result based on five transportation scenarios from Bontang and Tangguh Refinery in one year period found that LNG transportation model that produces minimum transportation cost is using Milk Run scenario with the number of vessels used is one LNG carrier vessel capacity 19,500 m3 and average transportation cost is obtained at 1.53 US MMBTU.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roja Sonaji
Abstrak :
Mini LNG plant adalah kilang LNG berskala kecil yang cocok diterapkan di Indonesia karena geografis serta kebutuhan pasar akan gas yang masih tidak terlalu tinggi. Mengingat mini LNG plant yang memiliki peran penting sebagai pendukung suksesnya program diversifikasi bahan bakar yang dicanangkan pemerintah, diperlukan manajemen risiko pada proyek mini LNG plant agar risiko-risko yang ada dapat ditangani sehingga tidak menghambat proyek. Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang mungkin terjadi pada proyek mini LNG plant secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui dampak dari risiko menggunakan metode Project Risk Management. Hasil dari penelitian ini adalah risiko yang terangkum dalam Risk Register, nilai Value-at-Risk (VaR), serta perencanaan respon risiko dengan kategori tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dalam mengelola dan menangani risiko khususnya untuk fasilitas LNG ke depannya. ......Mini LNG is a small-scale LNG plant, which is considered suitable to be applied in Indonesia due to Indonesia?s geographical as well as its growing market of gas. Because of its importance to support the success of fuel diversification launched by the government, it?s necessary to implement the risk management on the project in order to manage the risks so that the effects can be reduced. This research focused on identifying and analyzing the possible risks that might be occurred in the mini LNG plant with qualitative and quantitative analysis using Project Risk Management. The result of this research is a risk database in a Risk Register, the Value-at-Risk (VaR), and the risk response planning for the high risk. This research is expected to be a reference in managing and mitigating risks in the future, especially for LNG facilities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Agus Farhan
Abstrak :
Pertumbuhan associated gas flaring sebagai efek samping dari perkembangan fasilitas produksi minyak dan gas bumi menimbulkan pemasalahan perubahan iklim global akibat emisi CO2. Pengurangan associated gas flaring harus dilakukan dengan cara memanfaatkanya karena masih memiliki value dengan penerapan teknologi yang tepat. Thesis ini menyajikan analisis tekno-ekonomi pemanfaatan skala kecil terkait pembakaran gas terakumulasi dari platform stasiun terapung. Skema teknologi pemanfaatan yang diusulkan adalah pembangkit listrik, mini LNG, mini GTL dan sumur injeksi ulang gas. Metode analisa teknis menggunakan proses simulasi dan cashflow untuk analisa keekonomiannya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skema pertama menghasilkan listrik 13 x 106 kWh/tahun dan skema kedua menyediakan 20 tpd produk LNG, dan skema ketiga menyediakan 80 bpd produk syncrude dan skema terakhir hanya terjadi peningkatan tekanan reservoir sekitar 3 bar. Hasil analisis ekonomi, pembangkit listrik membutuhkan CAPEX terendah dan memberikan IRR tertinggi yaitu 30,12% dengan NPV sebesar 4,2 juta USD. Skema pembangkit listrik ini menjadi teknologi yang paling optimal berdasarkan tekno-ekonomi untuk pemanfaatan pembakaran gas terkait skala kecil di platform stasiun terapung. ......The accretion of associated gas flaring as a side effect oil and gas production facilities growth raise climate changes issue in global due to CO2 emissions. Reduction of associated gas flaring should be done because associated gas still have a value by applying the right technology. This paper presents techno-economics analysis of utilization small-scale associated gas flaring of flow station platform. The proposed technology utilization scheme is a power plant, mini LNG, mini GTL and gas re-injection wells. Technical analysis method uses the simulation process and cashflow for economic analysis. The simulation results show that 1st scheme generates 13 x 106 kWh/year of electricity and 2nd rd scheme provides 80 bpd of syncrude products and the last scheme only generate reservoir pressure enhancement around 3 bar Economic analysis result, Power generation requires lowest CAPEX and provides highest IRR 30.12% with NPV 4.2 million USD. Power generation scheme become the most optimum technology based on techno-economic analysis for the small-scale associated gas flaring utilization in flow station platform.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library