Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neysa Calista
"Tujuan: Mendapatkan data nilai insiden postoperative cognitive disorders (POCD) pascaCABG dan menilai perbandingan penurunan fungsi kognitif pasca-CABG dengan mini mental state examination (MMSE) dan Montreal cognitive assessment versi Indonesian (MoCA-Ina). Tujuan tambahan penelitian ini untuk membandingkan lama waktu pemeriksaan MMSE dan MoCA-Ina, mengetahui korelasi antara MMSE dan MoCA-Ina, dan mengetahui hubungan antara karakteristik subjek dengan POCD pasca-CABG.
Metode: Desain pre dan post-test pada sebelum CABG, tiga hari pasca-CABG, dan satu bulan pasca-CABG. Penelitian dilakukan pada 40 subjek yang didapat secara konsekutif, berusia ≥ 40 tahun dan memenuhi kriteria penelitian. Penilaian fungsi kognitif dengan formulir MMSE dan MoCA-Ina. Data demografis dan klinis pasien dikumpulkan dan dicatat.
Hasil: Seluruh subjek mengalami penurunan rerata score MMSE dan MoCA-Ina pada sebelum CABG dibandingkan tiga hari pasca-CABG. Terdapat 10 subjek (25%) dengan MMSE, dan 16 subjek (40%) dengan MoCA-Ina yang tergolong POCD pada 3 hari pascaCABG. Seluruh subjek mengalami peningkatan nilai MMSE dan MoCA-Ina pada satu bulan pasca-CABG dibandingkan tiga hari pasca-CABG. Sebanyak 7 subjek (17,5%) dengan MMSE dan 9 subjek (22,5%) dengan MoCA-Ina tergolong POCD pada 1 bulan pascaCABG. Lama waktu pemeriksaan MMSE lebih singkat hampir dua kali lipat dibandingkan MoCA-Ina (p<0,0001). Terdapat korelasi kuat antara MMSE dengan MoCA-Ina (r=0,79 p<0,0001). Untuk hubungan antara karakteristik subjek, didapatkan korelasi kuat antara lama waktu CPB dengan POCD (r=0,869 p=0,040), korelasi sedang antara usia dengan POCD (r=0,58 p=0,047) pada 3 hari pasca-CABG, korelasi lemah antara tingkat pendidikan (r=0,36 p=0,228) dan lama operasi (r=0,36 p=0,022) terhadap POCD, dan korelasi sangat lemah antara jenis kelamin (r=0,10 p=0,52) dan status pekerjaan (r=0,07 p=0,64) terhadap POCD.
Kesimpulan: Terdapat penurunan fungsi kognitif tiga hari pasca-CABG, yang mengalami perbaikan pada satu bulan pasca-CABG. MoCA-Ina dapat mendeteksi penurunan fungsi kognitif dengan proporsi yang lebih besar dibandingkan MMSE pada subjek pasca-CABG.

Objective: To determine the incidence of postoperative cognitive disorders (POCD) postCABG and assess the comparative decline after CABG using the Mini Mental State Examination (MMSE) and Montreal Cognitive assessment Indonesia version (MoCA-Ina). Secondary purpose are comparing the length of time between MMSE and MoCA-Ina, determining the correlation between MMSE and MoCA-Ina, and also determining the relationship between the characteristics of subjects with POCD post-CABG.
Methods: A pre and post-test on before CABG, 3 days after CABG, and one month afterCABG study. The study was conducted on 40 respondents who obtained consecutively, aged ≥40 years and met the study criteria. Assessment of cognitive functional form using MMSE and MoCA-Ina. Patint demographic and clinical data were collected and recorded.
Results: All subjects experienced decrease in score of MMSE and MoCA-Ina on before CABG than three days post-CABG. There were 10 subjects (25%) using MMSE and 16 subjects (40%) using MoCA-Ina to POCD. All subjects had an increase score both MMSE and MoCA-Ina in one month post-CABG compared to three days post-CABG. There were 7 subjects (17.5%) by MMSE and 9 subjects (22.5%) by MoCA-Ina classified as POCD. The length of time were shorter using MMSE for almost doubled compared to MoCA-Ina (p<0.0001). There was a strong correlation (r=0.76, p<0.0001) between the MMSE with MoCA-Ina. For the correlations between subject characteristics, there was a strong correlation between CPB time to POCD (r=0,869 p=0,040), moderate correlation between the age to POCD (r=0,58 p=0,047) at 3 days post-CABG, a weak correlation between education status (r=0,36 p=0,228) and operation time (r=0,36 p=0,022) to POCD, and very weak correlation between gender (r=0,10 p=0,52) and employment status (r=0,07 p=0,64) to POCD.
Conclusion : There is a decline in cognitive function between three days after CABG, which improves in one month after CABG. MoCA-Ina can detect cognitive dysfunction in a greater proportion compared to MMSE in post - CABG subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ervandy Rangganata
"Pendahuluan dan tujuan: Overactive bladder (OAB) terjadi pada sekitar 17-41% pada lansia di lingkungan tempat tinggal komunitas. Selama beberapa tahun, antimuskarinik telah divalidasi sebagai pilihan pertama untuk tata laksana OAB. Meskipun banyak data yang diperoleh dari uji klinis terkait penggunaan antimuskarinik. Penelitian terkait efek samping dari obat antimuskarinik terhadap fungsi kognitif pada lansia masih jarang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari terapi antimuskarinik terhadap fungsi kognitif pada pasien lanjut usia dengan OAB. Metode: Desain penelitian ini adalah tinjauan sistematis dan meta-analisis. Studi dikumpulkan menggunakan beberapa mesin pencari; diantaranya adalah PubMed, Science Direct, Cochrane, and EBSCOhost menggunakan kata kunci MeSH yang sudah ditentukan sebelumnya dengan operator Boolean. Pemilihan studi dilakukan oleh 3 pengulas. Seluruh studi yang memenuhi kriteria inklusi selanjutnya melalui proses review full-text. Untuk setiap artikel full-text yang terpilih, ekstraksi data dilakukan pada data: demografis pasien, tipe antimuskarinik yang digunakan, placebo, dosis, follow-up, dan skor total Mini Mental State Examination(MMSE). Hasil: Total sebanyak 8 studi yang terpilih dari 146 publikasi yang ada sebelumnya. Terdapat 8 jenis antimuskarinik yang dievaluasi dari studi-studi yang ada, yaitu: Oksibutinin, Darifenacin, Tolterodin, Trospium, Imidafenacin, Propiverin hidroklorida, Fesoterodin, dan Solifenacin. Oksibutinin menunjukkan efek yang paling besar pada penurunan skor MMSE [Perbedaan rerata: -2,90; 95% CI: -4,07, -1,73]. Darifenacin dan Tolterodin juga menunjukkan penurunan yang signifikan pada skor total MMSE, namun lebih inferior daripada Oksibutinin Kesimpulan: Penggunaan obat-obatan antimuskarinik hanya memiliki efek yang minimal terhadap fungsi kognitif dalam penanganan OAB pada pasien usia lanjut. Akan tetapi, Oksibutinin, Darifenacin, dan Tolterodin menunjukkan penurunan yang signifikan terhadap fungsi kognitif, ditunjukkan dari penurunan total skor MMSE.

Introduction: Overactive bladder (OAB) affects 17-41% older adults in community dwelled setting. For several years, antimuscarinics have been validated as the first-line medical treatment for OAB. Despite abundant data obtained from clinical trials provisions the use of antimuscarinics, investigation about the effect of this drug on cognitive function in elderly remains scarce. The objective of this study is to investigate the effect of antimuscarinics therapy on cognitive functions in OAB geriatric patients.
Methods: This study design is a systematic review and meta-analysis. Studies were collected using several search engines; those were PubMed, Science Direct, Cochrane, and EBSCOhost using predetermined MeSH keywords with Boolean operators. Selection of studies was done by three reviewers. Studies which fulfilled the inclusion and exclusion criteria underwent full-text review. For every selected full text, we extracted the following data if available: patients demographics, types of antimuscarinics used, placebo, dose, follow-up period, and Mini-Mental State Examination (MMSE) total score.
Results: A total of 8 studies from an initial 146 publications were selected. There were 8 antimuscarinic agents evaluated in the studies, including Oxybutynin, Darifenacin, Tolterodine, Trospium, Imidafenacin, Propiverine hydrochloride, Fesoterodine, and Solifenacin. Oxybutynin was shown to have largest effect towards the decline of MMSE score [Mean difference: -2.90; 95% CI: -4.07, -1.73]. Darifenacin and Tolterodine were also shown to be significant in the decline of total MMSE score, although still inferior to Oxybutynin.
Conclusion: The use of most antimuscarinics medication has little to no effect towards the cognitive function in the management of overactive bladder in elderly patients. However, Oxybutynin, Darifenacin, and Tolterodine was shown to have significant decrease in cognitive functions, as shown in the decline of total MMSE score.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jayanti Indah Layla
"ABSTRAK
Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Lansia dengan penurunan fungsi kognitif mengalami peningkatan metabolisme yang dapat menyebabkan malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan indeks massa tubuh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha wilayah DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 98 lansia yang dipilih melalui proportional dan simple random sampling. Fungsi kognitif dinilai dengan menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination, sedangkan status gizi dinilai dengan menggunakan indeks massa tubuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dan indeks massa tubuh (r= 0,550; p= 0,0001; α= 0,05). Pemberi pelayanan di panti perlu memiliki keterampilan khusus untuk meningkatkan status gizi pada lansia dengan penurunan kognitif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Naufalia Zulfa Ad Hania
"Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Kondisi ini disebabkan karena jumlah sel-sel pada otak berkurang sehinggga memengaruhi koordinasi otak. Penurunan koordinasi otak menyebabkan kestabilan tubuh menjadi terganggu. Kestabilan tubuh yang terganggu dapat menyebabkan lansia hilang keseimbangan dan berisiko jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi kogntif dengan risiko jatuh pada lansia di Panti. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah responden 77 yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Pengukuran fungsi kognitif menggunakan kuisioner Mini Mental State Examination MMSE dan risiko jatuh diukur menggunakan kuisiner Morse Fall Scale MFS. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dengan risiko jatuh p value =0,008. Saran dari penelitian ini yaitu pihak panti perlu mengoptimalkan peran perawat komunitas panti sebagai upaya preventif primer, sekunder dan tersier untuk mengatasi masalah penurunan fungsi kognitif dan risiko jatuh pada lansia.

The ageing process can lead to decreased cognitive function. This condition is caused by the reduction of cells in the brain affect the brain coordination. Decreasing coordination of the brain causes the stability of the body being hampered. Impaired body stability can cause the elderly to lose balance and increase the risk of falling. This study aims to determine the relationship of cognitive function with the risk of falling in the elderly orphans. The research design using cross sectional with 77 respondents selected through purposive sampling technique. Measurement of cognitive function using Mini Mental State Examination MMSE questionnaire and fall risk measured using Morse Fall Scale MFS questionnaire. The results were analysed using chi square test and found that there was a significant correlation between cognitive function with fall risk p value 0,008. This research suggested that the institution needs to optimize the role of nursing community as primary, secondary and tertiary preventive efforts to overcome the problem of declining cognitive function and the risk of falling in the elderly. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Komala Sari
"Abstrak
erapi Stimulasi Kelompok (TSK) merupakan terapi kelompok yang terbukti efektif meningkatkan fungsi kognitif lanjut usia dengan demensia ringan-sedang. Penelitian ini bertujuan membuktikan efektifitas TSK dengan 14 sesiterhadappeningkatan fungsi kognitif di Kelurahan Binong, Tangerang, Indonesia. Sebanyak 43 orang mengikuti skrining demensia dengan Mental State Examination (MMSE) rentang. Jumlah responden yang mengukti pretes 24 orang. Attrition rate responden mencapai 79,1%. Hanya lima respondenmengikuti TSK hingga pos-tes.Kendati ada kenaikan skor MMSE 2,4 poin antara pre- dan pos-test, namun berdasarkan paired t test, tidak ada perbedaan signifikan antara skor MMSE pre- dan pos-tes secara keseluruhan (p=0,080; α=0,05)dan tidak ada perbedaanpre- dan pos-tes untuk tiap domain fungsi kognitif. Kecilnya jumlah sampel dapat memengaruhi hasil penelitian ini. Penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel lebih besar dibutuhkan guna memvalidasi temuan penelitian ini.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ervandy Rangganata
"Background: overactive bladder (OAB) affects 17-41% older adults in community dwelled setting. For several years, antimuscarinics have been validated as the first-line medical treatment for OAB. Despite abundant data obtained from clinical trials provisions the use of antimuscarinics, investigation about the effect of this drug on cognitive function in elderly remains scarce. The objective of this study is to investigate the effect of antimuscarinics therapy on cognitive functions in OAB geriatric patients. Methods: this study design is a systematic review and meta-analysis. Studies were collected using several search engines; those were PubMed, Science Direct, Cochrane, and EBSCOhost using predetermined MeSH keywords with Boolean operators. Selection of studies was done by three reviewers. Studies which fulfilled the inclusion and exclusion criteria underwent full-text review. For every selected full text, we extracted the following data if available: patients demographics, types of antimuscarinics used, placebo, dose, follow-up period, and Mini-Mental State Examination (MMSE) total score. Results: a total of 8 studies from an initial 146 publications were selected. There were 8 antimuscarinic agents evaluated in the studies, including Oxybutynin, Darifenacin, Tolterodine, Trospium, Imidafenacin, Propiverine hydrochloride, Fesoterodine, and Solifenacin. Oxybutynin was shown to have largest effect towards the decline of MMSE score [Mean difference: -2.90; 95% CI: -4.07, -1.73]. Darifenacin and Tolterodine were also shown to be significant in the decline of total MMSE score, although still inferior to Oxybutynin. Conclusion: the use of most antimuscarinics medication has little to no effect towards the cognitive function in the management of overactive bladder in elderly patients. However, Oxybutynin, Darifenacin, and Tolterodine was shown to have significant decrease in cognitive functions, as shown in the decline of total MMSE score."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2020
610 UI-IJIM 52:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library