Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indana Bintan Dzakiyyah
"Minuman ringan berpemanis adalah beberapa jenis minuman manis berkalori yang ketika dibeli sudah siap diminum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata konsumsi minuman ringan berpemanis pada siswa SMAN 48 Jakarta Timur berdasarkan jenis kelamin, keterpaparan media massa, aksesibilitas, ketersediaan, pengaruh keluarga, pengaruh teman, pengetahuan gizi, sikap, aktivitas fisik, kebiasaan membawa air mineral, dan uang jajan. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional ini dilakukan pada 168 sampel yang dipilih mengunakan metode quota sampling. Instrumen yang digunakan, yaitu kuesioner (self-administered) dan alat peraga botol berbagai ukuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi minuman ringan berpemanis secara umum, yaitu sebanyak 245,7 mL/hari. Rata-rata konsumsi minuman ringan berpemanis berdasarkan jenisnya secara berurutan dari yang terbanyak, yaitu minuman jenis teh/kopi (152,7 mL/hari), berperisa buah (77,1 mL/hari), berperisa tanpa kandungan sari buah (65,7 mL/hari), sport (56,9 mL/hari), karbonasi berkalori (42,2 mL/hari), dan energi (10,0 mL/hari).
Hasil analisis menggunakan uji t independen menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata konsumsi minuman ringan berpemanis berdasarkan jenis kelamin, keterpaparan media massa, ketersediaan minuman ringan berpemanis, pengaruh teman, dan sikap terhadap minuman ringan. Diperlukannya dukungan dari berbagai pihak berwenang terkait kebijakan penjualan minuman ringan berpemanis dan penyediaan air mineral di tempat umum, khususnya sekolah.

Sugar-sweetened beverages are certain types of calorie drinks which are ready to drink when it purchased. This research aims to get information about the differences of averages sugar-sweetened beverages consumption among students of SMAN 48 East Jakarta according to sex, mass media exposure, accessibility, availability, family influence, peer influence, nutritional knowledge, attitude, physical activity, the habit of bringing mineral water, and pocket money. This quantitative study (cross sectional) is conducted to 168 samples (quota sampling method). Self-administered Questionnaire and various sized bottles are used as the instruments of this research.
The result showed that the average of sugar-sweetened beverages consumption in general was 245,7 mL/day. The averages of sugar-sweetened beverages consumption based on its categories were tea/coffee (152,7 mL/day), fruit-flavoured drinks (77,1 mL/day), flavoured drinks (without fruit juice) (65,7 mL/day), sports drinks (56,9 mL/day), caloric carbonated drinks (42,2 mL/day), and energy drinks (10,0 mL/day).
Bivariate analysis (t-independent test) showed that there were a significant differences on the average of sugar-sweetened beverages consumption according to sex, mass media exposure, availability, peer influence, and attitude. Support from various authorities related to sugar-sweetened beverages sales policy and free mineral water supply in public places, especially school, are needed to reduce sugar-sweetened beverages consumption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunadi
"Perkembangan pasar yang membutulikan produk siap minum terus bertambah, seiring dinamika dan mobilitas masyarakat yang semakin kompleks. Kebutuhan itu sendiri dapat terbagi menjadi dua hal, yaitu physical needs (manfaat, kepraktisan, dan kualitas) dan emotional needs (gengsi, lfesIyle, dan tren). Tetapi peningkatan biayabiaya primer/fixed (BBM, telpon, listrik, elpiji, sekolah, dsb) dapat mengakibatkan daya beli/demand melemah dan terjadinya perubahan pola konsumsi pasar (down sizing, brand/product switching). Persaingan yang semakin ketat dan semakin banyak dari minuman berkarbonasi seperti Coca-Cola dan Fanta, bisa menggerogoti pangsa pasar Teh Botol SOSRO dalam industri air minum dalam kemasan. Menyadari hal mi, SOSRO meluncurkan produk teh berkarbonat TEBS yang dikemas dalam botol berkapasitas 230 ml pada akhir tahun 2004. Produk mi merupakan varian kelima Teh SOSRO, setelah Teh flotol SOSRO, Teh Kotak SOSRO, Tea Frutty dan FruIt tea. Produk minuman bersodaJberkarbonasi dari pam kompetitor dari luar negeri seperti coca-cola, fanta, sprite, dan pepsi telah memiliki posisi tersendiri dalam pangsa pasar. Kemudian dipenuhi oleh produk dari dalam negeri seperti green sands dan bintang zero juga telah mempunyai posisi yang khusus dalam peta persaingan produk minuman bersoda/berkarbonasi. Suatu brand yang dikelola dengan baik diharapkan memiliki brand equity yang tinggi sehingga meningkatkan portofolio brand equity PT Sinar SOSRO secara keseluruhan. Atas dasar hal tersebut, penelitian mi akan menganalisis brand equity TEBS. Analisis dilalcukan terhadap faktor-faktor yang mempengariThi ekuitas suatu brand TEBS yaitu brand loyalty, brand awareness, perceived quality, brand associations, dan other proprietary assets. Penelitian mi menekankan pada konsep brand equity yang dikemukakan oleh David A. Aaker (1998) dalam bukunya "Managing Brand Equity, Capitalizing on the Value of a Brand Name" yang membagi brand equity menjadi lima variabel yaitu: BrandAwareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty, dan Other Proprietary Brand Assets. Metode pengambilan sampel menggunakan metode convenience sample karena memudahkan untuk mendapatkan data responden yang sesuai. Data didapat dan penyebaran kuesioner kepada konsumen TEBS dengan jumlah kuisioner yang dapat diolah Iebih lanjut sebanyak 120 buah. Uji realibilitas dan validitas kuesioner (khususnya pertanyaan yang berkaitan dengan vaniabel brand association dan brand awareness) di uji coba dengan croanbach alfa dan analisis faktor dengan bantuan software SPSS. Karakteristik demografi responden akan diikhtisarkan dalam bentuk distnibusi frekuensi, akan disajikan dalam bentuk pie chart. Untuk elemen brand awareness, dilihat persentase jawaban, sehingga dapat diketahui berapa persen dan responden yang aware/unaware, menempatkan TEBS sebagai top of mind, unaidedJrecall dan brand recognition TEBS didalam kategori produk minuman ringan bersoda. Untuk elemen brand association, dilakukan dengan memprosentasi asosiasi ya dan tidak. Untuk e1ernenperceivedqualiIy, pemyataan yang diperoleh pada saat reset eksplorasi ditanyakan kepada responden untuk diketahui sejauh mana kepentingan (importance) pemyataan tentang kualitas tersebut dan sejauh mana kualitas (performance) dari TEBS. Kemudian dilakukan uji analisis faktor dan selanjutnya dilanjutkan uji ANOVA. Untuk elemen brand loyally, dilakukan pengukuran rentang skala dengan mengelompokkan berapa persen responden yang tergolong brand switcher, habitual buyer, satisfied, liking the brand, serta berupa yang commited buyer dalam mengkonsumsi TEBS, sehingga dapat dirangkum tentang berapa jumlah responden dari masing-masing kategori, juga akan dilakukan uji ANOVA untuk mencari kemungkinan hubungan beberapa variabel secara deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa value dari ekuitas merek TEBS masih kecil. Hal mi disebebkan kontnibusi yang kurang kuat dan kurang merata pada semua elemen yang dianalisa berdasarkan pendapat dan pandangan dari customer dan target customer TEBS. Pasar minuman secara umum sudah sarat dengan produk yang sudah established khususnya produk minuman bersoda/berkarbonasi. Kompetitor seperti halnya coca-cola, fanta, sprite, pepsi yang merupakan produk internasional yang sudah cukup lama dikenal oleh konsumen minuman bersoda/berkarbonasi akan cukup sulit untuk digeser posisinya baik di dalam pangsa pasar maupun di dalam benak konsumen. Tingkatan awareness TEBS masih sangat rendah dan kurang menyasar pada target customer secara spesifik. Kebiasaan meminum teh masih mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi TEBS sehingga aspek rasa teh dalam kandungan TEBS menjadi pertimbangan bagi habitual buyer. Selain itu, faktor harga tidak terlalu dominan untuk menjadi alasan berpindah merck.

Market's growth which need ready-to-drink products are growing as well as complexity of dynamic and mobility people in Indonesia. Needs divided into two things, physical needs (benefit, practice, and quality) and emotional needs (lifestyle, and trend). However, increase of primary or fixed costs (gas, telephone, electricity, education, etc) cause weakening in power purchase and change market's consumption (downsizing, brand/product switching). This industry competition is getting harder and a lot of carbonated drinks like coca-cola and fanta gnaw Teh Botol SOSRO 's market share in packaged-drink products. SOSRO was concern about that and launched tea-carbonated called TEBS which bottled 230m1 capacity. TEBS is the fifth variant from Teh SOSRO after Teh Botol SOSRO, The Kotak SOSRO, Tea Frutty, and Fruit Tea. Competitor like coca-cola, fanta, sprite, and pepsi has had their own position in market share. The competitions also become more clutter by domestic products such as green sands and bintang zero. A well managed brand is expected to have high value of brand equty to increase PT Sinar SOSRO brand equity's poro'bliol totally. Based on that, this research is conducted to analyze which factors influence TEBS' brand equity. This research focuses on brand equity's concept by David A. Aaker (1998) in his book "Managing Brand Equity, Capitalizing on the value of a Brand Name" which divided brand equity into five variable, that are: Brand awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty, and Other Proprietary Band Assets Convenience sampling method is used as sampling method to ease to get proper data. Questioners were collectedfrom TEBS' consumer but only 120 questioners able to process. Cronbach alfa and factor analysis are used in reliability and validity test. Characteristic of respondent's demography is provided in frequency distribution and pie chart form. Element of brand awareness measured by percentage of aware or unaware respondent, top of mind, unaided or recall and brand recognition-of TEBS as carbonated-drink product. Element of brand association measured by percentage the respondent's answer about TEBS-associations. Statement from element- of-perceived- quality was obtained in exploration research to find importance and performance of TEBS' perceived quality attribute. Then, the factor analysis was conducted followed by ANOVA- test: Brand loyalty is measured by -counting the percentage of-brand switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, and committed buyer. The result of this research shows that the value of TEBS' brand equity is still low. This is, caused by the- weaker contribution- in- all- elements' that, analyze- based ontarget costumer and customers' opinion and perspective. TEBS' awareness level is still low and does not reach the right target yet. Cugtomer - habitfor- drinking-tea-is-still-affecting them-to-consume- TEES--so the-flavor aspect becomes main consideration for habitual buyer. On the other hand, price is not a dominant factor in brand switching."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23081
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Daud S
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pt Pustaka Obor Indonesia, 2022
394.12 BUD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Muhammad Wildan Shalli
"Bisfenol A merupakan senyawa kimia penyusun plastik polikarbonat dan epoksi resin yang banyak digunakan untuk wadah minuman kaleng. Namun senyawa ini mendapat banyak perhatian karena memiliki potensi yang dapat mengganggu sistem hormon manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang sensitif, selektif, dan valid untuk analisis BPA dalam sampel minuman kaleng berkarbonasi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi fase terbalik. Kolom yang digunakan yaitu C18 dengan panjang kolom 250 mm, diameter dalam 4,6 mm, dan ukuran partikel 5 m. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-air (60:40) dengan laju alir 0,8 mL/menit. Penyiapan sampel menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan etil asetat sebagai pelarut pengesktraksi. Kemudian dilakukan validasi yang mencakup liniearitas, selektivitas, akurasi, presisi, batas deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ), dan telah memenuhi syarat keberterimaan dengan nilai LOD 15,01 ng/mL dan LOQ 50,04 ng/mL. Aplikasi metode yang diterapkan pada enam sampel minuman kaleng berkarbonasi menunjukkan hasil positif mengandung BPA.

Bisphenol A (BPA) is a constituent chemical compound of polycarbonate plastics and epoxy resins that are used for canned beverage containers. However, this compound has got a lot of attention because it has the potential to disrupt the human hormonal system. This study aims to obtain a sensitive, selective, and valid method for the analysis of BPA in canned carbonated beverage samples using reversed phase High Performance Liquid Chromatography. The column used is C18 column with a length of 250 mm, an inner diameter of 4.6 mm, and the particle size 5 m The mobile phase used was methanol-water (60:40) with a flow rate of 0.8 mL/min. Preparation of the samples using liquid-liquid extraction methods with ethyl acetate as solvent for extraction. Then validated in terms of liniearity, selectivity, accuracy, precision, limit of detection (LOD), limit of quantitation (LOQ), and qualified acceptance with LOD 15.01 ng/mL and LOQ 50.04 ng/mL. Application method is applied to the six samples of canned carbonated beverage samples showing positive result containing BPA.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongky Aryo Pratomo
"Saat ini, banyak sekali produk-produk minuman baru yang masuk ke pasaran. Produk minuman tersebut terdiri dari berbagai jenis kategori produk. Selain produk baru, terdapat produk minuman yang memang sudah ada di pasaran sejak lama. Sprite adalah salah satu minuman ringan siap saji yang sudah lama ada di Indonsia Agar produk Sprite dapat tetap dikenal target market-nya maka Sprite harus melakukan kampanye periklanan. Dalam kampanye periklanan, Sprite memberikan infomasi tentang produknya, juga terdapat pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasarannya. Salah satu media periklanan adalah televisi.
Penelitian ini melihat efektifitas iklan televisi Sprite dari The Coca Cola Company pada Khalayak Sasarannya. Dalam melihat efektifitas iklan televisi Sprite, mengacu kepada Hierarchy of EJTect yang dikemukakan oleh Robert Lavidge dan Gary Steiner. Tujuan dari pendirian ini adalah ingin mengetahui efek kognitif dan afektif iklan televisi sprite pada khalayak sasarannya. Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei.
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswasiswi SMU Sumbangsih Jakarta Selatan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling. Berdasarkan jumlah populasi yang sebanyak 605 orang, diperoleh sebanyak 85 sampel yang akan dijadikan responden.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pada tahap kognitif terdapat 3 tahapan yang dapat disimpulkan. Pertama tahap kesadartahuan (awareness). Kesadartahuan responden pada iklan televisi Sprite dari The Coca Cola Company adalah tinggi. Semua responden pernah melihat iklan televisi Sprite. Kedua, pada tahap Pengetahuan Teknis (How to Knowledge). Pengetahuan teknis responden rendah. Rendahnya Pengetahuan Teknis ini disebabkan terlalu banyaknya versi iklan yang ditayangkan secara bersamaan Kemudian banyaknya pula informasi yang terdapat dalam iklan, serta durasi iklan yang sangat pendek (15).
Hasil Pengetahuan Prinsipil (Principle Knowledge) responden terhadap iklan televisi Sprite juga rendah. Rendahnya Pengetahuan Prinsipil (Principle Knowledge) disebabkan karena pada tahap Pengetahuan Teknis (How to Knowledge) responden juga rendah. Sehingga responden tidak dapat menerima dan memahami pesan iklan secara utuh. Pada tahap afektif hasil yang diperoleh meliputi 2 tahapan, yaitu Kesukaan (Liking) dan Preferensi (Preference).
Berdasarkan elemen-elemen dalam iklan televisi seperti model, setting ,unsur (Props), lagu, slogan dan warna, elemen lagu, warna, dan slogan relatif lebih disukai oleh responden daripada elemen-elemen lainnya. Preferensi Sprite dilakukan dengan cara membandingkan dengan kategori produk sejenis. Hasil Preferensi responden terhadap rasa, logo, dan keselunihan, Sprite tetap memiliki preferensi tertinggi daripada ketiga merek lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gina Vanessa Achmad
"S.mutans dikatakan sebagai salah satu penyebab utama karies. Bakteri ini dinyatakan sebagai bakteri pertama yang dapat melekat dan berkoloni pada permukaan gigi dan menyebabkan plak terbentuk secara terus menerus, dan terjadinya penurunan pH plak. Probiotik adalah suatu mikroorganisme hidup yang apabila dipergunakan dalam jumlah yang cukup, memberikan manfaat kesehatan bagi host. Berdasarkan berbagai penelitian, berbagai produk probiotik dapat mempengaruhi bakteri-bakteri penyebab karies gigi, terutama S.mutans. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni S.mutans dalam plak anak sebelum dan sesudah kumur minuman probiotik. Pengambilan sampel plak dilakukan terhadap 13 subyek dan dilakukan pertama kali yaitu sebelum memulai kumur minuman probiotik. Setelah itu subyek diinstruksikan untuk kumur minuman probiotik selama 7 hari dan pada saat hari ke 3 dan ke 7 kumur minuman probiotik sampel plak diambil kembali. Hasil penelitian memperlihatkan penurunan jumlah koloni S.mutans dari sebelum kumur minuman probiotik, kemudian pada hari ke 3 kumur, hingga setelah kumur minuman probiotik selama 7 hari. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa kumur minuman probiotik selama 3 dan 7 hari dapat menurunkan jumlah koloni S.mutans dalam plak gigi anak secara bermakna dibanding dengan sebelum kumur (p = 0,001).

S.mutans is said as one of the major etiology of caries. This bactery is said to be the first bactery that sticked and colonized on the tooth surface and caused the continuity of plaque formation, also the decrease of plaque?s pH. Probiotic is living microorganisms that, if used in adequate amount, will give health benefits to the host. Based on previous researches, various products of probiotic can influence caries etiology bacterias, especially S.mutans. The aim of this study is to know the differences of S.mutans colonization total amount before and after rinsing with probiotic drink. The plaque samples were first taken from 13 subjects before starting the probiotic oral rinse. After that subjects were instructed to rinse with probiotic drink for 7 days, and then in the 3rd and 7th days of rinsing, the plaque samples were taken again. The study showed that after 7 days rinsing with probiotic drink, the total amount of S.mutans colonization was found decreasing on the 3rd day and continued to the 7th day. Statistic count showed that rinsing with probiotic drinks for 3 and 7 days can make a significant difference on the amount of S.mutans colonization than before rinsing (p = 0,001)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31182
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S9180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>