Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Hakim
"Pada era Persaingan global saat ini, kualitas merupakan salah satu hal penting yang mendukung keberhasilan dari suatu produk agar dapat bersaing dipasar. Dengan menghasilkan produk yang memiliki kualitas baik, maka produk tersebut telah memenangkan satu faktor dalam persaingan untuk menarik konsumen membeli produk tersebut dibandingkan produk dari kompetitornya. Dengan adanya kemampuan perusahaan untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen yang membeli produknya, maka secara otomatis perusahaan akan mencapai keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu dikembangkan berbagai cara dan teknik untuk mengidentifikasi besarnya biaya kualitas (kerugian yang muncul akibat barang yang dihasilkan menyimpang dari standar) suatu perusahaan.
Apabila biaya kualitas yang muncul tersebut nampak dalam catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan, maka perusahaan akan lebih mudah melakukan pengendalian, tetapi apabila biaya kualitas tersebut sifatnya tersembunyi, maka akan lebih sulit untuk melakukan pengendalian dan estimasi. Berbagai teknik telah dikembangkan untuk memecahkan masalah Hidden Quality Cost ini. Salah satu metode yang populer adalah dengan menggunakan metode PAF. Dengan metode PAF ini akan membantu perusahaan dalam melakukan pengendalian dan estimasi khususnya terhadap biaya kualitas yang tersembunyi.

In the era of global competition today, the quality is one important thing that supports the success of a product to compete on the market. By producing products that have good quality, then the product has been a factor in winning the competition to attract consumers to buy these products compared to products from competitors. With the company's ability to give satisfaction to the consumers who buy its products, the company will automatically achieve maximum benefit. Therefore developed a variety of ways and techniques to identify high costs (the losses arising from goods produced deviated from the standard) of a company.
If the high costs that arise are seen in company accounting records in question, then the company will be easier to control, but if the cost of the quality of the hidden nature, it will be more difficult to control and estimation. Various techniques have been developed to solve this Hidden Cost Quality. One popular method is to use the PAF method. PAF method will help the company in the exercise restraint and in particular to estimate the hidden costs of quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wandra Setyo Nugroho
"Properti investasi merupakan satu hal yang berbeda dengan aset tetap. PSAK 13 (Revisi 2011) mengatur properti investasi dalam klasifikasi, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. Terdapat dua aspek yang memengaruhi pengklasifikasian Properti Investasi dan Aset Tetap, independensi arus kas dan signifikansi tambahan jasa. PT M berencana mengubah model pengukuran Properti Investasi dari model biaya ke model nilai wajar. Laporan magang ini berisi penerapan PSAK 13 (Revisi 2011) dalam pengklasifikasiannya dan dampak perubahan model perhitungan pada laporan keuangan PT M. Properti yang dimiliki PT M lebih tepat diklasifikasikan sebagai Aset Tetap karena terdapat syarat dalam PSAK 13 yang tidak terpenuhi. Sekalipun syarat tersebut dapat dipenuhi, PT M perlu mempertimbangkan dampak atas perubahan model pengukuran Properti Investasi.

Investment Property is different from Fixed Assets. PSAK 13 (Revised 2011) discusses Investment Property related to its classification, recognition, measurement, and disclosure. There are two aspects that differentiate the classification of Investment Property and Fixed Assets, cash flow independencies and ancillary service significances. In 2013, PT M plans to change their measurement model of investment property from cost model to fair value model. This report discusses the application of PSAK 13 (Revised 2011) in the classification and the effect of change in measurement model in PT M's financial statements. Properties owned by PT M are more accurately classified as fixed assets because one of the requirements under PSAK 13 is not met. Nevertheless, if the property can be classified as Investment Property, PT M still needs to consider the effect of change of measurement model to its financial statements."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S54704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manihuruk, Tunggul Natalius Hanandyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk memilih metode revaluasi dalam pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal pada perusahaan yang terdaftar di bursa saham Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina pada periode 2008-2013. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan menggunakan regresi logistik binomial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemilihan metode revaluasi berkaitan erat dengan ukuran, proporsi aset tetap terhadap total aset, tingkat utang dan likuiditas perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung memilih metode biaya, sedangkan perusahaan dengan tingkat proporsi aset tetap terhadap total aset, tingkat utang dan likuiditas yang lebih tinggi cenderung memilih menggunakan metode revaluasi. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa perusahaan yang berada pada negara dengan sistem hukum common law, yang terbukti memiliki perlindungan investor yang lebih tinggi daripada negara dengan sistem hukum civil law, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memilih metode revaluasi.

The objective of this research is to examine the factors that influence the listed companies in Indonesia, Malaysia, Singapore and Philippine in choosing the revaluation method as their basis of fixed asset measurement after initial recognition on 2008-2013. The testing in this research was conducted using binomial logistic regression.
The result shows that the selection of fixed asset revaluation method is closely related to companies’ size, fixed asset intensity, leverage and liquidity. Bigger companies tend to use cost method, while companies with higher fixed asset intensity, leverage and liquidity tend to use revaluation method. Furthermore, the result also shows that companies in countries with common law practice, that is proven to have better investor protection than the ones with civil law practice, are more likely to choose revaluation method.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayati Kusuma Silandi
"ABSTRAK
Laporan magang ini mendeskripsikan dan menganalisis kebijakan akuntansi yang diterapkan Grup XYZ atas akun properti investasi, serta prosedur audit yang dilakukan KAP AKS atas akun properti investasi Grup XYZ untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016. Berdasarkan hasil audit yang dilakukan KAP AKS, dapat disimpulkan bahwa akun properti investasi Grup XYZ telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan PSAK 13. Selain itu, prosedur audit yang dilakukan KAP AKS atas akun properti investasi telah sesuai dengan teori dan standar audit yang berlaku.

ABSTRACT
This internship report describes and analyzes accounting treatment on Investment Property of Grup XYZ, also audit procedures on Investment Property of Grup XYZ conducted by KAP AKS for the period ended 31 December 2016. Based on the result of audit that are performed by KAP AKS, Investment Property Grup XYZ has been presented fairly and in compliance with PSAK 13. Furthermore, the overall audit procedures performed by KAP AKS have complied with the theory and audit standards."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Setyo Nugroho
"Selama ini standar biaya premi asuransi di Indonesia menggunakan peraturan dari lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Surat Edaran OJK No. 6/SEOJK.05/2017 Tentang Penetapan Tarif Premi. Nilai premi asuransi kebakaran dikelompokkan berdasarkan fungsi dan ketinggian bangunan gedung berdasarkan kelas risiko. Pada prakteknya setiap perusahaan asuransi menterjemahkan dengan nilai yang bervariasi dimana nilainya berbeda dengan besaran hingga 4 x (empat kali) dibandingkan lembaga asuransi lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan fire safety management pada bangunan gedung, mengkaji hubungan antar variabel terhadap biaya premi asuransi kebakaran, dan mengembangkan model biaya premi asuransi kebakaran pada bangunan gedung tinggi.
Jenis data terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer didapat dengan bantuan instrumen kuesioner dan wawancara pakar. Data sekunder berasal dari data yang dimiliki oleh stakeholder gedung dan data hasil penelitian terdahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penentu biaya premi asuransi kebakaran pada bangunan gedung bertingkat tinggi fungsi hotel dan kantor dari yang terbesar pengaruhnya berturut-turut adalah penerapan Fire Safety Management (FSM), Work Breakdwon Structure (WBS), Stakeholder Gedung, Kebijakan Pemerintah, Okupansi Bangunan, dan Building Information Modelling (BIM). Peningkatan penjaminan keselamatan kebakaran pada bangunan gedung tinggi dilakukan dengan cara melakukan treatment dengan prioritas dimulai dari penerapan FSM.

So far, the standard cost of insurance premiums in Indonesia uses regulations from the Financial Services Authority (OJK), namely OJK Circular No. 6/SEOJK.05/2017 Regarding Premium Rate Determination. The value of fire insurance premiums is grouped based on the function and height of the building based on the risk class. In practice, each insurance company translates with varying values ​​where the value differs by up to 4 x (four times) compared to other insurance institutions.
The purpose of this study is to evaluate the application of fire safety management in buildings, examine the relationship among variables on the cost of fire insurance premiums, and develop a model for the cost of fire insurance premiums in high-rise buildings.
The type of data consists of primary and secondary data. Primary data was obtained with the help of questionnaires and expert interviews. Secondary data comes from data held by building stakeholders and data from previous research.
The results showed that the determinants of the cost of fire insurance premiums in high-rise buildings with hotel and office functions, from the greatest influence, respectively, were the application of Fire Safety Management (FSM), Work Breakdown Structure (WBS), Building Stakeholders, Government Policy, Building Occupancy, and Building Information Modeling (BIM). Increased fire safety assurance in high-rise buildings is carried out by conducting treatment with priority starting from the application of FSM.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library