Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azzahra Handhika Giantri Fajri
Abstrak :
Permasalahan yang menatarbelakangi penelitian ini yaitu kerap masih terjadinya peredaran narkotika di lapas. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan pemasyarakatan untuk meningkatkan kepribadian dan kemandirian warga binaan, membantu mereka menyadari kesalahan mereka, memperbaikinya, dan menghindari mengulangi kejahatan mereka, sehingga meningkatkan penerimaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan model pencegahan kejahatan yang baru terhadap peredaran narkotika di Lapas yang dihasilkan atas analisis model pencegahan kejahatan yang sudah ada di tingkat kelembagaan, politik, dan sosial. Model ini bertujuan untuk membuat Lapas bersih dan bebas dari narkotika dan meningkatkan efektivitas upaya di bawah Undang-Undang No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan. Penelitian ini menggunakan Teori Aktivitas Rutin dan Teori Pencegahan Kejahatan yang difokuskan pada pencegahan kejahatan situasional. Data yang dianalisis berjumlah 39 artikel jurnal dengan rentang waktu 2013-2023. Selain itu, teknik analisis yang digunakan menggunakan Teknik Systematic Literature Review, Evaluasi dan SWOT. Dari hasil analisis, diketahui bahwa peredaran narkotika di lapas masih terjadi dengan berbagai cara menyelundupkanya, seperti melalui pengunjung, menyogok petugas lapas dan banyak barang bukti yang ditemukan, seperti sabu, dan alat hisap dikarenakan warga binaan belum lepas dari ketergantungan obat, menghilangkan stress dan mengisi waktu luang. Dari hasil evaluasi menemukan, sebagian besar pencegahan peredaran narkotika yang dilakukan bersifat situasional, karena dilakukan dengan cara mengawasi akses fasilitas dan penguatan pengawasan secara formal. Peneliti mengusulkan model untuk memerangi peredaran narkotika di lapas, menggabungkan upaya yang sudah ada dengan skenario baru. Hal ini mencakup pembangunan lapas khusus, renovasi lapas berdasarkan teori CPTED, penggunaan teknologi mutakhir, kolaborasi dengan polisi, dan rehabilitasi. ......The problem behind this research is that narcotics trafficking often still occurs in prison. This is contrary to the purpose of corrections to improve the personality and independence of prisoners, help them realize their mistakes, correct them, and avoid repeating their crimes, thus increasing community acceptance. This research aims to propose a new crime prevention model against drug trafficking in prisons resulting from an analysis of existing crime prevention models at the institutional, political, and social levels. The model aims to make prisons clean and free from drugs and increase the effectiveness of efforts under Law No. 22 of 2022 on Corrections. This research utilizes Routine Activity Theory and Crime Prevention Theory focusing on situational crime prevention. The data analyzed amounted to 39 journal articles in 2013-2023. In addition, the analysis technique used Systematic Literature Review, Evaluation, and SWOT techniques. From the results of the analysis, it is known that narcotics trafficking in prisons still occurs in various ways, such as through visitors, bribing prison officers, and a lot of evidence found, such as methamphetamine, and suction equipment because prisoners have not been released from drug dependence, relieving stress and filling spare time. The evaluation found that most of the prevention of drug trafficking is situational because it is done by monitoring access to facilities and strengthening formal supervision. The researchers propose a model to combat drug trafficking in prisons, combining existing efforts with new scenarios. These include the construction of specialized prisons, prison renovation based on CPTED theory, the use of cutting-edge technology, collaboration with the police, and rehabilitation.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Batara Maya
Abstrak :
Tulisan ini menjelaskan tentang perlunya suatu model pencegahan yang berdaya guna dalam mencegah penyelundupan ganja di wilayah perbatasan darat IndonesiaPapua Nugini di Distrik Muara Tami, Jayapura Papua. Model yang diterapkan selama ini, yaitu model outward looking, yang menerapkan pemeriksaan, pengawasan dan keamanan lintas batas secara terpadu. Pada kenyataannya, penyalahgunaan ganja yang berasal dari Papua Nugini masih mengkhawatirkan di wilayah perbatasan. Dengan pendekatan wawancara tidak terstruktur dan metode Delphi diperoleh data akurat bahwa model yang dilakukan sekarang dalam pelaksanaannya masih belum terlihat professional dan terpadu antara petugas pelayanan lintas batas, petugas keamanan (Polisi) dan pertahanan (TNI), Ondoaffi (tokoh adat), tokoh agama dan masyarakat perbatasan di wilayah Indonesia-Papua Nugini. Selanjutnya, masih lemahnya keterpaduan antara Kementerian/Lembaga terkait program dan anggaran dalam rangka pencegahan penyelundupan ganja di wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura Provinsi Papua. Masih adanya orang-orang memilih melakukan penyelundupan ganja karena tidak merasa bersalah dan merupakan pekerjaan yang menguntungkan, jaringan sosial yang kuat, terdapatnya perilaku yang menetralkan dirinya bahwa membawa ganja bukan suatu kejahatan. Serta persoalan yang masih belum serius diantisipasi seperti persoalan geografis, demografis dan gangguan dari kelompok kejahatan bersenjata (OPM). Terkait persoalan tersebut, disertasi ini akan memberikan suatu langkah strategis, dengan beberapa rekomendasi kebijakan yang menguatkan model ini bisa memaksimalkan dan berdaya guna dari model sebelumnya. ......This paper describes the need for an effective prevention model in preventing marijuana smuggling in the land border area of ​​Indonesia-Papua New Guinea in Muara Tami District, Jayapura Papua. The model that has been applied so far is the outward looking model, which implements cross-border inspection, surveillance and security in an integrated manner. In fact, the misuse of marijuana originating in Papua New Guinea is still a concern in the border region. With an unstructured interview approach and the Delphi method, accurate data is obtained that the current model in its implementation still does not look professional and integrated between cross-border service officers, security (police) and defense (TNI) officers, Ondoaffi (traditional leaders), religious leaders and border communities in the Indonesia-Papua New Guinea region. Furthermore, there is still weak integration between Ministries/Agencies related to programs and budgets in the context of preventing marijuana smuggling in the Indonesia-Papua New Guinea border area in Muara Tami District, Jayapura City, Papua Province. There are still people who choose to smuggle marijuana because they don't feel guilty and it is a profitable job, strong social networks, there are behaviors that neutralize him that carrying marijuana is not a crime. As well as problems that have not been seriously anticipated, such as geographic, demographic and interference from armed crime groups (OPM). Regarding this issue, this dissertation will provide a strategic step, with several policy recommendations that strengthen this model to maximize and be effective from the previous model.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library