Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tirsa Duhita Laksmihadiati
"Pendahuluan: Model studi konvensional merupakan standar baku (gold standard) dalam diagnosis dan prosedur perawatan. Penggunaan model studi digital 3 dimensi dapat menjadi alternatif dari keterbatasan pada model studi konvensional, antara lain kebutuhan ruang penyimpanan secara fisik, serta memiliki sifat dapat rusak dan mengalami degradasi dalam waktu lama. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari rangkaian penelitian sebelumnya, yaitu menguji akurasi diagnosis lengkung gigi rahang atas arah transversal pada model studi digital 3 dimensi hasil pemindaian laser menggunakan piranti keras yang sama.
Material dan metode: Sampel sebanyak 26 model studi konvensional gigi rahang atas kasus gigi berjejal sedang-berat. Setiap model studi konvensional dipindai dengan piranti keras pemindai laser 3 dimensi hingga dihasilkan model studi digital 3 dimensi. Pengukuran lebar mesio-distal keempat gigi insisif rahang atas, jarak inter-premolar jarak inter-molar, indeks dan analisis Pont dilakukan pada kedua model studi. Pengukuran pada model studi konvensional dilakukan menggunakan kaliper digital (ketelitian 0,01 mm), dan pada model studi digital 3 dimensi dilakukan secara digital dengan piranti lunak pengukur. Dilakukan uji realibilitas (uji intra eksaminer) dengan plot Bland Altman dan uji t-berpasangan. Hasil pengukuran kedua model studi dibandingkan dengan uji t-tidak berpasangan dan dilakukan uji kesesuaian dengan plot Bland Altman. Akurasi pengukuran lengkung gigi rahang atas arah transversal pada model studi digital 3 dimensi hasil pemindaian laser diukur melalui uji diagnostik sensitivitas dan spesifitas.
Hasil: Hasil uji intra eksaminer analisis plot Bland Altman menunjukkan sebagian besar titik berada pada area garis rentang kesesuaian, dan uji t-berpasangan terdapat perbedaan bermakna antara pengukuran pertama dan kedua pada lebar mesio-distal gigi 12 dari model studi digital 3 dimensi (p=0,03). Hasil uji hipotesis dengan membandingkan hasil pengukuran kedua model studi dengan uji t-tidak berpasangan menunjukkan perbedaan tidak signifikan secara statistik, dengan nilai p untuk semua pengukuran antara 0,40-0,98. Analisis plot Bland Altman hasil pengukuran model studi digital 3 dimensi menunjukkan hasil kesesuaian yang cukup mendekati hasil pengukuran pada model studi konvensional, dengan nilai bias (mean difference) mendekati 0.00 dan p>0.05 pada semua data. Hasil nilai diagnostik menggunakan analisis Pont untuk melihat rahang yang mengalami konstriksi dan non-konstriksi dari uji sensitivitas dan spesifitas menunjukkan sensitivitas sebesar 100% (IK 15,8%-100%), dan spesifitas 95,8% (IK 78,9%-99,9%).
Kesimpulan: Piranti pemindai laser rakitan Departemen Ortodonti FKG UI dan STEI ITB akurat digunakan untuk pengukuran dan analisis lengkung gigi rahang atas arah transversal menggunakan analisis Pont pada model studi digital 3 dimensi kasus gigi berjejal sedang hingga berat.

Introduction: Conventional study model is gold standard in diagnostic and treatment procedure. The use of 3D digital study model can be alternative as a solution a number of problem issues from conventional study model, such as require rigorous archiving and massive physical storage space, breakage and degradation issues in the long term uses. This study purpose to test the accuracy of transverse measurement the upper arch on digital 3D study models produced by the same 3D laser scanning hardware which used in the last study.
Matherial and method: 26 conventional study models of the upper arch moderate-advanced crowding cases as sample. Each conventional study model was scanned by 3D laser scanning hardware to produced 3d digital study model. Mesio-distal upper incisors, inter-premolar and inter-molar width, Pont?s index and analysis was measured on both study models. Measurement were made with a digital calliper (nearest 0,01 mm) on conventional study model, and digital measurement by software on 3D digital study model. Reability test (intraexaminer) by Bland Altman plot and paired t-test. Then measurement result from both study models are compared using unpaired t-test and Bland Altman plot. Acuracy of transverse measurement the upper arch on digital 3 dimension study models from laser scanning performed by diagnostic test sensitivity and specificity.
Result: The intraexaminer test by Bland Altman showed most of point are in limit of agreement line, and paired t-test showed significant difference between the first and second mesio-distal upper left lateral incisor on 3D digital study model (p=0,03). Hypothesis test by comparing the measurement on both study model by unpaired t-test showed statistically no significant difference, with p value for all measurement around 0,40-0,98. Bland Altmant plot showed high compatibility between conventional study model and 3D digital study model, with mean difference closed to 0.00 and p>0.05 for all data. Diagnostic test on Pont's analysis to classify contriction and non-constriction the upper arch showed sensitivity 100% (CI 15,8%-100%) and specificity 95,8% (CI 78,9%-99,9%).
Conclusion: 3D digital study model produced by 3D laser scanning hardware made by Orthodontic Department FKG UI-STEI ITB accurate for transverse measurement and analysis (Pont?s) on upper arch moderate-advanced crowding cases.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Visita Persia
"Pendahuluan: Perkembangan digital di bidang ortodontik semakin berkembang. Penggunaan intraoral scanner merupakan babak penting dalam evolusi ini. Intraoral scanner merupakan sebuah perangkat yang diproduksi untuk menghasilkan cetakan digital langsung dalam kedokteran gigi. Penggunaan model studi konvesional yang selama ini menjadi baku emas dalam penegakan diagnosis mulai bergeser. Penelitian mengenai penggunaan intraoral scanner akhir-akhir ini banyak dilakukan terutama untuk melihat akurasi. Namun di Indonesia belum ada yang mengamati dari segi persepi pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan persepsi pasien terhadap pencetakan metode konvensional dengan pencetakan digital. Metode: Subjek penelitian sebanyak 46 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dicetak menggunakan teknik pencetakan konvensional (alginate) dan digital (3D intraoral scanner). Kemudian subjek penelitian diberikan kuesioner untuk menilai persepsi pasien menggunakan VAS (visual analogue scale). Hasil: Terdapat perbedaan signifikan secara statistik pada rasa nyaman, sensitifitas gigi atau gusi, kesan kesulitan bernapas, dan refleks tersedak selama prosedur teknik pencetakan dengan teknik konvensional maupun digital dengan nilai (p<0.05). Kesimpulan: Persepsi pasien terhadap rasa nyaman, sensitifitas gigi atau gusi, kesan kesulitan bernapas, dan refleks tersedak adalah bermakna secara statistik dimana teknik pencetakan digital lebih dipilih dibandingkan dengan teknik konvensional.

Introduction: Digital orthodontics are increasingly in this era. The use of intraoral scanners is an important chapter in this evolution. An intraoral scanner is a device manufactured to produce direct digital impressions in dentistry. The use of conventional study models, which have been the gold standard in making diagnosis, is starting to shift. Recently, much studies has been carried out regarding the use of intraoral scanners, especially to look at the accuracy. However, in Indonesia, no one has observed the differences of patient perception in conventional and digital impressions. Objective: This study aims to determine the differences of patient perception in conventional and digital impression. Methods: 46 subjects were obtained according to the inclusion criteria using conventional (alginate) and digital (3D intraoral scanner) impression techniques. Then the subjects were given a questionnaire to see the patient's perception and assessed using a VAS (visual analogue scale). Results: There was a statistically significant difference in the feeling of comfort, sensitivity of teeth or gums, feeling difficulty of breathing, and gagging reflex during the impression procedure with conventional and digital technique with p value <0.05. Conclusion: The patient perception of comfort, sensitivity of teeth or gums, feeling difficulty of breathing, and gagging reflex are statistically significant where digital impression techniques are preferred compared to conventional techniques."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Kurnia
"Model studi digital 3D diperkenalkan seiring dengan perkembangan teknologi digital. Penelitian ini dilakukan untuk menilai keandalan model studi digital yang dipindai dengan menggunakan perangkat pemindai laser yang dikembangkan oleh STEI ITB. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan model studi digital 3D dengan model studi konvensional. Dua belas subyek dengan geligi berjejal ringan sampai sedang dicetak sebanyak dua kali dengan menggunakan alginat dan polyvinylsiloxane. Cetakan alginat dicor untuk menghasilkan model studi konvensional dan cetakan polyvinylsiloxane dipindai untuk menghasilkan model studi digital. Kemudian dilakukan pengukuran lebar mesiodistal gigi dan indeks ketidakteraturan Little (LII) pada model studi konvensional secara manual dengan kaliper digital dan pada model studi digital secara digital. Lalu analisa Bolton dilakukan pada masing-masing studi model menggunakan data pengukuran lebar gigi. Setiap pengukuran dilakukan dua kali untuk menguji variasi antar pengukuran (uji intra-observer). Pengukuran pada model studi konvensional dan digital dibandingkan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan. Ditemukan tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengukuran lebar mesiodistal gigi pada model studi konvensional dengan model studi digital (p>0.05). Uji t tidak berpasangan juga tidak menemukan perbedaan bermakna antara model studi konvensional dan digital pada analisa Bolton (p=0.603) dan LII (p=0.894). Dapat disimpulkan bahwa pengukuran pada model studi digital sama akurat dengan model studi konvensional.

Three-dimensional digital study models were introduced following advances in digital technology. This study was carried out to assess the reliability of digital study models scanned by laser scanning device assembled by STEI ITB. The aim of this study was to compare digital study models and conventional models. Twelve sets of dental impressions were taken from patients with mild to moderate crowding. The impressions were taken twice, one with alginate and the other with polyvinylsiloxane. The alginate impressions were made into conventional models and the polyvinylsiloxane impressions were scanned to produce digital models. Mesiodistal tooth width and Little?s irregularity index (LII) were measured manually with digital callipers on the conventional models and digitally on digital study models. The Bolton analysis was performed on each study models. Each method was carried out twice in order to check for intra-observer variability. The reproducibility (comparison of the methods) was assessed by using independent samples t test. Mesiodistal tooth width between conventional and digital models were not significantly different (p>0.05). Independent samples t test did not identify statistically significant differences for Bolton analysis and LII (p=0.603 for Bolton and p=0.894 for LII). The measurements on digital study models are as accurate as the measurements on conventional study models.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library