Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irma Hastuti
"ABSTRAK
Masalah pelestarian cagar budaya terutama di kota besar seperti Jakarta memang merupakan masalah yang rumit dan relatif sulit ditanggani kerena banyakny pihak yang berkepentingan atas bangunan cagar buday. Untuk mengatasi berbagai kepentingan itu maka perlu diambil sautu jalan tengah atau kompromi yang berdasarkan pada berbagai disiplin ilmu dengan memperhatikan berbagai kepentingan. Penyelesaian kompromistis diperlukan agar bangunan cagar budaya dapat dilestarikan sekaligus dimanfaatkan, sesuai dengan tujuan perlindungan benda cagar budaya dan situs yang memuat dalam fasal 2 Undang-undang Benda Cagar Budaya, sehingga pada dasrnya bangunan cagar budaya adalah milik masyarakat sehingga masyarakat harus dapat merasakan manfaat pelestariannya...

"
1996
S12130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Novita Setiyanto
"Kota Bandung mengalami kemajuan pesat setelah pembangunan jalur kereta api Cianjur-Bandung 1884 yang menyebabkan mobilitas kota meningkat. Kedatangan para penduduk Eropa menjadikan kota Bandung memasuki era modernisasinya pada saat itu, khususnya di kawasan Bragaweg, sehingga terlihat bagaimana kehidupan para elite Eropa di kawasan tersebut. Kawasan Bragaweg menjadi jantung dari kehidupan kota Bandung sehingga muncul berbagai tempat yang menyediakan kebutuhan primer hingga sekunder di kawasan Bragaweg. Salah satunya adalah Maison Bogerijen yang berdiri pada tahun 1918. Permasalahan penelitian adalah bagaimana dinamika Maison Bogerijen pada 1918-1923 dan dampak apa yang ditimbulkan atas hadirnya Maison Bogerijen di kawasan Bragaweg. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang didukung dengan konsep gaya hidup dari David Chaney. Korpus yang digunakan adalah De Preangerbode, De Indische Courant, Deli Courant dan Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indi�. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Maison Bogerijen sejak 1918 hingga 1923 mengalami perkembangan yang sangat signifikan setiap tahunnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Maison Bogerijen menjadi simbol gaya hidup elite Eropa di Bandung dan memiliki daya tarik tersendiri untuk para penikmatnya. Rata-rata penikmat dari restoran Maison Bogerijen adalah kelompok menengah keatas. Mereka memiliki hak istimewa atas jabatan atau kekayaan yang mereka miliki untuk menjadi penikmat dari Maison Bogerijen.
......The city of Bandung experienced rapid progress following the construction of the Cianjur-Bandung railway line 1884, which led to increased urban mobility. The arrival of European newcomers pushed Bandung City to enter its modernization era at that time. Therefore, it is common to find the European elite lifestyle being exhibited in Bandung City, particularly in the Bragaweg area. The Bragaweg area is the heart of Bandung city. Consequently, various places providing both primary and secondary needs emerged in the Bragaweg area. One of which is the establishment of Maison Bogerijen in 1918. The research problem of this study is to examine the dynamics of Maison Bogerijen between 1918 and 1923 and the impacts it caused in Bragaweg area. This study utilizes a historical research method supported by the concept of lifestyle by David Chaney. The corpus used includes De Preangerbode, De Indische Courant, Deli Courant, and Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indi�. The result of this study shows that Maison Bogerijen experienced significant development each year from 1918 to 1923. This study concludes that Maison Bogerijen has its own allure to enthusiasts. Predominantly, the connoisseurs of the Maison Bogerijen restaurants are the upper middle class. It requires having privileges of position or wealth to become connoisseurs of Maison Bogerijen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library