Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Material adsorben seperti silica gel, Lithium Clorida, selaiu menjadi pilihan utama dalam dunia industri. Padahal harga material ini relatif mahal Penelitian terhadap adsorben alam sebagai salah satu adsorben altematif yang murah pengganti material buatan dalam proses dehumidiftkasi masih belum banyak dilakukan. Mordenit sebagai salah satu material adsorben alam disinyalir memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menyerap kadar uap air. Untuk itu penelitian lebih jauh terhadap material ini perlu dilaku kan.

Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu: preparasi zeolit yang berlujuan untuk meningkatkan mutu zeolit alam dalam menyerap uap air dan uji adsorbsi untuk mengetahui kemampuannya, Dalan1 proses preparasinya, zeolit diaktivasi secara Hsis dengan cara dikalsinasi, dan dalam pengujiannya kemapuan adsorbsi zeolit clitinjau dari kadar air kesetimbangan (Equilibrium Moisture Content / EMC) yang dicapainya dan laju penyerapan yang teljadi selama proses pengujian Pengujian dilakukan pada kondisi temperatur dan kelembaban yang berbeda, da.n dampak dari perubahan suhu tersebut terhadap kemampuan penyerapan zeolit akan di teliti. Pada akhirnya penelitian ini akan membandingkan kemampuan zeolit mordenit dan zeolit klinoptilolit dalam menyerap kandungan uap air udara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa zeolit mordenit temyata mampu menyerap uap air hingga 6,6 persen dari berat keringnya pada kondisi udara tekanan dan temperatur 25°C dan 10l,8 kPa; dan pada kelembaban relatif (RI-I) 80,83%. Sementara untuk suhu yang lebih tinggi kemampuan zeolit mordenit cenderung menurun.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Erna Komariah
Abstrak :
Tesis ini membahas metode penghilangan moisture batubara Indonesia peringkat rendah dengan menggunakan gelombang mikro. Diharapkan metode ini mampu mengurangi waktu pemanasan dan mengurangi moisture re-adsorpsi batubara. Berdasarkan penelitian, waktu penghilangan moisture pada batubara Indonesia dipengaruhi oleh kandungan awal total moisture, ukuran partikel, massa sampel, dan daya yang diberikan. Pada pemanasan gelombang mikro dengan daya 800 W, Batubara Melawan (kandungan awal total moisture: 24,18 %) memerlukan waktu penghilangan moisture yang paling pendek yaitu sekitar 1,5 - 2 menit sedangkan Batubara Pendopo (kandungan awal total moisture: 58,27 %) memerlukan waktu terlama yaitu antara 3 - 3,5 menit. Akibat penghilangan moisture, batubara Indonesia mengalami kenaikan nilai kalor, volatile matter dan fixed carbon; namun tidak terjadi perubahan signifikan pada fuel ratio. Moisture re-adsorpsi pada Batubara Indonesia yang telah mengalami penghilangan moisture akibat gelombang mikro tidak dipengaruhi oleh ukuran partikel dan daya yang diberikan. ......This research aims to find a method of removing moisture Indonesian low rank coal Indonesia by using microwaves. This method is expected to reduce heating time and reduce the moisture re-adsorption of coal. Based on the study, the removal of moisture in coal Indonesia affected by the initial total moisture content, particle size, sample mass, and power delivered. In the microwave heating power of 800 W, the Melawan Coal (initial total moisture content: 24.18%) removal of moisture takes the shortest is about 1.5 - 2 minutes while the Pendopo Coal (initial total moisture content: 58.27%) requires the longest time is between 3 - 3.5 minutes. The affect of the removal of moisture, Indonesian coal has increased calorific value, volatile matter and fixed carbon; but there was no significant change on to the fuel ratio. Moisture readsorption on Indonesian coal which have removal of moisture by the microwaves are not affected by particle size and power that are given.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30571
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thomi Hawari
Abstrak :
Pati merupakan sumber gula yang sering digunakan oleh manusia. Beberapa penyakit seperti diabetes dan obesitas berhubungan dengan berlebihnya kadar gula dalam darah. Pati termodifikasi dibuat untuk dapat mengontrol kadar gula dalam darah sehingga menurunkan resiko dari kedua penyakit tersebut. Penelitian ini telah berhasil melakukan modifikasi pada pati tapioka dengan heat moisture treatment (HMT) dan ikat silang menggunakan asam sitrat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan yang dihasilkan dari modifikasi ganda dengan HMT dan ikat silang. HMT dilakukan dengan memvariasikan waktu modifikasi dan ikat silang dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi dari asam sitrat yang digunakan. HMT menghasilkan perubahan atau penyusunan ulang struktur kristral yang diidentifikasi menggunakan mikroskop. Ikat silang menambahkan ikatan kovalen antar rantai pati yang dapat diidentifikasi menggunakan FTIR. Setelah modifikasi, diamati perubahan dari sifat fisikokimia dari pati. Kecenderungan yang terjadi setelah modifikasi adalah penurunan swelling power dan kelarutan, penurunan kejernihan pasta, peningkatan viskositas pasta, peningkatan ketahanan termal. Daya cerna pati mengalami penurunan yang signifikan pada pati dengan modifikasi ganda. Akibat perubahan perubahan yang terjadi diperlukan studi yang lebih lanjut untuk dapat bisa mulai mengaplikasikan produk yang dihasilkan. ......Starch is a common resource of sugar for human. Some diesease like diabetes and obesity is related to the high level of sugar in blood. Starch modication is conducted to gain control over sugar in blood to reduce the risk of the disease. This study was succesful in modifying tapioca stach with heat moisture treatment (HMT) and crosslinking with citric acid. The obejective of this study is to analyze the changes happend after the modification. HMT is conducted by varying treatment time and crosslinking is conducted by varying concentration of citric acid used. HMT will generate rearrangement on starch crystal structure and could be indetified with microscope while crosslinking will generate new covalent bond on starch chain and could be inditified with FTIR. After modification changes in physicochemical properties are observed. The trend of alteration are decrease in swelling power and solubility, decrease in paste clarity, increase in paste viscosity, and increasing thermal resistance. Digestibility of starch also observed as significant decrease on dual treated starch. As a result for many changes happened in treated starch futher study is needed to make modified starch is applicable.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Senjani
Abstrak :

Kelembaban tanah merupakan kebutuhan dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan informasi kelembaban tanah regional diperlukan untuk tujuan pertanian. Pemanfaatan data satelit merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan informasi kelembaban tanah di suatu wilayah. DAS Cirasea dipilih sebagai daerah penelitian karena mempunyai lahan pertanian yang luas dan intensif. Tujuan penelitian ini adalah menganalis pola spasial kelembaban tanah dan sebaran wilayah kering dan hubungannya dengan kondisi fisik wilayah. Data kelembaban tanah diperolah melalui proses pengolahan data Citra Landsat 8 menggunakan metode Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) selama periode musim kemarau (Mei-Oktober) 2019. Pengukuran kelembaban tanan secara langsung di lapangan juga dilakukan pada bulan Agustus 2019 menggunakan alat Soil Moisture Meter. Kelembaban tanah di DAS Cirasea menunjukan pola yang seragam selama periode musim kemarau tahun 2019. Wilayah kelembaban tanah basah tersebar mengelompok pada wilayah ketinggian >1500 dan berasosiasi dengan penggunaan tanah hutan dan perkebunan, sedangkan wilayah dengan kelembaban tanah kering tersebar tidak beraturan pada ketinggian 500 – 2000 dan berasoiasi dengan penggunaan tanah tegalan. Sebaran wilayah kering di DAS Cirasea cenderung tersebar di bagian barat hingga selatan selama periode musim kemarau. Luas wilayah kering mempunyai korelasi yang signifikan dengan jenis tanah, lereng, dan penggunaan tanah. Wilayah kering banyak tersebar pada wilayah dengan jenis tanah Andosol Coklat, wilayah lereng 8 – 13%, dan penggunaan tanah tegalan.

 


Soil moisture is a basic requirement for plant growth and development, and regional soil moisture information needed for agricultural purposes. Utilization of satellite data is an alternative to obtain soil moisture information in an area. Cirasea watershed was chosen as the study area because it has extensive and intensive agricultural land. This study aims to determine the spatial pattern of soil moisture and to determine the distribution of dry areas and its relationship with the physical condition. Soil moisture data processed through Landsat 8 Image using the Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) method during the dry season (May-October) 2019. Measurement of field soil moisture was also carried out in September 2019 using a Soil Moisture Meter. The results showed that soil moisture in the Cirasea watershed shows a uniform pattern during the dry season period in 2019. Areas with wet soil moisture scattered in groups at an altitude >1500 m msl and are associated with forest and plantation land use, while areas with dry soil moisture are randomly distributed altitude 500 – 2000 m msl and associated with the moor landuse. The distribution of dry areas in the Cirasea watershed tends to spread out in the west to the south during the dry season period. The dry area has a significant correlation with physical conditions such as soil type, slope, and land use. Dry areas widely distribution with brown Andosol soil types, slopes of 8-13%, and land use is a moor.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeynep Asli Guclu
Abstrak :
ABSTRACT
For a given sealant, successful pit and fissure sealing is principally governed by the enamel conditioning technique and the presence of moisture contamination. A new generation of hydrophilic resin sealants is reported to tolerate moisture. This study investigates the impact of Er YAG laser preconditioning and moisture contamination on the microleakage of a recent hydrophilic sealant. Occlusal surfaces of extracted human molars were either acid etched (n = 30), or successively lased and acid etched (n = 30). Ten teeth from each group were either air dried, water contaminated, or saliva-contaminated prior to sealing with UltraSeal XT hydro. Samples were inspected for penetration of fuchsin dye following 3000 thermocycles between 5 and 50 C, and the enamel sealant interfaces were observed by scanning electron microscopy (SEM). Significant differences in microleakage were evaluated using the Mann Whitney U test with Bonferroni adjustment (p = 0.05). Laser pre-conditioning significantly reduced dye penetration irrespective of whether the enamel surface was moist or dry. Microleakage of watercontaminated acid etched teeth was significantly greater than that of their air-dried or salivacontaminated counterparts. SEM analysis demonstrated good adaptation in all groups with the exception of water-contaminated acid etched teeth which exhibited relatively wide gaps. In conclusion, this hydrophilic sealant tolerates the presence of saliva, although water was found to impair its sealing ability. Laser pre-conditioning significantly decreases microleakage in all cases.
Tokyo: Springer, 2018
ODO 106:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Arysenna Samudera
Abstrak :
Singkong memiliki potensi yang baik sebagai sumber makanan pokok ataupun menjadi bahan baku etanol. Sebagai bahan baku etanol, singkong memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan tanaman pati lainnya. Kekurangan dari singkong yaitu terletak pada massa simpan yang relatif singkat sehingga perlu dilakukan suatu proses agar singkong memiliki massa simpan yang panjang. Proses yang dimaksud adalah pengeringan, dimana dengan proses ini diharapkan air yang terkandung dalam singkong hilang sehingga mikroorganisme tidak dapat berkembang pada tanaman singkong. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui nilai konstanta laju pengeringan k dan energi aktivasi berdasarkan variasi temperatur pengeringan dan rasio A/V serta kelembaban udara pengering sebagai referensi untuk merancang alat pengering singkong massal yang efektif dan efiesien. Pada penelitian kali ini, pengeringan singkong dikupas dan dipotong menjadi bentuk silinder dengan ketebalan 2mm dan 4mm serta bentuk balok untuk pengeringan konveksi bebas dan konveksi paksa tanpa pengaturan kelembaban udara sedangkan pada konveksi paksa, sampel yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 30 mm dan ketebalan 2 mm. Sampel dikeringkan dengan variasi temperatur pengeringan, mulai dari 60oC-100oC. Penelitian pengeringan singkong konveksi bebas menggunakan moisture analyzer dan menggunakan pengering tipe batch dryer dengan kombinasi refrigerasi untuk pengeringan konveksi paksa. Nilai energi aktivasi minimum pengeringan singkong terjadi pada pengeringan konveksi paksa dengan nilai kelembaban 0.0072 kg/kg pada singkong silinder diameter 30 mm dengan tebal 2 mm yang menpunyai nilai sebesar 6.71 kJ/mol sedangkan nilai energi aktivasi maksimum terjadi pada pengeringan konveksi bebas dengan singkong silinder diameter 30 mm dengan tebal 4 mm yang mempunyai nilai sebesar 24.21 kJ/mol. ...... Cassava has a good potential as a staple food source or a raw material of ethanol. As a raw material of ethanol, cassava has many advantages compared to other starch plants. The deficiency of cassava lies in a relatively short storage mass so an action is needed to make cassava have a long shelf mass. The process is drying, which by this process is expected that the water contained in cassava is lost so that microorganisms can not develop in cassava plants. The purpose of this research is to know the value of drying rate constant k and activation energy based on variation of drying temperature and A V ratio and drying air humidity as reference for designing effective and efficient cassava dryers. In this research, cassava drying is peeled and cut into cylindrical shape with thickness of 2mm and 4mm and beam shape for free convection drying and forced convection without air humidity regulation. While in forced convection, the sample used is cylindrical with diameter 30 mm and thickness 2 mm. Cassava samples were dried with variations of drying temperature, ranging from 60oC 100oC. Research on cassava cassava drying using free convection moisture analyzer and using batch dryer type dryer with combination of refrigeration for forced convection drying. The minimum activation energy value of cassava drying occurred at forced convection drying with humidity value 0.0072 kg kg on cylindrical diameter of 30 mm diameter with 2 mm thick which has a value of 6.71 kJ mol while maximum activation energy value occurred at free convection drying on diameter cylindrical cassava 30 mm with a thickness of 4 mm which has a value of 24.21 kJ mol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Tumpal Dwi Mario Ridwan
Abstrak :
Perkembangan infrastruktur, teknologi, transportasi dan sektor lain mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi global setiap tahunnya. Bioetanol adalah salah satu sumber energi terbarukan yang tidak merusak lingkungan dan kesehatan serta jumlahnya sangat banyak dan mudah didapatkan, salah satunya bahan bakunya adalah tanaman singkong gajah yang secara fisik memiliki ukuran lebih besar dari singkong lokal. Pembuatan gaplek singkong untuk pengolahan bioetanol membutuhkan waktu dan singkong harus dikeringkan terlebih dahulu untuk tujuan pengawetan dan menghindari pembusukan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan konstanta laju pengeringan k dan energi aktivasi dari singkong gajah untuk dijadikan referensi perancangan mesin pengering singkong gajah dalam skala besar yang optimal. Dengan menguji kepingan singkong gajah melalui 2 jenis pengeringan, yaitu jenis pengeringan natural convection menggunakan moisture analyzer dan jenis forced convection menggunakan sistem refrigerasi dan heater. Variasi yang dilakukan meliputi kombinasi temperatur pengeringan, aliran udara, dan segmen pemotongan. Nilai k, energi aktivasi, dan kondisi fisik spesimen setelah pengujian dari kedua jenis pengeringan dianalisis. Pengeringan jenis forced convection menghasilkan k yang lebih besar daripada pengeringan natural convection, dimana pada segmen yang sama, k bernilai 2-4 kali lebih tinggi daripada pengeringan natural convection, berbanding lurus dengan durasi pengeringan dari kedua jenis pengeringan. Nilai energi aktivasi pada pengujian forced convection lebih kecil daripada natural convection, karena nilai k yang lebih tinggi. Kondisi fisik hasil pengeringan forced convection lebih kering sempurna dibandingkan natural convection.
Development of infrastructure, technology, transportation and other sectors leads to an increase in global energy demand each year. Bioethanol is one source of renewable energy that does not damage the environment and health and the amount is very much and easily obtained, one of the raw material is elephant cassava plants that physically have a size larger than local cassava. Making dried cassava for bioethanol processing takes time and cassava must be dried first for preservation purpose and avoid decay. This research was conducted to obtain the constant rate of drying k and activation energy from elephant cassava to be used as reference for design of elephant cassava drying machine in optimal large scale. By testing the elephant cassava chip through 2 types of drying, the type of natural convection drying using moisture analyzer and forced convection type using refrigeration system and heater. Variations include the combination of drying temperature, air flow, and cutting segments. The value of k, activation energy, and physical condition of the specimen after testing of both types of drying were analyzed. The forced convection drying produces larger k than natural convection drying, where in the same segment k is 2 4 times higher than natural convection drying, proportional to the drying duration of both types of drying. The value of activation energy in forced convection is smaller than natural convection, because the value of k is higher. The physical drying result of forced convection better, and perfectly dried compared to the result of natural convection.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Septi Tri Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK
Umumnya kadar air buah dapat diukur dengan membandingkan reduksi massa benda dengan metode pengeringan oven. Dalam tulisan ini, sistem prediksi kadar air pisang diperkenalkan dengan teknik pencitraan VNIR Visible Light ndash; Near Infrared . Teknik pencitraan hiperspektral dengan menggunakan citra VNIR merupakan teknologi yang dapat diandalkan dalam pengujian kualitas buah secara non destruktif, cepat dan efisien. Sistem prediksi ini menggunakan PCA dan PLS sebagai model regresi untuk mendapatkan hasil kuantitatif nya. Hasil regresi yang didapatkan dari PCA untuk pisang raja berupa RMSE Root Mean Square Error sebesar 0.65 dan R2 Coerrelation Coefficient sebesar 0.71. Sedangkan hasil dari PLS yaitu RMSE sebesar 0.54 dan R2 sebesar 0.82. Hasil regresi dari PLS relatif lebih baik daripada PCA dan lebih akurat. Untuk mengetahui klasifikasi tingkat kematangannya, sistem prediksi kadar air pisang ini menggunakan SVM.
ABSTRACT
Commonly, the fruit moisture content could be measured by comparing the mass decrement of object through oven drying method. In this paper, a bananas moisture content prediction system was introduced using Visible Light ndash NIR imaging technique. Hyperspectral imaging technique using VNIR image is a reliable technology in fruit quality testing non destructive, fast and efficien. The prediction system uses PCA and PLS as a regression model to get its quantitative results. Regression results obtained from PCA for Raja bananas in the form of RMSE Root Mean Square Error of 0.65 and R2 Correlation Coefficient of 0.71. While the results of the PLS RMSE of 0.54 and R2 of 0.82. Regression results from PLS are relatively better than PCA and more accurate. To determine the classification of the level of maturity, the moisture content of bananas prediction system uses SVM Support Vector Machine.
2017
S67131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Indrastoto
Abstrak :
Kecamatan Mancak adalah kecamatan yang paling sering terjadi tanah longsor di Kabupaten Serang. Dengan tanah longsor bisa diprediksi melalui kelembapan tanah dan biasanya tanah longsor sering terjadi di tanah yang lembap, maka ada kemungkinan bahwa hal tersebut benar. Penelitian ini menggali persebaran spasial kelembapan tanah dengan tanah longsor di Kecamatan Mancak serta menguji keterkaitan antara kelembapan tanah dengan tanah longsor. Untuk mengeksplorasi persebaran spasial kelembapan tanah dan tanah longsor tersebut, sistem informasi geografis dapat digunakan untuk meng-overlay peta kelembapan tanah dengan peta tanah longsor dan menggunakan metode korelasi Pearson untuk mengeksplorasi korelasi antara kelembapan tanah dengan tanah longsor. Hasil dari overlay dan uji statistika adalah adanya hubungan berbanding terbalik antara kelembapan tanah dengan tanah longsor. ......Mancak Subdistrict has the most landslides among all other subdistricts in Serang Regency. As landslides are predicted via knowing the soil moisture and landslides likely to occur at moist soils, there are chances that that is actually correct. This research studies spatial distributions of soil moisture and spatial distribution of landslides in the subdistrict and also studies the linkage between soil moisture and landslides. The research uses geographical information system to overlay the maps of soil moisture and landslides and find correlations between both using Pearson’s correlation. The result is the reverse as landslides tends to occur at lower soil moisture.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elang Fajar Tryadi
Abstrak :
Penelitian ini telah berhasil melakukan modifikasi pada tepung terigu dengan metode heat moisture treatment (HMT) dan ikat silang menggunakan asam sitrat. HMTdilakukan dengan memvariasikan waktu pemanasan dan ikat silang dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi dari asamsitrat yang digunakan. HMT menghasilkan perubahan atau penyusunan ulang struktur kristral yang diidentifikasi menggunakan mikroskop. Ikat si- lang menambahkan ikatan kovalen antar rantai pati yang dapat diidentifikasi menggunakan FTIR. Setelah modifikasi, diamati perubahan dari sifat fisikokimia dari pati. Kecenderungan yang terjadi setelah modifikasi adalah penurunan swelling power dan kelarutan, penurunan viskositas pasta,pen- ingkatan ketahanan termal. Daya cerna pati mengalami penurunan yang sig- nifikan pada pati dengan modifikasi secara tunggal maupun ganda. ......This study was succesfully modifying wheat flour with heat mois- ture treatment (HMT) methode and crosslinking with citric acid. HMT is conducted by varying the heating time and crosslinking is conducted by var- ying concentration of citric acid used. HMT will generate rearrangement on starch crystal structure and could be indetified with microscope while cross- linking will generate new covalent bond on starch chain and could be iden- tified with FTIR. After modification changes in physicochemical properties are observed. The trend of alteration are decrease in swelling power and solubility, decrease paste viscosity, and increasing thermal resistance. Di- gestibility of starch also observed as significant decrease on single and dual treated starch.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>