Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Yuliyanti
"ABSTRAK
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, ruang lingkup, sumber data, prosedur kerja, dan sistematika penyajian.
Dalam bab II dijabarkan teori-teori yang digunakan dalam skripsi ini. Sebagai landasan teori, digunakan teori-teori dari Einar Haugen, Charles F Hockett, Wolfgang Fleischer, dan Broder Carstensen. Konsep tentang kata pinjaman didasarkan pada teori dari Einar Haugen dan Charles F Hockett. Sedangkan teori Wolfgang Fleischer dan Broder Carstensen digunakan sebagai landasan untuk teori pembentukan kata pinjaman.
Bab III berisi analisis data secara keseluruhan terdapat 130 kata pinjaman bahasa Inggris yang dianalisis. 130 kata tersebut terdiri dari 97 kata yang terrnasuk ke dalam bentuk kata pinjaman loanword, 8 kata loan blend, 2 kata loanshift, 17 kata creation, dan 6 kata bentuk setengah terjemahan.
Bab IV berisi kesimpulan dari penelitian ini. Komposita merupakan proses pembentukan kata yang paling banyak muncul. Selain itu, terdapat juga proses pembentukan kata yang lain, seperti derivasi, prefiksasi, Abkurzung, dan Kurzwort.

"
1999
S14681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Nurlaily
"Penelitian ini menjelaskan proses morfologis pada kosakata warna dalam Al-Qur’an. Warna-warna yang disebutkan dalam Al-Quran adalah warna dasar, yaitu: putih, hijau, hitam, kuning, merah, dan biru. Kosakata warna dalam Al-Quran diwujudkan dalam berbagai bentuk. Hal ini terjadi karena terdapat proses morfologis dalam bahasa Arab. Proses morfologis yang terjadi pada kata warna tersebut berpengaruh terhadap arti kata yang dihasilkan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori proses morfologis yang dipaparkan oleh Tajudin Nur (2018). Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka melalui buku, kamus, artikel jurnal, dan artikel ilmiah. Hasil penelitian menerangkan bahwa warna-warni dalam ayat Al-Qur’an mengalami proses morfologis dengan cara proses derivasi dan infleksi. Derivasi terjadi pada warna putih, hijau, hitam, dan kuning sebagai verba dengan pola IX افعلّ- يفعلّ /if‘alla-yaf‘allu/ dari akar kata masing-masing kosakata warna. Derivasi lainnya terjadi dari akar seluruh kosakata warna menjadi pola adjektiva kualifikatif dengan perubahan internal dan menjadi nomina agentif dengan penambahan prefiks مُ /–mu/. Adapun proses infleksi terjadi pada verba (konjugasi) dan nomina (deklinasi) dengan afiksasi pada verba dan perubahan internal pada nomina untuk perubahan jender maskulin menjadi feminin. Proses deklinasi juga terjadi untuk perubahan jumlah menjadi jamak dengan perubahan internal. Seluruh kosakata warna dalam Al-Quran ditemukan menempati bentuk adjektiva kualifikatif yang merupakan bentuk paling umum untuk warna.

This research explains the morphological process of colors vocabulary in the Holy Qur'an. The colors mentioned in the Qur'an are mostly basic colors, namely: white, green, black, yellow, red, and blue. Color vocabulary in the Qur'an is expressed in various forms, which is due to the morphological process in the Arabic language. The morphological process that occurs in these color words influences the meaning of the resulting words. The theory used in this research is the theory of morphological process proposed by Prof. Dr. Tajudin Nur (2018). This study uses a literature study method through books, dictionaries, journal articles, and scientific articles. The results of the study explain that the colors vocabulary in the verses of the Qur'an undergo morphological processes through derivation and inflection. Derivation occurs in the colors white, green, black, and yellow, as verb of pattern IX افعلّ - يفعلّ/if‘alla-yaf‘allu/ from the root of each colors. Other derivations occur from the root of each colors to qualifying adjective pattern with internal changes and to an agentive noun by adding the prefix مُ /–mu/. As for inflection, it occurs in verbs (conjugation) and nouns (declension) through affixation in verbs and internal changes in nouns to indicate gender changes into feminine. Declension also occurs for amount changes to jamak with internal changes. All colors vocabulary in the Holy Qur'an are found in the form of qualifying adjectives, which is the most common form for colors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurul Chasanah
"ABSTRAK
Kelompok verba /kana naqis/ adalah kelompok verba yang tidak sempurna kalimatnya jika hanya diikuti oleh nomina yang berkasus nominatif, tetapi harus dilengkapi dengan nomina yang berkasus akusatif. Nomina berkasus akusatif itu kedudukannya bukan sebagai obyek, tetapi sebagai predikat dari kelompok verba itu. Sedangkan nomina yang berkasus nominatif menjadi subyeknya. Nomina yang berkasus nominatif dan akusatif itu, asalnya adalah konstruksi kalimat nominal yang terdiri dari mubtada' 'subyek' dan khabar 'predikat'. Keduanya berkasus nominatif. Tetapi setelah salah satu verba dari kelompok verbs /kana naqis/ memasuki konstruksi kalimat itu, maka terjadi perubahan kasus pada predikatnya, dari berkasus nominatif menjadi akusatif. Sedangkan subyeknya tetap berkasus nominatif. Selain berkaitan dengan kasus, kelompok verba ini berkaitan juga dengan kala, persona, jenis, dan jumlah. Untuk mengungkapkan perilaku tersebut, maka diterapkan teori yang berasal dari para ahli linguis Arab, baik yang berasal dari Timur Tengah, negara Barat, maupun Indonesia. Pembahasan kelompok verba/kana naqis/ berkaitan dengan berbagai bentuk verba dan jenis nomina yang mengisi gatra subyek dan predikat.

"
1989
S13394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Kemalawati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai dasar pemilihan padanan verba bahasa: Indonesia di dalam novel Korupsi ke dalam verba beraspek tertentu di dalam bahasa Prancis dalam novel Corruption. Metode yang digunakan adalah metode penelitian korpus. Penelitian dilakukan pada 312 buah data yang berupa verba yang terdapat dalam kalimat bahasa Indonesia dan padanannya yang berupa verba beraspek tertentu yang terdapat dalam kalimat bahasa Prancis. Teori yang digunakan terdiri dari teori semantik dan teori terjemahan. klasifikasi atas verba bahasa Indonesia berdasarkan atas verba yang bermarkah unsur leksikal, verba yang bermarkah unsur morfologis dan verba tanpa pemarkah keaspekan. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan setelah menganalisis verba bahasa Indonesia dan padanannya dalam bahasa Prancis adalah sebagai berikut: keaspekan dalam bahasa Indonesia dinyatakan dengan unsur leksikal dan morfologis ter- (22,43%). Sedangkan pada verba bahasa Indonesia yang tidak bermarkah unsur leksikal maupun morfologis diterjemahkan ke dalam verba beraspek tertentu dalam bahasa Prancis berdasarkan makna inheren (unsur semantis) yang terkandung dalam verbanya (77,577). Verba bahasa Prancis beraspek perfektif pada umumnya merupakan padanan dari verba bahasa Indonesia yang secara semantis merupakan verba bercara tindakan pungtual dan verba yang menyatakan peristiwa telis, dan verba bahasa Prancis beraspek imperfektif pada umunnya merupakan padanan verba bahasa Indonesia yang secara semantis merupakan verba bercara tindakan duratif, repetitif dan verba yang mengungkapkan peristiwa atelis. Selain itu konteks wacana menentukan pula pemilihan padanan. Verba bahasa Indonesia yang menyatakan peristiwa latar depan berpadanan dengan verba beraspek perfektif dalam bahasa Prancis dan verba bahasa Indonesia yang menyatakan peristiwa latar belakang berpadanan dengan verba beraspek imperfektif dalam bahasa Prancis."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianty Dwieliza
"ABSTRAK
Verba majemuk merupakan salah satu aspek dari kata majemuk. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, terdapat kesulitan dalam menerjemahkan suatu verba majemuk karena kita tidak mengetahui dasar dari verba majemuk itu. Untuk itu dilakukan analisis morfologis dan semantis dalam mengetahui apakah ada keterkaitan antara bentuk dan makna sebuah verba majemuk.
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber acuan, yaitu: Grammatik der deutschen Gegenwartssprache_Bd.4 (Duden, 1984) dan Wortbildung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1933).
Dalam menganalisis verba majemuk dijabarkan bagaimana terbentuknya sebuah verba majemuk. Setelah itu dilakukan analisis terhadap maknanya, apakah makna dari suatu bentuk verba majemuk itu berterima atau tidak.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembentukan verba majemuk dapat dilakukan terhadap lima jenis leksem, termasuk di dalamnya tiga kelas kata dan dua jenis afiks, yaitu V+V, N+V, A+V, P+V dan V+S. Sedangkan korelasi makna antar-kata pembentuk dari sebuah verba majemuk dapat dilihat dari tipe/macam verba majemuk. Dengan kata lain antara bentuk dan makna terdapat suatu keterkaitan. Namun harus diketahui juga apakah makna itu berterima atau tidak.

"
1990
S14691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Murod Hadiyanto
"ABSTRAK
Penyajian Jamak Taksir ini merupakan hasil studi pustaka yang sudut tinjau penyusunan data-datanya bersifat deskriptif morfologis bermetode deduksi. Tujuan utamanya adalah mendeskripsikan pola-pola jamak taksir beserta ketentuan-ketentuan pembentukan dan macam-macam perubahan bentuknya.
Materinya mencakup masalah-masalah: pengertian, macam-macam perubahan bentuk, kelas kata, pengelompokan pola-pola, ketentuan-ketentuan bentuk tunggal suatu pola jamak dan pengembangan-pengembangannya. Secara garis besar diulas pula masalah sistem Jamak Salim (menyangkut Jamak Mudhakkar Salim, dan Jamak Mu' annath Salim).
Tidak ada kesepakatan pendapat para linguis Arab yang dikaji kitabnya tentang banyaknya pola jamak taksir. Yang baru diterapkan sebanyak empat puluh satu bentuk. Meskipun ada ketentuan penggunaan setiap pola dalam batas satuan jumlah tertentu, namun dalam praktiknya ketentuan tersebut tidak mutlak diterapkan. Tidak setiap bentuk tunggal hanya me_miliki satu pola jamak, tetapi ada yang dua, tiga atau lebih. Ada di antaranya yang berpola sama, namun bentuk jamaknya berbeda, akibat perbedaan identitas atau ciri-ciri intern bentuk tunggal tersebut.

"
1990
S13169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yugia
"ABSTRAK
Penulis skripsi ini sangat tertarik untuk menulis masalah perkembangan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris dalam bahasa Jerman, karena selama masa studi, penulis skripsi ini banyak sekali menemukan kata - kata dalam bahasa Jerman yang berasal dari bahasa Inggris. Rasa ingin tahu tentang perkembangan suatu kata asing menjadi kata serapan dalam bahasa Jerman membuat penulis ini tertarik untuk menjadikannya sebagai terra skripsi ini. Bahasa sebagai alat komunikasi erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia. Dengan kemajuan teknologi perbe_daan jarak satu negara dengan negara yang lain dan kendala perbedaan bahasa tidaklah menjadi masalah lagi. Ini adalah salah satu alasan mengapa perkembangan bahasa makin lama makin cepat."
1995
S14596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahroh Nihayah
"Sufiks -eer merupakan sufiks pinjaman dari bahasa Perancis yang kemudian menjadi sufiks pembentuk verba yang produktif, bila bentuk dasarnya berasal dari bahasa asing. Karenanya verba bersufiks -eer memiliki karakteristik yang unik, misalnya saja bentuk dasarnya selain berupa kata juga berupa akar kata. Begitu pula kaidah operasionalnya yang bisa berupa afiksasi, substitusi afiks, ataupun peminjaman langsung. Sufiks ini memiliki nilai kategorial `perbuatan' dan `perubahan'. Hal menarik lainnya ialah bahwa verba-verba bersufiks -eer_ menunjukkan banyak gejala-gejala morfofonologis, yaitu keberagaman alomorf; perubahan, penyisipan, dan penghilangan bunyi; serta prilaku tekanan sufiks -eer yang selalu mendapat tekanan utama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S15739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria A. Wikantari
"Para linguis seperti Den Hertog (1973), Van Den Toorn (1976) dan Geerts. et x1.(1984) mengatakan bahwa Numeralia Pokok Indefinit adalah numeralia yang mengatakan jumlah suatu benda yang tidak pasti. Numeralia Pokok Indefinit dapat dianalisis dari beberapa segi yaitu morfologis, sintaktis dan semantis. Yang menjadi pokok bahasan dalam skripsi ini adalah Numeralia Pokok Indefinit mana sajakah yang dapat atau tidak dapat mengalami perubahan morfologis, apa sajakah kemungkinan-kemungkinan penggabungan sintaktis Numeralia Pokok Indefinit dan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S15771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Oktaviana Fadila
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas komposita nominal baru di dalam novel Echofrei. Komposita-komposita nominal tersebut tidak dapat ditemukan maknanya di dalam kamus ekabahasa seperti Langenscheidt dan Duden Online dan juga kamus dwibahasa seperti Kamus Jerman-Indonesia dari Adolf Heuken dan kamus online dict.cc. Komposita nominal akan dianalisis secara morfologis dengan membedah struktur kata dan secara semantis dengan menganalisis makna kata per kata dan makna sebagai satu kesatuan komposita. Analisis morfologis dan semantis digunakan untuk membantu mencari padanan kata jika komposita tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian melihat apakah terdapat perubahan bentuk morfologis dan juga makna yang terikat dengan konteks cerita jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbentuk kajian pustaka dalam menganalisis keseluruhan komposita nominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposita nominal itu bisa dianalisis maknanya melalui tahapan morfologis dan semantis dengan pemaknaan kata per kata. Akan tetapi, ada juga beberapa kata yang harus dilihat melalui konteks ceritanya. Jika diterjemahkan, komposita tersebut juga mengalami pergeseran bentuk karena perbedaan struktur gramatikal bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Pergeseran bentuk berdasarkan teori Catford yang terjadi jika novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah pergeseran bentuk jenis pertama, ketiga, dan keempat, yaitu transposisi, perubahan kata benda jamak menjadi tunggal, perubahan kelas kata, penambahan peranti gramatikal, dan perubahahan bentuk kata menjadi frasa.

ABSTRACT
Diese Forschung besch ftigt sich mit den neuen zusammengesetzten Substantiven in der Novelle Echofrei, deren Bedeutungen sowohl in den einsprachigen W rterb chern wie Langenscheidt und Duden Online als auch in den zweisprachigen W rterb chern wie Deutsch-Indonesisch W rterbuch von Adolf Heuken und Deutsch-Englisch Online W rterbuch wie Dict.cc nicht gefunden werden k nnen. Die zusammengesetzten Substantive werden mit der morphologischen Analyse, in der man den Aufbau der Datenw rter analysiert, mit der semantischen Analyse, in der man die wortw rtliche Bedeutungen und die Bedeutung der Komposita sehen soll, analysiert. Die morphologischen und semantischen Analysen helfen mir, um die richtigen Indonesischen W rter zu finden, wenn diese zusammengesetzten Substantive in Indonesien bersetzt w rde. Dann soll man auch sehen, ob es eine nderung der morphologischen Formen und eine nderung der Wortbedeutungen, die mit dem Kontext abh ngig ist, wenn die Komposita in Indonesien bersetzt werden, gibt. Diese Forschung wird durch qualitative Methode in Form einer Literaturstudie durchgef hrt. Die Ergebnisse der Forschung zeigen, dass die Beudeutungen der zusmmengesetzten Substantiven durch wortw rtlichen morphologischen und semantischen Analysen analysiert werden k nnen, aber es gibt auch einige Bedeutungen der zusammengesetzten Substantive, die mit dem Kontext abh ngig sind. Es gibt Verschiebungen der morphologischen Formen wegen des Unterschieds der grammatischen Struktur zwischen Deutsch und Indonesien. Gem Machali sind Die Verschiebungen, die auftreten w rden, die erste, dritte, und vierte Verschiebung. Das sind die Umsetzung, Plural-in-Singular-Verschiebung, die Verschiebung der Wortart, das Hinzuf gen der grammatikalischen Instrumente, und das Phrasieren.
This research attempts to explain new German compound nouns that can be found in Novel Echofrei. Those compounds meaning cannot be found neither in German German dictionary like Langenscheidt and Duden Online nor in German Indonesian dictionary like German Indonesian Dictionary from Adolf Heuken and German English online dictionary dict.cc. The data will be analyzed in morphological view by seeing the building structure of every word. Then it will be also analyzed in semantical view by seeing the meaning of every building structures or words into one composite. The morphology and semantic analysis is done to help me find the right words if those compound nouns were translated in Indonesian. This research also attempts to explain the morphological structure reformation and if there any other meaning of those nouns if they were translated in Bahasa. This research applies the qualitative method in form of literature study. The result shows that compound nouns meaning can be analyzed with morphologic theory and word by word with semantic theory. But there are also some compounds that we have to understand the context in order to get the meaning. Morphological deformation must be done due to the grammatical difference between German and Indonesian morphological structure. According to Catford, the possible shiftings are the first, third, dan fourth shifts, which is transposition, plural into singular shifting, word class shifting, grammatical instrument addition, and turning word into phrase."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>