Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Suharsono
"Berdasarkan kenyataan bahwa buku-buku linguistik Jawa sebagian besar adalah karya-karya pedagogis, serta Pembahasan masalah dalam lingkup yang cukup luas, yang jika ditinjau secara teoritis banyak terdapat kekurangan maka penulis mencoba meneliti masalah tak bahasa Jawa da_lam tulisan ini secara teoritis serta membatasi lingkup masalah yang cukup sempit dengan harapan agar mencapai hasil yang lebih baik dan mendetil. Sebenarnya pembahasan masalah tak ini bukanlah yang pertama. Beberapa ahli telah membahasnya. Namun demikian pembahasan-pembahasan terdahulu yang kurang mendetil ter_sebut menunjukkan perbedaan yang mendasar jika dibandingkan dengan pembahasan yang mendetil. Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian ini. Dalam mengumpulkan data, penulis mengikuti saran La-bov dalam Harimurti Kridalaksana (1988: 25) yaitu agar melakukan; (1) penilaian atas kegramatikalan, (2) peni_laian atas ketaksaan dan (3) penilaian atas parafrasa yang betul terhadap data yang terkumpul. Penulis tidak banyak menemui hambatan dalam mengumpulkan data karena telah banyak kamus maupun buku-buku bahasa Jawa yang di_terbitkan. Walaupun hanya tak yang dibahas dalam tulisan ini, bukan berarti bahwa masalahnya akan mudah dipecahkan. Untuk itu penulis perlu memakai wawasan teoritis dari berbagai ahli linguistik dengan tujuan supaya menekan sekecil mungkin hal-hal yang luput dari tinjauan. Dengan mempergunakan metode induktif atas dasar azas praduga yang ilanjutkan pembahasan masalah untuk menuju kesim_pulan, penulis menenukan perbedaan yang mendasar antara tulisan-tulisan terdahulu dengan hasil penelitian ini. Pada tulisan-tulisan terdahulu tak hanya disebut sebagai prefiks saja. Namur demikian, setelah melalui berbagai pembahasan dalam tulisan ini dapat diketahui bahwa tak bahasa Jawa ternyata terdiri dari dua bentuk yang berbeda. Yang pertama sebagai proklitik dan yang kedua sebagai partikel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenisa Zahra
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas kosakata dalam tulisan siswa kelas 3 SD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kosakata oleh siswa kelas 3 SD dalam menulis tulisan bertema ldquo;Keluarga rdquo;. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk memaparkan penggunaan kosakata oleh siswa kelas 3 SD dalam menulis tulisan bertema ldquo;Keluarga rdquo;, sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk melihat kecenderungan kosakata yang digunakan dengan menghitung jumlah setiap kata dan rerata dari setiap kategori kata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori nomina merupakan kategori yang paling banyak digunakan. Dari ketiga belas kategori kata, hanya interogativa yang tidak ditemukan dalam data. Dalam data, tidak hanya ditemukan penggunaan kosakata dalam bahasa Indonesia, namun juga ditemukan kata yang berasal dari bahasa Jawa. Selain itu, dalam data juga ditemukan penggunaan kata dalam ragam nonstandar dan variasi penulisan kata.

ABSTRACT
The focus of this research is the students 39 vocabulary in 3rd grade. The purpose of this research is to describe the use of vocabulary by 3rd grade students in writing the article themed Family . To analyze the data, this research uses qualitative and quantitative methods. Qualitative methods are used to describe the use of vocabulary by 3rd grade students in writing the article themed Family , while quantitative methods are used to see the trend of the vocabulary used by counting the number of each word and the mean of each category of words. The research reveals that noun is the most widely used. Of the thirteen categories of words, interrogative word not found in the data. In the data, is not only found the vocabulary of Indonesian language, but also found a word that comes from the Javanese language. In addition, the data is also found use in a variety of nonstandard words and spelling variations of words."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Nur Hizzah
"Eksistensi kelompok remaja turut mendukung perkembangan bahasa dalam ragam bahasa remaja yang disebut dengan Jugendsprache. Mereka menghancurkan batasan-batasan terhadap aturan tata bahasa untuk menunjukkan jati dirinya dalam lingkungan sosial. Ciri khas yang menonjol dari bahasa remaja adalah keunikan kosakatanya yang dalam bahasa Jerman disebut dengan Jugendwort. Jugendwort yang digunakan dapat berupa penggunaan kembali kata yang sudah kuno, modifikasi kata yang sudah ada, adopsi kosakata dari bahasa asing, atau pun pembentukan kata dengan makna yang baru. Keunikan kosakata tersebut memiliki karakteristik tertentu yang dapat dianalisis secara morfosintaksis dan leksikal. Topik yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik morfosintaksis dan leksikal bahasa remaja pada Jugendwort 2017, 2018, dan 2020 di Twitter yang bertujuan untuk menjelaskan ciri-ciri bahasa remaja di Twitter dalam tweet yang mengandung kata “I bims, Ehrenmann/Ehrenfrau, dan lost”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan tinjauan pustaka dan analisis teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan I bims yang merupakan Jugendwort 2017 dapat membentuk makna Ich bin atau Ich bin es yang dapat dikenali dari struktur morfosintaksisnya. Sementara itu, kata Ehrenmann sebagai Jugendwort 2018 merupakan fenomena Bedeutungverschiebungen (pergeseran makna) dan kata lost sebagai Jugendwort 2020 tidak mengalami perubahan makna.

Youth's existence supports the growth of youth language or also known as Jugendsprache. They passed the limits of german grammatical rules in order to show their identity inside their social environment. A characteristic of youth language is its unique vocabulary that's known as Jugendwort in German. The Jugendwort used by youth could be archaic words, modified commonly used words, adopted foreign vocabulary or even new words with new meanings. This unique vocabulary could be analyzed morphosyntactically and lexically. The topic of this research is to analyze the morphosyntax and lexical characteristics of Jugendwort in 2017, 2018 and 2020 on Twitter, which is aimed to explain the characteristics of youth language in tweets that contained the following words, "I bims, Ehrenmann/Ehrenfrau, and lost". This research was conducted through qualitative method with literature review and text analysis approaches. The results showed that the usage of the word I bims as Jugendwort 2017 could form the meaning of Ich bin or Ich bin es that could be recognized from its morphosyntactic structure. Meanwhile, the word Ehrenmann as Jugendwort 2018 is a phenomenon of Bedeutungverschiebungen (meaning shift), and the word lost as Jugendwort 2020 had no change in meaning. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa
"Penelitian ini membahas tentang kesalahan intralingual dalam tataran morfosintaksis yang dibuat oleh peserta ujian bahasa Jerman lisan. Korpus yang digunakan yaitu tiga video ujian lisan telc tingkat A1, A2, dan B1 yang bersumber dari YouTube Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan induktif. Adapun pada tahap peneltian digunakan dua teori: pertama, teori morfologi dan sintaksis bahasa Jerman untuk mengklasifikasikan kesalahan berbahasa dan selanjutnya teori kesalahan intralingual Jack C. Richard (1971) untuk meneliti lebih lanjut tentang akibat dari munculnya kesalahan ini. Hasil akhir menunjukkan bahwa sebagian besar kesalahan berbahasa tidak dapat terhindarkan dan terjadi sebagai akibat kecenderungan peserta ujian untuk melakukan penyederhanaan aturan tata bahasa dengan cara menghilangkan unsur-unsur sulit dalam bahasa target ketika berkomunikasi secara lisan.

This study is focused on the intralingual errors specifically the morphosyntax errors. These linguistical errors are made by examinees during the oral German proficiency test. The research datas are collected from three telc exam videos at level A1, A2, B1 from YouTube. Qualitative-descriptive method and inductive approach are applied in this research. Moreover, in examining the datas, two theories are used, namely the theory of German morphology and syntax to classify language errors and the theory of intralingual errors by Jack C. Richard (1971) to further examine the causes of these errors. The final result shows that most of the errors are unavoidable and caused by the tendency to simplify grammar rules by eliminating difficult elements in the target language when it comes to oral communication."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raysha Alika Jasmine
"Para remaja mempunyai tendensi untuk menjadi berbeda daripada yang lainnya. Oleh karena itu, para remaja kerap kali menciptakan bahasa-bahasa baru yang biasanya hanya dapat dimengerti oleh kelompok mereka guna menunjukkan identitas diri. Banyak hal yang dapat menginspirasi remaja untuk menciptakan bahasa-bahasa baru ini, salah satunya adalah lagu rap. Selain itu, lagu rap kerap kali mengangkat isu sosial. Salah satu isu yang biasanya diangkat adalah isu rasisme. Penelitian ini membahas tentang karakteristik morfosintaksis dan leksikal bahasa remaja serta isu rasisme yang terkandung dalam lagu Aber karya Eko Fresh. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima dari tiga belas karaktersitik morfosintaksis dan tujuh dari sebelas karakteristik leksikal yang muncul dalam lagu ini. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa lagu Aber mengangkat isu rasisme yang memang sudah dari lama menjadi masalah di Jerman. Tindakan rasisme di Jerman dalam lagu Aber ini ditampilkan melalui tiga sudut pandang, pertama sudut pandang orang Jerman yang membenci para imigran, kedua sudut pandang para imigran Turki yang mengalami rasisme, serta sudut pandang Ekrem Bora (nama lahir Eko Fresh) sebagai pihak yang netral.

Teenagers tend to be different from others. Therefore, teenagers often create new languages ​​that are usually only understood by their group to show their identity. Many things can inspire teenagers to create these new languages, one of which is rap songs. In addition, rap songs often raise social issues. One of the issues that is usually raised is the issue of racism. This study discusses the morphosyntactic and lexical characteristics of youth language and the issue of racism contained in the song Aber by Eko Fresh. This research was conducted through qualitative method with literature review and text analysis approaches. The results showed that there were five of the thirteen morphosyntactic characteristics and seven of the eleven lexical characteristics appeared in this song. In this study, it was also found that the rap song Aber by Eko Fresh raised the issue of racism, which has long been a problem in Germany. Racism in Germany in this song is shown through three points of view, first from the point of view of the German people who hate immigrants, secondly the point of view of Turkish immigrants who experience racism, and lastly the point of view of Ekrem Bora (Eko Fresh’s birth name) as a neutral party."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan verba dan nomina turunan baru yang melibatkan afiksasi oleh Mario Teguh. Teori morfosintaksis dengan ancangan fungsionalisme digunakan dalam penelitian ini. Fungsi sintaksis dan banyaknya kehadiran argumen pada sebuah klausa mendatangkan pengaruh pada afiksasi verba turunan dalam sebuah predikator, sedangkan adanya pendekatan proses dalam morfologi menjadi model untuk pembentukan nomina turunan baru. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode korpus sebagai alat, yaitu dengan memanfaatkan teknik konkordansi.
Hasil penelitian ini adalah pola-pola pembentukan verba turunan melalui prefiksasi ber- dan mengserta kombinasi afiks me-i dan me-kan dalam struktur klausa dan pola pembentukan nomina turunan oleh Mario Teguh melalui konfiksasi ke-an, prefiksasi pe-, dan konfiksasi pe-an dalam struktur klausa dan frasa.

ABSTRACT
The study is aimed at finding out the formation process of the new derived verb and noun that involves affixation in Mario Teguh?s speech. The theory of mofphosyntax and the functional approach are applied in this study. The syntactic function and the number of arguments are influence the affixation process of derived verb in predicator. Meanwhile, the morphological approach of item and process becomes the model used to form the new derived noun. This study is descriptive qualitative and applies the concordance technique of corpus.
The results are 1) the formation patterns of derived verb include prefixation of berand meng- in clausal structure, and 2) the formation patterns of derived noun include the confixation of ke-an, the prefixation of pe-, and the confixation of pean in clausal and phrasal structure.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T44823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library