Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pelatihan interaksi ibu-anak dalam meningkatkan compliance pada anak toddler. Subjek penelitian penelitian ini merupakan pasangan ibu-anak berusia 12-36 bulan dan berasal dari keluarga miskin. Penelitian ini menggunakan desain penelitian one-group pretest-posttest design. Pelatihan diberikan selama delapan kali pertemuan dalam waktu 15 hari. Pengambilan data dilakukan pada sebelum dan sesudah pelatihan menggunakan metode observasi yang direkam dalam bentuk video. Pengukuran kualitas interaksi ibu-anak menggunakan Parenting Interactions with Children: Checklist of Observation Linked to Outcomes (PICCOLO), sedangkan compliance anak diukur menggunakan Child Compliance Coding Manual: “Do” Context. Hasil signifikansi menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor kualitas interaksi ibu-anak secara siginfikan antara sebelum dan sesudah pelatihan yang diberikan (p < 0,05), sedangkan skor compliance anak mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah pelatihan diberikan, namun tidak signifikan (p > 0,05). Hasil observasi dijabarkan pada bagian hasil untuk melihat perubahan perilaku interaksi ibu-anak dan compliance anak.
This study aims to understand the effectiveness of mother-child interaction training in promoting child’s compliance during toddlerhood. Pair of mother and child aged from 14 to 36 months old and live in poor were involved as research subjects. The design of this study is one-group pretest-posttest design. The training was conducted for eight times within 15 days. The data collection was conducted before and after the training by recording activities into video format to be observed later. Mother-child interaction quality is assessed using Parenting Interactions with Children: Checklist of Observation Linked to Outcomes (PICCOLO), whilst compliance is assessed using Child Compliance Coding Manual: “Do” Context. Significance test using Wilcoxon Signed-Rank Test shows that there is a significant improvement in the score of mother-child interaction quality after the training conduct (p < 0,05), whilst child compliance shows improvement after the training conduct although not significantly (p > 0,05). The observation is explained in the results to see the changing of mother’s behaviour during the interaction and child compliance.
Structuring merupakan salah satu domain dalam interaksi ibu-anak. Structuring merupakan kemampuan orangtua untuk memegang kendali, mengatur batasan, menyediakan lingkungan yang aman, teratur, dan dapat dipahami oleh anak (Lindaman, Booth & Chambers, 2000). Tujuan penelitian adalah untuk melihat perbedaan perilaku structuring pada anak usia toddler antara ibu berusia remaja yang mengalami kehamilan di luar pernikahan dan kehamilan terencana. Enam puluh partisipan dipilih dan diukur dengan menggunakan alat ukur MIMRS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada perilaku structuring dalam kedua kelompok. Faktor usia dan pendidikan terakhir ibu ditemukan menjadi faktor yang lebih menentukan dalam perilaku structuring ibu.
Structuring is one of the domains in mother-child interaction. Structuring is parent’s ability to take charge, setting the limits, provide safe, comfortable, and understandable environment for children (Lindaman, Booth & Chambers, 2000). The aim of this study is to see the differences of structuring behaviour between premarital pregnancy adolescent mother and planned pregnancy adolescent mother with toodler. Sixty participants were selected and measured by MIMRS. The result shows that there is no significant differences of structuring behaviour between both groups. Maternal age and maternal education attainment has become the most important factors of structuring behaviour.