Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harlyna
"Penelitian ini bermula dari adanya keprihatinan UNESCO, UNICEF dan Departernen Pendidikan Nasional terhadap rendahnya mutu pendidikan dasar di ludonesia. Melalui proyek rintisan (pilot project) yang dimulai pada tahun 1999, tiga lembaga tersebut memperkenalkan pembelajaran aktif, krealif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) kepada beberapa SD dan Ml di tiga propinsi yang dipilih. Proyek tersebut mendorong Durori seorang guru SD Negeri 2 Kecila Kabupaten Banyumas untuk membuat 13 modul belajar yang disebut Model Belajar Mandiri (MBM). Meskipun disebut Model Belajar Mandiri, model ini tidak mengacu pada Self-Regulation Learning (SRL). Prinsip-prinsip yang digunakan dalam MBM merupakan beberapa prinsip pendidikan humanistik dan pendekatan Cara Belajar Siswa Alctif (CBSA). Secara garis besar, MBM bertujuan untuk mendorong motivasi belajar intrinsik dan harga diri (self-esteem) siswa.Diharapkan, siswa yang memitiki motivasi belajar intrinsik dan barga diri tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi juga.
Penelitian yang dilakukan oleh Gottfried ( 1990) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik dengan prestasi belajar. Sedangkan penelitian tentang adanya hubungan yang signiflkan antara harga diri dan prestasi belajar telah dilakukan oleh Marsh (dalam WoolfOlk, 1995), Wash (dalam Bums, 1979) dan Brookover, Thomas, Paterson, Coopersmith dan Purkey (dalarn Bums, J 979).
Penelitian mengenai hubungan antara motiwsi belajar intrinsik, harga diri dan prestasi belajar memang teiah banyak ditakukan, tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang melihat ketiga hal tesebut pada siswa yang menggunakan MBM. Pemilihan mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia didasarkan pada tujuan pendidikan dasar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu menanamkan dan mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca., berhitung dan ketrampilan memecahkan masalah (Sid~ 2001). Matematika dan bahasa Indonesia dapat mewakili kemampuan dasar tersebut.
Sampel penelitian adalah siswa kelas V dan VI SD Negeri 2 Kecila yang berjumlah 49 siswa dan diperoleh dengan teknik accidental sampling.
Digunakan uji coba (try out) terpakai terhadap alat ukur penelitian karena keterbatasan waktu dan jumlah sampel. Data tentang motivasi belajar intrir.sik (matematika dan bahasa Indonesia) dan harga diri diperoleh melalui kuesioner motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia) serta harga diri yang disusun sendiri oleh peneliti. Sedangkan data prestasi belajar matematika dan bahasa Indonesia diperoleh dari nilai rata-rata ulangan harian, pengamatan, tugas dan pekerjaan rumah serta nilai ulangan umum/ujian akhir semester II. Pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistic Package for Social Science) menggunakan metode analisis regresi dan korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation).
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik matematika dengan prestasi belajar matematika. Selain itu juga ada hubungan yang signifikan antara harga diri dan prestasi belajar matematika. Berbeda dengan mata pelajaran matematika pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak didapati adanya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik bahasa Indonesia dan prestasi belajar bahasa Indonesia. Harga diri dan prestasi bela jar bahasa Indonesia juga tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa motivasi belajar intrinsik matematika dan harga diri secara bersama-sama tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap preslasi belajar matematika. Motivasi belajar intrinsik bahasa Indonesia dan harga diri secara bersama-sama juga tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia. Hal itu diduga karena adanya interaksi variabellain yang tidak diukur dalam penelitaian ini.
Gambaran umum yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia), harga diri, prestasi belajar (matematika dan bahasa Indonesia) yang tergolong sedang. Hal tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan uji coba alat ukur penelitian. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia), harga diri dan prestasi belajar (matematika dan bahasa Indonesia) antara siswa yang menggunakan MBM dan tidak menggunakan MBM disarankan untuk melakukan penelitian kausal-komparatif (expost facto)."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T38804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlentilova Lucyana
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nico Binsar
"Moving kelas atau kelas bergerak/berpindah adalah suatu strategi pembelajaran yang diciptakan untuk menjadikan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, dimana siswa akan semakin aktif"
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 61 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lase, Asali
"Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dejngan disiplin belajar. Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan disiplin belajar siswa perlu adanya pembenahan kearah yang lebih baikn yaitu jangan menunda-nunda tugas yang diberikan guru, jangan malas untuk belajar. Sedangkan untuk motivasi belajar siswa ada dua hal penting yaitu bagaimana agar siswa tidak malas untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa bila mengerjakan soal didepan kelas."
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 48 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalita Sari
"Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui profil motivasi belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran Fisika di kelas yang diukur berdasarkan aspek perhatian (Attention), relevansi (Relevance), percaya diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction); 2) mengetahui persentase sumbangan dari tiap aspek motivasi belajar yang terdiri dari perhatian (Attention), relevansi (Relevance), percaya diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction) dalam menentukan tingkat motivasi belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran Fisika di kelas. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 5 Surakarta, dan SMA Negeri 6 Surakarta. Sampel penelitian sebanyak 90 siswa kelas XI MIPA. Pengumpulan data menggunakan teknik angket dan observasi. Teknik analisis angket adalah deskriptif kuantitatif, sedangkan lembar observasi dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) motivasi belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika dikategorikan tinggi, sedang, dan rendah; 2) persentase tiap aspek motivasi belajar adalah (a) aspek perhatian (Attention) sebesar 59,86%, b) aspek relevansi (Relevance) sebesar 57,08%, c) aspek percaya diri (Confidence) sebesar 55,28%, d) aspek kepuasan (Satisfaction) sebesar 60,14%. Kesimpulan, rata-rata tingkat motivasi belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika berada dalam kategori sedang dan rendah yang disebabkan kurangnya ketertarikan siswa untuk belajar Fisika."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
370 JPK 3:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Clara R. Pudjijogyanti
Jakarta: Arcan, 1991
370.15 CLA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roshana Rubi Ellora
"Remaja memiliki tahap perkembangan yang relatif pesat sehingga remaja membutuhkan asupan gizi yang lebih tinggi. Perilaku sarapan di kalangan remaja masih menjadi masalah di beberapa negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku sarapan pagi dengan motivasi belajar pada remaja. Rancangan penelitian cross-sectional dengan uji korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara perilaku sarapan pagi dengan motivasi belajar pada remaja. Penelitian kuantitatif dengan teknik simple random sampling melibatkan 120 siswa SMA yang dipilih secara acak. Angket yang digunakan adalah angket penilaian perilaku sarapan pagi dan angket Motivated Strategy Learning Questionnaire (MLSQ) untuk menilai tingkat motivasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,3% remaja memiliki perilaku sarapan yang buruk dan 50,8% remaja memiliki motivasi belajar yang rendah. Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku sarapan pagi dengan motivasi belajar (p value = 0,001). Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak pelayanan keperawatan dapat berkoordinasi dengan instansi pendidikan, instansi kesehatan, dan orang tua untuk melaksanakan penyuluhan kesehatan terkait manfaat sarapan pagi dan pentingnya sarapan setiap hari, khususnya bagi mahasiswa dalam membantu meningkatkan proses pembelajaran.

Adolescents have a relatively rapid developmental stage so that adolescents need higher nutritional intake. Breakfast behavior among adolescents is still a problem in several countries. This study aims to determine the relationship between breakfast behavior and learning motivation in adolescents. A cross-sectional study design with Pearson's correlation test was used to analyze the relationship between breakfast behavior and learning motivation in adolescents. The quantitative research using simple random sampling technique involved 120 high school students who were randomly selected. The questionnaire used was a breakfast behavior assessment questionnaire and a Motivated Strategy Learning Questionnaire (MLSQ) questionnaire to assess the level of learning motivation. Based on the results of the study showed that 53.3% of adolescents have bad breakfast behavior and 50.8% of adolescents have low learning motivation. The results of the research analysis using the Pearson correlation test showed that there was a significant relationship between breakfast behavior and learning motivation (p value = 0.001). With this research, it is hoped that nursing services can coordinate with educational institutions, health agencies, and parents to carry out health education regarding the benefits of breakfast and the importance of breakfast every day, especially for students in helping improve the learning process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This aim of the research was to know the correlation between students perception about class climate and learning motivation. The population of the research was 112 students majoring in Building departement of SMK I Padang...."
2008
370 JPUNP 30:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen program akselerasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti program akselerasi yang berjumlah 90 orang dari 2 sekolah yaitu SMAN 2 dan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang didukung oleh observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh variabel manajemen program akselerasi terhadap variabel prestasi belajar siswa sebesar 42,4%. Selanjutnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mencapai 48.4%.
Hasil perhitungan ini menunjukkan pengaruh motivasi belajar lebih besar dibandingkan dengan manajemen program akselerasi. Hasil ini mengindikasikan perubahan pada prestasi belajar siswa lebih dominan dipengaruhi oleh motivasi belajar dibandingkan manajemen program akselerasi. Pengaruh positif dari kedua variabel terhadap prestasi belajar siswa program akselerasi menunjukkan bahwa perbaikan pada manajemen program akselerasi dan motivasi belajar akan memberikan dampak signifikan terhadap prestasi belajar siswa program akselerasi. Total pengaruh dari kedua variabel manajemen program akselerasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mencapai 90,8%, sedangkan sebesar 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

This research aim to know the influence of Acceleration Program Management and Learning Motivation for Student Achievement. This study uses a quantitative approach. Population and sample in this research were students in the accelerated program, amounting to 90 people from two schools, namely SMAN 2 and 3 South Tangerang City. Instrument used in this study is a questionnaire which is supported by observations and interviews. Analysis of data using Rank Spearman Correlation analysis. The analysis showed that the influence of the accelerated program management variable on student achievement variables by 42,4%. Meanwhile, motivation to study variable influence the student achievement reached 48,4%.
The results of these calculations show the influence of motivation to learn is greater than the acceleration program management. These results indicate a change in student achievement is more dominant than the motivation to learn is affected by the accelerated program management. Positive influence of both variables on student achievement suggests that the accelerated program management improvement in acceleration and motivation program will provide a significant impact on student achievement in accelerated program. The total effect of these two variables (acceleration program management and motivation of student achievement) reached 90,8%, while for 9,2% influenced by other variables not examined in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30015
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>