Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jubaedi
"Berdasarkan data hasil survei dalam rangka uji coba instrumen EALAS dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengkaji aspek-aspek psikometris menggunakan pendekatan Teori Tes Mastic, Teori Response Item yang diwakili Rasch Model, dan Analisis Faktor; serta ada tidaknya hubungan structural antar variabel . Motivasi dan kebiasaan belajar siswa dijadikan sebagai variabel babas, sedangkan kemampuan matematika, Bahasa Indonesia, dan life skill menjadi variabel terikat.
Angket untuk mengukur motivasi belajar yang terdiri dari 6 item dan kebiasaan belajar siswa yang terdiri dari 9 item diberikan kepada 2966 siswa kelas 4 dan 6 ssekolah dasar di Kabupaten Serang. Empat item dari angket motivasi belajar dan 6 item dari kebiasaan belajar terpilih sebagai item-item yang baik untuk mengukur masing-masing hal yang akan diukurnya.
Untuk mengukur aspek kemampuan (ability) diberikan kepada 815 siswa kelas 6 masing-raasing 40 item soal matematika pilihan ganda 4 opsi jawaban, 60 soal life skill berbentuk pilihan ganda dan jawaban singkat, serta 40 soal Bahasa Indonesia berbentuk pilihan ganda dan juga jawaban singkat. Jumlah item yang sama juga diberikan kepada siswa kelas 4, kecuali soal matematika yang terdiri dari 30 item. Dari analisis yang dilakukan dengan criteria harga ptbis> 0,200, infit statistic 0,75 - 1,30, dan factor loading untuk validitas konstruk yang signifikans diperoleh item-item yang dikategorikan baik,
(1) Untuk paket soal kelas 6, 24 item (60%) soal matematika, 17 item (42,5%) soal Bahasa Indonesia, dan 33 item (55%) soal life skill;
(2) Untuk paket soal kelas 4, 16 item (53,3%) soal matematika, 21 item (52,5%) soal Bahasa Indonesia, dan 37 item (61,7%) soal life skill.
Item-item soal terpilih ini digunakan untuk mengestimasi kemampuan masing-masing siswa pada matematika, Bahasa Indonesia, dan life skill. Hubungan antara variabel motivasi dan kebiasaan bealajar dan kemampuan matematika, Bahasa Indonesia, dan life skill dianalisis menggunakan pendekatan confirmatory factor Analysis. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada taraf kepercayaan 5% diperoleh hasil-hasil: (1) Hubungan antara variabel-variabel tersebut ditentukan oleh kategori kelas siswa; (2) Pada siswa kelas 4, model hubungan antar variabel pada tingkat observed fit dengan data yang ditunjukkan dengan harga-harga goodness of fit statistics chi-square 3,91 (df = 3), p = 0,27, CFI = 1,00, dan RMSEA 0,021. dari harga t-statistics yang didapat terbukti pula bahwa ada hubungan kausal yang signifikan antara motivasi dan kebiasaan belajar dengan kemampuan matematika dan Bahasa Indonesia;(3) Pada siswa kelas 6, model hubungan antar variabel pada tingkat laten juga fit dengan data dengan harga chi-square 19,27 (df = 10), p = 0,1 1, CFI = 1,00, dan RMSEA=0,024. Dengan demikian, motivasi dan kebiasaan belajar merupakan predictor yang baik bagi variabel kemampuan matematika, Bahasa Indonesia, dan life skill."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristianto Saputro
"Meskipun pentingnya pelatihan diakui, organisasi terkadang kesulitan memahami bagaimana efektivitasnya dihasilkan. Studi ini menyelidiki apakah faktor-faktor pra-pelatihan seperti dukungan organisasi, lingkungan pelatihan, kualitas pelatih, dan analisis kebutuhan pelatihan memengaruhi efektivitas pelatihan baik secara langsung atau dimediasi oleh motivasi belajar, motivasi transfer, dan efikasi diri di lembaga pemerintah non-kementerian di Indonesia. Data dari 202 responden dari 19 lembaga diperoleh dengan menggunakan kuesioner daring yang didistribusikan ke sampel melalui teknik purposive sampling. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menghitung hasil statistik menggunakan Covariance Based-Square-Structural Equation Modeling (CB-SEM) dengan Lisrel 8.80. Teknik ini bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya, dan hasilnya akan digunakan sebagai dasar untuk mendiskusikan temuan penelitian. Hanya kualitas pelatih yang memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar (t-value 5,60), motivasi transfer (7,21), dan efikasi diri (8,64). Namun, pengaruhnya tidak langsung terhadap efektivitas pelatihan karena harus dimediasi oleh motivasi transfer (z-score 4,294) dan efikasi diri (2,513). Penelitian ini menekankan peran penting pelatih dalam efektivitas pelatihan, di mana perannya lebih sebagai fasilitator. Hal ini menekankan pentingnya pelatih yang mampu memotivasi dan meyakinkan peserta. Dengan berinvestasi pada pelatih berkualitas melalui pengembangan berkelanjutan, sistem evaluasi, dan insentif, organisasi dapat meningkatkan efektivitas pelatihan dan mencapai tujuan organisasi lebih efisien.
......While the importance of training is recognized, organizations sometimes struggle to comprehend how its effectiveness is generated. This study investigates whether pre-training factors such as organizational support, training environment, trainer quality, and training need analysis influence training effectiveness directly or mediated by self-efficacy, motivation to learn, and motivation to transfer in non-ministerial government institutions in Indonesia. Data from 202 respondents of 19 institutions are collected using online questionnaires distributed to samples through purposive sampling techniques. Quantitative data analysis was carried out by calculating statistical results using Covariance Based-Square-Structural Equation Modeling (CB-SEM) with Lisrel 8.80. This technique aims to test previously proposed research hypotheses, and the results will be used as a basis for discussing research findings. Only trainer quality has significant influence on motivation to learn (t-value 5,60), motivation to transfer (7,21), and self-efficacy (8,64). However, it does not have direct influence on training effectiveness as it should be mediated by motivation to transfer (z-score 4,294) and self-efficacy (2,513). This research emphasizes the vital role of trainers in training effectiveness, highlighting them as facilitators in the process. It stresses the importance of motivating and convincing trainers to enhance participants' motivation and self-efficacy. By investing in quality trainers through ongoing development, evaluation systems, and incentives, organizations can boost training effectiveness and achieve their goals more efficiently."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library