Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman K. Nawireja
Abstrak :
Adopsi dan difusi inovasi sebagai fenornena komunikasi telah menarik banyak peneliti untuk mendalaminya. Studi-studi adopsi kebanyakan terfokus pada tahapan decision. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan petani dalam tahapan konfirmasi, dimana ia mungkin masuk ke dalam salah satu dari empat kategori berikut (1) continued adoption, (2) later adoption, (3) disadoption, atau (4) continued rejection dengan membangun model multinomial logit, dengan mengambil kasus adopsi kapas Bt di Sulawesi Selatan. Seperti di ketahui penanaman kapas Bt telah berlangsung sekurangnya selama setahun ini di Sulawesi Selatan, yang berarti telah terjadi adopsi terhadapnya, dan bahkan telah sampai pada tahapan konfirmasi dalam sekuen adopsi ala Rogers (1995). Studi menggunakan metode triangulasi; gabungan antara metode kualitatif, sehingga diharapkan diperoleh gambaran utuh adopsi dan difusi kapas Bt tersebut. Mengingat petani kapas Bt mencapai 6.638 orang, pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling. Strata dibuat pada level kecamatan dengan membuat tipologi kecamatan berdasarkan luasan lahan garapan dan produktifitas kapas. Berdasarkan tipologi ini dipilih secara purposif lima kecamatan di lima kabupaten (Bantaeng, Bone, Bulukumba, Takalar, dan Wajo). Sementara itu, responden petani dipilih secara acak di tingkat kecamatan sejumlah 298 orang, terdiri dari 263 sampel petani kapas Bollgard dan sebagai kontrol dipilih 35 responden petani kapas non-Bollgard. Sementara untuk studi kualitatif, dilakukan wawancara terhadap 35 responden, 26 informan, dan dilakukan tujuh kali diskusi kelompok fokus (Focus Group Discussion). Hasil analisis multinomial logit menunjukkan; keterlambatan adopsi kapas Bt dipengaruhi terutama oleh faktor-faktor luasan lahan yang digunakan untuk usahatani kapas Bt, biaya total yang dibutuhkan untuk melaksanakan usaha tani kapas Bt, proporsi biaya tenaga kerja terhadap biaya total, dan kepuasan petani terhadap pelatihan produksi kapas Bt. Dalam kaitannya dengan faktor kelembagaan, ditenggarai bahwa kelompok tani sebagai suatu entitas berperan penting dan efektif sifatnya dalam menyusun perencanaan produksi dan sebagai representasi para petani menghadapi perusahaan. Sementara itu, petani yang terus menolak mengadopsi dipengaruhi oleh proporsi biaya tenaga kerja terhadap biaya total, total pendapatan bersih dari usahatani selain kapas, dan pengalaman petani dalam berusaha tani kapas. Sedangkan keputusan berhenti mengadopsi proporsi biaya tenaga kerja terhadap biaya total, luasan lahan yang digunakan untuk menanam kapas, dan kepuasan petani terhadap pelatihan produksi kapas Bt. Adopsi kapas Bt berlangsung melalui pengikutsertaan tokoh-tokoh petani agar menjadi pendorong petani-petani yang berada dalam lingkaran pengaruhnya untuk mencoba menanam kapas Bt menimbulkan dinamika komunitas tersendiri. Oleh karena tokoh-tokoh petani tersebut pada gilirannya ada yang bertindak sebagai distributor dan sebagai pengurus inti kelompok-kelompok petani, dimana petani pada dasarnya menyandarkan keputusannya kepada pemuka masyarakatnya. Pendekatan komunikasi PT Monagro yang cenderung mengandalkan pemuka masyarakat, perlu ditunjang dengan metode komunikasi yang mampu menjangkau petani (dan dapat diakses petani) dalam waktu cepat guna menangkal informasi yang unfavorable terhadap pengembangan kapas Bt. Sementara itu, untuk meningkatkan adopsi diperlukan penyuluhan dengan materi yang mengkontraskan perbedaan teknis dan biologis antara kapas Bt dengan kapas non-Bt. Faktor pendukung utama penkembangan budidaya kapas Bt Sulawesi Selatan adalah prosesnya dilakukan dalam kerangka infrastruktur kelembagaan agribisnis kapas dari proses pra-produksi hingga pemasaran yang pernah dikenal sebelumnya-artinya kapas Bt masuk ke Sulawesi dengan kerangka kelembagaan yang telah mapan. Artinya, hasil penelitian ini hanya dapat digeneralisir pada kondisi kelembagaan yang mapan saja, sementara untuk kelembagaan yang lain, diperlukan studi yang lebih mendalam. ......Adoption of Bt Cotton: An Application of Multinomial Logit ModelAdoption and diffusion of innovation as communication phenomena has been studied since long time ago. Adoption studies mostly concentrated on decision stage of adoption sequences. As such we are trying to study confirmation stage, by identified factors underlying farmers choice in confirmation stage, in which they may stay in one of four possible categories as follows: (1) continued adoption, (2) later adoption, (3) disadoption, or (4) continued rejection. To identify, we develop multinomial logit model for Bt cotton adoption in South Sulawesi. As been known, Bt cotton cultivation in this area prevail at least since a year ago, so it is can be assumed this recently adoption of Bt cotton already reaching confirmation stage from Rogers (1995) adoption stage. The study employ triangulation method; a combination of quantitative and qualitative method to capture the complete picture of Bt cotton adoption and diffusion process. Considering huge amount of respondents to interviewed (as much 6,638 farriers), we use slralii ied random sampling. At sub-district level a district typology based on cotton acreage per fanner and cotton productivity. Based on the typology, five subdistticts in five regencies have been set out purposively (Bantaeng, Bone, Bulukumba, Takalar, and Wajo); 298 respondents were interviewed using pre-prepared questionnaire, randomly. As a control we also interview 35 non-Bt cotton farmers. For qualitative method, the study interviewed 35 respondents, 26 informants, and conducting Focus Group Discussion in seven different locations. Multinomial logit model shows; late adopter was mainly affected bt cotton farm acreage, total cost of Bt cotton farming, and proportion of labour cost to total fanning cost, and revealed satisfaction to Bt cotton production training held by PT Monagro. In relation to institutional factor, farmers group as an entity plays important role and effective in nature to plan farming activity and at the same time as farmer's representation to bargain with PT Monagro. On other hand, continuous rejection mainly due to proportion of labour cost to total farming cost, total net farm income from others commodity, and farmer's experience at cotton farming. Farmer's decision to dis-adopt Bt cotton was influenced by proportion of labour cost to total farming cost, total Bt cotton acreage, and revealed satisfaction to Bt cotton production training. Bt cotton adoption run smoothly with involvement of farmers' informal leaders to attract farmers finally triggered specifics community dynamic, because the informal leader also playing important role as seed distributor to the farmers and at the same time they tend to chair the farmer group himself, in which basically farmers will follow informal leader decision not or no to adopt Bt cotton. PT Monagro external communication strategy which mainly bearing important role to informal leaders need to be back up by other communication means that capable to access farmers directly and timely to prevent farmers againts unfavorable information. At the same time, following the multinomial logit analysis result it is recommend that extension program should contrasted technical and biological differences among the competing commodity: Bt cotton and conventional non-Bt cotton. Need to mention that adoption and diffusion of Bt cotton run smoothly in South Sulawesi was because this process was prevail in community with mature cotton agribusiness institution-either farmers, local government, and other supporting institution already been build long time ago. It bear such an implication the finding might not be applicable to predict adoption of Bt cotton in another community with unmature cotton agribusiness institution, so it is need another study in diffe'rent community to test against hypotheses tested here.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lis Nurdiyanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untnk mengetahui Pengaruh Karakteristik Nasabah Terhadap Preferensi Bauran Promosi Pada Penempatan Dana Pihak Ketiga dan Fasilitas Pembiayaan (Studi Kasus Nasahah Bank I)KI Syariah Cabang Wahid Hasyim). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode multinomial logit dan model logit. Analisis data menggunakan program SPSS. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik nasabah berusia 31-40 tahun, berpendidikan tinggi, mempunyai tingkat pendapatan tinggi dan bekerja sehagai karyawan swasta, cenderung lebih terpengaruh oleh publisitas. Sedangkan nasabah berusia lebih dari 40 tahun, berpendidikan sedang, mempunyai tingkat pendapatan sedang dan mempunyai pekerjaan selain karyawan swasta dan PNS lebih cenderung dipengaruhi oleh iklan. Nasabah berusia 31-40 tahun. berpendidikan sedang, mempunyai tingkat pendapatan sedang dan mempunyai pekerjaan sebagai karyawan swasta mempunyai peluang lebih besar untuk mempunyai tabungan, deposito atau giro setelah terpengaruh oleh kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah. Dan nasabah yang berusia 31-40 tahun. berpendidikan tinggi, mempunyai tingkat pendapatan sedang, dan bekerja sebagai karyawan swasta mempunyai peluang lebih besar untuk mengajukan pembiayaan pada Bank DKI Syariah.
This research aims to know the effect of customer characteristics for the preference of promotional mix at the fund placement of third party and financing (case study of customer in Bank DKI Syariah, branch Wahid Hasyim). The research is done with multinomial logit method and logit model. The data's analyzed with SPSS program. The result of the research shows that publicity affects the customer characteristics. Those are 31-40 years old, high education, high income, and private officers. For those who are affected by advertisement arc above 40 years old, middle education, middle income, and other jobs or government officers. The customers been 31-40 years old, middle education, middle income, and private officers have more chance to own saving, deposit, and clearing account. It happens after Bank DM Syariah promotes and has effect. For the customers between 31-40 years old, high education, middle income, and private officers have more chance to have financing from Bank DKI Syariah.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Ulkaromah
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari upah minimum terhadap anak bekerja di Indonesia, menggunakan SAKERNAS BPS tahun 2012. Beberapa penelitian anak bekerja sebelumnya mempercayai bahwa peningkatan upah minimum dapat mengurangi fenomena anak bekerja karena kesejahteraan rumah tangga meningkat. Namun secara teori, peningkatan upah yang disebabkan oleh kebijakan upah minimum dapat menyebabkan beberapa orang dewasa terkena pemutusan hubungan kerja, akibatnya rumah tangga tersebut mengirim anaknya untuk bekerja. Penelitian ini menggunakan model multinomial logit dan membagi dua tipe anak bekerja, yaitu pekerja keluarga dan pekerja di pasar kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak pekerja keluarga meningkat seiring dengan peningkatan upah minimum, terutama jika orang tua kehilangan pekerjaan dari sektor formal. Sedangkan dampak upah minimum terhadap anak di pasar kerja tidak ditemukan adanya signifikansi. Pada kondisi daerah, penelitian ini menemukan bahwa dampak upah minimum di daerah maju, cenderung untuk mengurangi probabilitas anak bekerja lebih besar dibandingkan daerah berkembang. Penelitian ini juga menemukan adanya hubungan antara upah minimum terhadap anak bekerja rumah tangga di luar sektor formal. Secara keseluruhan, penelitian ini berpendapat bahwa dampak upah minimum terhadap anak bekerja adalah fenomena yang kompleks.
ABSTRACT This study investigates the impact of minimum wage on child labor in Indonesia using SAKERNAS BPS 2012. Some previous studies about child labor believe that, rising minimum wage could reduce the incidence of child labor because household welfare get improve. However, theoretically if rise in wage is achieved by a minimum wage law, it can for instance cause some adult to be unemployed and send their children to work. This study use multinomial logit model and separate two types of child labor, within the household and labor market. The result suggests that child labor within the household may rise as the minimum wage is raised, especially if parents lost their jobs from formal sector, while there is no significant in child labor in labor market. In type of regional condition, the impact of minimum wage in a type of modern economic, can reduce the incidence of child labor in labor market much greater. This study also found an association between minimum wage and child labor in non-formal worker households. Overall the study argues that the impact of minimum wage on child labor is a complex phenomenon.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Penta Widi Nugroho
Abstrak :
Jumlah penduduk pada kelompok usia subur yang sangat besar dapat berpotensi menimbulkan ledakan jumlah kelahiran (baby booming), oleh karena itu masalah Keluarga Berencana perlu ditangani dengan sungguh-sungguh, demikian juga bagi Pemerintah Kabupaten Bantul, Tingkat partisipasi Pasangan Usia Subur dalam program nasional Keluarga Berencana dengan menjadi peserta aktif di Kabupaten Bantul rata-rata sebesar 77,17 % pada tahun 2007. Dari kondisi tersebut masih terbuka peluang untuk meningkatkan tingkat partisipasi pasangan usia subur dalam mengikuti program KB. Dari sudut pandang ekonomi, hal itu berarti masih terbuka peluang untuk meningkatkan penjualan yang merupakan keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran tidak hanya dipengaruhi oleh harga dan kuantitas produk, namun dipengaruhi juga oleh banyak hal lainnya, misalnya selera yang berkaitan erat dengan karakteristik seseorang. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud : (1) Mengetahui proporsi akseptor menurut karakteristik tertentu. (2). Mengetahui pengaruh karakteristik akseptor suntik yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, rata-rata penghasilan keluarga perbulan, status pendidikan dan status pekerjaan terhadap pilihan metode kontrasepsinya. Metode analisis yang digunakan adalah deskripsi persentase responden menurut karakteristik tertentu dan analisis regresi multinomial logit. Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari sampel peserta KB aktif di wilayah Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantu! pada tahun 2008. Hasil analisis regresi multinomial logit menunjukkan hasil bahwa pilihan metode kontrasepsi dipengaruhi oleh profil responden (usia, jumlah kepemilikan anak, jumlah penghasilan, status pekerjaan dan status pendidikan). Dari analisis ini dapat diketahui sifat pengaruh (positif atau negatif) dari profil responden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari sisi permintaan, karakteristik seseorang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26462
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarah
Abstrak :
Analisis perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi perkembangan TIK dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi TIK di berbagai bidang. Pada tugas akhir ini akan dicari faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi perkembangan TIK pada bidang rumah tangga, pendidikan, dan bisnis di Jakarta Selatan. Pada awal analisis, dilakukan analisis cluster berdasarkan sejumlah variabel pada availability of infrastructure to use ICTs. Dan analisis regresi logistik dilakukan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan TIK di tiap-tiap bidang, dan diperoleh faktor yang mempengaruhi perkembangan TIK di bidang rumah tangga adalah jumlah pendapatan, di bidang pendidikan adalah uang bangunan, sedangkan di bidang bisnis adalah jumlah infrastruktur TIK. Dan terakhir, dilakukan penggambaran kondisi perkembangan TIK di tiap-tiap kecamatan di Jakarta Selatan berdasarkan tiap-tiap bidang dengan menggunakan metode Geographic Information Systems (GIS).
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S27710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Sundari
Abstrak :
This study aims to analyze the food security determinant of households by household characteristics in Indonesia using descriptive and multinomial logit analyses, and determine the characteristics of households that need intervention of Raskin in Indonesia. Descriptive and multinomial logit analyses found that households more food secure if the education of household head is higher, number of household members is smaller, the household head work in non-agriculture, income per capita is larger, and the area where household live in urban areas. Generally, Raskin relatively on target. Raskin should be prioritized on women-headed households with low education, and work in agriculture/non-agriculture.
Studi ini menganalisis determinan ketahanan pangan rumah tangga menurut karakteristik rumah tangga di Indonesia dengan analisis deskriptif dan multinomial logit, serta menentukan karakteristik rumah tangga yang perlu intervensi Raskin di Indonesia tahun 2011. Hasil analisis deskriptif dan multinomial logit menemukan bahwa semakin tinggi pendidikan kepala rumah tangga akan meningkat pula ketahanan pangannya jika jumlah anggota rumah tangga kecil, pekerjaan kepala rumah tangga di non-pertanian, pendapatan per kapita besar, dan daerah tempat tinggal di perkotaan. Secara umum, Raskin relatif tepat sasaran. Raskin sebaiknya diprioritaskan pada rumah tangga yang dikepalai perempuan, berpendidikan dasar, dan bekerja di pertanian maupun non-pertanian.
2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Kusuma Hartono
Abstrak :
ABSTRAK
Social health insurance from government program are expected to be able to reduce inequalities access to health services in the middle of rising of health care cost, while private health insurance is still limited for up and middle class population. This study aimed to analyze the equity level of health insurance ownership including social and private health insurance in Indonesia. This study examined the condition of Indonesia in the middle of entering National Health Insurance (NHI) era. This study used data of Indonesian Socio-Economic Survey 2012. Data were analyzed by using econometric approach through multinomial logit analysis. The results showed that the concentration index of social health insurance ownership was 0.615, which is smaller than private health insurance ownership (0.972). It means that Indonesia social health insurace ownership will be able to increase equity access to the health services especially for poor people (pro poor). Social health insurance ownership increases the use of the health services by people.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
613 KESMAS 12:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso
Abstrak :
The research examines the factors which influence the decisions of migrant workers to seek employment aboard. Three hundred households were chosen as samples for the study in Cirebon District, West Java. This research uses an econometric analysis with a multinomial logit model. The research concluded that: first, economic reasons, namely higher wage expectations, remain the primary reason for migration. Second, endowment, as income and family wealth, acts as an economic safety net which is a supporting factor of migration. Third, well-educated women under the age of 25 have a high probability of seeking employment aboard.
Jakarta: Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Universitas Indonesia (MPKP-FEUI) , 2007
338 UI-JKE 2:3 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yanita Amelia
Abstrak :

Dengan dibukanya tol Cipularang, frekuensi mobilitas Jakarta-Bandung semakin bertambah dan semakin terbuka peluang bisnis bagi moda-moda transportasi yang melalui tol tersebut seperti moda shuttle service yang semakin menjamur sejak waktu tempuh Jakarta-Bandung memampat. Tidak dipungkiri bahwa dengan pengaktifan tol Cipularang keberadaan moda kereta api terancam, dan bahkan merupakan salah satu penyebab ditutupnya rute penerbangan komersil Jakarta- Bandung. Tujuan dari studi ini adalah untuk mendefinisikan karakteristik pengguna moda shuttle service, kereta api serta pesawat udara. Tujuan lainnya adalah memodelkan pemilihan moda antar ketiganya.

Dalam studi ini, digunakan metode survey wawancara responden pengguna shuttle service dan kereta api. Untuk moda pesawat udara digunakan survey stated preference, dimana model pemilihan moda dipengaruhi oleh faktor-faktor sosioekonomi seperti factor pengaruh, waktu menuju ke pool, waktu perjalanan moda, waktu menuju tujuan, biaya menuju pool, biaya menuju tujuan, dan tarif. Analisis pemilihan moda ini dapat dihitung dengan memodelkan jumlah pengguna yang dipengaruhi faktor-faktor sosioekonomi lainnya dengan metode regresilinear berganda, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan probabilitas pemilihan moda dengan metode Multinomial Logit. Hasil akhir yang telah teruji secara normal, linieritas, signifikansi, dan hipotesa didapat bahwa jumlah pengguna shuttle service dipengaruhi oleh waktu perjalanan, jumlah pengguna kereta api dipengaruhi oleh waktu menuju stasiun dan waktu perjalanan, serta jumlah pengguna pesawat udara dipengaruhi oleh tarif. Untuk probabilitas didapatkan shuttle service sebagai moda terpopuler, diikuti oleh pesawat udara dan terakhir adalah kereta api. Model pemilihan moda yang telah didapat tidak terlalu bagus karena memiliki nilai R square yang kurang dari 50 % untuk moda shuttle service dan kereta api.


After the opening of Cipularang tollroad, the frequency of transportation from Jakarta-Bandung and reverse are increasing rapidly, meanwhile the opportunities of new transportation mode business also openwide. One of a kind is shuttle service wich growing fast since the new tollroad reduce the travel time between Jakarta-Bandung. There are no doubt that the operation of the new tollroad threatened another mode such as train and yet is one reason that flight route from Jakarta-Bandung are closed. This research are intending to define the characteristics of mode user for shuttle service, train, and airplane. Its also try to modelling the mode choice of Jakarta-Bandung transportation among the three mode.

In this research, interview method are being used to collect information from the passangers of shuttle service and train. For airplane, stated preference method are choosen to gather the information from shuttle service and train passangers, wich the mode choice are affect by socioeconomics factors such influence factors, time headed for pool, travel time of mode, time headed to destination, cost headed for pool, cost headed for destination, and mode charge. Regression method is being used to analysed the mode choice models. Multinomial logit method is to seek the probability between the three mode. The final result which has been tested according to normal, linear, significant, and hypothesis is computation of passangers of mode with variable x travel time for shuttle service, variable x time headed to pool and travel time for train, and last is variable x mode charge for airplane. Shuttle service being the most choosen by Jakarta-Bandung traveler, and followed by airplane, the last is train. The mode choice models in research doesn?t really on top form because of R square value is lower than 50 % for shuttle service and train.

2008
R.01.08.02 Ame p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hediyanto Roehadi
Abstrak :
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemahaman konsep CSR pada manajemen dan karyawan kantor pusat UUS BNI dengan menggunakan pendekatan CSR empat aspek (aspek ekonomi, hukum dan regulasi, etika sesuai syariah dan kedermawanan) yang diperkenalkan oleh Carroll (1979). Dalam penelitian ini akan diungkap apakah ada perbedaan tingkat pemahaman konsep CSR di setiap level manajemen, tingkat pendidikan dan masa kerja serta probabilitas pemahaman CSR dalam keempat aspeknya yang dipengaruhi posisi manajemen, pendidikan dan masa kerja. Non parametrik Kruskall Wallis digunakan untuk mengungkapkan apakah ada perbedaan tingkat pemahaman konsep CSR di setiap level manajemen, tingkat pendidikan dan masa keija. Kemudian untuk mengetahui probabilitas pemahaman CSR dalam keempat aspeknya yang dipengaruhi posisi manajemen, pendidikan dan masa kerja digunakan model ekonometri dengan empat variabel terikat dummy atau kategorik, yang disebut Model Multinomial Logit. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep CSR dalam aspek ekonomi pada tingkatan masa kerja, terdapat perbedaan pemahaman konsep CSR dalam aspek hukum dan regulasi pada tingkatan manajemen dan masa kerja, terdapat perbedaan pemahaman konsep CSR dalam aspek kedermawanan pada tingkatan masa kerja, semakin lama masa kerja, maka kecenderungannya akan mempunyai pemahaman CSR dalam aspek ekonomi yang lebih baik, semakin tinggi posisi atau semakin lama masa kerja, maka kecenderungannya akan mempunyai pemahaman CSR dalam aspek hukum dan regulasi yang lebih balk dan semakin lama masa kerja, maka kecenderungannya akan mempunyai pemahaman CSR dalam aspek kedermawanan yang lebih baik.
The main objective of this research is to evaluate the UUS BM management and employees' perceptions of CSR concept, using Carroll's (1979) approach, which introduced four aspects of CSR. This research attempts to seek whether there are disparities on CSR perceptions in every position, education and working service year level. Kiuskall Wallis non-parametric is used to test whether there are disparities as stated above. Moreover, econometric model with four dependent dummy or category variables, known as Multinomial Logit Model, is used to test whether the level of position, education and working service year influence the probability of CSR perception in its four aspects. This research's results conclude that there are perception disparities on CSR's economic aspect in different working service year, on CSR's laws and regulation aspect in different position and working service year level, on CSR's philanthropic aspect in working service year level. The longer working service year level tends to have better perception of economic aspect, while the higher position or longer working service year level tends to have better perception of laws and regulation aspect, and the longer working service year level tends to have better perception of philanthropic aspect.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 20764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>