Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Dimas Rizky Akbary
"
ABSTRAK<>br>
Skripsi ini mengambil tema ontologi dengan berangkat dari Being sebagai masalah utama mengenai asal kehadirannya. Skripsi ini mempermasalahkan perihal dari mana Being berasal dan kemana Being seharusnya kembali. Dijelaskan melalui dua tokoh filsuf yaitu Martin Heidegger yang menjelaskan bagaimana Being harus dimulai dari entitas yang mempertanyakannya, sedangkan Alain Badiou menjelaskan bagaimana Being adalah kumpulan dari multiplisitas atau keragaman yang hadir dikarenakan event atau keretakan hingga menyebabkan hadirnya being sebagai realitas seperti sekarang. Dengan metode kajian pustaka dan analitik-induksi yang menganalisa suatu konsep pemikiran lalu mengembangkannya dengan suatu hipotesis. Sehingga pada akhirnya realitas merupakan ketidaksanggupan Being dalam memahami void. Void merupakan kekosongan sempurna dan tidak terikat oleh hukum apapun.
ABSTRACT<>br>
This research discusses about ontological discourse which starts from Being as the main problem regarding its origin. This research problematized about the origin of Being. The origin of Being was explained by Martin Heidegger and Alain Badiou. From Heidegger, he explained how Being must be understand from the entity who questioned it, and the other hand, Badiou explained that Being is a multiple of multiplicity because of event come through and then being turns out to be a reality as it is now. For doing a conceptual analysis and for making a hypothesis by used literature study and analytics induction. The void is a critic towards incapability of Being in creating the reality. Void is a perfection of emptiness and not determined by the laws."
2017
S69964
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nizar Septian
"Produksi D meson sebagai fungsi multiplisitas partikel bermuatan telah diukur menggunakan ALICE detektor di LHC. Pengukuran ini dilakukan menggunakan data tumbukan proton-proton pada energi pusat massa 13 TeV yang direkam oleh ALICE detektor pada periode pengambilan data tahun 2016. D meson direkonstruksi melalui produk peluruhan hadroniknya pada empat interval pT dari 2 GeV/c sampai 24 GeV/c dengan ?
D meson production as a function of charged particle multiplicity in proton proton collisions have been measured using ALICE detector at the LHC. This measurement was performed using proton proton collisions data at center of mass energy 13 TeV recorded by ALICE during the 2016 data taking periods. D meson were reconstructed through its hadronic decay product in four pT intervals ranged from 2 GeV c to 24 GeV c with "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50977
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Alexander Ganesh Aji Dewanto
"Studi ini mengeksplorasi tindakan bermain (play) sebagai aktivitas yang multi-realita (aktual dan virtual) dan memiliki kekuatan untuk membentuk makna, realitas, dan pengalaman ruang yang berlapis dalam arsitektur. Melalui pemahaman virtualitas menurut pemikiran Kalaga (2003), studi ini menggunakan pemahaman virtualitas sebagai spektrum kemungkinan yang tersusun oleh berbagai relasi yang kemudian menjadi basis perancangan. Studi ini khususnya menginvestigasi interaksi antara relasi geometri subjektif dengan potensi tindakan bermain yang dapat terjadi. Menggunakan pemosisian arsitektur sebagai sebuah game yang tersusun oleh adanya sistem, peraturan, dan tindakan bermain di dalamnya, studi ini menginvestigasi tindakan bermain dan multiplikasi pengalaman ruang yang terjadi melalui skenario naratif dari konteks tindakan bermain yang berbeda. Pengungkapan gagasan tindakan bermain sebagai aktivitas multi-spasial dalam perancangan memperluas pemahaman bahwa arsitektur bukan hanya sebagai objek statis, tetapi terus-menerus diciptakan, berubah, dan dinegosiasi berdasarkan tindakan bermain yang terjadi di dalamnya.
This study explores the act of play as a multi-reality (actual and virtual) activity that consequently has the power to shape meaning, reality, and layered spatial experiences in architecture. Through the understanding of virtuality according to Kalaga's (2003) thought, this study uses the concept of virtuality as a spectrum of possibilities composed of multiple relationships as a basis for designing. This study specifically investigates the interaction between subjective geometric relationships and the potential play activities that can occur. Positioning architecture as a game consisting of systems, rules, and play actions, this study investigates the act of play and the multiplication of spatial experiences that occur through narrative scenarios of different play contexts. The revelation of the concept of play as a multi-spatial activity within play-based architecture expands the understanding that architecture is not merely a static object but is continuously created, altered, and negotiated based on the play actions occurring within it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Truly Rizki Ananda
"Problem kuasa simbolik seringkali kita temukan dalam relasi antar-individu. Hal ini mengakibatkan keunikan tiap-tiap individu tereliminasi dalam relasi tersebut. Hal ini dikarenakan oleh adanya pemahaman kita yang tidak jernih tentang cinta. Pemikiran Alain Badiou berusaha menggagas suatu konsep cinta yang jernih yang mengutamakan pluralitas dalam suatu relasi antar-individu. Gagasan tersebut didasarkan pada ontologi tentang multiplisitas yang multiple. Dengan konsepsi cinta ini relasi tersebut akan mewujudkan otonomi tiap-tiap individu yang terlibat, sehingga problem kuasa simbolik dapat teratasi.
Problem of symbolic power often we found in inter-individual relations. This causes the uniqueness of every individual is eliminated in the relation. This is because of our unclear understanding about love. Alain Badiou's thought attempts to conceptualize a clear conception of love that give priority to plurality in an inter-individual relation. This concept is based on the ontology of multiple multiplicities. With this conception of love, the relation will construct the autonomy of every individual who is involved, so that the problem of symbolic power can be solved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S16088
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library