Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Siti Nurjani
"
ABSTRAKCheilitis angularis adalah peradangan pada satu atau kedua sudut mulut yang berupa maserasi, fisur dan eritema yang erosi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya cheilitis angularis antara lain berkurangnya dimensi vertikal, defisiensi nutrisi dan "superimpose" dari mikroorganisme yaitu Candida albican, Staphylococcus dan Streptococcus. Pengamatan pendahuluan yang dilakukan pada anak-anak SD kecamatan Pacet kabupaten Cianjur temyata ditemukan banyak penderita cheilitis angularis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya mikroorganisme pada cheilitis angularis anak-anak didaerah ini dan mikroba mana yang lebih banyak ditemukan. Subyek dipilih dari muridmurid SD dikecamatan Pacet kabupaten Cianjur. Dari 315 orang murid, ditemukan 85 orang (24,21%) yang menderita cheilitis angularis. Hasil yang diperoleh dari 79 sampel yang dapat dianalisa secara mikrobiologis terlihat pria lebih banyak dari wanita, makin meningkat umur anak terlihat penurunan jumlah penderita cheilitis angularis, ditemukan mikroorganisme dengan urutan terbanyak stafilokokus 48 (60,75%), streptokokus 42 (53,16%) dan candida 23 (29,75%), makin parah cheilitis angularis makin banyak dapat diidentifikasi kombinasi mikroorganisme. Kesimpulan yang diperoleh, bukan saja golongan jamur berperan pada cheilitis angularis, tetapi kuman golongan kokus lebih banyak ditemukan dibanding jamur. Oleh sebab itu dalam pemberian terapi diperlukan kombinasi anti jamur dan antibiotik secara topikal.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Manuel Dwiyanto Hardjo Lugito
"Penelitian ini bertujuan mengetahui manifestasi oral, status kesehatan rongga mulut HIV anak dan hubungannya dengan status supresi imun di RSCM. Penelitian potong-lintang terhadap 70 anak HIV yang diterapi HAART di RSCM pada bulan April dan Mei 2014. Hasilnya, frekuensi manifestasi oral rendah. Yang terbanyak lesi SAR minor ditemukan pada 4 anak. Lebih separuh subyek memiliki tingkat kebersihan mulut baik (53,5%). Nilai rerata deft < 6 tahun, nilai DMFTdeft > 6 tahun lebih dari 1 gigi per individu. Tidak dijumpai hubungan antara manifestasi oral dengan supresi imun pada HIV anak yang mendapat terapi HAART.
The purpose of this cross-sectional study was to determine oral manifestations, oral health status of HIV in children and their relationships with immune suppression status at RSCM. Seventy children treated with HAART at RSCM in April and May 2014 had low frequency of oral manifestations with RAS minor as the frequent lesions consist of 4 lesions. More than half of children had good oral hygiene (53.5%). The mean score of deft < 6 years, DMFT-deft > 6 years were more than 1 tooth per individual.There is no relationship between oral manifestations with immune suppression status of children treated with HAART. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nadiya Bunga Annisa
"Latar Belakang: Karies gigi sulung atau Early Childhood Caries (ECC) merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak diderita anak-anak di dunia. Di Indonesia, karies diderita oleh 45,5% anak kelompok usia 3-4 tahun dan 90,2% oleh anak kelompok usia 5-9 tahun. Jika dibiarkan tidak dirawat, karies gigi sulung dapat menyebabkan sakit, bengkak, abses, gangguan mengunyah, dan meningkatkan risiko karies pada gigi tetap. Kondisi tersebut memerlukan perawatan di dokter gigi. Adanya pandemi COVID-19 yang ditransmisikan melalui aerosol dan droplet, membuat perawatan di dokter gigi jadi terbatas. Kondisi kesehatan gigi dan mulut anak tidak lepas dari peran orang tua sebagai pengasuh. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) bagi orang tua untuk meningkatkan pengetahuan terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak di rumah sebagai upaya pencegahan karies gigi sulung. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, sebelum dan setelah pemberian KIE dengan media audiovisual secara daring. Metode: Dilakukan penelitian secara daring dengan desain studi eksperimental. Sebanyak 44 orang tua dengan anak usia 3-6 tahun yang terdaftar di TK di Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner sebelum dan setelah diberikan KIE dengan media audiovisual secara daring melalui aplikasi video conference selama 3 menit. Hasil: analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak setelah diberikan KIE dengan media audiovisual secara daring. Kesimpulan: Media audiovisual secara daring dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak pada masa pandemi COVID-19.
Background: Early Childhood Caries (ECC) represents as most common oral healthdisease of children worldwide. In Indonesia, caries found in percentage of 45,5% ofchildren between 3 and 4 years of age, and 90, 2% of children between 5 to 9 years ofage. Dental caries can lead to pain, swelling, dental abscess, masticatory dysfunction, andincrease risk for caries development in permanent dentition if left untreated. Thosecondition are necessary for dental treatment at dental practices. The emergence ofCOVID-19 pandemic results in limitation of dental services. Parents as caregiver plays afundamental role in maintaining their children oral health care. Therefore, it is importantto provide an adequate communication, information, and education for the parents to raisetheir knowledge on children oral health care at home as ECC prevention strategy.Objectives: To assess the difference of parental knowledge on children oral health care,before and after online communication, information, and education using audio visualmedia. Methods: This experimental study comprised of 44 parents with children of age3 to 6 years old kindergartens at Setia Budi, South Jakarta who were selected randomlyto fill out the questionnaire before and after online communication, information, andeducation using audio visual media via video conference platform for 3 minutes. Results:Data analysis showed significant differences of parental knowledge on children oralhealth care after online communication, information, and education using audio visualmedia. Conclusion: Online audio visual media could improve the parental knowledgeon children oral health care during COVID-19 pandemic.Background: Early Childhood Caries (ECC) represents as most common oral health disease of children worldwide. In Indonesia, caries found in percentage of 45,5% of children between 3 and 4 years of age, and 90, 2% of children between 5 to 9 years of age. Dental caries can lead to pain, swelling, dental abscess, masticatory dysfunction, and increase risk for caries development in permanent dentition if left untreated. Those condition are necessary for dental treatment at dental practices. The emergence of COVID-19 pandemic results in limitation of dental services. Parents as caregiver plays a fundamental role in maintaining their children oral health care. Therefore, it is important to provide an adequate communication, information, and education for the parents to raise their knowledge on children oral health care at home as ECC prevention strategy. Objectives: To assess the difference of parental knowledge on children oral health care, before and after online communication, information, and education using audio visual media. Methods: This experimental study comprised of 44 parents with children of age 3 to 6 years old kindergartens at Setia Budi, South Jakarta who were selected randomly to fill out the questionnaire before and after online communication, information, and education using audio visual media via video conference platform for 3 minutes. Results: Data analysis showed significant differences of parental knowledge on children oral health care after online communication, information, and education using audio visual media. Conclusion: Online audio visual media could improve the parental knowledge on children oral health care during COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Livia Ignatia Fergaus Enggarsetia
"Tujuan: Didapatkannya informasi mengenai hubungan oral health literacy ibu dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional menggunakan kuesioner HeLD dan kuesioner utilisasi pelayana kesehatan gigi dan mulut anak.
Hasil: Nilai reliabilitas internal kuesioner HeLD adalah sebesar 0.90 Croncbach's alpha. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara utilisasi pada kelompok dengan oral health literacy rendah dengan kelompok dengan oral health literacy tinggi.
Goal: The goal of this thesis is to get information about the relationship of mother's oral health literacy with the utilization of children rsquo s teeth and mouth treatment. Methods: This Thesis uses cross sectional method that is utilized with HeLD Questionnaire and another questionnaire regarding the utilization of children rsquo s teeth and mouth health treatment. Result: Internal reliability of the HeLD questionnaire reaches 0.90 Cronbach's alpha . There is significant difference between utilization of the group with low oral health literacy and the group with high oral health literacy p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library