Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imma Fatayati
"Latar belakang: Akumulasi volume latihan fisik yang berlebihan (overtraining/OT), dalam jangka panjang dapat menimbulkan penurunan performa yang disebut overtraining syndrome (OTS). Patofisiologi OTS banyak dihubungkan dengan stress oksidatif, kondisi ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan endogen, yang dapat berujung pada gangguan kardiovaskular. Beberapa penelitan menunjukkan bahwa stres oksidatif dapat dihambat melalui suplementasi antioksidan. Hibiscus Sabdariffa Linn. (H. sabdariffa) adalah tanaman yang mengandung antioksidan tinggi.
Tujuan: Melihat efek OT terhadap tingkat stress oksidatif jantung tikus dan efek pemberian H. sabdariffa terhadap stress oksidatif jantung tikus OT.
Metode: Studi eksperimental menggunakan 25 tikus Wistar dewasa, 8-10 minggu, 300-350 gr, diacak menjadi lima kelompok: Kontrol (C), Kontrol+Hibiscus (C-Hib), Latihan Aerobik (A), Overtraining (OT) dan Overtraining+Hibiscus (OT-Hib). Dosis H. sabdariffa yang diberikan: 500 mg/kgBB/hari. Latihan fisik (A dan OT) dilakukan 5x/minggu selama 11 minggu. Dihitung kadar MDA, SOD dan GSH pada jantung tikus menggunakan spektrofotometri dan Nox2 pada jantung tikus menggunakan ELISA pada akhir Minggu 11.
Hasil: Pada kelompok OT-Hib kadar MDA secara bermakna mengalami penurunan, kadar GSH secara bermakna mengalami peningkatan, didukung dengan kadar SOD yang cenderung meningkat, namun tidak signifikan, dan Nox2 mengalami peningkatan yang tidak signifikan.
Kesimpulan: Overtraining menyebabkan kondisi stres oksidatif pada jaringan jantung tikus dan pemberian suplementasi H. sabdariffa memiliki potensi menangani stres oksidatif pada jantung tikus overtraining

Background: Accumulation of overtraining/OT volume, in the long run can lead to decreased performance called overtraining syndrome (OTS). Pathophysiology of OTS is associated with oxidative stress, a condition of imbalance between free radicals and endogenous antioxidants, which can lead to cardiovascular disorders. Some research shows that oxidative stress can be inhibited through antioxidant supplementation. Hibiscus Sabdariffa Linn. (H. sabdariffa) is a plant that contains high antioxidants.
Objective: This study was to look at the effect of OT on rat heart oxidative stress levels and the effect of giving H. sabdariffa to oxidative stress in OT rats.
Methods: The study was an experimental study using 25 adult Wistar rats, 8-10 weeks, 300-350 gr, randomized into five groups: Control (C), Control + Hibiscus (C-Hib), Aerobic Exercise (A), Overtraining (OT ) and Overtraining + Hibiscus (OT-Hib). Dosage of H. sabdariffa given: 500 mg/kg/day. Physical exercise (A and OT) is given 5x/week for 11 weeks. Calculated levels of MDA, SOD and GSH using spectrophotometry and Nox2 using ELISA at the end of Week 11.
Results: In the OT-Hib group, MDA levels significantly decreased, GSH levels significantly increased, supported by SOD levels which tended to increase, but were not significant, and Nox2 experienced an insignificant increase.
Conclusion: Overtraining can causes oxidative stress conditions in rat heart tissue, and supplementation of Hibiscus sabdariffa Linn. can handle oxidative stress in overtraining rat's heart.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilzar Fachri
"NADPH Oksidase merupakan enzim yang bekerja dalam mengubah molekul NADPH menjadi NADP+ dengan mentransfer elektron ke oksigen dan mengubahnya menjadi radikal anion superoksida. Enzim ini menjadi aktif pada berbagai kondisi patologis terutama pada keadaan hiperglikemia atau pada kondisi diabetes melitus. Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels) diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan telah lama digunakan dalam pengobatan diabetes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas ekstrak etanol daun Jamblang dan kulit batang Jamblang terhadap NADPH Oksidase, melalui pengukuran antioksidan dan produk akhir ROS serta rasio NADP+/NADPH. Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH terhadap ekstrak etanol dari daun (DJ) dan kulit batang jamblang (KJ) sangat kuat dengan konsentrasi IC50 3,08 ppm untuk DJ dan 3,34 ppm untuk KJ, sebanding dengan kadar total fenol yang cukup tinggi sebesar 34,01% (b/b) untuk DJ dan 29,17% (b/b) untuk KJ.
Pengujian ekstrak DJ secara in vitro dengan sel HUVEC dalam kondisi hiperglikemia menurunkan secara signifikan produksi ROS pada konsentrasi 15 ppm sebesar 90,9%. Ekstrak KJ dan DJ juga menurunkan kadar rasio NADP+/NADPH secara signifikan jika dibandingkan blanko positif pada konsentrasi 10 dan 15 ppm. Tetapi ekstrak KJ dan DJ juga menghambat viabilitas sel pada konsentrasi 15 ppm. Ekstrak etanol KJ dan DJ memiliki kemampuan dalam menghambat NADPH Oksidase dengan cara menghambat produksi ROS dan menurunkan rasio NADP+/NADPH dalam sel HUVEC.

NADPH oxidase is an enzyme that works to transform NADPH into NADP+ by transferring electrons to oxygen and convert it into anion superoxide radicals. This enzyme becomes active in a variety of pathological conditions, especially on the state of hyperglycemia in diabetes mellitus condition. Jamblang known to have antioxidant activity and have long been used in the treatment of diabetes.
This study is aimed to evaluate the activity of the leaves and bark of Jamblang against NADPH oxidase, through the measurement of antioxidants activity, ROS production inhibition and NADP+/NADPH ratio. The antioxidant activity with DPPH assay against ethanol extract of the leaves (DJ), and bark jamblang (KJ) is very strong with IC50 concentrations of 3.08 ppm to 3.34 ppm for the DJ and KJ, comparable to the levels of total phenols were quite high at 34,01% (w/w) for DJ and 29.17% (w/w) for KJ.
DJ extracts in vitro assay with cells HUVEC under conditions of hyperglycemia significantly reduce ROS production at a concentration of 15 ppm at 90.9%. Extract DJ and KJ also lowering the ratio of NADP+/NADPH significantly when compared to the positive blank at concentrations of 10 and 15 ppm. Therefore, KJ and DJ also inhibit cell viability at concentrations of 15 ppm. The ethanol extract KJ and DJ has the ability to inhibit NADPH oxidase by inhibiting the production of ROS and decreased the ratio of NADP+/NADPH in HUVEC cells."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T46770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library