Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fardana Khirzul Haq
"Penelitian ini membahas pandangan Seyyed Hossein Nasr dan Fritjof Capra yang mengkritik sains modern danmemberikan pandangan baru dalam sains. Penulis juga melakukan kritik terhadap pandangan kedua tokohtersebut. Penelitian ini menggunakan teknik dokumenter. Kemudian penulis memaparkan dan menganalisapokok-pokok pemikiran dan kritik Seyyed Hossein Nasr dan Fritjof Capra dari data tersebut menggunakanmetode deskriptif analisis. Kemudian penulis menganalisis menggunakan teori hubungan agama dan sains IanBarbour. Seyyed Hossein Nasr dalam tradisonalismenya berusaha mengintegrasikan agama dan sains.Sedangkan Fritjof Capra berusaha melakukan independensi lalu menuju dialog antara agama dan sains.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Seyyed Hossein Nasr dan Fritjof Capra mengkritik empat hal dalam sainsmodern yaitu, eksistensi tuhan, alam semesta, evolusi dan ekologi. Penulis juga mengkritisi pendapat dari seyyedHossein Nasr dan Fritjof Capra terhadap empat hal tersebut. Dari kritik tersebut diharapkan mampu membangunsains yang tidak hanya memperhatikan aspek tekonologi saja namun meliputi aspek teologi, psikologi sosiologidan ekologi.
......
The focus of this research are Seyyed Hossein Nasr's and Fritjof Capra's views which criticize modern scienceand reveal the new perspective in science. The writer also criticizes on the views of both Seyyed Hossein Nasrand Fritjof Capra. This research utilizes documentary technique. Afterwards, the writer tries to describe and thenanalyses the main points and critics of Seyyed Hossein Nasr and Fritjof Capra from the data applying thedescriptive analysis method. Afterwards, the writer analyzes them using Ian Barbour's theory of religion andscience's relation. Seyyed Hossein Nasr in his traditionalism tries to integrate religion and science. Meanwhile,Fritjof Capra attempts to make independence between religion and science and continue it into dialogue betweenboth of them.
This research concludes that Seyyed Hossein Nasr and Fritjof Capra criticize four points in modernscience which are god's existence, the universe, evolution and ecology. The writer also criticizes Seyyed HosseinNasr's and Fritjof Capra's opinion. From these critics, it is hoped that those critics could build the science whichdoes not only focus on technological aspect, but also theological, psychological, sociological and ecologicalaspects."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T49397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Rijaal Soedrajad
"Tulisan ini merupakan studi mengenai esensi kemurnian Islam dalam diskursus Islam Pribumi dan Islam Puritan yang ada di Indonesia. Berbagai peristiwa sosiologis berperiodik di wilayah Nusantara telah membuat masyarakat muslim di Indonesia kini terfragmentasi menjadi dua kelompok berbeda, berdasarkan kiblat ideal otentisitas Islam masing-masing. Sebagian ada yang menganggap bahwa esensi Islam ada pada zaman keemasan Muhammad dan berkiblat pada budaya Timur Tengah pada masa itu. Sebagian lainnya menganggap bahwa esensi Islam justru sudah hadir dan hidup di tengah transformasi sosial dan budaya di wilayah Nusantara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali seperti apa esensi dan wajah Islam di Indonesia yang seharusnya, melalui dialektika antara kedua jenis kelompok tersebut. Metode yang dipakai di dalam tulisan ini adalah studi literatur dengan pendekatan melalui hermeneutik Nasr Hamid Abu Zayd, dengan gagasannya terkait pembacaan kitab suci melalui konteks historis dan kritik teks Al-Qur’an. Esensi dan wajah Islam sesungguhnya telah hidup di Indonesia sejak awal kehadirannya di wilayah Nusantara karena Islam di Indonesia harus dapat berdialektika dengan pluralitas budaya dan masyarakatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompatibilitas gagasan Islam Pribumi dengan kondisi Indonesia, sesuai dengan pendekatan Nasr Hamid dalam melihat agama yang seharusnya dapat bersinergi dengan budaya.
......This paper is a study of the essence of Islam in the discourse of Puritan Islam and Indigenous Islam in Indonesia. The Muslim community in Indonesia is now fragmented into two distinct groups. The first group considers that the essence of Islam must follow Middle Eastern traditions in all its aspects. The second group considers that the essence of Islam must adapt to local traditions/cultures as long as it does not conflict with the holy text of the Qur'an and Sunnah of Muhammad SAW. The purpose of this research is to explore what the essence of Islam in Indonesia should be. The method used in this paper is a literature study through Nasr Hamid Abu Zayd's hermeneutic approach with his ideas related to the reading of the Qur’an through the historical context and criticism of Quranic verses. The results of the study indicate that the essence of Indonesian Islam is Indigenous Islam because Islam should be able to synergize with all times and places and thus be able to have a dialectic with the plurality of culture and society, so that Islam can be accepted by all, including Indonesian cultures that is different from the Middle Eastern culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library