Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aidah Maghfirah
Abstrak :
The study examined the determinants of singlehood of never-married men and women aged 40-65 years with education as the main variable, using data from National Social-Economic Survey in 2007 and 2017. With the logit regression model, the result indicates that education is negatively significant in affecting the singlehood. Higher educated people are more likely to get married due to their good social attribute and consider as socially ready to form a family. Although there is declining marriage in these 10 years, the marriage norms still remain universal.
Studi ini menguji faktor penentu melajang pria dan wanita yang belum menikah yang berusia 40-65 tahun dengan pendidikan sebagai variabel utama, menggunakan data dari Survei Sosial-Ekonomi Nasional pada tahun 2007 dan 2017. Dengan model regresi logit, hasilnya menunjukkan bahwa pendidikan secara negatif signifikan dalam mempengaruhi kehidupan melajang. Orang yang berpendidikan lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk menikah karena atribut sosial mereka yang baik dan dianggap "siap secara sosial" untuk membentuk keluarga. Meskipun ada penurunan pernikahan dalam 10 tahun ini, norma-norma pernikahan masih tetap universal.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Rindfuss' study of the demographically dense' period among American youth is applied in the Indonesian situation. The research analyses data sets of :lie 1971, 1980 and 1990 Indonesian Population Census and the 1997 National Social and Economic Survey. focusing on women aged 15-24 years. Two hypotheses are examined for rite changes between 1980 cmd 1997: (1) more women remained single and were likely to continue education or join the labor force. and (2) pursuing education was more dominant than pursuing employment. Two-thirds of women aged 15-24 remained unmarried in 1997. From 1971 to 1997. marriage and attending school were becoming alternately exclusive, especially below age 20. Between 1980 and 1997, :lie percentage of those 'working' as main activity dropped slightly, but attending school almost doubled. Another measure, the percentage of women who worked at least one hour in :lie previous week increased as women became older, but in overall it declined within the 17-year period. Less-educated single women were more likely to work. Mothers with young children tended to stay out of the work force. especially or ages 15-19. Single women had higher unemployment rates :nan ever-married women. Policy implications include improvements in schooling and working conditions along will: delaying first marriage.
Journal of Population, Vol. 6 No. 1,2 2000 : 1-36, 2000
JOPO-6-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjahyo Endarto
Abstrak :
Kesehatan adalah bagian dari investasi modal manusia (human capital investment) yang bersperpektif jangka panjang. Balita sehat sangat diperlukan untuk mencctak kader generasi penerus yang kuat dan menjadi sumber daya manusia yang handal. Sehingga sangat diperlukan adanya investasi kesehatan selain pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan siklus kehidupan manusia (IW-cycle approach) penting untuk diperhatikan dalam rangka menjamin kualitas SDM pada masa mendatang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan balita di DIY, karakteristik demograii, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan balita di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2007. Metode analisis menggunakan analisis dcslcriptif dengan tabel silang, odds ratio (OR), dan uji chi square. Analisis Iain adalah dengan menerapkan model regresi logistik biner untuk menguji hipotcsis. Berdasarkan faktor demografi, balita laki-laki mempunyai keluhan sakit lebih tinggi daripada balita perempuan. Balita pada kelompok umur S 6 bulan mempunyai kcluhan sakit yang paling rendah diantara kelompok umur balita lainnya, hal ini disebabkan pemberian ASI eksklusii Balita yang ibunya berumur < 30 tahun mempunyai keluhan sakit lebih tinggi dari balita yang ibunya berumur 2 30 tahun Falctor sosial ekonomi, balita yang berada di mmah tangga miskin, mempunyai keluhan sakit lebih rendah daripada balita di rumah tangga tidak miskin. Pada balita yang ibunya bekeija, persentase yang mempunyai keluhan sakit pada rumah tangga miskin lcbih tinggi daripada rumah tangga tidak Faktor lingkungan dan daerah tempat tinggal, balita yang tinggal dalam rumah tangga yang memiliki kualitas jamban sehat mempunyai keluhan kesehatan lebih rendah daripada yang tidak memiliki kualitas jamban schat. Balita di kota mempunyai keluhan kesehatan lebih rendah daiipada di desa. Balita yang diberi imunisasi lengkap dan berada dalam rumah tangga yang merniliki kualitas jamban sehat memptmyai keluhan kcsehatan lebih rendah daripada yang tidak memiliki kualitas jamban schat. Jadi studi ini mencmukan faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan faktor demograii berpcngaruh terhadap status kesehatan balita di Provinsi D.I. Yogyakarta. Oleh karena studi ini menyamnkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, dalam hal ini dengan jambanisasi sehat, dan meningkatkan pelayanan pelayanan kesehatan. ......Health is a part of the human capital investment on a long term perspective, whereas under-5 years children is a candidate of human resources in the future, who will substitute previous generation in order to achieve a better level of welfare. Healthy under~5 children is necessary to mind the strong rising generation and will be mainstay human resources. So that, a better and high-grade investment on health besides education was very needed. Health development through in life-cycle approach is important in ensuring of quality human resources in the future. The objective of this study is find out under-5 years children health condition in DIY Province, demography, socio economy, behavior, environment and health services characteristic, and the influence factors on health status under-5 years children in DIY Province in 2007. Descriptive analysis with bivariate analysis was conducted using chi square test, cross tabulation and odds ratio (OR). The other analysis is binary logistic model in order to testing the hypothesis. The result according to demographic factor, under-5 years children male had health complaint higher than female. Under-5 years children at group age S 6 month had health complaint is the lowest, because of exclusive breast milk. Under-5 years children whose mother age < 30 year had health complaint higher than under-5 years children whose mother age Z 30 year. Socio economy factor, under-5 years children at poor household, had health complaint lower than under-5 years children at wealthy household. At employed mother condition, percentage of under-5 years children had health complaint in poor household is lower than wealthy household. Environment and residence factor, under-5 years children who have health toilet had health status higher than no have health toilet. Under-5 years children in urban had health complaint lower than in the rural.Under-5 years children who get complete immunization and who have health toilet had health complaint lower than under-5 years children who not have health toilet. So, this study find that environment, healtl1 services and demography had an affect on health status under-5 years children in DIY Province. This study suggest to increase quality of environment, healthy toilet and to increase health services.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34241
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library