Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Ath Thoriq
Abstrak :
Industri Finansial merupakan salah satu sektor industri dalam perekonomian yang diregulasi secara ketat. Salah satu reguiasi yang berlaku dalam industri Finansial adalah Regulatory Capital yang mensyaratkan entitas yang berada dalam otoritas regulator memiliki Modal kerja Minimum berdasarkan risiko yang diambil entitas tersebut. Dalam Pasar Modal, Berlaku Regulatory Capital yang mensyaratkan anggota bursa teregistrasi memiliki Modal Kerja Bersih (Net Capital) Minimum Disesuaikan (MKBD) dengan risiko yang ada dalam aset-aset likuid. Besar penyesuaian risiko (Haircut) pada asset ditentukan oleh risiko pasar dan risiko likuiditas asset itu sendiri. Bapepam dan SEC (Securities Exchange Committee) di Amerika Serikat menggunakan besaran Haircut yang seragam dalam kelas asset dan beragam antar keias asset. Kedua regulator tersebut dapat dipandang, mengasumsikan risiko yang ada dalam kelas asset adalah sama dan korelasi dalam kelas asset dan antar kelas asset adalah satu. Asumsi yang digunakan dua regulator di pasar modal tersebut jelas bertentangan dengan teori-teori risiko yang menyatakan bahwa risiko untuk tiap asset berbeda (efek differensiasi asset) dan risiko portofolio asset tidaklah bersifat aditif karena adanya manfaat diversifikasi yang direpresentasikan oleh korelasi antar asset. Penyederhanaan asumsi yang digunakan dalam menentukan besarnya Haircut asset, tentunya dapat membawa dampak negatif baik bagi regulator, anggota bursa maupun investor di pasar modal. Penentuan besaran haircut yang konservatif akan memberikan 'dana asuransi' dalam level yang aman bagi regulator dan investor, disisi lain anggota bursa dapat terbebani dalam memenuhi aturan net capital tersebut dan dapat kehilangan peluang memanfaatkan dana tersebut guna mendapatkan imbal basil yang optimal. Penentuan haircut yang progresif, akan membawa dampak negatif bagi regulator dan investor, dampak negatif yang dapat terjadi adalah tidak tersedianya `dana asuransi' untuk menjamin terlaksananya penyelesaian transaksi dengan aman, disisi lain aturan tersebut dapat dipandang tidak memberikan insentifbagi anggota bursa yang melakukan kegiatan bisnisnya dengan prudent. Untuk mengatasi masalah yang ada, dalam penulisan thesis ini, dikaji penggunaan konsep Economic Capital dan VaR dalam menentukan besaran haircut serta batasan transaksi yang dikaitkan dengan MKBD anggota bursa. Besaran haircut yang digunakan dalam konsep Economic Capital diwakili dengan stand alone VaR dan Portofolio VaR yang telah mengakomodasi efek differensiasi asset dan manfaat diversifikasi asset. Selanjutnya batasan transaksi bagi anggota bursa, dikaji melalui pembatasan pengambilan risiko dalam transaksi berdasarkan MKBD anggota bursa. Dan kajian yang dilakukan, dapat terlihat aturan yang dilakukan Bapepam, BEJ dan KPEI dapat menghasilkan besar perhitungan risiko yang lebih besar atau lebih kecil dari besar Economic Capital. Selanjutnya aturan penentuan batasan transaksi maksimum bagi anggota bursa juga dapat menghasilkan batasan transaksi yang lebih kecil maupun lebih besar dari batasan transaksi yang ditentukan melalui konsep Economic Capital. Dan hasil kajian yang dilakukan, diberikan beberapa usulan guna memperbaiki regulatory Capital khususnya mengenai penentuan besaran haircut asset dalam MKBD, dan penggunaan MKBD dalam penentuan batasan transaksi maksimum anggota bursa.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adry Gracio
Abstrak :
ABSTRAK
Setelah menikmati bonus demografi akibat peningkatan proporsi penduduk usia produktif, dunia kini menghadapi penuaan penduduk. Studi ini bertujuan untuk melihat dampak penuaan penduduk terhadap arus modal internasional menggunakan regresi panel fixed-effect. Untuk memperkuat analisis, studi ini juga melakukan regresi Pooled OLS dan regresi dalam setiap benua. Hasil dari sampel 167 negara menunjukan distribusi umur signifikan berpengaruh terhadap arus modal internasional. Distribusi umur memiliki hubungan kubik dengan arus modal internasional dan hubungan tersebut konsisten di setiap benua. Sampai proporsi umur 35-39, hubungan keduanya negatif. Hubungan keduanya positif hingga antara proporsi umur 65-69 dan 70-74, lalu kembali negatif. Studi ini menyimpulkan bahwa struktur demografi memiliki dampak pada arus modal internasional dan, berlawanan dengan kepercayaan pada umumnya, penuaan penduduk mendorong terjadinya arus modal ke dalam negara tersebut.
ABSTRACT
After decades of enjoying demographic dividend due to higher share of productive age population, the world now is entering a new phase of demographic transition, the aging population. This study aims to find its impact towards international capital flow, using fixed effect panel regression. To supplement that, this study also carried out pooled OLS and regression within each continent. The result from 167 sample countries shows that age distribution has a significant impact towards international capital flow. The result shows significant ldquo humpback rdquo shape relationship between the two variable and consistent in every continent. At first, increase in age will decrease net capital outflow from a country. The trend will reverse into positive relationship at age share 35 39 year. Between the age share 65 69 and 70 74, the trend will be reversed again into negative. Two key messages learned from the study. First, population does matter for international macroeconomics variable. Second, against the common conception, aging population does not create capital flight but capital inflow.
2017
S68308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library