Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nirwanto Honsono
Abstrak :
Pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia menjadi salah satu program strategis pemerintah Indonesia untuk mereduksi emisi CO2 dan mengurangi ketergantungan akan bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan adalah bioetanol yang merupakan satu-satunya pengganti bensin yang dikenal saat ini. Singkong dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi sumber bioetanol yang sangat potensial dikarenakan persediaannya yang melimpah di Indonesia. Studi ini meninjau daur hidup (lifecycle) dari bioetanol berbasis singkong dan TKKSdi Indonesia dengan output berupa reduksi emisi CO2 dan net energi. Batasan yang digunakan dalam studi LCA ini adalah plantation to tankdengan mempertimbangkan pemanfaatan produk samping dan alih fungsi lahan. Hasil Studi ini menunjukan bahwa pengembangan singkong dan TKKS sebagai sumber bioetanol di Indonesia menghasilkan reduksi emisi CO2 dan net energi yang positif. Didapatkan pula bahwa pemanfaatan produk samping dari proses produksi bioetanol akan meningkatkan peforma lingkungan dan net energi bioetanol hingga 30-70%. Studi ini juga menunjukan bahwa pengembangan bioetanol dari kedua bahan baku ini di Indonesia menghasilkan hasil yang baik jika dibandingkan dengan hasil serupa di negara lain.
......The development of new and renewable energy resources in Indonesia is one of Indonesia government?s strategic programs to reduce CO2 emission and national dependence for oil. Bioethanol is one of the most promising renewable energy today for its status as the only known substitute for gasoline. Cassava and Empty Fruit Bunch (EFB) become two of the most promising feedstock for Indonesia based on the crops abundant supply. This study observes the lifecycle of cassava and EFBbasedboethanol in Indonesia with output as CO2 emission reduction and net energy. The study uses the plantation to tank scope with consideration of by-products utilization and land use change. This study shows that the development of both cassava and EFB as bioethanol feedstock in Indonesia produce a positive net energy and CO2 emission reduction. It is also shown that the utilization of by-products from bioethanol production process will increase the net energy and environmental performance of bioethanol up to 30-70%. This study also shows that the development of bioethanol from both feedstock in Indonesia give a good results compared to results from research in other countries.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1363
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Hengki
Abstrak :
Pemanfaatan sekam padi sebagai bahan baku energi alternatif berupa biobriket memiliki potensi yang besar dikarenakan jumlahnya yang berlimpah di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan analisis life cycle (ISO 14044:2006) pada produksi biobriket berbahan baku sekam padi untuk mengetahui dampak lingkungan berupa emisi CO2 dan net energi yang dihasilkan dari tiap satuan massa biobriket yang diproduksi beserta pengaruh dari variasi logistik berupa lokasi pabrik biobriket. Nilai Net Energy Value; Net Carbon Value; Net Energy Ratio; Net Carbon Ratio untuk basis 1 kg biobriket untuk skenario pirolisis adalah 10,03 MJ; 0,093 kg-CO2; 4,01; dan 7,52, sedangkan untuk skenario pirolisis dihasilkan 20,36; 0,092; 7,52; 1,81. Perhitungan pada variasi logistik menunjukkan lokasi pabrik pada titik driven by resource memberikan nilai konsumsi energi dan emisi CO2 yang paling rendah.
......
Utilization of rice husk as raw material in the form of alternative energy as biobriquettes has great potential because of its abundant in Indonesia. In this research, life cycle analysis (ISO 14044:2006) on the production of rice husk based biobriquette is to determine the environmental impact such as CO2 emissions and net energy produced per unit mass of the biobriquette produced and effect of the plant location on these parameter. Value for Net Energy Value; Net Carbon Value; Net Energy Ratio; Net Carbon Ratio on the basis of 1 kg biobriquette for pyrolysis scenario is 10.03 MJ; 0.093 kg-CO2; 4.01; and 7.52, while for the pyrolysis generated skenario 20.36; 0.092; 7.52; 1.81. The calculation shows the variation of the plant site at the driven by the resource point obtain the lowest value of energy consumption and CO2 emissions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54303
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library