Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hani Hasanah
Abstrak :
Latar belakang: Pemeriksaan neurovaskular memegang peranan penting dalam tatalaksana sarkoma muskuloskeletal, umumnya dengan menggunakan modalitas pencitraan MRI kontras intravena. Namun ketersediaan mesin MRI di Indonesia sangat terbatas. Tujuan: Menilai peranan USG greyscale, velositas arteri dan resistive index (RI) dalam menilai keterlibatan neurovaskular oleh massa tumor. Metode: Penelitian ini menggunakan data primer dari pemeriksaan USG Doppler Berwarna sistem arteri dan MRI kontras gadolinium intravena ekstremitas inferior. Penelitian dilakukan di Departemen Radiologi dan Poliklinik Orthopaedi dan Traumatologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dari bulan Januari 2021 hingga Agustus 2022. Hasil: Akurasi USG greyscale penelitian ini didapatkan sebesar 84,2%, sensitivitas 66,7%, spesifisitas 100%, PPV 100% dan NPV 76,9%. Adanya perbedaan velositas arteri yang dibandingkan kontralateral memiliki nilai sensitivitas 66,7%, spesifisitas 100%, PPV 100% dan NPV 76,9%. Adanya perbedaan RI yang dibandingkan dengan tungkai kontralateral memiliki nilai sensitivitas 66,7%, spesifisitas 100%, PPV 100% dan NPV 76,9%. Pemeriksaan MRI kontras dalam menilai keterlibatan neurovaskular utama memiliki nilai akurasi, sensitivitas, spesifisitas, NPV dan PPV sebesar 100%. Kesimpulan: Pemeriksaan USG greyscale cenderung memiliki nilai akurasi yang baik dan memiliki potensi untuk dipertimbangkan sebagai alat diagnostik, namun penggunaannya pada pasien dengan volume tumor massif harus dihindari karena berpotensi memberikan nilai negatif palsu. ......Background: Neurovascular assessment plays an important role in the management of musculoskeletal sarcomas, commonly use contrast MRI as modality of choice. However, the availability of MRI in Indonesia is very limited. Objective: To assess the role of greyscale ultrasound, arterial velocity, and resistive index (RI) in assessing musculoskeletal sarcomas neurovascular involvement. Method: Primary data analysed from CDUS of arterial system and contrast MRI inferior extremity. The study was conducted at Department of Radiology and Orthopaedic and Traumatology Clinic of Dr. Cipto Mangungkusumo Hospital from January 2020 to August 2022. Result: The accuracy of greyscale ultrasound in this study was 84.2%, 66.7% sensitivity, 100% specificity, 100% PPV and 76.9% NPV76,9%. Arterial velocity differences compared to contralateral limb had sensitivity 66,7%, specificity100%, PPV 100% and NPV 76,9%. RI differences compared to contralateral limb had sensitivity 66,7%, specificity 100%, PPV 100% and NPV 76,9%. Contrast MRI had sensitivity, specificity, NPV and PPV 100%. Conclusion: Greyscale ultrasound has good accuracy and has the potential to be considered as diagnostic imaging modality. But the utilization of this modality in massive volume mass should be avoided since it has potential to give false negative result.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Indah Sejati
Abstrak :
Hidrosefalus yang terjadi pada seseorang dapat disebabkan oleh adanya perdarahan di dalam otak yang akhirnya menumpuk dan menekan otak dan perlu dilakukan operasi VP-Shunt. Gejala yang timbul dari penyakit ini dapat menimbulkan pasien penurunan kesadaran atau perubahan pada tingkat kesadaran dan perubahan fungsi kognitif yang dapat menyebabkan pasien gelisah. Penanganan pasien yang gelisah di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan di Intensive Care Unit (ICU) ialah berupa pemasangan Physical restraint di setiap ekstremitas. Penggunaan Physical restraint dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi neurovascular di ekstremitas. Seperti edema, kemerahan, mati rasa, keterbatasan gerak, peningkatan nyeri suhu, perubahan warna, dan kerusakan saraf. Sehingga, perlu adanya pemantauan pada anggota gerak yang terpasang Physical restraint. Metode dalam karya ilmiah ini dengan case study pada praktik klinik keperawatan kegawatdaruratan di RSUI. Pasien kelolaan adalah Tn. F berusia 69 tahun dengan diagnosis Pasca VP-Shunt atas indikasi hidrosefalus karena adanya perdarahan intraserebral dan intravaskuler di otak. Dan pasien dilakukan pemantauan pada anggota gerak yang terpasang Physical restrain selama perawatan. Didapatkan hasil tidak adanya komplikasi yang terjadi pada bagian ekstremitas pasien. Perawat dapat menggunakan pemantauan ini untuk mencegah terjadinya komplikasi neurovascular di ekstremitas. ......Hydrocephalus that occurs in a person can be caused by bleeding in the brain which eventually builds up and presses on the brain and requires VP-Shunt surgery. Symptoms arising from this disease can cause the patient to lose consciousness and changes in cognitive function which can cause the patient to become restless. Handling anxious patients in the Emergency Room (IGD) and Intensive Care Unit (ICU) is in the form of physical restraints on each extremity. Long-term use of physical restraints can cause neurovascular complications in the extremities. Such as oedema, redness, numbness, limited movement, increased pain, temperature, discoloration, and nerve damage. So, it is necessary to monitor the limbs that are attached to physical restraints. The method in this scientific work is a case study on emergency nursing clinical practice at RSUI. The patient managed is Mr. F is 69 years old with a diagnosis of Pasca-VP-Shunt for indications of hydrocephalus due to intracerebral and intravascular bleeding in the brain. And patients are monitored on the limbs that are attached to physical restraints during treatment. The results showed that there were no complications occurring in the patient's extremities. Nurses can use this monitoring to prevent neurovascular complications in the extremities.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library