Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deby Steviangga Harsena
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang sikap ngelmu yang terkandung pada naskah kuno berjudul Wedharan Wewadining Bawana WWB . Naskah WWB merupakan salah satu naskah koleksi Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia yang berisi teks mengenai piwulang dan filsafat Jawa. Di dalam teks WWB yang menggunakan aksara dan bahasa Jawa ini diuraikan mengenai bagaimana sikap-sikap ngelmu yang dipahami dan dilakukan oleh masyarakat Jawa pada masanya. Sikap ngelmu yang dijelaskan pada teks WWB berkaitan dengan hampir semua aktivitas kehidupan sehari-hari orang Jawa, yaitu: sikap sebelum tidur, sikap ketika bangun tidur, sikap duduk, dan sikap berjalan. Selain itu, juga dijelaskan bagaimana sifat yang seharusnya dijalankan oleh seseorang yang sedang ngelmu. Sikap ngelmu ini berkaitan erat dengan pandangan filosofis orang Jawa. Oleh sebab itu, kajian terhadap teks WWB sangat penting dilakukan karena kelangkaan sumber informasi mengenai hal ini. Untuk memperoleh informasi mengenai sikap ngelmu pada teks WWB, diperlukan kajian filologis terlebih dahulu untuk menghasilkan suntingan teks yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bersumber dari suntingan teks itu, analisis mengenai sikap ngelmu pada teks WWB dapat dilakukan. Sikap ngelmu pada teks WWB akan diuraikan secara deskriptif analitis dengan cara memilah-milah dan mengelompokkan sikap ngelmu apa saja yang terdapat pada teks WWB.
ABSTRACT
This article discusses about ngelmu rsquo s attitude of the manuscript entitled Wedharan Wewadining Bawana WWB . WWB is one collection of Librarry of Indonesia University which contains piwulang text and Javanese philosophy. WWB text uses Javanese script and described how the ngelmu rsquo s attitudes understood and practiced by the Javanese society. Ngelmu attitude described in the WWB text relates to almost every activity of everyday life of the Javanese, namely attitude before sleep, attitude when waking, sitting, and walking attitude. In addition, also described how the nature that should be run by someone who is ngelmu. This ngelmu attitude is closely related to the Javanese philosophical view. Therefore, the study of the WWB text is very important because of the scarcity of information resources on this subject. To obtain information about the attitude of ngelmu in WWB text, first philological studies required to produce edits of text that can be accounted for scientifically. Sourced from the text edits, an analysis of your attitude on the WWB text can be done.The attitude on the WWB text will be described analytically descriptively by sifting through and classifying your ngel attitude whatever is contained in the WWB text.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Nur Sakti
Abstrak :
Pengertian hidup manusia diartikan hidup dan mati, di mana setiap yang bernyawa pasti mati. Namun, dalam proses menjalani hidupnya manusia seringkali meninggalkan pengertiannya tentang asal hidupnya (Sangkan Paran Dumadi). Setiap budaya memiliki pandangan berbeda-beda mengenai definisi sangkan paran. Tujuan hidup dalam masyarakat Jawa merupakan suatu pencapaian hidup mengerti asal manusia, dan kembali manunggal dengan Sang Pencipta. Konsep tersebut terdapat dalam karya-karya sastra, seperti lagu Ngelmu Kyai Petruk. Penelitian ini ditunjukkan untuk menjelaskan pesan moral yang terdapat pada lirik lagu tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan mimetik dan dikaji dengan teori semiotik De Saussure. Berdasarkan pembahasan ditemukan ajaran moral untuk berperilaku yang baik, berkepribadian baik, hati suci, serta selalu berusaha untuk dekat juga manembah pada Gusti. Dengan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia yang telah mengenal asal hidup (sangkan paran) senantiasa memelihara cinta dan kasihnya terhadap sesama makhluk, dan kepada Tuhan. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan baru untuk masyarakat mengenai aspek-aspek kesempurnaan hidup dalam budaya Jawa. ......The definition of human life is defined as life and death, where every living thing must die. However, in the process of living life humans often leave their understanding of the origin of their life (Sangkan Paran Dumadi). Every culture has different views on the definition of sangkan paran. The purpose of life in Javanese society is an achievement in life, understanding the origin of man, and returning to oneness with the Creator. This concept is found in literary works, such as the song Ngelmu Kyai Petruk. This research is shown to explain the message contained in the lyrics of the song. This study uses a qualitative method with a mimetic approach and is studied with De Saussure's semiotic theory. Based on the discussion, it was found that there are moral teachings for good behavior, good personality, pure heart, and always trying to be close and also worshiping Gusti. With these findings, it can be concluded that humans who have known the origin of life (sangkan paran) always maintain their love and affection for fellow creatures, and for God. It is hoped that this research can add new insights to the community regarding aspects of the perfection of life in Javanese culture.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Menurut catatan Pigeaud di h.i, naskah ini berisi berbagai macam teks, yaitu: 1. Kitab Johar Mungkin (h.1-6); 2. Suluk Acih atau Kitab Akya Ngulumudin (6-21); 3. Teks tanpa judul, menceritakan wejangan ngelmu yang diterima oleh Sunan Kalijaga (21-56); 4. Samsu Tabarit atau Wali Kutub (56-72); 5. Martabat Sanga (72-86); 6. Suluk Bayan Mani (86-89); 7. Mani Arki dab Pambekaning Para Guru (89-112); 8. Nukat Gaib (112-124); 9. Teks tanpa judul, menerangkan tentang roh (124-129); 10. Teks tanpa judul, menerangkan tentang rasa, wujud Tuhan dan isi kitab Bayan Mani, Johar Mungkin, Bayan Maot, dan Sirul Ustat. Teks diakhiri dengan Musyawarah para wali tentang ilmu makrifat (129-149); 11. Teks tanpa judul, menerangkan tentang sebutan Allah (149-154); 12. Rasa Sejati (154-161); 13. Suluk Sangkan Paran (161-164); 14. Teks tanpa judul, menerangkan tenatng konsep kawula gusti dan martabat pitu (164-169); 15. Suluk Peksi (169-176); 16. Serat Kidungan (176-204); 17. Piwulang Sae (204-230); 18. Buk Donga Basmah, berisi berbagai macam doa-doa seperti doa memandikan bayi, memendam ari-ari/placenta dan doa basmah. Keterangan penyalinan hanya ditemukan dalam salah satu teks yang berjudul Akya Ngulumudin, yaitu disalin pada hari Jumat, tanggal 7 Rabingulawal, Je 1742, atau 18 Februari 1815. Naskah ini dibeli Pigeaud dari Van der Gracht pada tanggal 1 Juli 1930, dan telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan November 1930 (terlampir)
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.130-NR 97
Naskah  Universitas Indonesia Library