Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumirat Tresnayanti
"ABSTRAK
RSIA Juliana merupakan salah satu rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan sebagai fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Dalam tiga bulan awal
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). ditemukan beberapa kendala,
diantaranya dalam proses pencetakan SEP, tarif INA-CBG’s lebih rendah dari tarif
rumah sakit, pemberian pelayanan persalinan normal yang seharusnya dilakukan di
faskes pertama. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran penyelenggaraan
JKN di RSIA Juliana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian secara keseluruhan implementasi
berjalan baik,beberapa yang masih menjadi kendala diantaranya, peserta tidak
lengkap membawa persyaratan. Dari pelayanan manfaat jaminan kesehatan, Obatobatan
tidak semuanya mengacu pada formularium nasional. Standar Operasional
Prosedur pelayanan JKN di rumah sakit belum lengkap. Dari biaya dan pembayaran
manfaat, tarif INA-CBG’s lebih rendah dari tarif rumah sakit. Cost sharing yang
tinggi. BPJS Kesehatan tidak tepat waktu dalam pembayaran klaim ke rumah sakit.
Saran hasil penelitian ini, BPJS Kesehatan meningkatkan sosialisasi prosedur
pelayanan kepada peserta, menyediakan BPJS Center di rumah sakit dan perbaikan
waktu pembayaran ke rumah sakit. Kemenkes melakukan evaluasi tarif INA-CBG’s
dan Formularium Nasional, melakukan pengawasan terhadap ketersediaan obat
dilapangan, menyusun SOP. Rumah sakit menyusun SOP, meningkatkan efisiensi
dan menghitung unit cost.

ABSTRACT
Juliana RSIA as one of the private hospital that has been making corporation with
healthy BPJS as the health facilities for the second referral. The first of tree months
holding national health insurance (JKN) were founded many problems, among of SEP
printing process, Ina-CBG’s rates which are lower than hospital rate. The normal
services of children should be done as the first health facilities. The purposes of this
thesis (research) to get the viewing of representing of health insurance at RSIA
Juliana. This is a descriptive analytic research which applied qualitative method. The
result of this reaserch overall implementation has been running very well. some of
them are still a constraint, the participants did not complete carrying requirements. Of
health care insurance benefits, not all drugs refer to the national formulary. Standard
Operating Procedure JKN services in hospitals is not yet complete. Payment of costs
and benefits, INA-CBG's rate is lower than hospital rates. High cost sharing. Health
BPJS not timely claims payment to the hospital. Advice on these results, increase
socialization procedures BPJS Health services to participants, providing BPJS Center
in hospitals and improvement of payment to the hospital. Ministry of Health to
evaluate rates INA-CBG's and National Formulary, monitoring the availability of
drugs in the field, preparing SOP. Hospitals prepare SOP, improve efficiency and
calculate the unit cost."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Czeresna Heriawan Soejono
"Background: the National Health Insurance (NIH/JKN) has been enacted since January 2014. Various outcomes of geriatric patient care, such as improved functional status and quality of life have not been evaluated. Prolonged hospitalization and re-hospitalization are potentially affecting the efficiency care of this vulnarable group. This study aimed to identify the differences of functional status improvement, quality of life improvement, length of stay, and hospitalization of geriatric patients admitted to CMH between prior to and after NHI implementation.
Methods: a cohort study with historical control was conducted among geriatric patients admitted to Acute Geriatric Ward CMH Hospital on two periods of time: January-December 2013 (pre-NHI implementation) and June 2014-May 2015 (after NHI implementation). Patients who died within 24 hours of hospital admission, those with APPACHE II score >24, advance stage cancer, transfer to other wards before they were discharged or have incomplete record were excluded from the study. Data on demographical and clinical characteristics, functional status, quality of life, length of stay, and re-hospitalization were taken from patient’s medical record. The differences of studied outcomes were analyzed using t-test or Mann-Whitney test.
Results: there were 102 subjects in pre-NHI and 135 subjects in NHI groups included in the study. Median lengths of stay were not different between two groups (12.5 days in pre-NHI and 10 days in NHI groups, p=0.087), although the proportion of patients with in-hospital stay less than 14 days was higher in NHI group. The difference of functional status of discharged patients in pre-NHI and NHI groups were 3 and 3 (p=0.149) respectively, whereas for health-related quality of life, although NHI group in the beginning showed a lower quality of life compared to the pre-NHI (0.163 [0.480] vs. 0.243 [0.550]; p=0.012). However, after incorporating comprehensive geriatric assessment (CGA) the quality of life improved significantly by the end of in-hospital care in both groups. Re-hospitalization incidence in NHI group was lower compared to pre-NHI (7 [5.2%] vs. 13 [12.7%]; p=0.038). Conclusion: our study shows that there was no significant difference regarding length of stay, functional status, and health-related quality of life between prior to and after national health insurance implementation on admitted geriatric patients. Rehospitalization incidence showed better results in NHI group and hence NHI implementation is favored.

Latar belakang: jaminan kesehatan nasional telah diberlakukan sejak Januari 2014. Berbagai keluaran perawatan pasien geriatri, misalnya perbaikan status fungsi dan kualitas hidup, belum pernah dinilai sebelumnya. Perawatan di rumah sakit yang lama dan kejadian rawat inap ulang di rumah sakit berpotensi mempengaruhi efisiensi keperawatan kelompok yang rentan ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengenali perbedaan perbaikan status fungsi, perbaikan kualiltas hidup, lama rawat inap di rumah sakit dan perawatan di rumah sakit pada pasien-pasien geriatri yang dirawat di RSCM sebelum dan sesudah program JKN diterapkan. Metode: suatu penelitian kohort dengan kontrol historis pada pasien-pasien geriatri yang dirawat di Bangsal Geriatri Akut RSCM dilakukan dalam dua periode waktu: Januari–Desember 2013 (sebelum penerapan JKN) dan Juni 2014–Mei 2015 (setelah penerapan JKN). Pasien yang meninggal dalam waktu 24 jam setelah rawat inap dan pasien dengan skor APPACHE II >24, dengan kanker stadium lanjut, dipindahkan ke bangsal lain sebelum keluar dari rumah sakit atau pasien tanpa rekam medik yang lengkap disingkirkan dari penelitian. Data demografi, karakteristik klinik, status fungsional, kualitas hidup, lama rawat inap dan rawat inap ulang didapat dari rekam medik pasien. Perbedaan keluaran yang diteliti dianalisis menggunakan uji t atau uji Mann-Whitney. Hasil: terdapat 102 subjek pada kelompok praJKN dan 135 subyek pada kelompok JKN dalam penelitian ini. Nilai median lama perawatan tidak berbeda antara kedua kelompok (12,5 hari pada kelompok pra-JKN dan 10 hari pada kelompok JKN, p=0,087), meskipun demikian proporsi pasien dengan lama rawat inap di RS kurang dari 14 hari tampak lebih tinggi pada kelompok JKN. Perbedaan status fungsional pasien yang keluar dari rumah sakit pada kelompok pra-JKN dan kelompok JKN adalah 3 dan 3 (p=0,149) untuk masing-masing kelompok; sedangkan untuk kualitas hidup terkait kesehatan, meskipun kelompok JKN pada awalnya menunjukkan kualitas hidup yang lebih rendah daripada kelompok pra-JKN (0,163 [0,480] dibandingkan 0,243 [0,550]; p=0,012), tetapi setelah dilakukan Pengkajian Paripurna pada Pasien Geriatri (P3G)/ comprehensive geriatric assessment (CGA), terdapat perbaikan kualitas hidup yang bermakna saat akhir perawatan di rumah sakit pada kedua kelompok. Insidens rawat inap ulang pada kelompok JKN lebih rendah daripada kelompok praJKN 7 [5,2%] dibandingkan 13 [12,7%]; p=0,038). Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal lama rawat inap, status fungsional serta kualitas hidup terkait kesehatan antara sebelum dan sesudah penerapan Jaminan Kesehatan Nasional pada pasien geriatri yang dirawat. Insidens rawat inap ulang tampaknya lebih baik pada kelompok JKN sehingga penerapan JKN menjadi lebih disukai"
Jakarta: Interna Publishing, 2017
610 UI-IJIM 49:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Jauharin
"ABSTRAK
Kebijakan pemerintah dalam penerapan paket tariff INA-CBG’s untuk pasien
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengakibatkan adanya perbedaan/ selisih
antara tariff INA-CBG’s dengan tariff rumah sakit menjadi latar belakang
penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi selisih tarif rawat inap INA-CBG’s dengan tarif rumah sakit
pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) RSUD Leuwiliang periode Januari-
April 2014. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik
dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak
1.853 pasien yang dirawat di ruang perawatan dewasa, anak, bedah, dan
kebidanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan pasien Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) mencapai 62,45% dari total kunjungan pasien rawat inap. Hasil penelitian
diperoleh jumlah tariff rawat inap INA-CBG’s sebesar Rp 6.176.721.650 dan
tariff rumah sakit sebesar Rp 2.650.973.448 sehingga terdapat selisih sebesar Rp
3.629.344.980 atau sebesar 233%. Terdapat selisih tariff sebesar antara Rp
1.902.169 sampai Rp 2.015.095 per pasien di luar dari biaya obat-obatan dan
bahan medis pakai habis, lebih besar tariff INA-CBG’s dibandingkan dengan
tariff rumah sakit. Terdapat perbedaan selisih tariff antar : kelas perawatan,
jumlah diagnose, lama hari rawat, dan tingkat keparahan penyakit. Faktor yang
mempengaruhi selisih tariff rawat inap INA-CBG’s dengan tariff rumah sakit
pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah kelas perawatan, jumlah
diagnose, dan tingkat keparahan penyakit

ABSTRACT
Government policy in the application of INA-CBG tariff package for the patient's
National Health Insurance (NHI) results in disparities / differences between INACBG's
tariff with tariff hospital into the background of this research. This study
aims to determine the factors that influence the difference in hospitalization rates
INA-CBG's rate hospital patients National Health Insurance (NHI) Hospital
Leuwiliang the period January to April 2014. Kind of research is quantitative
descriptive analytical approach cross sectional. The study sample as many as
1,853 patients were treated in adult treatment, pediatric, surgery, and obstetrics.
Results showed that patients coverage of the National Health Insurance (NHI)
reached 62.45% of the total inpatient visits. The result showed the number of
inpatient tariff INA-CBG's tariff of Rp 6,176,721,650 and Rp 2,650,973,448
hospital so that there is a difference of Rp 3,629,344,980 or by 233%. There is a
difference between the tariff of Rp 1,902,169 to Rp 2,015,095 per patient outside
of the cost of medicines and medical materials of its life, greater tariff INA-CBG's
compared to the tariff hospital. There are differences in the tariff difference
between: class treatment, the number of diagnoses, long day care, and disease
severity. Factors affecting the difference in tariff inpatient INA-CBG's with tariff
hospital patients of the National Health Insurance (NHI) are a class of treatment,
number of diagnosis, and disease severity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2014
T42007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Rosita
"Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia sejak tahun2014 telah mengubah sebagian besar pola pembayaran pelayanan kesehatan di rumahsakit dari sistem fee for service menjadi prospective payment system berdasarkanpaket INA CBGs. Hal ini memberikan dampak terhadap rumah sakit, terutama rumahsakit milik pemerintah dan pemerintah daerah sebagai provider utama pelayanankesehatan tingkat lanjut. Diperlukan strategi yang fokus pada peningkatkan kinerjasecara terintegrasi untuk meminimalkan cost, merasionalisasi waste, sertameningkatkan efisiensi business process tanpa mengabaikan clinical pathway yangmengacu pada standar pelayanan profesi. Tujuan dari penelitian ini adalahmengetahui pengaruh pemberlakuan JKN terhadap kinerja rumah sakit umum daerahyang meliputi aspek kinerja keuangan dan hospital base rate. Penelitian dilakukanmenggunakan data laporan keuangan periode 2012 - 2015 dan data klaim BPJS untukmenghitung hospital base rate di dua RSUD tipe C di kabupaten Sukabumi. Selamaperiode 2012 - 2015 terjadi kenaikan dari total aset dan aset lancar, terutama kas dansetara kas sangat meningkat setelah pemberlakuan Jaminan Kesehatan Nasional padatahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Peningkatan Aset disertai juga denganpeningkatan liabilitas. Peningkatan pendapatan layanan lebih tinggi setelahpemberlakuan JKN jika dibanding periode sebelumnya dan pendapatan dari APBDberkurang setelah pemberlakuan JKN di RSUD A. Sedangkan untuk komponen biayajustru peningkatannya lebih rendah setelah pemberlakuan Jaminan KesehatanNasional. Secara umum dilihat dari ratio keuangan, kinerja RSUD mengalamipeningkatan, terutama RSUD A. Case mix indeks meningkat baik pada rawat jalandan rawat inap di RSUD A, sedangkan di RSUD B case mix indek rawat inapmeningkat sedangkan rawat jalan menurun. Hospital Base Rate untuk rawat inap danrawat inap di kedua RSUD meningkat pada periode 2014 - 2015.

National Health Insurance NHI implementation in Indonesia since 2014 hastransformed most of the payment system in the hospital from fee for service into aprospective payment system based on INA CBGs. Necessary strategies formanagement hospital that focus on enhancing performance in an integrated tominimize cost, rationalize waste, and improve business process efficiency withoutneglecting clinical pathways refers to the standard of professional services. Thepurpose of this study was to determine the effect of the implementation of NHI on theperformance of district public hospitals were covering aspects of financialperformance and hospital base rate HBR . In order to conduct a financial analysisthis study uses financial statement period 2012 ndash 2015 and BPJS claims period 2014 2015 to calculate the HBR in two type C public hospitals in Sukabumi. During 2012 2015 there was an increase of total assets and current, primarily cash and cashequivalents greatly increased after NHI period in 2014. The increase in assets isaccompanied also by an increase in liabilities. Improved medical revenue after NHIperiod higher if compared to the previous period and revenues from the localgoverment budget APBD was reduced after NHI period. As for the expensesprecisely the increase is lower after NHI period. In general, if viewed from thefinancial ratios, the performance of hospitals has increased. Case mix index increasedon both outpatient visit and inpatient admission at District Hospital A, while inDistrict Hospital B case mix index increased on inpatient admission and decreased onoutpatient visit. Hospital Base Rate on inpatient admission and outpatient visit in bothhospital increased during 2014 2015."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahria
"Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan National Health Insurance NHI di Thailand sebagai pembelajaran bagi pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional JKN di Indonesia. Pelaksanaan JKN di Indonesia masih tergolong baru sehingga memerlukan berbagai evaluasi dan pembelajaran guna meningkatkan kualitas program JKN. Untuk meningkatkan kualitas program JKN, Indonesia harus belajar dari negara lain yang memiliki sistem kesehatan dan karakteristik yang hampir serupa dengan Indonesia. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode telaah kepustakaan secara sistematis dari berbagai sumber sekunder yang dipublikasikan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis anotasi bibliografi yang bersifat deskriptif analitik. Terdapat beberapa penerapan sistem pelaksanaan NHI di Thailand yang dapat diterapkan di Indonesia, seperti perluasan kepesertaan, metode pembiayaan kepada penyedia pelayanan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan, dan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi.

This study focuses on the implementation of National Health Insurance NHI in Thailand as a learning for the implementation of Jaminan Kesehatan Nasional JKN in Indonesia. NHI in Thailand has similar applications with JKN in Indonesia in terms of expansion of assurance membership, payment method for health service provider, health service system, and integrated health information system. JKN in Indonesia is still considered new despite its years of execution. Therefore, JKN needs some development to improve the quality of JKN it self by learning from other country who has similar health system and characteristics as Indonesia. This study is using systematic literature review as the research method and the data were collected from various published secondary sources. After collecting data, the data were analyzed using bibliography annotations analyzation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library