Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Timothy Alexander Listyawan
"Studi tentang proses purifikasi terhadap produk larutan yang dihasilkan dari proses pelindian dari nikel laterit telah dilaksanakan. Seperti yang kita ketahui bahwa produksi nikel datang dari deposit bertipe sulfida dimana deposit oksida mengandung sebagian besar dari nikel. Hasilnya adalah jumlah deposit sulfida terus berkurang dan hamper habis. Nikel laterit merupakan satu-satunya deposit nikel dimasa depan, namun proses yang sesuai dan efektif masih belum dapat ditemukan. Konten nikel yang sangat rendah serta karateristik mineral yang sangat kompleks merupaka masalah utama dalam memproses jenis mineral ini. Proses hidrometalurgi merupakan satu-satunya cara untuk memproses jenis mineral ini untuk mendapatkan nikel yang murni serta ekonomis. Pelindian dengan kondisi atmosfir standar merupakan salah satu cara yang sangat menjanjikan di masa depan. Namun karena jumlah impuritas yang terkandung dalam produk larutan dari proses ini sangat banyak, penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan. Skripsi ini membahas tentang berbagai macam proses pelindian atas nikel laterit serta proses purifikasi dari produk larutan hasil pelindian.

Investigasi di lakukan pada tahap purifikasi untuk menghilangkan impuritas yakni besi dan mangan dalam produk larutan hasil pelindian. Impuritas berusaha untuk di hilangkan dengan proses presipitasi dalam keadaan atmosfir standar. Besi di presipitasi dengan menggunakan bahan kimia untuk netralisasi sementara mangan di presipitasi dengan menggunakan bahan kimia beroksida. Dalam studi ditemukan bahwa presispitasi dapat dilakukan dengan mengontrol pH dari larutan pada suhu tertentu. Lebih jauh lagi, dua tipe presipitasi dari besi dapat dipilih tergantung dari proses lanjutan. Dalam eksprimen untuk menghilankan mangan, ditemukan bahwa permanganat dapat mengoksidasi mangan secara efektif dengan dosis yang rendah. Temuan yang lain adalah proses oksidasi yang lambat membuktikan bahwa proses presipitasi mangan dapat dilakukan secara efektif dan selektif. Oksidasi secara bertahap membuktikan bahwa mangan dapat dihilangkan tanpa kehilangan nikel dalam produk larutan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinanda Rahmat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sulfur dalam bentuk Na2SO4 terhadap kenaikan kadar nikel pada reduksi selektif nikel laterit. Sampel yang digunakan adalah laterit dengan kadar nikel yang rendah dengan menggunakan batu bara sebagai reduktor dan Na2SO4 sebagai aditif sekaligus parameter utama serta bentonit sebagai pengikat. Dari hasil pengujian AAS setelah reduksi pada suhu 1000oC selama kurang lebih 5 jam termasuk waktu pendinginan didapatkan kadar nikel yang lebih rendah daripada kadar bijih nikel laterit sebelum direduksi, hal ini disebabkan karena waktu yang terlalu lama yang digunakan dalam proses reduksi sehingga reduktor terlanjur habis sebelum reaksi berakhir. Akan tetapi dari hasil AAS dengan variasi penambahan 0 , 5 , 10 dan 15 Na2SO4 didapatkan bahwa kadar nikel pada reduksi dengan adanya penambahan Na2SO4 mampu memberikan kadar nikel yang lebih tinggi dibandingkan reduksi tanpa penambahan Na2SO4. Kadar tertinggi ditunjukkan pada reduksi dengan penambahan 5 Sulfur. Sedangkan dari hasil pengujian diketahui hematit sudah tereduksi menjadi magnetit dan wustit, dan pada penambahan Na2SO4 diketahui terbentuk NiS dan FeS.

This study aims to determine the effect of sulfur addition in the form of Na2SO4 on the increase of nickel concentration on selective reduction of lateritic nickel ore. The lateritic nickel ore that used in this study has the small concentration of nickel and use coal as a reductor, Na2SO4 as an additive and primary parameter and bentonite as a binder. By the AAS result, the nickel concentration from selective reduction with 1000oC temperatur for 5 hours include the cooling of sample is lower than nickel concentration in the ore, it may cause by the time that too long during reduction so the reductor was wear out before the reaction is over. Meanwhile, from AAS result with the variation of Na2SO4 in 0 , 5 , 10 and 10 , the sample that has been added with Na2SO4 give the hinger concentration of nickel than reduction without Na2SO4 addition. Peak formed from XRD show that the reduction process can reduce hematite or magnetite to wustite. With the addition of Na2SO4 the peak formed from XRD show NiS and FeS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Grace Sonia
"Penelitian berlokasi di daerah Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi zona profil nikel laterit, memodelkan endapan nikel laterit di daerah penelitian dengan software, mengklasifikasi tipe sumber daya mineral di daerah penelitian dan mengestimasi kadar dan tonase nikel laterit di daerah penelitian. Metode Ordinary Kriging merupakan metode yang digunakan dalam penelitian estimasi nikel ini. Kemudian digunakan validasi hasil estimasi yang berguna dengan menggunakan Inverse Distance Weighted (IDW) dan Nearest Neighbour (NN) sebagai pembanding. Ni, Fe, Co, SiO2, MgO, dan Al2O3 merupakan variabel data assay hasil eksplorasi dengan Ni sebagai variabel utama. Domain geologi pada penelitian ini terbagi menjadi 3, yaitu limonit, saprolit, dan bedrock. Limonit dan saprolit termasuk kedalam zona mineralisasi yang akan diestimasi. Densitas limonit sebesar 1,8 gr/cm3 dan saprolit 1,7 gr/cm3 . Estimasi domain limonit menghasilkan jumlah volume sebesar 119.744 m3 dan tonase sebesar 215.544 ton dengan rata-rata Ni 1,39%, sedangkan domain saprolit menghasilkan jumlah volume sebesar 619.570 m3 dan tonase sebesar 1.053.270 ton dengan rata-rata Ni 1,66%. Domain saprolit memiliki kadar Ni yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan domain limonit. Tingginya kadar Ni yang terdapat pada domain saprolit terjadi karena adanya supergene enrichment atau pengayaan sekunder. Klasifikasi sumber daya di daerah penelitian adalah terukur dan tertunjuk.

The research is located in the Central Kabaena area, Bombana Regency, Southeast Sulawesi. This study aims to map the distribution of the nickel laterite profile zones, model the nickel laterite deposits in the study area using software, classify the types of mineral resources in the study area, and estimate the grade and tonnage of nickel laterite in the study area. The Ordinary Kriging method is used in the nickel estimation research. Validation of the estimation results is then performed using Inverse Distance Weighted (IDW) and Nearest Neighbor (NN) as comparisons. Ni, Fe, Co, SiO2, MgO, and Al2O3 are the assay data variables resulting from the exploration, with Ni as the primary variable. The geological domain in this study is divided into three: limonite, saprolite, and bedrock. Limonite and saprolite are part of the mineralized zones to be estimated. The density of limonite is 1.8 g/cm³ and saprolite is 1.7 g/cm³. The limonite domain estimation results in a total volume of 119,744 m³ and a tonnage of 215,544 tons with an average Ni grade of 1.39%, while the saprolite domain results in a total volume of 619,570 m³ and a tonnage of 1,053,270 tons with an average Ni grade of 1.66%. The saprolite domain has a higher Ni grade compared to the limonite domain. The high Ni grade in the saprolite domain occurs due to supergene enrichment or secondary enrichment. The resource classification in the study area is measured and indicated."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Bulan Dewi
"Nikel merupakan bahan galian stategis bernilai ekonomis yang terbentuk dari lapukan batuan ultramafik. Meningkatnya permintaan akan nikel membuat proses eksplorasi dan eksploitasi akan terus dilakukan. Oleh karena itu, pemodelan dan estimasi endapan nikel laterit perlu dilakukan untuk menunjang kebutuhan akan nikel. Penelitian berlokasi di Daerah Wolo, Sulawesi Tenggara yang didominasi oleh batuan ultramafik yang memiliki potensi akan Nikel. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan zona profil laterit, memperkirakan bentuk, sebaran, dan estimasi atau taksiran besaran sumberdaya cadangan nikel. Data kadar unsur pada penelitian ini meliputi data kadar Ni, Co, Fe, MgO, Al2O3, dan SiO2. Metode yang digunakan dalam penelitian berupa analisis data eksplorasi, dilanjutkan dengan geostatistik ordinary kriging dan divalidasi oleh nearest neighbor dan inverse distance hingga mengkategorikan endapan nikel laterit kedalam klasifikasi sumberdaya menurut Badan Standarisasi Nasional. Dari penelitian ini dihasilkan 3 domain geologi yaitu limonit, saprolite dan bedrock. Hasil Klasifikasi menunjukkan lokasi penelitian termasuk dalam kategori terukur, tertunjuk, dan tereka.

Nickel is a mineral with economic value that formed by the weathering of ultramafic rocks. The increasing demand for nickel means that the exploration and exploitation process will continue. Therefore, modelling and estimating nickel reduction will need to be carried out to support the need for nickel. The research is located in the Wolo Region, Southeast Sulawesi, that included in the ophiolite complex zone which is dominated by ultramafic rocks. This research aims to estimate the shape, distribution and estimate the size of nickel reserve resources. Data in this study includes element content of Ni, Co, Fe, MgO, Al2O3, and SiO2. The method used in the research is exploration data analysis, followed by geostatistic method ordinary kriging and validated by nearest neighbor and inverse distance to categorize nickel deposits into the classification of resources and reserves according to the Badan Standarisasi Nasional. From this research, 3 geological domains were produced, limonite, saprolite and bedrock. Classification results show that the research location is included in the categories measured, indicated, and inferred."
Jakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasya Amalia Oliviani Putri
"Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau dengan deposit nikel laterit terbesar di Indonesia, yang berkaitan erat dengan keberadaan East Sulawesi Ophiolite (ESO). Deposit nikel laterit merupakan hasil dari pelapukan batuan ultramafik yang ditemukan pada sekuen ofiolit, sehingga mengalami pengayaan unsur tertentu pada setiap profil laterit. Penelitian mengenai hubungan antara batuan induk terhadap karakteristik deposit nikel laterit yang dihasilkan masih jarang ditemukan sehingga sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batuan induk serta kaitannya terhadap karakteristik deposit nikel laterit yang terdapat di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara tepatnya di lapangan DS. Penelitian diawali dengan klasifikasi batuan induk berdasarkan data geokimia XRF dengan menggunakan pembelajaran mesin tersupervisi yang kemudian dilanjutkan dengan analisis petrografi dan mikro XRF pada setiap tipe batuan dasar yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa daerah penelitian tersusun atas batuan ultramafik harzburgit tipe 1, 2 dan 3 yang dibedakan berdasarkan komposisi mineral utama. Dari hasil analisis data XRF setiap zona, didapatkan hasil bahwa persentase nikel tertinggi ditemukan pada profil saprolit lunak pada zona harzburgite tipe tiga yang didukung oleh kondisi kemiringan lereng.

Sulawesi is one of the islands with the largest nickel laterite deposits in Indonesia, which is closely related to the existence of East Sulawesi Ophiolite (ESO). Laterite nickel deposit is the result of weathering of ultramafic rocks found in ophiolite sequences, with certain element enrichment in each laterite profile. Research on the relationship between the source rock and the characteristics of the laterite nickel deposit is still rarely found, so it is very interesting for further research. This study aims to determine the source rock and its relation to the characteristics of laterite nickel deposits in Konawe Regency, Southeast Sulawesi, precisely in the DS field. The study began with the classification of the bedrock based on XRF geochemical data using supervised machine learning which was continued with petrographic and micro XRF analysis for each type of bedrock. Based on the research results, it is known that the research area is consisted of ultramafic harzburgite rocks types 1, 2 and 3 which are differentiated based on the composition of the major minerals. From the analysis of XRF data for each zone, the result shows that the highest percentage of nickel was found in the soft saprolite profile in the Harzburgite zone type three which was supported by morphological conditions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Kamil
"Penelitian nikel laterit pada daerah Kolaka menggunakan metode geolistrik yaitu tahanan jenis dan polarisasi terimbas dengan konfigurasi werner-schulmberger. Peneltian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran mineral nikel dengan panjang 235 meter per lintasan dengan arah barat-timur mengikuti tomografi lokasi penelitian. Lintasan yang sejajar berjarak 100 meter dan jarak antar elektroda sebesar 5 meter. Pengolahan data geolistrik dilakukan dengan inversi 2D dimana tahanan jenis menggunakan ResIPy dan polarisasi terimbas menggunakan Res2DINV dengan terlebih dahulu menyeleksi data yang errornya besar. Hasil dari penelitian diperoleh nilai tahanan jenis lapisan nikel laterit yang terdiri atas lapisan penutup, lapisan limonit, lapisan saprolit, dan lapisan batuan dasar. Nilai tahanan jenisnya beragam sesuai dengan litologi bawah tanahnya yaitu lapisan penutup: >300 Ωm, lapisan limonit: <120 Ωm, lapisan saprolit 120-350 Ωm, lapisan batuan dasar >350 Ωm dan ditampilkan dalam model 2D dan 3D

The research on nickel laterite in the Kolaka area uses the geoelectric method, namely resistivity and induced polarization with the Werner-Schulmberger configuration. This research aims to identify the distribution of nickel minerals with a length of 235 meters per line with a west-east direction following the tomography of the research location. The distance of parallel line is 100 meters and the distance between the electrodes is 5 meters. Geoelectric data processing is done by 2D inversion where resistivity uses ResIPy and induced polarization uses Res2DINV by first filtering and remove data with large errors. The results of the study obtained the resistivity value of the laterite nickel layer which consists of a caprock layer, limonite layer, saprolite layer, and bedrock layer. The resistivity values vary according to the underground lithology, namely the caprock layer:> 300 Ωm, the limonite layer: <120 Ωm, the saprolite layer 120-350 Ωm, the bedrock layer> 350 Ωm and is displayed in 2D and 3D models"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumman Rifa Matalino
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki analisis simulasi termodinamika dan pengaruh temperatur serta penambahan NH3 selama reduksi nikel laterit saprolit sintetis. Perangkat lunak simulasi termodinamika HSC Chemistry 9.1.5® digunakan untuk memprediksi fasa-fasa yang ada, komposisi kesetimbangan, dan spontanitas reaksi. Sintesis bahan umpan melibatkan ball milling dan kalsinasi pada suhu 1200oC kemudian direduksi pada suhu 800, 900, dan 1000oC dengan variasi penambahan amonia sebesar 35, 40, dan 45%. Analisis predominance diagram menunjukkan bahwa atmosfer reduksi dengan tekanan parsial oksigen 10-18 atm atau lebih rendah diperlukan untuk transformasi fasa. Analisis diagram komposisi kesetimbangan menunjukkan perolehan nikel maksimum pada temperatur rendah, tetapi puncak perolehan Fe terjadi pada penambahan amonia 35%. Selanjutnya, dekomposisi amonia terjadi pada suhu 200oC. Analisis spontanitas reaksi menunjukkan bahwa Amonia beroperasi secara langsung dalam reduksi pada suhu yang lebih rendah dari 600°C sementara reduksi tidak langsung oksida terjadi secara spontan mulai dari suhu 900°C. Analisis x-ray diffraction menunjukkan bahwa reduksi fayalit, forsterit, dan enstatit terjadi pada suhu 900oC dengan puncak perolehan nikel dan besi pada suhu 1000oC. Analisis mikroskop optik memperkirakan adanya fasa logam.

 


This study aims to investigate thermodynamic simulation analysis and the influence of temperature and NH3 addition during the reduction of synthetic saprolitic nickel laterite. HSC Chemistry 9.1.5® thermodynamic simulation software is used to predict the phases present, equilibrium composition, and reaction spontaneity. The synthesis of feed material involves ball milling and calcination at 1200oC then reduced at temperatures of 800, 900 and 1000oC with ammonia addition variety of 35, 40, and 45%. Predominance diagram analysis showed that a reducing atmosphere with oxygen partial pressure of 10-18 atm or lower is required for phase transformation. Equilibrium composition diagram analysis revealed maximum nickel recovery at low temperature, but peak Fe recovery at ammonia addition of 35%. Furthermore, ammonia decomposition occurred at 200oC. Reaction spontaneity analysis revealed Ammonia operates directly in reduction at temperatures lower than 600°C while indirect reduction of oxides was spontaneous starting at 900oC. X-ray diffraction analysis revealed that reduction of fayalite, forsterite, and enstatite occurred at 900oC with peak nickel and iron recovery at 1000oC with optical microscope analysis predicted the presence of a metallic phase.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Triana
"ABSTRAK
Reduksi selektif bijih nikel laterit tipe saprolitik dengan kandungan Ni, Fe, MgO, dan SiO2 masing-masing sebesar 1,71%, 18,93%, 13,4%, dan 24,64% telah dilakukan dengan variasi penambahan zat aditif sodium hidroksida dan sulfur. Reduktor yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu lignite dan batubara sub-bituminous dengan temperatur reduksi divariasikan menjadi 900oC, 1000oC, dan 1100oC, masing-masing selama 60 menit. Kadar nikel meningkat dari 3,91% menjadi 4,2% dengan kenaikan temperatur dari 900oC hingga 1100oC, dan perolehan nikel juga mengalami peningkatan dari 83% pada suhu reduksi 900oC menjadi 91% pada suhu 1100oC. Penambahan sulfur menyebabkan kenaikan recovery nikel dari 60% pada penambahan 0% sulfur menjadi 87% dengan penambahan 9% sulfur. Reduksi tanpa penambahan NaOH hanya mampu mencapai recovery nikel maksimum sebesar 67%, sedangkan penambahan 16,4% NaOH mampu meningkatkanrecovery secara signifikan hingga 89%. Reduksi yang dilakukan dengan memanfaatkan reduktor lignite menghasilkan kecenderungan recovery Ni yang lebih tinggi dibandingkan dengan reduktor sub-bituminous. Reduksi dengan reduktor sub-bituminous menunjukkan hasil perolehan nikel maksimum 67%, sedangkan pemanfaatan reduktor lignite mampu menghasilkan nikel dengan perolehan hingga 89%.
Fasa-fasa yang terbentuk pada reduksi selektif nikel laterit dengan penambahan NaOH, antara lain forsterite (Mg2SiO4), olivine [(Mg,Fe)2SiO4], taenite (FeNi), dan natrium silikat (Na2Si2O5). Sedangkan sulfur berperan penting dalam pembentukan fasa pyroxene [(Ca,Mg,Fe)2Si2O6] dan mencegah terjadinya pembentukan fasa olivine dan forsterite yang bersifat menyelubungi oksida nikel yang hendak direduksi. Selain itu sulfur juga berperan penting dalam prosesaglomerasi butiran metalik hingga 50μm dengan penambahan sulfur sebesar 9% dari ukuran butiran yang hanya mencapai 5μm dengan penambahan 0,5% sulfur.

ABSTRACT
Selective reduction of nickel laterit saprolitic ore with Ni, Fe, MgO, and SiO2 contents 1.71%, 18.93%, 13.4%, and 24.64% respectively, has been conducted with some variated sodium hydroxide and sulphur amounts. Reduction has been done by usingtwo types of reductors, such as lignite and sub-bituminous coal at various reduction temperatures (900oC, 1000oC, and 1100oC) along 60 minutes of reduction timefor each temperatures. Nickel grades increased from 3.91% to 4.2% due to increasing reduction temperature from 900oC to 1100oC. Nickel recovery rose up regarding to increasing temperature from 83% at 900oC to 87% at 1100oC. Sulphur addition gave significant effects on resulted nickel recoveries, from 60% without any addition to 87% with addition of 9% sulphur. Selective reduction with no NaOH addition could only reach 67% of nickel recovery, while 89% nickel could be attained with 16.4% of NaOH. The usage of lignite as solid reductor indicated higher nickel recoveries compared to those with sub-bituminous coal. Selective reduction using sub-bituminous as reductor had maximum nickel grade at 67%. Meanwhile, 89% of nickel recovery could be achieved with employing lignite as solid reductor.
Some phases formed after reduction of saprolitic nickel ore with sodium hydroxide addition, such as forsterite (Mg2SiO4), olivine (Mg,Fe)2SiO4, taenite (FeNi), dan natrium silikat (Na2Si2O5). Whereas, sulphur had important role in the formation of iron-rich silicate (pyroxene) phase and impediment of the crystallization of olivine and forsterite phases that inhibit nickel and iron oxides to be reduced. According to backscatter imagesby SEM, fact that sulphur can induce the metallic grain agglomeration is also found. The grain size with excessive sulphur addition (9%) is 50μm, while the addition of only 0.5% sulphur had maximum metallic grain size by 5μm"
2015
T43697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfan Alifi Anwar
"Pengukuran menggunakan metode ground-penetrating radar (GPR) dilakukan pada area dengan potensi keberadaan laterit nikel di Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode GPR memanfaatkan perbedaan permitivitas dialektrik material penyusun lapisan-lapisan pada zona laterit untuk mendelineasi batas antar lapisan. Berdasarkan interpretasi dari data penampang GPR pada area penelitian ditemukan zona yang terindikasi sebagai lapisan limonit yang ditunjukkan dengan pola reflektifitas berbentuk lapisan paralel dengan nilai amplitudo yang lemah, zona yang terindikasi sebagai lapisan saprolit yang ditunjukkan dengan pola reflektifitas hummocky dengan nilai kontras amplitudo yang tinggi. Topografi batas antar lapisan limonit-saprolit dan saprolit-bedrock kemudian digunakan untuk membuat model estimasi kontur batas lapisan bawah permukaan dengan bantuan data DEM Lidar. Dari data model estimasi kontur batas lapisan, nilai estimasi volume zona saprolit berhasil didapatkan.

A measurment using ground-penetrating radar method was done on an area with nickel laterite potential in Asera Subdistrict, North Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province. GPR Method utilizes the difference between dielectric permittivity of constituent materials consisting each layer in the laterite zone to delineate boundaries between layers. Based on the interpretation of the GPR data slices in the research area, an indicated limonite zone was found shown in the radargram by paralleled layer reflectivity pattern with low amplitude, while the indicated saprolite zone was found shown in the radargram by hummocky reflectivity pattern with high amplitude contrast. The topography of layer boundaries between limonite-saprolite and saprolite-bedrock was used to create an estimation of subsurface layer boundary contour model with the help of Lidar DEM data. From the subsurface layer boundary contour model, an estimated value of saprolite zone volume was acquired."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahra Sulthanah Imtiyaz
"Nikel merupakan hasil bahan galian tambang yang sangat melimpah di Indonesia. Kebutuhan nikel kian meningkat terutama pada dunia industri pembuatan baja. Penelitian ini dilakukan di wilayah pertambangan PT Vale Indonesia Tbk, Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini secara umum dipisahkan menjadi 3 bagian lapisan nikel, yaitu limonite, saprolite dan bedrock. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan pola penyebaran nikel laterit serta menghitung deposit cadangan nikel laterit pada wilayah penelitian. Penelitian ini membutuhkan data berupa data collar, data assay, dan data zona profil nikel laterit. Analisis pemodelan dilakukan untuk mengetahui pola penyebaran nikel laterit dan merancang model 3D endapan nikel laterit. Analisis menggunakan metode Ordinary Kriging dilakukan untuk menghitung deposit cadangan nikel laterit. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan metode Ordinary Kriging mempertimbangkan proses pengisian block model dan banyak sampel yang digunakan, sedangkan block model Nearest Neighbor Point tidak.

Nickel is a very abundant mining material in Indonesia. The need for nickel is increasing, especially in the steel industry. This research was conducted in the mining area of PT Vale Indonesia Tbk, Sorowako, Nuha District, East Luwu Regency, South Sulawesi Province. This area is generally divided into 3 nickel layers, namely limonite, saprolite and bedrock. This study aims to analyze the characteristics and distribution patterns of laterite nickel and calculate the laterite nickel reserve deposits in the research area. This study requires data in the form of collar data, assay data, and geological data. Modeling analysis was carried out to determine the distribution pattern of laterite nickel and to design a 3D model of laterite nickel deposits. Analysis using the Ordinary Kriging method was carried out to calculate the laterite nickel reserve deposits. Based on the results of the study, the use of the Ordinary Kriging method considers the block model filling process and the number of samples used, while the Nearest Neighbor Point block model does not."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>