Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Agustiyani
Abstrak :
The addition of zeolite into the mix culture of nitrifying bacteria N-Sw was investigated in order to improve the nitrification activity. In this experiment, the ammonium conversion was investigated by zeolite as a sole agent and also mixed with nitrifying culture N-Sw.The mix culture of nitrifying bacteria N-Sw was developed from the sludge of wastewater treatment of palm oil industry, which acclimated by ammonium sulfate for about one year. The result show that the nitrification efficiency on the treatment using nitrifying culture N-Sw was 30.76%, the ammonium elimination rate was 7.46 mg N-NH /L/hour.The addition of 10 g/l zeolite, increase both the nitrification efficiency (64.58%), and the ammonium elimination rate (14.0 mg N-NH /L/hour).The nitrification efficiency increased to be 100% on the second and third day operation, and the ammonium elimination rate was increased to be 22.4–22.9 mg N-NH /L/hour. From this experiment indicated that the role of zeolite on the improving the nitrification activity was as an absorbent of ammonium.
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2007
BBIO 8:5 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Sarwanto Moersidik
Abstrak :
Reaktor Fluidisasi Tiga Fasa merupakan suatu unit pengolahan limbah dengan prinsip kontak tiga fasa, yaitu fasa gas,fasa cair, dan media padat dalam waktu bersamaan. Penelitian ini memiliki ruang lingkup kajian yaitu mempelajari proses nitrifikasi yang terjadi pada reaktor fluidisasi tiga fasa untuk pengolahan secara biologis air buangan pabrik tahu dengan batasan operasional berupa operasional debit aliran dan debit udara, serta mengetahui pengaruh kandungan nitrogen terhadap efisiensi penyisihan COD. Reaktor yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan reaktor dalam skala laboratorium Reaktor ini terbuat dari bahan plexiglass, terdiri dari silinder berdiameter 12 cm dengan tinggi 140 cm dihubungkan dengan kerucut imhoff setinggi 50 cm, sehingga tinggi total 190 cm. Media padat yang dipergunakan berupa busa plastik pencuci berwarna hijau (polypropylene) berbentuk kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 cm3. Volume media padat yang digunakan 7,5 % volume air reaktor, porositas media 95 %. Limbah yang dipergunakan adalah limbah yang dihasilkan dari pabrik tahu di Desa Kukusan, Kecamatan Beji Depok. Limbah tahu ini memiliki karakteristik beban sekitar 8000 mg/l COD. Untuk memenuhi persyaratan range pengolahan yaitu sekitar 1000 mg/l COD dan jumlah maksimum air baku (540 l/hari) maka air buangan tersebut diencerkan mencapai 10 kali. Variabel dalam penelitian ini adalah beban organik yang bervariasi antara 609 - 1261 mg/I COD. Sedangkan beban hidrolik dibuat sekitar 20 - 50 m3/m2/hari, dengan variasi debit air 0,225; 0,280; 0,375 l/menit, variasi debit udara 4;5;6 l/menit, dan variasi ketinggian kolom. Parameter-parameter yang diamati adalah COD, BOD, pH, DO, Temperatur, NH4,NO3,NO2, dan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok. Pelaksanaan penelitian berlangsung sejak awal September 1994 hingga awat Desember 1994. Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi penurunan nilai COD sekitar 70%, dengan kecenderungan menurun pada pembebanan yang semakin besar. Efisiensi nitrifikasi sekitar 70%, dan didapatkan hubungan yang erat antara penyisihan COD dengan penyisihan amonium. Proses nitrifikasi pada reaktor dapal dilihat dari menurunnya kandungan ammonium bersamaan dengan meningkatnya kandungan nitrit dan nitrate pada efluen reaktor. Temperatur selama penelitian beriangsung pada 30 - 32 oC, sedangkan pH diusahakan antara 7- 8.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Sarwanto Moersidik
Abstrak :
Up-Flow Fixed Bed Reactor adaiah suatu unit pengolahan biologis pada kondisi aerob dengan memanfaatkan mikroorganisme dari jenis pertumbuhan melekat (attached Growth Process). Reaktor yang digunakan pada penelitian ini dalam skala laboratorium dengan ukuran tinggi 85 cm + jagaan 25 cm, diameter 15 cm terbuat dari PVC. Media yang digunakan Bio-Ball. Reaktor dilengkapi dengan aerator untuk mensuplai kebutuhan oksigen selama proses nitrifikasi bersangsung, serta pompa untuk mengalirkan iimbah kedalam reaktor dan katup-katup pengatur debit aliran maupun suplai udara. Limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah essence yang dihasilkan P.T Essence berlokasi di Jalan Otista Jakana Timur dengan kandungan ammonium yang cukup tinggi untuk mendukung proses nitrifikasi. Limbah dialirkan dengan debit 6.25 ml/detik dengan detention time 40 menit. Parameter-parameter yang dianalisa adalah ; COD, BOD5, DO, SS, Temperatur, pH, NH4,NO2,NO3. Penelitian dilakukan pada Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih 3 bulan yaitu mulai awal Agustus hingga akhir Oktober 1994. Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi penurunan COD sebesar 65.09 - 72.45 % dan temperatur penelitian berkisar 24-25°C dengan pH 7-8. Proses nitrifikasi dianalisa dengan mengamati penurunan ammonium yang mencapai 68.82-76.42 %, penurunan nitrit mencapai 68.43-76.82 % dan peningkatan nitrat mencapai 60.82-69.22%, menunjukkan bahwa proses nitrifikasi berjalan cukup baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Audadi Ilham
Abstrak :
ABSTRAK
Oksidasi amonia dalam lingkungan dikenal sebagai proses nitrifikasi terdiri atas dua tahap, yaitu proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan selanjutnya nitrat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi rasio C/N terhadap kemampuan sedimen Muara Karang dalam mengoksidasi amonia. Parameter yang diukur adalah konsentrasi amonia, nitrit, nitrat, nilai pH, suhu, dan kadar oksigen terlarut. Identifikasi isolat bakteri nitrifikasi dari sedimen dilakukan menggunakan VITEK 2. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan rasio C/N memberikan perbedaan signifikan pada penurunan konsentrasi amonia antar kelompok perlakuan ? = 0,05, sementara tidak ada pengaruh terhadap konsentrasi nitrit ? = 0,05 dan nitrat ? = 0,001. Proses oksidasi tercatat terjadi pada suhu 26.6 mdash;28.9 C, dalam rentang pH 6,8-7,2 dan kadar oksigen terlarut 5,2 mdash;8,6 mg/L. Tiga isolat telah berhasil diidentifikasi menggunakan VITEK 2 sebagai Acinetobacter ursingii, Shewanella putrefaciens dan Pseudomonas aeruginosa dengan probabilitas 88, 91, dan 99.
ABSTRACT
Oxidation of ammonia in the environment is known as nitrification. The process itself is a two step process which oxidizes ammonia into nitrite then nitrate. Research was conducted to figure out the effect of C/N ratio variation in oxidizing ammonia by sediments collected from Muara Karang. Parameters measured during the research are ammonia, nitrite, and nitrate concentration using colorimetric method, pH, temperature, and dissolved oxygen DO. Identification of the isolate from sediments was done by using VITEK 2. The results revealed a significant difference 0,05 in ammonia concentration between treated groups, whilst no differences are noted in nitrite 0,05 and nitrate 0,001 concentration. The oxidation of ammonia recorded in the systems occurred at 26.6-28.9 C, with pH value 6,8-7,2 and 5,2-8,6 mg L of dissolved oxygen noted in the system. Isolates identified using VITEK 2 are described as Acinetobacter ursingii 88, Pseudomonas aeruginosa 99, and Shewanella putrefaciens 91.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zenifer Patricia Lumban Raja
Abstrak :
Tidak seluruh sampah yang diangkut oleh kendaraan pengangkut sampah dibuang ke TPA, bahkan 7,54% dibuang ke badan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis sampah anorganik spesifik terhadap parameter COD dan amonia pada badan air, yaitu Sungai Ciliwung. Pengambilan sampel air Sungai Ciliwung dilakukan secara grab sampling. Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh jenis sampah anorganik spesifik dan waktu kontak terhadap konsentrasi COD dan amonia adalah uji normalitas dan kruskal wallis. Sementara itu, metode yang digunakan untuk menganalisis laju degradasi COD dan nitrifikasi amonia menggunakan ODE Linear faktor pengintegrasian. Berdasarkan hasil pengujian normalitas menunjukan data tidak terdistribusi normal, sehingga dilanjutkan dengan uji kruskal wallis yang menunjukakan bahwa jenis sampah anorganik spesifik dan waktu kontak mempengaruhi konsentrasi COD dan amonia. Nilai k1 COD untuk sampah plastik sachet adalah 0,0085 per hari dan 0,005 per hari. Sementara, nilai k2 COD untuk sampah plastik sachet adalah 0,055 per hari. Nilai k1 COD untuk sampah kain polyester adalah 0,0006 per hari dan 0,00032 per hari. Sementara, nilai k2 COD untuk sampah kain polyester adalah 0,055 per hari dan 0,099 per hari. Untuk nilai k1 amonia pada sampah plastik sachet adalah 0,00000075 per hari dan 0,000001 per hari. Sementara, nilai k2 amonia untuk sampah plastik sachet adalah 0,0247 per hari. Nilai k1 amonia untuk sampah kain polyester adalah 0,0000004 per hari dan 0,00000028 per hari. Sementara, nilai k2 amonia untuk sampah kain polyester adalah 0,0247 per hari dan 0,0346 per hari. Pada dasarnya, sampah anorganik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terdegradasi. Oleh karena itu, keberadaannya dapat dikategorikan sebagai cemaran yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan. ......Not all of the solid waste transported by waste transport vehicles is disposed to the landfill, even 7.54% is disposed to water bodies. This study aims to analyze the effect of specific inorganic waste types on COD and ammonia parameters in a body of water, namely the Ciliwung River. Sampling of Ciliwung River water was carried out by grab sampling. The method used to determine the effect of specific inorganic waste types and contact time on COD and ammonia concentrations is the normality test and Kruskal Wallis. Meanwhile, the method used to analyze the degradation rate of COD and ammonia uses the ODE Linear integrating factor. Based on the results of the normality test, the data was not normally distributed, so it was continued with the Kruskal Wallis test which showed that the specific type of inorganic waste and contact time affected COD and ammonia concentrations. The k1 COD value for plastic sachet waste is 0.0085 per day and 0.005 per day. Meanwhile, the k2 COD value for plastic sachet waste is 0.055 per day. The k1 COD values for polyester fabric waste were 0.0006 per day and 0.00032 per day. Meanwhile, the value of k2 COD for polyester fabric waste is 0.055 per day and 0.099 per day. For the k1 value of ammonia in plastic sachet waste is 0.00000075 per day and 0.000001 per day. Meanwhile, the k2 value of ammonia for plastic sachet waste is 0.0247 per day. The k1 value of ammonia for polyester fabric waste is 0.0000004 per day and 0.00000028 per day. Meanwhile, the value of k2 ammonia for polyester fabric waste is 0.0247 per day and 0.0346 per day. Basically, inorganic waste takes a very long time to be degraded. Therefore, its presence can be categorized as a contaminant that has the potential to endanger public health and the environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ramadhan
Abstrak :
Nitrifikasi adalah proses alami di badan air di mana terjadi pemecahan nitrogen tereduksi, umumnya dalam bentuk amonia (NH4+) menjadi Nitrit (NO2-) dan kemudian menjadi Nitrat (NO3-) oleh bantuan bakteri. Laju nitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis laju nitrifikasi pada Sungai Kali Baru dengan metode batch, menganalisis pengaruh konsentrasi TSS terhadap laju nitrifikasi, dan menganalisis pengaruh nilai laju reaksi hasil percobaan terhadap akurasi model QUAL2Kw. Evaluasi laju nitrifikasi dilakukan dengan mengamati fluktuasi konsentrasi parameter nitrifikasi dari sampel air selama rentang waktu hingga 12 hari, kemudian dilakukan perhitungan menggunakan persamaan kinetika reaksi untuk mendapatkan tetapan laju oksidasi amonia (kai) dan tetapan laju oksidasi nitrit (kin). Nilai kai yang diperoleh merupakan nilai tetapan laju nitrifikasi yang dapat dimodelkan dalam QUAL2Kw untuk kemudian dibandingkan hasil simulasi amonia dan nitratnya dengan laju default (0,1858 /hari). Penelitian ini menguji sampel air Sungai Kali Baru, dan sampel air kondisi artificial. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah konsentrasi Amonia, Nitrit, Nitrat, dan TSS. Sampel air Sungai Kali Baru memiliki konsentrasi TSS sebesar 113 mg/L, kai sebesar 0,30587 /hari serta kin sebesar 0,14088 /hari. Sampel artificial tidak mengandung TSS sehingga diperoleh kai sebesar 0,00355 /hari, dan kin sebesar 0,04944 /hari. Laju nitrifikasi yang diperoleh dalam penelitian ini 64,6% lebih tinggi dibandingkan dengan laju nitrifikasi default permodelan. Namun, perbedaan laju nitrifikasi ini hanya menurunkan konsentrasi amonia hasil permodelan sebesar 0,17% dan meningkatkan konsentrasi nitrat hasil permodelan sebesar 0,39%. ......Nitrification is a natural process in a water body breaking down reduced nitrogen in the form of ammonia (NH4+) to Nitrite (NO2+) which further oxidises into Nitrate (NO3-) by the help of bacteria. The rate of nitrification is affected by several factors. This study aims to analyze the nitrification rate of Kali Baru River using a batch method, analyzing the effect of TSS concentration in water to the nitrification rate, and analyzing how nitrification rate achieved from this study affected the accuracy of a previous QUAL2Kw model. The evaluation of nitrification rate is done by observing the fluctuation of nitrification parameter concentration in a water sample ranging to 12 days, then a kinetical rate analysis is done to gather the ammonia oxidation rate (kai) and the nitrite oxidation rate (kin). The kai value is determined to be the nitrification rate that can be modelled in QUAL2Kw. The ammonia and nitrate concentration modelled by using the kai from this study will be compared to the default value of nitrification rate from the previous modelling (0,1858 /day). This study tested the water quality of Kali Baru River water sample and an artificial condition water sample. The parameters tested in this study are ammonia, nitrite, nitrate, and TSS concentration. Samples from Kali Baru River resulted a 113 mg/L TSS concentration and a kai, and kin value of 0,30587 /day and 0,14088 /day respectively. Artificial condition water sample did not result in any TSS concentration and resulted a kai, and kin value of 0,00355 /day and 0,04944 /day respectively. The nitrification rate acquired from this study is 64,6% higher than the default nitrification rate but only decreased the modelled ammonia concentration by 0,17% and increased the modelled nitrate concentration by 0,39%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library