Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salma Afianisa
"Sianida dan Nitril merupakan kelompok senyawa yang memiliki rantai R-CN. Sebagian besar sianida/nitril bersifat toksik, bahkan beberapa diantaranya bersifat mutagenik dan karsinogenik sehingga dapat berbahaya bagi keselamatan lingkungan dan kesehatan makhluk hidup di dalamnya. Rhodococcus sp. merupakan salah satu jenis microbial yang dapat digunakan untuk memecah ikatan sianida dan nitril melalui proses biodegradasi. Rhodococcus diisolasi dengan diberikan sumber karbon dan nitrogen dari benzonitril. Rhodococcus sp. yang berhasil diisolasi selanjutnya akan digunakan untuk mendegradasi garam sianida dan nitril. Bakteri Rhodococcus pyridinivorans strain I-benzo diisolasi dari limbah penyamakan kulit. Rhodococcus pyridinivorans strain I-benzo selanjutnya ditumbuhkan didalam mineral media dengan menggunakan substrat benzonitril 20 mM. Pada uji aktivitas Rhodococcus pyridinivorans strain I-benzo dengan menggunakan beberapa substrat seperti benzonitril, asetonitril, akrilonitril, benzamid, asetamid, akrilamid terbukti bahwa terdapat aktivitas enzim nitril hidratase dan amidase yang bereaksi positif dengan menggunakan metode pengukuran Nessler yang menghasilkan ammonia dan asam karboksilat. Pada uji degradasi terhadap kalium sianida dan natrium sianida menunjukan nilai Vmax untuk biodegradasi kalium sianida adalah 0,56 ppm/menit dan untuk natrium sianida sebesar 0,21 ppm/menit.

Cyanide and Nitrile are groups of compounds that have R-CN chains. Most cyanides / nitriles are toxic, even some of them are mutagenic and carcinogenic so that they can be harmful to the safety of the environment and the health of living things in it. Rhodococcus sp. is a type of microbial that can be used to break cyanide and nitrile bonds through the biodegradation process. Rhodococcus was isolated by being given a carbon and nitrogen source of benzonitrile. Rhodococcus sp. that has been successfully isolated will then be used to degrade cyanide and nitrile salts. The bacterium Rhodococcus pyridinivorans strain I-benzo was isolated from tanning waste. Rhodococcus pyridinivorans strain I-benzo was then grown in mineral media using a 20 mM benzonitrile substrate. In the activity test of Rhodococcus pyridinivorans strain I-benzo using several substrates such as benzonitrile, acetonitrile, acrylonitrile, benzamide, acetamide, acrylamide it was proven that there was activity of nitrile hydratase and amidase enzymes that reacted positively using the Nessler measurement method which produced ammonia and carboxylic acids. In the degradation test of potassium cyanide and sodium cyanide showed the Vmax value for potassium cyanide biodegradation was 0.56 ppm / minute and for sodium cyanide was 0.21 ppm / minute."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aerma Hastuty
"Studi tentang biotransformasi asetonitril menggunakan bakteri Gram positif yang diisolasi dari sedimen sungai yang sudah tercemar limbah industri di kawasan Cibinong, Jawa Barat telah dilakukan. Sebanyak 200 isolat bakteri telah diskrining aktivitasnya dalam mendegradasi senyawa nitril, dan didapatkan 2 isolat unggulan yaitu isolat 100A dan 100D. Hasil skrining pada medium mineral yang mengandung asetonitril dengan konsentrasi 100 mM, menunjukkan indikasi kuat bahwa bakteri tersebut mampu menghasilkan enzim nitril hidratase dan amidase. Akan tetapi, kedua bakteri tersebut tidak mampu tumbuh pada media yang mengandung benzonitril. Hasil ini didukung dengan data karakterisasi secara molekuler dengan menggunakan primer spesifik, dimana isolat 100A dan 100D secara positif mengandung gen penyandi α-nitril hidratase dan amidase. Pada posisi pertama susunan asam amino dari gen penyandi α-nitril hidratase terdapat perbedaan antara isolat 100A (Methionine 1) dan 100D (Glycine 1). Hasil identifikasi berdasarkan analisis filogenetik menggunakan sekuen 16S ribosomal DNA menunjukkan bahwa kedua bakteri ini memiliki kekerabatan yang sangat dekat dengan Rhodococcus qingshengii, R. baikonurensis dan R. erythropolis. Analisis pairwise nucleotide alignment menunjukkan bakteri 100A dan 100D memiliki susunan nukleotida yang lebih mirip dengan R. qingshengii, sehingga kedua isolat bakteri tersebut diberi nama Rhodococcus aff. qingshengii 100A dan Rhodococcus aff. qingshengii 100D.

Study of the biotransformation of acetonitrile using Gram-positive bacteria isolated from sediment of industrial waste contaminated river in Cibinong, West Java has been carried out. A total of 200 bacterial isolates were screened for their activity in degrading nitrile compounds of which two isolates with highest activity were selected for the molecular characterization. Screening of nitrile degrading enzymes using mineral medium 100 mM acetonitrile showed that isolates 100A and 100D capable of producing α-nitrile hidratase and amidase enzymes. However, both bacteria are unable to grow on media containing benzonitrile. These results were supported by molecular characterization using specific primers, where isolates100A and 100D positively contain genes encoding α-nitrile hidratase and amidase. There was a difference at the first position of amino acid composition of the gene encoding α-nitrile hidratase between isolates 100A (Methionine1) and 100D (Glycine1). Identification based on phylogenetic analysis using 16S ribosomal DNA sequences showed that the two bacteria have a very close relationship with Rhodococcus qingshengii, R. baikonurensis and R. erythropolis. Based on the analyses using pairwise nucleotide alignment, the nucleotide sequences of strain 100A and 100D more similar to R. qingshengii, therefore, these bacteria were named Rhodococcus aff. qingshengii 100A and Rhodococcus aff. qingshengii 100D.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seva Juneva R.
"Dewasa ini, telah hadir beragam energi terbarukan untuk mensubtitusi energi fosil sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, salah satunya ialah dimetil eter. Dimetil eter merupakan bahan bakar langsung maupun campuran untuk bahan bakar khususnya pada mesin diesel. Seperti halnya gasoline, dimetil eter dapat menyebabkan degradasi swelling material seal pada bagian mesin diesel. Material seal yang umum digunakan ialah karet nitril NBR yang tahan terhadap kontak dengan hidrokarbon dan juga unggul sifat fisiknya. Dalam rangka memanfaatkan penggunaan karet alam didalam industri otomotif, peneliti melakukan campuran karet alam NR dan karet nitril 33 acrylonitrile NBR33 untuk menghasilkan karet yang memenuhi standar aplikasi material seal.. Penelitian ini akan meneliti mekanisme yang terjadi pada degradasi campuran karet alam dan karet nitril NR/NBR33 oleh dimetil eter. Variasi campuran vulkanisat karet NR/NBR33 yang digunakan secara berurutan yaitu 1:3, 1:2, 1:1, 2:1, 3:1 Metode untuk mengetahui mekanisme tersebut meliputi karakterisasi mekanis mencangkup: perubahan massa, kekuatan tensile, elongasi maksimum, kekerasan dan karakterisasi morfologis dengan pengamatan morfologis menggunakan Scanning Electron Microscopi SEM . Data penelitian menunjukkan bahwa setiap variasi sampel campuran vulkanisat mengalami peristiwa degradasi swelling dan dissolution. Peningkatan rasio karet nitril NBR33 pada vulkanisasi campuran karet dapat mengurangi penurunan tensile strength dan elongation hingga melampaui sifat fisik sebelum perendaman oleh dimetil eter. Dengan demikian, variasi elastomer terbaik diperoleh setelah membandingkan dengan standar kelayakan material seal yakni campuran vulkanisat karet NR/NBR33 dengan rasio 40 : 60 NR : NBR.

Today, there is present a variety of renewable energy to substitute fossil energy as a fuel for motor vehicles, one of which is dimethyl ether. Dimetl ether is a direct fuel or a mixture of fuel, especially diesel engines. In addition, dimethyl ether also has met the standard criteria for renewable energy. Semelsberger et.al., 2005 . As with gasoline, dimethyl ether can cause swelling degradation of the material seal on the diesel engine. Seal material that is commonly used is a nitrile rubber NBR that is resistant to contact with hydrocarbons and also superior physical properties. In order to make use of natural rubber in the automotive industry, researchers conducted a blending of natural rubber NR and nitrile rubber NBR to produce rubber meets the standard seal material application .. This study will examine the mechanisms that occur in the relegation blending natural rubber and nitrile rubber NR NBR by dimethyl ether. Nitrile rubber types used medium quality nitrile rubber with acrylonitrile content of 33 NBR33 . Methods to determine the mechanism includes mechanical characterization covers change in mass, tensile strength and maximum elongation, hardness and morphological characterization with morphological observations using Scanning Electron Microscopic. Observations of this study is limited which is to see the effect of variation vulcanized blending ratio NR NBR33 against degradation swelling. Variations blending vulcanized NR NBR33 are used in a sequence that is 1 3, 1 2, 1 1, 2 1, 3 1. The results of this research is to determine the most optimal value ratio elastomer that is resistant to swelling degradation depend on physical and structural changes. The increase nitrile rubber NBR33 ratio of blending rubber vulcanized can reduce the decrease of tensile strength and elongation until exceed physical properties before immersion with dimethyl ether. Thus, the best elastomer variation was obtained after comparing with the standard feasibility material of seal is rubber vulcanized blending NR NBR33 with ratio 40 60 NR NBR."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library