Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafiyah Maharani Mustarih
Abstrak :
Banyaknya kota-kota di Indonesia dengan permasalah lingkungan, semakin memburuknya kualitas udara yang terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan hal yang tidak terpisahkan dri kehidupan kota-kota diseluruh Indonesia. Badan Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPM&PL) memasukkan tiga kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Jogjakarta dan Semarang yang menunjukkan kadar debu 280μg/m3, SO2 0.76 ppm dan Nox 0.50 ppm dimana nilai tersebut sudah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB), khususnya untuk kondisi kualitas udara di Jakarta sudah semakin memburuk yaitu di wilayah Pulogadung dan casablanca. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan besar risiko kesehatan pajanan NO2, SO2 dan TSP di Kawasan industri PT. JIEP dan Kawasan Permukiman di Tebet. Desain studi dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Hasil penelitian didapatkan nilai RQ untuk agen risiko NO2, SO2 dan TSP belum berisiko terhadap kesehatan populasi, baik perhitungan realtime maupun perhitungan lifespan. ......Many cities in Indonesia with environmental problems , worsening air quality exposed by air pollution today is an inseparable metter in cities throughout Indonesia Agency of infecting Disease Control and Environmental Health (PPM & PL) indudes three major cities in Indonesia. Namely Jakarta, Jogjakarta and Semarang showing levels of dust 280μg/m3, SO2 0.76 ppm and NO2 0.50 ppm. It means that the value exceeded the thresold limit value (TLV), especially condition of worsening air quality in Jakarta in the region Pulogadung and Casablanca . This study aims to analyze difference of health risk NO2, SO2 and TSP in Industrial area of PT. JIEP and Settlement in Tebet area. The design of this research uses methode of the Environmental Health Risk Analysis (ARKL). The results showed RQ values for risk agent NO2 , SO2 and TSP is not a health risk for the population, both real-time computation and calculation lifespan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenconoviyati
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian: Asap rokok merupakan salah satu polutan udara yang mendapat sorotan karena menimbulkan berbagai masalah kesehatan karena banyaknya senyawa yang dikandungnya. Di antara senyawa kimia tersebut adalah NO2 dan OH. Diketahui bahwa NO2 merupakan radikal bebas yang dapat merusak jaringan elastis paru (Halliwell,1999) sedangkan NO2 dan OH diperkirakan oleh banyak peneliti memicu terbentuknya lipid peroksida, serta adanya hipotesa bahwa asap rokok dapat menyebabkan makrofag mengeluarkan enzim proteolitik sehingga kolagen akan rusak (Rubins, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asap rokok yang dipaparkan pada hewan coba dapat merusak jaringan kolagen dan meningkatkan kadar malondialdehid pada paru. Hewan coba tikus sebanyak 10 ekor dipaparkan asap rokok 5 batang perhari selama 12 .minggu kecuali hari minggu, kemudian pada hari pengambilan sampel jaringan paru tikus untuk pemeriksaan kadar malondialdehid dibekukan secara langsung dengan menggunakan aseton dan es kering untuk menghindari metabolisme selanjutnya. Penetapan kadar peroksida lipid dengan cara memeriksa kandungan malondialdehid homogenat paru yang direaksikan dengan asam tiobarbiturat Untuk pemeriksaan mikroskopis, jaringan paru diwarnai dengan pulasan rutin Hematoksilin Eosin untuk menghitung sel radang dan fibroblas serta pulasan khusus Elastica van Gieson untuk melihat ketebalan kolagen. Perhitungan ketebalan pulasan kolagen diukur dengan program Adobe photoshop 6.0 dengan menghitung derajat warna merah, hijau, biru (RGB), sedangkan penghitungan statistik untuk ketebalan kolagen, jumlah sel radang dan fibroblas serta kadar malondialdehid dengan SPSS 10.0 for windows, dilakukan uji distribusi dengan Kolmogorov-Smimov (KS), dan kemaknaan dengan uji t test. Hasil dan kesimpulan: Jumlah sel radang dan fibroblas pada hewan perlakuan meningkat secara bermakna dibanding dengan hewan kontrol (p=0,000), ketebalan kolagen alveolus pada hewan perlakuan juga berbeda bermakna dibanding dengan kontrol (p=4,011),sedangkan pada jaringan kolagen bronkiolus tidak berbeda bermakna (p=0,779) dan kadar malondialdehid hewan perlakuan meningkat bermakna dibanding hewan kontrol (p=4,445).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendina Aprilia Larasari
Abstrak :
Analisis kualitas udara penting untuk pengetahuan bagi masyarakat Depok. Parameter udara ambien terbesar adalah Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Aktivitas transportasi darat adalah salah satu penyebab terbesar penurunan kualitas udara ambien di kota Depok. Penelitian ini dilakukan di jalan Margonda Raya. Dalam penelitian ini, komponen yang digunakan adalah Mikrokontroler Arduino Mega 2560, Sensor Suhu dan Kelembaban SHT11, Sensor Gas CO MQ-7, Sensor Gas NO2MQ-135, Modul Wifi ESP8266, Sensor Arah dan Kecepatan Angin JL-FS2. Hasil uji Sensor MQ-7 dan MQ-135 menunjukkan nilai hubungan yang sangat kuat dengan nilai R2 = 0,9906 untuk MQ-7 dan R2 = 0,9988 untuk MQ-135. nilai ini mendekati nilai R2 = 1, sehingga nilai ini dapat dianggap baik dan benar. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengujian sensor layak untuk dioperasikan. Data dari alat yang dirancang kemudian akan ditampilkan di web. Kondisi udara konsentrasi polutan CO dan NO2 yang terukur di Jalan Margonda Raya Depok memiliki kisaran nilai yang masih memenuhi Baku Mutu Ambien Nasional. Hasil pengukurannya adalah hasil pengukurannya adalah Gedung Multidisiplin FMIPA UI: konsentrasi polutan CO sebesar 189 μg/Nm3, konsentrasi polutan NO2 sebesar 213 μg/Nm3. Lokasi I Margonda Raya: konsentrasi polutan CO sebesar 148 μg/Nm3, konsentrasi polutan NO2 sebesar 158 ug/Nm3. Lokasi II Margonda Raya: konsentrasi polutan CO sebesar 199 μg/Nm3, konsentrasi polutan NO2 sebesar 225 ug/Nm3.
Analysis of air quality is important for knowledge for the people of Depok. The biggest ambient air parameters are Carbon Monoxide (CO) and Nitrogen Dioxide (NO2). Land transportation activities are one of the biggest causes of decreasing ambient air quality in the city of Depok. This research was conducted on the Margonda Raya road. In this research, the components used are Arduino Mega 2560 Microcontroller, SHT11 Temperature and Humidity Sensor, CO MQ-7 Gas Sensor, NO2 MQ-135 Gas Sensor, Wifi Module ESP8266, Direction and Wind Speed Sensor JL-FS2. The MQ-7 and MQ-135 Sensor test results produce a very strong value with a value of R2 = 0.9906 for MQ-7 and R2 = 0.9988 for MQ-135. This value returns the value R2 = 1, so this value can be considered good and right. It can be concluded from the results of testing the sensor is feasible to operate. Data from the designed tool will then be compiled on the web. Measured CO and NO2 pollutant air conditions on Jalan Margonda Raya Depok have a range of values that still meet the National Ambient Quality Standard. The measurement results are the results of measurements are the FMIPA UI Multidisciplinary Building: CO pollutant concentration of 189 μg/Nm3, NO2 pollutant concentration of 213 μg/Nm3. Location I Margonda Raya: CO pollutant concentration of 148 μg/Nm3, NO2 pollutant concentration of 158 μg/Nm3. Location II Margonda Raya: CO pollutant concentration of 199 μg/Nm3, NO2 pollutant concentration of 225 μg/Nm3.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmina Pertiwi
Abstrak :
DKI Jakarta merupakan salah satu daerah urban dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan memiliki mobilitas kegiatan penduduk yang tinggi pula. Kegiatan penduduk seperti perindustrian, perkantoran, perumahan, dan transportasi akan menghasilkan pencemaran udara dimana pencemar tersebut akan dibuang ke udara bebas. Semakin besar peningkatan pencemaran udara akan semakin menurunkan kualitas udara ambien. Penelitian ini dilakukan penulis dengan observasi terhadap 4 lokasi sampling di wilayah DKI Jakarta dan Bukit Kototabang, Sumatera Barat sebagai Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) untuk Indonesia Bagian Barat. Analisis dilakukan terhadap sampel bulan April 2014-September 2014 untuk musim kemarau dan sampel bulan Oktober 2014-Maret 2015 untuk musim hujan. Konsentrasi SO2 saat musim kemarau lebih tinggi daripada saat musim hujan, dapat dilihat dari adanya penurunan konsentrasi saat musim hujan sebesar 5,126 μg/Nm3 untuk lokasi BMKG Jakarta; 5,023 μg/Nm3 untuk lokasi Monumen Nasional; 1,634 μg/Nm3 untuk lokasi Ancol; dan 6,502 μg/Nm3 untuk lokasi Glodok. Terjadi peningkatan konsentrasi SO2 di lokasi sampling GAW Bukit Kototabang sebesar 17,475 μg/Nm3 yang diakibatkan oleh adanya kebakaran hutan di Provinsi Riau. Konsentrasi NO2 saat musim kemarau lebih tinggi daripada saat musim hujan, dapat dilihat dari adanya penurunan konsentrasi saat musim hujan sebesar 0,583 μg/Nm3 untuk lokasi GAW Bukit Kototabang, 8,902 μg/Nm3 untuk lokasi BMKG Jakarta; 12,306 μg/Nm3 untuk lokasi Ancol; dan 2,0139μg/Nm3untuk lokasi Glodok. Konsentrasi SO2, NO2, dan logam Pb di udara saat musim hujan menurun karena adanya pengendapan atau pengumpulan polutan tersebut di awan dan terkondensasi menjadi bentuk cair / hujan (bentuk H2SO4 dan HNO3). Kualitas udara ambien terbaik di DKI Jakarta terdapat pada daerah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan terburuk pada Glodok, hal ini terkait kepada jumlah kendaraan bermotor yang melewati titik daerah sampling tersebut. ......DKI Jakarta is one of the urban areas with highly crowded population and has a high mobility of daily activities. People activities in industrial, offices, housing, and using transportations will produce air pollution whose pollutants will be discharged into the air. The more the polution increases, the less the quality of ambient air will be. The research was conducted with the observation of 4 sampling locations in Jakarta and Bukit Kototabang, West Sumatera as the Global Atmosphere Watch (GAW) for Western Indonesia. Analyses were performed to samples of April 2014-September 2014 for the dry season, and samples of October 2014-Maret 2015 for the rainy season. SO2 gas concentrations in ambient air while the dry season is higher than the rainy season, can be seen from the presence of a decrease in the concentration of 5,126 μg/Nm3 for BMKG Jakarta; 5,023 μg/Nm3 for national monuments (Monas); 1,634 μg/Nm3 for Ancol; and 6,502 μg/Nm3 for Glodok. An increase in the concentration of SO2 in the sampling location GAW Bukit Kototabang of 17,475 μg/Nm3 activity caused by the forest fires in Riau Province. NO2 concentration while the dry season is higher than the rainy season, can be seen from the presence of a decrease in the concentration of 0,583 μg/Nm3 for GAW Bukit Kototabang, 8,902 μg/Nm3 for BMKG Jakarta; 12,306 μg/Nm3 for Ancol; and 2,0139 μg/Nm3 for Glodok. Concentrations of SO2, NO2, and metal Pb in the air when the rainy season decreases due to the deposition of the pollutants in the collection or the cloud and condensed into a liquid form / rain (HNO3 and H2SO4). The best ambient air quality in BMKG Jakarta and worst in Glodok, this corresponds to the number of motor vehicles passing through the area of the sampling point.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Nurrahmi Lukman
Abstrak :
Kondisi Kota Makassar dengan berbagai macam aktivitas perkotaan menjadikan kota Makassar mengalami permasalahan lingkungan dan polusi udara adalah salah satunya. Adapun ketiga parameter pencemar pada udara yaitu NO2, CO, dan SO2. Akibat buruknya kualitas udara didalam maupun diluar rumah menyebabkan masyarakat rentan terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Jumlah kasus ISPA di kota Makassar tahun 2015 sebanyak 204.848 dan pada tahun 2017 sebanyak 158.991 dan tahun 2019 sebanyak 218.060 kasus. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis sebaran polutan NO2, CO, dan SO2, menganalisis hubungan ketiga parameter tersebut dengan kejadian penyakit ISPA, serta mengetahui kebijakan pemerintah dalam menanganai masalah polusi udara. Metode pengukuran yang digunakan yaitu menggunakan peralatan mobile laboratory, Aeroqual AQM60 Ambient Air Monitoring dan hasil pembacaan dengan satuan ppm kemudian dikonversi ke dalam satuan µg/m3 kemudian dapat dibandingkan langsung dengan baku mutu udara ambien Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999. Analisis yang digunakan yaitu analisis spasial dan analisis statistik uji korelasi. Adapun hasil penelitan didapatkan yaitu pola sebaran nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota Makassar untuk jenis parameter NO2 dan SO2 di kota Makassar masih tergolong baik sedangkan untuk parameter CO tergolong dalam kategori tidak sehat. Hasil uji korelasi didapatkan bahwa SO2 memiliki hubungan yang rendah dengan kasus ISPA, NO2 memiliki tingkat hubungan yang sedang, sedangkan CO memiliki tingkat hubungan yang sangat lemah. Kebijakan-kebijakan pemerintah kota Makasssar dalam mengontrol polusi udara yaitu mendukung program langit bitu, melaksakan car free day, memperluas jalur pesepeda dan pengadaan alat pemantau kualitas udara. ......The condition of Makassar City with various kinds of urban activities makes Makassar City experience environmental problems and air pollution is one of them. The three pollutant parameters in the air are NO2, CO, and SO2. Due to poor air quality inside and outside the home, people are vulnerable to acute respiratory infections (ARI). The number of ARI cases in Makassar city in 2015 was 204,848 and in 2017 there were 158,991 and in 2019 there were 218,060 cases. The purpose of this study was to analyze the distribution of NO2, CO, and SO2 pollutants, to analyze the relationship between these three parameters with the incidence of ARI, and to find out government policies in dealing with air pollution problems. The measurement method used is using mobile laboratory equipment, Aeroqual AQM60 Ambient Air Monitoring and the reading results in ppm units are then converted into g/m3 units then can be directly compared with the ambient air quality standard, Government Regulation No. 41 of 1999. The analysis used is spatial analysis. and statistical analysis of correlation test. The results of the research showed that the distribution pattern of the Air Pollution Standard Index (ISPU) in the city of Makassar for the types of NO2 and SO2 parameters in the city of Makassar was still in the good category, while for the CO parameter it was in the unhealthy category. The correlation test results showed that SO2 had a low relationship with ARI cases, NO2 had a moderate relationship, while CO had a very weak relationship. The Makassar city government's policies in controlling air pollution are supporting the blue sky program, implementing a car free day, expanding cyclists' routes and procuring air quality monitoring equipment.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruri Widowati
Abstrak :
Tingkat konsentrasi NO2, SO2, dan PM10 di Kecamatan Taman Sari selalu mengalami peningkatan dan penurunan secara fluktuatif tahun 2006-2013, bahkan konsentrasi PM10 telah melampaui baku mutu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsentrasi NO2, SO2 dan PM10 di udara ambient dengan kejadian ISPA Penduduk di Kecamatan Taman Sari tahun 2006-2013. Desain studi yang digunakan adalah studi ekologi time trend dengan metode uji korelasi dan regresi. Hasil analisis menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat konsentrasi SO2 (nilai p = 0,002) dan PM10 (nilai p =0,031), dengan persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 8,2% jumlah kasus ISPA disebabkan konsentrasi SO2 dan 1,5% jumlah kasus ISPA disebabkan konsentrasi PM10. Sedangkan antara konsentrasi NO2 dengan jumlah kejadian ISPA tidak ada hubungan yang bermakna (nilai p = 0,194). Tingkat konsentrasi PM10 dan SO2 dapat mempengaruhi kejadian ISPA. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan preventif guna mengontrol tingkat pajanan dan jumlah kejadian ISPA.
The quality of air pollution in Taman Sari district such as level concentration of NO2, SO2 and PM10 always fluctuatly increase and decrease, moreover PM10 concentration have been exceed the maximum value level. The objection of this study is to know the association between level concentration of NO2, SO2 and PM10 in ambient with ARI occurrence at resident in Taman Sari district in 2006-2013. This study used time series study with correlation and regression test method. The result of analysis indicated that level concentration of SO2 (p value = 0,002) and PM10 (p value = 0,014) had significant related to amount of ARI occurrence.The equation line explained that 8,2% of ARI occurrence caused by SO2 and 1,5% of ARI occurance caused by PM10. Meanwhile, level concentration of NO2 didn’t have significant related to ARI occurrence (p value = 0,194). The level concentration of SO2 and PM10 influence ARI occurrence. Therefore, the preventive actions need to do in order to control exposure level and ARI occurrence.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Wiyandari
Abstrak :
Kota Depok sebagai kota penyangga DKI Jakarta memiliki peningkatan volume kendaraan yang pesat. Di samping itu, NOx merupakan salah satu polutan utama yang lebih dari 80% berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola fluktuasi antara polutan NOx (NO dan NO2) yang diakibatkan volume kendaraan yang melintas. Penelitian dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2010 pada 4 hari pengamatan. Metode pengumpulan data menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan data dengan pengukuran parameter konsentrasi NO dan NO2, suhu, kelembaban, serta volume kendaraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola fluktuasi konsentrasi polutan NO dan NO2 mengikuti waktu dilakukannya jam sampling. Pada waktu pagi hari kecenderungan yang terjadi yaitu konsentrasi polutan NO2 meningkat, sedangkan pada waktu sore hingga malam hari kecenderungan yang terjadi yaitu konsentrasi polutan NO meningkat. Konsentrasi polutan NO dan NO2 tertinggi yang terukur pada Jalan Raya Margonda Raya Depok yaitu 11,852 Eg/Nm3 dan 11,812 Eg/Nm3. Nilai konsentrasi ini masih memnuhi baku mutu udara ambien menurut PP No.41 Tahun 1999. Volume kendaraan maksimum terjadi pada pagi hari (06.00 - 09.00) dan sore hari (16.00 - 20.00). Dikarenakan peningkatan volume kendaraan akan terus terjadi, maka dilakukan alternatif pengendalian peningkatan konsentrasi polutan NOx.
Depok City as a buffer city of Jakarta has a rapidly increasing volume of vehicles. In addition, NOx is one of the main pollutants of more than 80% comes from motor vehicle exhaust gas. This study aims to determine the pattern of fluctuations between the pollutant NOx (NO and NO2), which caused the volume of vehicles pass. Research conducted in May and June 2010 on four days of observation. Methods of data collection using descriptive research method. Collect data by measuring the parameters NO and NO2 concentrations, temperature, humidity, and volume of vehicles. The results showed that the pattern of fluctuations in pollutant concentrations of NO and NO2 to follow when doing sampling clock.At the time of the morning trend occurred, concentration of NO2 pollutant increase, while during the afternoon till night trend occurred, concentration of NO pollutant decrease. Pollutant concentrations of NO and NO2 measured highest on Jalan Raya Raya Depok Margonda are 11,852 ?g/Nm3 and 11,812 ?g/Nm3. The value of this concentration still under ambient air quality standard by PP No.41 Year 1999. The maximum volume of vehicles going in the morning (6:00 to 09:00) and afternoon (16:00 to 20:00). Due to the increasing volume of vehicles will continue to happen, so the alternative to control increasing the concentration of NOx pollutants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50481;S50481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Oktora
Abstrak :
Pajanan pencemar udara selama kehamilan berhubungan dengan bayi be- rat badan lahir rendah (BBLR). Untuk menghubungkan konsentrasi NO2 dalam udara ambien, telah dilakukan studi ekologi di Jakarta. Konsentrasi NO2 didapat dari data monitoring BPLHD DKI Jakarta 2009 ? 2011, sedan- gkan kasus-kasus bayi BBLR diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Data dianalisis dengan Anova, uji korelasi, dan regresi linier dan berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi NO2 dalam bulan pertama dan kedua kehamilan berhubungan bermakna dengan BBLR (masing-masing dengan R = 0,464, nilai p = 0,0001 dan R = 0,243, nilai p = 0,013). Regresi linier berganda menunjukkan bahwa konsentrasi NO2 dapat meramalkan 25% kasus BBLR (R = 0,5; R2 = 0,25; nilai p = 0,0001). Variabel yang paling memengaruhi BBLR adalah pajanan ter- hadap NO2 pada bulan pertama gestasi (B = 259). Disimpulkan, pajanan NO2 pada bulan pertama dan kedua kehamilan dan tempat wilayah tinggal berhubungan dengan BBLR, dengan pajanan NO2 pada bulan pertama kehamilan merupakan faktor utama BBLR.

It has been known that exposure to air pollutant during pregnancy was as- sociated with low birth weight. To correlate NO2 concentration in ambient air with baby with low birth weight (LBW), an ecological study has been carried in Jakarta. NO2 concentration was obtained from 2009 ? 2011 monitoring data (Jakarta BPLHD), while low birth weight data were obtained from Jakarta Provincial Health Office. Anova, correlation, linear and multiple lin- ear regressions were employed to analyze NO2 concentration with LBW. It showed that NO2 concentrations during first and second month of preg- nancy were significantly correlated with the LBW (R = 0.464, p value = 0.0001 and R = 0.243, p value = 0.013). Multiple linear regression showed that the concentration of NO2 in the first and second month of pregnancy can predict 25% of LBW cases (R = 0.5, R2 = 0.25; p value = 0.0001). The most influence variable on LBW is exposure to NO2 in the first month of ges- tation (B = 259). It is concluded that exposure to NO2 in the first and second month of pregnancy and city of residence correlated with the LBW, with NO2 exposure in the first month of pregnancy was the most influencing factor of the LBW.
Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkhamila Risalah
Abstrak :
Peningkatan temperatur global terbentuk dari pemanasan lokal, salah satunya adalah fenomena pulau panas perkotaan. Peningkatan temperatur tersebut disinyalir disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat berbagai aktivitas manusia, terutama di wilayah perkotaan seperti DKI Jakarta. Penggunaan tanah sebagai representasi jumlah penduduk dan aktivitas manusia yang menjadi sumber polutan udara, dapat mempengaruhi pola distribusi suhu permukaan daratan (SPD) yang diperoleh melalui pengolahan citra MODIS Terra. Dengan melakukan analisis spasial uji korelasi antara polutan udara (NO2, SO2, dan TSP) dengan SPD, dapat diketahui hubungan antara polutan udara dan SPD yang menjadi tujuan dari penelitian ini. Kemudian dibuat model spasial distribusi polutan untuk mengetahui sebaran polutan udara menurut variasi nilai SPD. Hasil analisis menunjukkan bahwa korelasi konsentrasi NO2 dan SO2 dengan SPD memiliki hubungan sebesar 0,289 dan 0,246. Model distribusi spasial konsentrasi NO2 dan SO2 menurut SPD menunjukkan pola yang tersebar hampir di seluruh wilayah DKI Jakarta terutama pada SPD yang relatif tinggi dan pada penggunaan tanah permukiman, industri dan jasa/komersial. Pola distribusi SPD hasil pengolahan citra MODIS Terra di DKI Jakarta dapat digunakan untuk memprediksi pola distribusi konsentrasi NO2 dan SO2 di udara. ......Increase the global temperature is formed by local heated, one of the phenomenon is urban heat island. Increase of the temperature approximately caused by the rise of green house gases concentration due to human activities, paticularly in urban area such as Jakarta. Landuse as a representation of human activities become a source of air pollution and can be used as an illustration to analyze the pattern of land surface temperature distribution. With the statistical method correlation between air pollutant and the land surface temperature (MODIS Terra LST result processing) might be known the relationship between air pollutant and the land surface temperature, which is the objective of this study. Then create a model of the pollutant spatial distribution to determine the pollutant spatial distribution on the land surface temperature variance. The result shows that the NO2 and SO2 have a relationship with the land surface temperature, with each correlation value (r) 0,289 and 0,246. Spatial distribution of NO2 and SO2 are spread in almost the whole Jakarta, particularly on high land surface temperature relatively and on the land-use of residential, industrial area and service / commercial area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1235
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rezha Pratiwi Eka Gharini
Abstrak :
Gas NO2 dan SO2 merupakan zat pencemar udara yang menimbulkan bau busuk dan mencemari udara di sekitar TPA. Gas-gas tersebut akan bermunculan di setiap tahap operasi penimbunan dan pemadatan sampah di TPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko pajanan gas NO2 dan SO2, dalam udara ambien terhadap gangguan kesehatan pada pemulung yang beraktivitas dan bermukim di sekitar TPA Cipayung, Depok. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni tahun 2018 dengan menggunakan metode penulisan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL. Hasil pengukuran NO2 memiliki rata-rata hasil pengukuran adalah 31,794 g/m3, dan SO2 memiliki rata-rata hasil pengukuran adalah 6,365 g/m3. Dari hasil tersebut, masih sangat jauh dibawah Baku Mutu Udara Ambien dalam PP No. 41/1999. Nilai asupan real time dengan pajanan konsentrasi NO2 adalah 1,079 10-3 mg/kg/hari dan pajanan konsentrasi SO2 adalah 2,5962 10-5 mg/kg/hari. Sedangkan nilai asupan life span dengan pajanan konsentrasi NO2 adalah 2,15801 10-3 mg/kg/hari dan pajanan konsentrasi SO2 adalah 5,1024 10-5 mg/kg/hari. Karakteristik risiko untuk konsentrasi NO2 dengan durasi pajanan real time adalah 0,0539 dan life span adalah 0,108. Karakteristik risiko untuk konsentrasi SO2 dengan durasi pajanan real time adalah 0,001 dan life span adalah 0,002. Secara keseluruhan, nilai RQ adalah <1 maka udara ambien TPA Cipayung dengan pajanan NO2 dan SO2 masih aman sehingga tidak diperlukan adanya pengelolaan risiko. ......Gases NO2 and SO2 are air pollutants that cause odor and pollute the air around the landfill. The gases will emerge at every stage of landfilling and compaction operations in the landfill. This study aims to analyze the level of exposure risk of NO2 and SO2 gas, in ambient air to health disturbance on scavengers who move and settle around TPA Cipayung, Depok. This research was conducted in March June of 2018 using the method of writing Environmental Health Risk Analysis ARKL. The result of measurement of NO2 has the average of measurement result is 31,794 g m3, and SO2 has average result of measurement is 6,365 g m3. From these results, it is still very far below the Ambient Air Quality Standard in PP 41 1999. The value of real time intake with NO2 exposure concentration was 1,079 10 3 mg kg hari and the exposure of SO2 concentration was 2,5962 10 5 mg kg hari. While the value of life span intake with NO2 exposure concentration was 2,15801 10 3 mg kg hari and the exposure of SO2 concentration was 5,1024 10 5 mg kg hari. The risk characteristic for NO2 concentration with real time exposure duration was 0,0539 and life span was 0,108. Risk characteristics for SO2 concentration with real time exposure duration were 0,001 and life span was 0,002. Overall.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>