Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arih Diyaning Intiasari
"Klaim persalinan yang rendah mengindikasikan ketidakpuasan bidan pada implementasi kebijakan jaminan persalinan (Jampersal) di Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi penyebabkan ketidak-puasan bidan dan hambatan implementasi kebijakan Jampersal di tingkat pelaksana. Penelitian deskriptif dengan desain studi kasus ini melakukan pengumpulan data kualitatif pada periode Maret - Juli 2012 terhadap informan empat bidan pegawai negeri sipil (PNS) dan empat bidan pegawai tidak tetap (PTT). Ditemukan ketidakpuasan bidan dan hambatan pelaksanaan kebijakan Jampersal tahun 2012, meliputi; besaran, pemotongan, dan lama klaim persalinan, penghapusan klaim persalinan komplikasi yang dirujuk, persaingan tidak sehat, dan proses administrasi. Ketidakpuasan bidan dan hambatan implementasi kebijakan Jampersal memerlukan kerja sama kalangan stakeholder untuk berkoordinasi secara mendalam untuk implementasi kebijakan Jampersal yang lebih baik pada masa mendatang.

The low service reimbursement indicates midwife unsatisfaction on policy implementation of delivery insurance in Purbalingga District. The objective of this study was to explore several cause factors of and to know the barrier problem on delivery insurance policy implementation at the ground level. This descriptive case study used qualitative data that collected in period March - July 2012. The Informants of this research include four civil servant midwives and four non civil servant midwives. This research found six factors causes midwives unsatisfaction at Jampersal policy implementation in 2012 include reimbursement payment reduction, amount of service reimbursement; delivery service complication referral payment; unfair competition practice; long time waiting for the reimbursement payment; delivery service reimbursement administration process. The midwife unsatisfaction and the delivery insurance policy implementation barrier need collaboration among stakeholders to deeply coordination for better delivery insurance policy implementation in the future."
Purwokerto: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasnerita
"Di Indonesia, Angka Kematian Neonatal 25 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal dini (0-7 hari) 15 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 1997). Menurut survei kesehatan rumah tangga (START) tahun 1995), gangguan perinatal merupakan urutan penyebab kematian bayi di pulau Jawa-Bali (33,5%), diikuti kematian yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan akut (32,1%). Di luar Jawa-Bali, gangguan perinatal merupakan urutan kedua (26,9%) setelah infeksi saluran pernafasan akut (28%). (Depkes, 2000)
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lama puput tali pusat bayi baru lahir dengan metode asuhan persalinan normal (APN) dibandingkan dengan metode alkohol.di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara tahun 2002.
Studi ini menggunakan rancangan cross sectional, responden adalah ibu yang mempunyai bayi dengan menggunakan perawatan tali pusat dengan metode Asuhan Persalinan Normal (APN) di RB Tri TungaI dan ibu yang menggunakan perawatan tali pusat bayinya dengan metode alkohol di Bidan Praktek swasta (BPS) tahun 2003.
Subjek / responden : sebanyak 138 orang , dimana 69 orang menggunakan perawatan tali pusat metode APN dan 69 orang dengan metode Alkohol kemudian ditanyakan lama puput tali pusat pada saat kunjngan pertarna neonatal dan dicatat lama puputtali pusat kedua metode.
Hasil penelitian pada kedua metode tidak didapatkan perbedaan bermakna dalam hal umur, pendidikan,BB bayi, jumlah anak, kondisi rumah dan lingkungan. Dari segi biaya lebih murah metode APN bila dibandingkan dengan metode Alkohol. Didapatkan Lama puput tali pusat Perawatan APN < 7 had 53 (76,8%) dan7 hari 16 (23,2%) sedangkan perawatan dengan Alkohol < 7 hari 17 (24,6 %) dan7 hari 52 (75,4%).
Hasil studi menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara metode APN dengan alkohol didapatkan OR 1-0,13 (4,63 - 22,16 . CI 95 %). Perbedaan lama puput tali pusat metode APN dengan metode alkohol secara statistik bermakna (p = 0,00). artinya Efektifitas perawatan tali pusat metode alkohol memiliki kecendrungan 10,13 kali lebih tinggi untuk mengalami lama puput >7 hari bila dibandingkan dengan metode perawatan tali pusat metode APN, bukti-bukti menunjukan bahwa perawatan tali pusat memakai alkohol menyebabkan alkohol dapat membunuh flora normal yang ada pada tali pusat sehingga memperlambat proses puput tali pusat dan mempengaruhi pengeringan tali pusat secara alami (WHO,1999).
Kesimpulan perawatan tali pusat metode Asuhan Persalinan Normal (APN) mempunyai efektivitas lebih baik , sekalipun di daerah prasejahtera I bila dibandingkan dengan perawatan tali pusat dengan metode alkohol terhadap lama puput tali pusat.
Saran penelitian ini hanya dilakukan di Jakarta Utara, dengan karakteristik lingkungan dan perilaku yang berbeda diharapkan pada peneliti lain untuk dapat melakukan diluar DKI Jakarta.

In Indonesia, neonatal mortality is 2512000 live births and mortality rate of early neonatal (0-7 days) is 15/1000 live births (SDKI 1997). According to Household Health Survey (SKRT) 1995, prenatal problem is in the list of infants mortality in Java and Bali (33,5%), followed by acute respiratory infection (32,1%). Outside Java and Bali Island, prenatal is at second rank (26,9%) after acute respiratory infection (28%) (Depkes,2000)
Object of this study is to find out duration of cord stump separation of newborn by normal practice method (APN) compared to alcohol method in sub district of Penjaringan, north Jakarta, 2002.
This study is using cross sectional design, the cases are newborn used normal practice method (APN) Maternity Clinic of Tri Tunggal, and those who used alcohol method in practice of private midwives (BPS) 2003
Total respondents is 138 person, 69 using APN and 69 using alcohol method followed up until cord stump separated and record its duration in both method.
Result of study in these two methods has no significant differences regarding age education, body weight of infant, house and neighborhood condition. From cost aspect APN method is less expensive than alcohol method. Cord stump separation in APN method < 7 days is 53 (76,8) and ≥ 7 days is 17 (23,2%).and in alcohol method 7 days is 17 (24,6%) and ≥ 7 days is 52 (75,4%).
Result of this study shows that there is significant relationship between APN method and alcohol method OR 10,13 (4,63-22,16, 95%CI). Difference duration of cord stump separation between both methods is statistically significant (p=1,00), which mean effectiveness of alcohol method tend to have 10,13 times higher if duration ? 7 days compared to APN, there is evident that cord stump care by using alcohol could kill normal flora in cord stump and slowing down cord stump separation and draining process of cord stump naturally (WHO,1999).
Normal practice method (APN) has better effectiveness, even in poor area compared to practice with alcohol method in regard to duration of umbilical cord stump separation.
This study recommends conducting other studies in another location with different social demography outside Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library