Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Faza Soelaeman
Abstrak :
Latar Belakang: Preparasi spermatozoa dengan melakukan pencucian swim-up (SU) merupakan salah satu cara mendapatkan spermatozoa dengan kualitas lebih baik untuk meningkatkan keberhasilan inseminasi intrauterin. Salah satu komponen penentu kualitas spermatozoa adalah motilitas yang baik. Lengan dinein melalui aktivitas dinein ATPase merupakan bagian utama dalam pergerakan spermatozoa sehingga perlu diketahui aktivitas dinein ATPase setelah dilakukan pencucian SU. Tujuan: Mengetahui aktivitas spesifik dinein ATPase spermatozoa sebelum dan sesudah dilakukan pencucian SU pada pasien laki-laki infertil normozoospermia Metode: Sampel semen didapatkan dari 6 laki-laki dari pasangan infertil normozoospermia yang akan menjalani terapi inseminasi intrauterin. Analisis semen dilakukan sebelum dan sesudah dilakukannya preparasi spermatozoa menggunakan metode swim up. Aktivitas dinein ATPase kemudian diukur menggunakan metode Vivenes setelah fraksi aksonem sperma didapatkan menggunakan metode Olsen. Uji statistik yang digunakan pada studi ini adalah uji T atau uji Wilcoxon Signed Rank dengan hasil bermakna apabila didapat nilai p<0,05. Hasil: Pada studi ini ditemukan persentase morfologi normal spermatozoa meningkat signifikan (p<0,05) setelah pencucian SU, meskipun konsentrasi menurun. Motilitas progresif pun meningkat secara signifikan (p<0,05) disertai penurunan motilitas spermatozoa nonprogresif dan spermatozoa imotil. Aktivitas dinein ATPase pun didapatkan secara bermakna setelah pencucian SU (p<0,05) Kesimpulan: Terdapat peningkatan kualitas dan aktivitas dinein ATPase spermatozoa kelompok normozoospermia setelah dilakukan pencucian SU. ......ackground: Sperm preparation through swim-up (SU) method is one of the way of increasing sperm quality for intrauterine insemination programme. One of the marker of good quality sperm is adequate motility. Dynein arm through dynein ATPase activity is the key component in sperm movement therefore it is crucial to know the effect of the SU method towards the specific activity of dynein ATPase Objective: To evaluate dynein ATPase specific activity before and after SU sperm preparation among normozoospermia infertile men Methods: Semen samples were obtained from 6 men from infertile normozoospermia couples who would undergo intrauterine insemination therapy. Cement analysis was carried out before and after the preparation of spermatozoa using the SU method. Then, the dinein ATPase activity was analyzed using the Vivenes method after the axoneme fraction of the sperm was obtained through the Olson method. Statistical tests that are utilized for this study is paired T test or Wilcoxon Signed Rank with statistical significance implied if p<0.05. Results: This study found a signficant increase (p<0.05) on sperm normal morphology percentage although it resulted in lower sperm concentration. Progressive sperm motility was also significantly improved (p<0.05), accompanied by the decrease of nonprogressive sperm of immotile sperm. Dynein ATPase specific activity was found to be increased significantly (p<0.05). Discussion: There was an increase in the sperm quality and dynein ATPase activity after sperm preparation using the SU method.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Roselita Karo Sekali
Abstrak :
Stress oksidatif berpengaruh kepada banyak hal, termasuk infertilitas pria. Semakin tinggi konsentrasi malondialdehida, indikator dari lipid peroxide, pada seminal plasma berpengaruh pada tingkat motilitas sperma. Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa malondialdehida tidak memiliki hubungan dengan astenozoospermia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan konsentrasi malondialdehida dalam seminal plasma pada normozoospermia dan astenozoospermia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar malondialdehida pada seminal plasma dan motilitas sperma pada pria infertile. Penelitian ini adalah studi analitik observasional yang menggunakan metode kasus-kontrol. Sampel yang digunakan berasal dari 15 pria dengan astenozoospermia dan 20 pria dengan normozoospermia. Metode thiobarbituric acid digunakan untuk mengukur konsentrasi malondialdehida. Tes non-parametrik Mann-Whitney digunakan untuk mencari hubungan antara kadar malondialdehida dan astenozoospermia. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara konsentrasi malondialdehida pada seminal plasma dan astenozoospermia p value = 0.194. Rerata kadar malondialdehida pada seminal plasma pria normozoospermia adalah 1.1 0.5 nmol/mL, sedangkan rerata kadar malondialdehida pada seminal plasma pria astenozoospermia adalah 1.68 1.2 nmol/mL. Rerata konsentrasi malondialdehida pada kelompok astenozoospermia lebih tinggi dari konsentrasi malondialdehida pada kelompok normozoospermia. Namun, tidak ditemukan hubungan antara konsentrasi malondialdehida dengan motilitas sperma. Masih dibutuhkan jumlah sampel yang lebih besar untuk mengkonfirmasi hasil ini. ...... Oxidative stress plays an important role in male infertility. Higher malondialdehyde concentration, an indicator of lipid peroxide, contributes to lower sperm motility. However, there are some studies show there is no significant correlation between malondialdehyde and asthenozoospermia. This study aimed to compare the seminal fluid malondialdehyde concentration in normozoospermia and asthenozoospermia. This study asessed the correlation between malondialdehyde concentration and sperm motility in infertile males. It was an observational and analytical study conducted using case control design that studied using human seminal plasma, 15 asthenozoospermia and 20 normozoospermia. Thiobarbituric acid assay was done to assess malondialdehyde level. Independent Samples Mann Whitney non parametric test was used to display the significance level. There was no significant relationship between the concentration of malondialdehyde in seminal fluid analysis and asthenozoospermia p value 0.194. The mean standard concentration of MDA in seminal fluid of normozoospermic males was 1.1 0.5 nmol mL. Meanwhile, the mean standard concentration of MDA in seminal fluid of asthenozoospermic males was 1.68 1.2 nmol mL. The average of malondialdehyde concentration in asthenozoospermia is higher than the average of malondialdehyde concentration in normozoospermia. This research concluded that seminal fluid malondialdehyde concentration has no correlation with asthenozoospermia. Higher sample size is required to confirm this finding. Keywords Malondialdehyde concentration, lipid peroxide, asthenozoospermia, normozoospermia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Samsul Mustofa
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian : Motilitas spermatozoa merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan kesuburan pria Salah satu kendala yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan proses fertilisasi adalah rendahnya motilitas spermatozoa. Mekanisme gerakan aksonema yang menghasilkan motilitas spermatozoa, ditentukan oleh energi yang dihasilkan dari hidrolisa ATP oleh aktivitas enzim ATPase pada lengan dinein. Oleh karena itu aktivitas ATPase dinein merupakan kunci 'itama dalama penyelenggaraan motilitas spermatozoa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pentoksifilin terhadap kualitas spermatozoa dan aktivitas dinein ATPase pada semen normozoospermia dan astenozoospermia. Untuk ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap 60 sampel semen dari pasangan infertil. 30 sampel semen memenuhi kriteria normozoospermia dan 30 sampel semen memenuhi kriteria astenozoospermia Setelah dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan Hank, setiap sampel dibagi menjadi dua bagian, satu bagian diberi perlakuan dengan inkubasi salaam 60 merit dalam 1 mg/ml pentoksifiiin dan satu bagian tanpa pentoksiflin. Parameter yang diukur meliputi persentase spermatozoa meta, kecepatan gerak progresif daya tembus ke dalam getah servik sapi dan aktivitas ATPase baik pada dinein maupun pada membran spermatozoa. Hasil dan kesimpulan : Persentae sperma motil, meningkat pada normozoospermia dari 48,83 % (Nk) menjadi .55,5 % (Np), pada astenozoospermia dari 29,5 % (Ak) menjadi 39,33 % (Ap). Kecepatan gerak progresif meningkat pada normozoospermia, dan 40,3 μ/detik (Nk) menjadi 44,8 μ/detik (Nk); pada astenozoospermia dari 28,3 μ /detik (Ak) menjadi 36,5 μ /detik (Ap). Kemampuan menembus getah serviks sapi ada kecenderungan peningkatan tetapi tidak selalu berbeda bermakna Aktivitas ATPase dinein menunjukkan peningkatan dari 0,709 U/mL (Nk) menjadi 0,849 U/mL (Np); pada astenozoospennia meningkat dari 0,439 U/mL (Ak) menjadi 0,635 U/mL (Ap). Aktivitas ATPase pada membran menunjukkan penurunan pada perlakuan dibandingkan dengan kontrol dengan perbedaan sangat bermakna (P<0,01). Pemberian pentosifilin terbukti meningkatkan kualitas dan aktivitas ATPase spermatozoa.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Wulandari
Abstrak :
Spermatozoa merupakan sel inaktif dalam proses transkripsi dan translasi, sehingga pematangan spermatozoa dan kapasitasi dipengaruhi oleh perubahan atau modifikasi protein yang sudah ada sebelumnya. Studi proteomik menemukan reseptor prolaktin pada permukaan spermatozoa. Seminal plasma merupakan sumber protein yang cukup kaya, salah satunya Prolactin Inducible Protein (PIP). PIP diekspresikan secara berbeda dalam spermatozoa atau seminal plasma pada laki-laki infertil dan fertil. Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisa efek penambahan pemberian prolaktin pada normozoospermia untuk melihat apakah prolaktin berpengaruh terhadap aktivasi PIP, di daerah mana PIP terkespresi dengan menggunakan imunositokimia, peningkatan fosforilasi tirosin dengan menguji parameter kualitas spermatozoa berupa kinetik menggunakan CASA, dan kapasitasi melalui western blot. Hasil penelitian menunjukkan PIP pada kelompok normozoospermia diekspresikan pada permukaan nuclear membran, mid piece, dan tail spermatozoa. Penambahan prolaktin pada kultur spermatozoa kelompok normozospermia tidak terdapat perbedaan secara signifikan dalam mengaktivasi PIP. Penambahan prolaktin pada kelompok normozoospermia tidak terdapat perbedaan secara signifikan dalam meningkatkan kinetik spermatozoa. Penambahan prolaktin kelompok normozoospermia tidak terdapat perbedaan secara signifikan dalam meningkatkan fosforilasi tirosin. ......Spermatozoa are inactive cells in the processes of transcription and translation, so spermatozoa maturation and capacitation are influenced by changes or modifications of pre-existing proteins. A proteomic study found prolactin receptors on the surface of spermatozoa. Seminal plasma is a rich source of proteins, one of which is prolactin-inducible protein (PIP). PIP is expressed differently in spermatozoa or seminal plasma in infertile and fertile men. In this study, the researchers wanted to analyze the effect of adding prolactin to normozoospermia to see whether prolactin influenced PIP activation, in which areas PIP was expressed using immunocytochemistry, increased tyrosine phosphorylation by testing spermatozoa quality parameters in the form of kinetics using CASA, and capacitation via western blot. The results showed that PIP in the normozoospermia group was expressed on the surface of the nuclear membrane, midpiece, and tail spermatozoa. The addition of prolactin to the spermatozoa culture of the normozoospermia group did not show a significant difference in activating PIP. The addition of prolactin in the normozoospermia group did not show a significant difference in increasing the kinetics of spermatozoa. The addition of prolactin in the normozoospermia group did not show a significant difference in increasing tyrosine phosphorylation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Hartamto
Abstrak :
Hasil analisis semen yang dilakukan di Bagian Biologi FKUI dari-tahun 1975 - 1980 terhadap 1000 pasangan ingin anak (PIA) menunjukkan, bahwa 32,8% dari pasangan tersebut penyebab kegagalan memperoleh anak berasal dari pihak suami (28 ). Hasil penelitian yang tidak jauh berbeda telah didapatkan oleh Shane dkk (54 ) di Amerika Serikat. Di antara PIA tersebut ada sekelompok suami yang semennya termasuk golongan normozoospermia. Secara teoritis kelompok ini mempunyai kemungkinan keberhasilan yang lebih besar dalam menahasilkan konsensi dibandingkan dengan kelompok oligozoospermia. Penelitian yang dilakukan oleh Van Zyl (64 ) mebuktikan, bahwa kelompok ologozooepermia cenderung memiliki abnormalitas kromosom yang tinggi. Kecenderungan ini akan lebih nyata terlihat pada kelompok oligozoospermia berat. Akhir-akhir ini, dalam penanganan kasus-kasus infertilitas sering dilakukan tindakan inseminasi buatan dengan semen suami, atau dilakukan.fertilisasi in vitro yang diteruskan dengan transfer embrio ke dalam rahim isteri. Untuk kepentingan tersebut digunakan spermatozoa yang telah diisolasi atau dijaring dengan metode tertentu. Farris& Douglas (19 ); Amelar & Hotchiss ( 1 ), Berta Elliason & Lindholmer (15 ) menggunakan fraksi pertama dari "split ejaculate untuk inseminasi. Fraksi ini mengandung spermatozoa dengan konsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi-fraksi berikutnya. antuk keperluan yang sama Herman dkk.(30) serta Glass & Ericson (21) menggunakan teknik pencucian spermatozoa. Paulson & Polakoski (52) melakukan inseminasi dengan menggunakan spermatozoa motil yang telah dipisahkan dari serpihan-serpihan sel maupun spermatozoa immotil melalui proses penyaringan menggunakan "glass won". Di samping teknik-teknik yang disebutkan di atas, terdapat metode lain yang dapat digunakan untuk merjaring spermatozoa motil in vitro. Metode tersebut merupakan modifikasi migrasi spermatozoa ke getah serviks pada keadaan in vivo menggunakan medium tertentu sebagai pengganti getah serviks. Metode ini kemudian dikenal sebagai metode migrasi ke atas (swim up). Beberapa peneliti menggunakan beberapa larutan yaitu larutan Hams, Tyrode, dan nosphat buffer saline, telah membuktikan bahwa spermatozoa semen golongan oligozoospermia yang terjaring dengan metode swim up memiliki kualitas yang baik (12, 27, 35, 40).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library