Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zuhanna Zen
"Pendidikan D III keperawatan merupakan jenjang pendidikan tinggi keperawatan yang menghasilkan lulusan perawat profesional pemula. Salah satu strategi belajar mengajarnya adalah dengan memberikan pengalaman belajar klinik yang dilaksanakan di lahan praktek. Tujuan belajar praktek klinik ini adalah untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa agar dapat menerapkan teori-teori yang sudah dipelajari sebelumnya dan mencoba mengembangkan keterampilannya dalam tatanan yang nyata.
Kualitas lulusan antara lain dipengaruhi oleh kualitas pengajarnya yang dalam hal ini instruktur klinik. Sebagai pembimbing merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam proses belajar praktek keperawatan, oleh karena itu perlu dituntut profesionalismenya. Profesionalisme dalam penelitian ini adalah kualitas tindakan instruktur klinik dalam melaksanakan peran-peran sebagai pembimbing dan dalam mengajar menggunakan metode-metode pengajaran klinik.
Sampai dengan tahun 2001, Akademi Keperawatan Depkes Jambi telah menghasilkan lulusan 14 angkatan namun nilai ujian praktek akhir program masih belum memuaskan karena dan setiap angkatan hanya sekitar 10%-20% yang mendapat nilai dengan kategori baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan profesionalisme instruktur klinik di institusi tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan studi cross sectional dengan responden 80 orang instruktur klinik yang termasuk dalam tim pengajar mata kuliah praktek keperawatan tingkat I, II, III baik yang berasal dari institusi pendidikan maupun dari lahan praktek. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa instruktur klinik di Akper Depkes Jambi yang mempunyai profesionalisme baik sebanyak 29 orang (36,3%). Dari hasil analisis bivariat ternyata variabel pengetahuan, kompetensi klinik, keterampilan mengajar, masa kerja, proses belajar mengajar (PBM) teori, PBM laboratorium dan pelatihan mempunyai hubungan yang signifikan dengan profesionalisme instruktur klinik, sedangkan dua variabel lain tidak berhubungan secara signifikan dengan profesionalisme instruktur klinik. Dari 7 variabel yang mempunyai nilai p<0,25 memenuhi persyaratan dilakukan analisis multivariat. Dari hasil akhir model multivariat ternyata hanya dua variabel yang tersisa yaitu variabel masa kerja dan PBM teori dengan nilai p
Penelitian ini menyarankan kepada institusi dalam penetapan instruktur klinik agar mempertimbangkan masa kerja sehingga kualitas bimbingan dapat ditingkatkan dan kepada koordinator mata kuliah keperawatan dalam mengelola proses belajar mengajar teori materi disesuaikan dengan praktek agar ada kesinambungan. Bagi peneliti lain disarankan untuk dapat lebih dalam menggali masalah pengajaran klinik maka kepada peneliti lain. Disarankan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Daftar bacaan : 36 (1978 - 2001)

Study of Clinical Instructor Professionalism of Nursing Academic in Jambi Department of Health in 2002Diploma III of nurses? education is the high level education program which graduates beginner professional nurses. Clinical study experience is one of the teaching process strategy which held in the practical field. The aim of the teaching-learning process is to allow student to practice theory they have learned and to improve their skill.
The quality of the graduates can be influenced by the quality of the clinical teacher or the clinical instructor, Professionalism is essential for the clinical instructors due to their responsibility in practical teaching-learning process. In this study, professionalism refers to the clinical instructor performance as a tutor applying clinical teaching methods.
Nursing academic of Jambi graduated 14 classes until the year 2001. However, practical final result showed only 10% -20% graduate students who achieve good result category for each class. Therefore, it is necessary to do this research in order to acquire information about factors related to clinical instructor professionalism in the institution.
A descriptive analytic study with cross sectional design was performed using 80 clinical instructors as respondents. The respondents came from educational institution and practical field background, who involved in practical nursing teaching team (grade I, II, III). Collected data were analyzed by univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The univariate analysis showed 36,3% (29 persons) clinical instructors with good professionalism. The bivariate analysis affirmed a significant correlation between clinical instructor professionalism and some variables such as knowledge, clinical competence, teaching skill, working period, theoretical teaching process, laboratory teaching process, and training. Other 2 variables were not significantly correlated to clinical instructor professionalism. Multivariate analysis went over 7 variables which meet the qualification (p<0, 25) and the final result showed only 2 variables left with p<0, 05). These 2 variables working period and theoretical teaching-learning process, were analysis by interaction test and the result verified no interaction between working period and theoretical teaching-learning process (p value = 0,809), Nevertheless, the interaction test result indicated stronger interaction between professionalism and working period (p value = 0,001) than theoretical teaching-learning process (p value = 0,026).
It is recommended to the institution to consider working period as an important factor in determining whether or not a person qualified to be a clinical instructor and consequently the tutorial quality can be improved it is also suggested to the nursing subject coordinator to manage the theoretical teaching-learning process so the material can be synchronized to the practice. Further study using qualitative method is recommended.
References: 36 (1978 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrum
"Persepsi merupakan proses psikologis dalam menginterpretasikan sesuatu. Dalam proses persepsi terjadi proses pemililihan dan penilaian, sehingga informasi yang diinterpretasikan dapat dihayati dengan tepat. Persepsi terhadap kemampuan tindakan keperawatan terpilih adalah merupakan penilaian individu (mahasiswa) terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan keperawatan terpilih yang sudah dipelajari dan dipraktekkan. Persepsi seseorang terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh karakteristik personal yang bersifat afektif seperti kepribadian (konsep diri, disiplin diri), minat, dan pengalaman masa lalu. Dengan mengetahui hubungan faktor afektif dengan persepsi akan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk pelaksanaan proses belajar mengajar di Akademi Keperawatan dimasa mendatang.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi dan menganalisis hubungan antara faktor afektif dengan persepsi mahasiswa terhadap kemampuannya melakukankan tindakan keperawatan terpilih. Disain penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan YPTK Solok tahun ajaran 1999/2000. Sampel diambil secara total sampling sebanyak 165 orang yang terdiri dari mahasiswa tingkat I 58 orang, tingkat II 59 orang dan tingkat III 48 orang.
Hasil penelitian menggambarkan 58.8 % dari responden sebagai mahasiswa Akademi Keperawatan YPTK Solok mempersepsikan/menilai diri mereka mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih. Dengan analisis bivariat, sebanyak 3 (tiga) variabel independen semuanya menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan variabel dependen. Pertama, responden yang berminat terhadap keperawatan menilai dirinya 14,118 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden yang kurang berminat. Kedua, responden dengan konsep diri positif menilai dirinya 5,628 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden dengan konsep diri negatif. Ketiga, responden yang berdisiplin menilai dirinya 4,595 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden yang kurang berdisiplin.
Hasil uji multi variat dengan logistic regression terhadap 3 (tiga) variabel independen menunjukan semua variabel signifikan. BiIa melihat pada nilai p, yang paling sifnifikan secara berturut-turut adalah variabel minat terhadap keperawatan, variabel konsep diri, dan variabel disiplin diri. Model ini dapat diterima karena dapat menjelaskan 81,82 %.
Rekomendasi dalam penelitian ini ialah perlunya memperhatikan faktor afektif mahasiswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Dalam proses pembelajaran sangat penting peranan pengajar menumbuhkembangkan minat dan konsep diri mahasiswa serta menanamkan disiplin dengan segala hentuk peran yang diperankan pengajar dalam proses pembelajaran. Pada akhirnya ketiga faktor ini memberikan konstribusi terhadap kemampuan mahasiswa melakukan tindakan keperawatan terpilih.
Relationship the Affective Factor and Perception Towards Critical Nursing Interventions of Nursing Academic Students of YPTK in Solok, Academic Year 1999/2000Perception is psychological process in interpreting something. In processing perception occurs process of choosing and evaluating, therefore interpreted information can be comprehended fully. Perception towards critical nursing intervention ability is students' judgments towards their ability to carry out critical nursing interventions that have been learn and practiced. Individual perception is so much influenced by affective personal characteristics e.g. personality - self-concept - self discipline, and interest. In studying relationship between affective factor and students' perception should give benefit input in teaching and learning process at the Nursing Academic.
This research aimed to get information and analyze the relationship between affective factor and student' perception towards their ability to carry out the critical nursing interventions. The research design is cross-sectional study. The research population is nursing academic students of YPTK in Solok, academic year 199912000. Sample were taken total sampling, add up to 165 people that consist of 58 the first year students, 59 the second year students, and 48 the third year students.
The results of this research described 58.8 percents of respondents as nursing academic students of YPTK in Solok percept their self that they are able to carry out the critical nursing interventions. In analyzing bivariat, of three independent variables, all of them showed their significant relationship. first, the respondents who interested to nursing would percept their self are 14.118 times able to carry out the critical nursing interventions than they lack of interest. Second, the respondents who have positive self-concept would percept their self are 5.628 times able to carry out the critical nursing interventions than they have negative self-concept, Third, the respondents who have positive self-concept would percept their self are 5.628 times able to carry out the critical nursing interventions than they are lack of discipline.
The results of multivariate analyze using logistics regressions for all independent variables showed significantly. Based on p value, the very significant in successions; are variable of interest to nursing, variable of self-concept, and variable of self-discipline. This model can be used because it should describe 81.82 percents.
Recommendations on this study are important to see about the affective students' factor to reach the result of teaching and learning optimally. The lecturer role in teaching and learning process is very important to develop or stimulate the students' interest and self-concept, and stimulate growth their discipline. So that, these factors may be contribute their abikities to carry out the critical nursing interventions.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library