Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Nur Ulandini
"Lansia adalah seseorang dengan usia 60 tahun atau lebih yang mengalami proses penuaan dan berdampak terhadap perubahan sistem metabolisme tubuh mereka, salah satunya sisstem kardiovaskuler. Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh lansia adalah hipertensi. Di tingkat nasional, DKI Jakarta menempati urutan kesembilan mengenai prevalensi hipertensi yaitu 33,43%. Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Adapun manifestasi dari hipertensi tengkuk terasa tegang atau nyeri leher yang dapat mengganggu lansia dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk menyajikan dan memaparkan hasil analisis Asuhan Keperawatan Penurunan Nyeri Tengkuk Pada Lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung dengan terapi manajemen nyeri non-farmakologis berupa kompres hangat warm water zack dan relaksasi napas dalam. Pemberian terapi dengan warm water zack untuk mengompres bagian tubuh yang sakit dan mengurangi keluhan nyeri. Hasil evaluasi pemberian intervensi selama tujuh hari menggunakan instrument Short-Form Mcgill Pain Questionnaire didapatkan skor nyeri menurun dari sebelum intervensi yaitu 16 dan sesudah intervensi menjadi 4. Respon subjektif yang didapatkan seperti klien sudah mengetahui cara mengurangi dan menghilangkan nyeri. Hal ini mengartikan bahwa kompres hangat warm water zack dan relaksasi napas dalam yang dilakukan dapat menurunkan nyeri tengkuk keluhannya. Terapi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat dan staff lahan praktik untuk mengimpelementasikan sebagai salah satu intervensi mandiri perawat.

The Elderly is someone aged 60 years or more who is experiencing the aging process and has an impact on changes in their body's metabolic system, one of which is the cardiovascular system. One of the most common diseases suffered by the elderly is hypertension. At the national level, DKI Jakarta ranks ninth regarding the prevalence of hypertension, which is 33.43%. Hypertension is a condition where the blood pressure against the artery walls is too high. The manifestations of hypertension are neck tension or neck pain which can interfere with the elderly in carrying out their daily activities. This writing was made with the aim of presenting and explaining the results of the analysis of Nursing Care for Reducing Neck Pain in the Elderly at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung with non-pharmacological pain management therapy in the form of warm water zack warm compresses and deep breath relaxation. Giving therapy with warm water zack to compress the sick body part and reduce pain complaints. The results of the evaluation of the intervention for seven days using the Short-Form McGill Pain Questionnaire instrument showed that the pain score decreased from before the intervention, namely 16 and after the intervention to 4. Subjective responses were obtained such as the client already knowing how to reduce and eliminate pain. This means that Zack's warm water compresses and deep breathing relaxation can reduce his neck pain. This therapy is expected to be input for nurses and practice staff to implement it as one of the independent nurse interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Ulandini
"Lansia adalah seseorang dengan usia 60 tahun atau lebih yang mengalami proses penuaan dan berdampak terhadap perubahan sistem metabolisme tubuh mereka, salah satunya sistem kardiovaskuler. Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh lansia adalah hipertensi. Di tingkat nasional, DKI Jakarta menempati urutan kesembilan mengenai prevalensi hipertensi yaitu 33,43%. Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Adapun manifestasi dari hipertensi tengkuk terasa tegang atau nyeri leher yang dapat mengganggu lansia dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk menyajikan dan memaparkan hasil analisis Asuhan Keperawatan Penurunan Nyeri Tengkuk Pada Lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung dengan terapi manajemen nyeri non-farmakologis berupa kompres hangat warm water zack dan relaksasi napas dalam. Pemberian terapi dengan warm water zack untuk mengompres bagian tubuh yang sakit dan mengurangi keluhan nyeri. Hasil evaluasi pemberian intervensi selama tujuh hari menggunakan instrument Short-Form Mcgill Pain Questionnaire didapatkan skor nyeri menurun dari sebelum intervensi yaitu 16 dan sesudah intervensi menjadi 4. Respon subjektif yang didapatkan seperti klien sudah mengetahui cara mengurangi dan menghilangkan nyeri. Hal ini mengartikan bahwa kompres hangat warm water zack dan relaksasi napas dalam yang dilakukan dapat menurunkan nyeri tengkuk keluhannya. Terapi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat dan staff lahan praktik untuk mengimpelementasikan sebagai salah satu intervensi mandiri perawat.

The Elderly is someone aged 60 years or more who is experiencing the aging process and has an impact on changes in their body's metabolic system, one of which is the cardiovascular system. One of the most common diseases suffered by the elderly is hypertension. At the national level, DKI Jakarta ranks ninth regarding the prevalence of hypertension, which is 33.43%. Hypertension is a condition where the blood pressure against the artery walls is too high. The manifestations of hypertension are neck tension or neck pain which can interfere with the elderly in carrying out their daily activities. This writing was made with the aim of presenting and explaining the results of the analysis of Nursing Care for Reducing Neck Pain in the Elderly at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung with non-pharmacological pain management therapy in the form of warm water zack warm compresses and deep breath relaxation. Giving therapy with warm water zack to compress the sick body part and reduce pain complaints. The results of the evaluation of the intervention for seven days using the Short-Form McGill Pain Questionnaire instrument showed that the pain score decreased from before the intervention, namely 16 and after the intervention to 4. Subjective responses were obtained such as the client already knowing how to reduce and eliminate pain. This means that Zack's warm water compresses and deep breathing relaxation can reduce his neck pain. This therapy is expected to be input for nurses and practice staff to implement it as one of the independent nurse interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Arief Gunawan
"Latar Belakang : Gangguan otot merupakan penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi di duni, dari data World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 terdapat gangguan otot rangka mencapai 60% dari semua penyakit akibat kerja, di Indonesia menurut data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2005 sebanyak 40,5% pekerja di Indonesia mempunyai keluhan nyeri otot. Pada pabrik pengolahan ikan PT X telah dilakukan survey awal pada 64 responen dan didapatkan 48% dari responden mengeluh nyeri tengkuk. Salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan melakukan peregangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peregangan terhadap penurunan dari nyeri tengkuk tersebut.
Metode : Studi analitik dengan desain Pre-Post Test. Membandingakan nilai nyeri dengan bantuan Visual Analog Scale (VAS) sebelum dilakukan peregangan dengan sesudah dilakukan peregangan sebanyak dua kali dalam sehari pada 5 hari dalam satu minggu dengan waktu penelitian selama 2 minggu.
Hasil : Didapatkanya nilai prevalensi nyeri tengkuk sebanyak 78.3% serta terdapat perbedaan bermakna dari nilai nyeri sebelum dilakukan peregangan ( VAS = 5 (3-6)) dengan nilai nyeri setelah dilakukan peregangan ( VAS = 2 (0-3)), tidak terdapat perubahan yang bermakan terhadap faktor individu baik umur, status gizi, pendidikan, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok dan faktor masa kerja.
Kesimpulan : Peregangan dapat menurunkan nilai nyeri tengkuk yang diukur berdasarkan Visual Analog Scale (VAS) dengan peregangan sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari dalam 1 minggu selama 2 minggu.

Background: Muscle disorders are the most common occupational diseases in the world, from World Health Organization (WHO) data in 2003 there was musculoskeletal disorder reaching 60% of all occupational diseases, in Indonesia according to data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2005 as many as 40.5% of workers in Indonesia have complaints of muscle pain. In PT X fish processing factory has been conducted initial survey on 64 respondents and found 48% of the respondents complained of neck pain. One way to reduce pain is to doing a stretching. This study aims to see the effect of stretching on the decrease of the neck pain.
Methods: Analytic studies with Pre-Post Test design. Analyze the value of pain with the help of Visual Analog Scale (VAS) before stretching compare to after stretching twice a day for 5 days in a week with a 2-week research period.
Result: The prevalence value of cervical pain was 78.3% and there was significant difference of pain value before stretching (VAS = 5 (3-6)) with pain value after stretching (VAS = 2 (0-3)), no change which are related to individual factors in terms of age, nutritional status, education, exercise habits, smoking habits and work-time factors.
Conclusion: By stretching 2 times daily for 5 days in 1 week for 2 weeks can decrease the value of neck pain measured by Visual Analog Scale (VAS).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siani Setiawati S.
"Data World Health Organization (WHO) Tahun 2003 melaporkan bahwa gangguan muskuloskeletal diperkirakan mencapai 60% dari semua penyakit akibat kerja. Nyeri tengkuk (leher belakang) merupakan masalah gangguan muskuloskeletal tubuh bagian atas yang banyak terjadi. Di beberapa negara, nyeri tengkuk mengakibatkan meningkatnya absensi pekerja dan kenaikan biaya pengobatan perusahaan. Pekerja yang berisiko tinggi mengalami nyeri tengkuk adalah pekerja yang dalam pekerjaannya berada pada posisi duduk lama, membentuk posisi tubuh janggal pada kepala-leher dan mempertahankan posisi kepala dalam waktu yang lama, seperti pengemudi taksi. Jika penyebab nyeri tengkuk diketahui lebih awal, maka kerugian yang terjadi dapat dicegah. Diketahuinya penyebab nyeri tengkuk lebih awal dapat mengurangi kerugian yang terjadi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan posisi kepala dan faktor risiko lain terhadap kejadian nyeri tengkuk akut pada pengemudi taksi.
Metode penelitian menggunakan Cross sectional dengan jumlah sampel 113 orang yang diambil secara consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara, pemeriksaan fisik dan metode fotografik untuk pengukuran posisi kepala saat mengemudi. Subyek penelitian merupakan pengemudi taksi di PT X di Jakarta dengan kriteria inklusi bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani lembar persetujuan. Kriteria ekslusinya adalah pengemudi telah memiliki keluhan atau rasa tidak nyaman di daerah tengkuk saat awal bekerja pada saat dilaksanakan penelitian, konsumsi obat penghilang nyeri dalam waktu 24 jam terakhir dan penggunaan bantalan leher saat mengemudi.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis multivariat regresi logistik dan nilai titik potong berdasarkan kurva ROC . Didapatkan sebanyak 46,7% responden mengeluhkan nyeri tengkuk akut. Dari analisis multivariat, didapatkan posisi kepala yang berhubungan dengan nyeri tengkuk akut adalah neck-horizontal angle (OR=14.72, 95% CI = 5.08-42.60). Responden dengan neck-horizontal angle ≤ 50° memiliki risiko 15x mengalami nyeri tengkuk akut dibandingkan responden dengan neck-horizontal angle > 50°, dan faktor risiko pekerjaan yang berhubungan dengan nyeri tengkuk akut adalah lama istirahat (OR= 7.61, 95% CI=2.51-23.13). Responden dengan lama istirahat per hari ≤ 3 jam memiliki risiko 8x lebih besar mengalami nyeri tengkuk akut dibandingkan responden dengan lama istirahat >3jam. Tidak ditemukan faktor individu yang berhubungan dengan nyeri tengkuk akut.

Data from the World Health Organization (WHO) 2003 reported that musculoskeletal disorders are estimated account for 60% of all occupational diseases. Neck pain is a common upper body musculoskeletal disorder. In several countries, neck pain causes an increase in worker absenteeism and health expenses of companies. Workers who are at high risk of nape pain are workers who work with prolonged sitting position, form an odd postures on the head-neck position and maintain the position of the head for an extended time, such as taxi drivers. If the cause of neck pain has known earlier, the losses that occur can be prevented. This study aims to determine the relationship of the head position and other risk factors towards the incidence of acute neck pain among taxi driver.
The study method is a cross-sectional design with a sample of 113 respondents via consecutive sampling. Data are collected via interview, physical examination and photographic methods for measuring the head position while driving. The subject of the study is a taxi driver in PT X in Jakarta with the inclusion criteria are willing to follow the study and signed informed consent. Exclusion criteria are the driver with preexisting neck pain or neck discomfort at the initial time of the study, analgesic usage in the last 24 hours and the usage of neck pads while driving.
Data was analyzed by using statistical test of multivariate logistic regression and cutoff point determination based on ROC curve. As much as 46.7% of respondents are found experiencing acute neck pain. Based on multivariate analysis, the head position associated with acute neck pain is neckhorizontal angle (OR = 14.72, 95% CI = 5.08-42.60). Respondents with neckhorizontal angle ≤ 50° have 15 times greater risk of experiencing acute neck pain than respondents with neck-horizontal angle > 50°, the risk factor of occupation associated with acute neck pain is the duration of rest on duty (OR = 7.61, 95% CI = 2:51 to 23:13). Respondents with the duration of rest on duty ≤ 3 hours per day have 8 times greater risk of experiencing acute nape pain than respondents with a longer rest > 3 hours. There is no individual factor found to be associated with acute neck pain."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triandana Budi Wisesa
"Latar Belakang: Operator crane merupakan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi mengalami gangguan muskuloskeletal. Studi epidemiologi yang dilakukan oleh Kuswaha et al menunjukkan bahwa dari 90% operator crane, 63% mengalami nyeri leher.1 Operator crane melakukan sebagian besar aktivitas kerja mereka dengan postur tubuh yang janggal pada leher, bahu dan punggung. Prevalensi nyeri leher yang tinggi dikaitkan dengan derajat fleksi leher yang tinggi serta postur statis dan janggal saat duduk. Postur membungkuk yang terus menerus dapat menyebabkan ketegangan dan tekanan pada jaringan lunak di sekitar tulang belakang. 2 Bekerja mengoperasikan crane dalam posisi duduk statis dan membungkuk ke bawah dan dalam waktu yang lama merupakan bagian dari tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diubah secara teknis, sehingga perlu dilakukan kontrol, salah satunya dengan program peregangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah peregangan yang dilakukan dalam waktu dua minggu (lebih singkat dari studi referensi) mampu menurunkan nilai VAS nyeri leher pada operator crane, serta untuk mengetahui berapa nilai penurunan VAS tersebut. pengukuran sebelum peregangan dan setelah peregangan.
Metode: Studi analitik dengan desain within group experiment with repeated measurement. Dilakukan terhadap 25 orang responden yang dipilih secara consecutive sampling dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Penelitian dilakukan dengan pemberian edukasi gerakan peregangan yang dilakukan dalam durasi sekitar lima menit, dilakukan dua kali dalam sehari yaitu sebelum dan setelah bekerja, dilakukan lima hari dalam satu minggu, selama dua minggu. Kemudian dilakukan pengukuran nilai Visual Analog Scale (VAS) sebelum dilakukan peregangan dengan sesudah dilakukan 5 hari peregangan dan 10 hari peregangan.
Hasil: Didapatkanya nilai prevalensi nyeri tengkuk sebanyak 39,6% serta terdapat penurunan signifikan dari nilai nyeri sebelum dilakukan peregangan (VAS = 5 (3-7)) dengan nilai nyeri setelah dilakukan peregangan (VAS = 3 (1-5)) dengan nilai p<0,01 dari uji wilcoxon. Tidak didapatkannya perubahan yang bermakna terhadap faktor individu yang dinilai, baik berdasarkan variabel umur, status gizi, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan merokok.
Kesimpulan: Peregangan otot dapat menurunkan nilai nyeri tengkuk leher pada subjek penelitian operator crane, yang diukur berdasarkan Visual Analogue Scale (VAS) dengan intervensi peregangan dilakukan  selama 2 minggu.      

Background: Working to operate a crane in a sitting position for a long time with the back and neck bent is considered to be associated with an increased risk of neck and back pain disorders in crane operators, and is part of the job demands that cannot be changed technically. It is necessary to control the incidence of neck pain in crane operators, one of which is by stretching. The purpose of this study was to prove whether stretching that was carried out within two weeks (shorter than the reference study) was able to reduce the VAS value in neck pain in crane operators.
Methods: This study used an analytical study in the form of within group experiment with repeated measurement design. This research was conducted at the X container terminal located in North Sumatra, carried out when there were still social restrictions on the Covid-19 pandemic in October 2020. This study involved 25 respondents, who were obtained through consecutive sampling. Interventions were carried out by providing education for the McKenzie stretching movements which were about five minutes duration, twice a day, before and after work, for five days a week, in two weeks. Then the Visual Analog Scale (VAS) value was measured before stretching, 5 days of stretching and 10 days of stretching. The stretching and VAS measurement activities were monitored by the company doctor as well as the research team whose perceptions were matched.
Results: The prevalence value of neck pain was 39,6% and there was a statistically significant decrease in VAS levels from VAS = 5 (3-7) before stretching to VAS = 3 (1-5) after stretching for 2 weeks with p values 0.000. There were no significant changes in individual factors that could potentially be confounding factors, such as age, nutritional status, exercise habits, and smoking habits during the experiment.
Conclusion: Muscle stretching can reduce the value of neck pain in crane operator research subjects, which was measured based on the Visual Analog Scale (VAS) with stretching interventions carried out for 2 weeks.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Iryana
"Latar Belakang. Nyeri tengkuk merupakan keluhan yang sangat umum, dimana 70% populasi pekerja pernah mengalami nyeri tengkuk.Para pekerja penjahit yang bekerja dengan posisi duduk menunduk banyak yang mengeluhkan nyeri tengkuk.Untuk mengatasi keluhan nyeri tengkukkarena kekakuanotot salah satunya dapat dengan menggunakan latihan peregangan.
Tujuan. Menilai pengaruh latihan peregangan dan penyuluhanterhadap berkurangnya keluhan nyeri tengkuk dibandingkan pemberian penyuluhan saja pada pekerja penjahit diUsaha Mikro, Kecil, danMenengah (UMKM) pembuatan boneka di Bogor.
Metode. Penelitian ini merupakan penelitian uji non randomized control trial yang dilakukan dengan intervensi latihan peregangan dan penyuluhan. Pengumpulan data meliputi wawancara, pengisian kuesioner, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan spesifik tengkuk serta pemeriksaan intensitas nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS).
Hasil. Dari 42 subyek penelitian yang terdiri dari 21 subyek pada kelompok kontrol yang mendapatkan penyuluhan saja dan 21 subyek pada kelompok intervensi dengan latihan peregangan dan penyuluhan didapatkan hasil ada perbedaan bermaknapada nilai VAS setelah intervensi. Penurunan nilai VAS pada kelompok intervensi yang lebih besardengan rerata 1,904 + 1,578 di bandingkan dengan kelompok kontrol 0,476 + 1,986. Pada perbedaan nilai VAS pagi sebelum bekerja, nilai VAS siang pada waktu istirahat dan Nilai VAS sore setelah bekerja ada perbedaan bermakna. Pada analisis multivariat pengaruh intervensi dan masa kerja mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nilai VAS.
Kesimpulan. Latihan peregangan otot yang dilakukan selama 5-10 menit sebanyak 3 kali sehari selama 2 minggu dan secara teratur dapat mengurangi intensitas nyeri tengkuk.

Background : Neck pain is a very common complaint, where 70% of the working population had experienced neck pain. Seamstresses who work in a bow sitting position have the most complain of neck pain.To reliefthe neck pain problemdue to muscle tightness the option of stretching exercises can be used.
Purpose: To assess the effectiveness of stretching exercises witheducation to the reduction of neck pain complaints, compared with educationonly among seamstresses at Small, Medium Enteprise (SME)dolls in Bogor.
Methods : This study is a non-randomized control trial involving stretching exercises and education interventions. Data collection includes interviews, questionnaires, physical examination, specific inspection of neck and examination of neck pain intensity using Visual Analog Scale (VAS).
Results : Of the 42 study subjects consisting of 21 subjects in the control group who received education only and 21 subjects in the group intervention with stretching exercises and education showedthere is a significant difference in VAS score after intervention. Decreasing VAS value in the intervention group were greater with average value 1,904+1,578 compare with control group 0,476+1,986. On the difference in VAS morning before work, during the VAS value at rest and VAS Value evening after working there were significant differences. In the multivariate analysis the influence of the working groups and a has a significant influence onthe VAS value.
Conclusion : Stretching exercices are done for 5-10 minute of three time a day for 2 weeks regularly can reduce neck pain intensiti.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library