Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
cover
Melisa Dewintasari
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui daftar obat generik berdasarkan analisis ABC. Penelitian ini dilakukan di RSIJ Pondok Kopi dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada analisis ABC pemakaian terdiri dari 57 item obat kelompok A dengan pemakaian tertinggi sebesar 1.636.016, kelompok B terdiri dari 71 item obat dengan pemakaian sedang sebesar 474.444, dan kelompok C terdiri dari 259 item obat dengan pemakaian terendah sebesar 235.745. Untuk analisis ABC investasi, kelompok A terdiri dari 39 obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 3.004. 053.435, kelompok B terdiri dari 70 obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 875.283.696 dan kelompok C terdiri dari 279 obat dengan nilai investasi sebesar Rp 431.405.277. Terdapat 13 obat generik yang termasuk kedalam kelompok A analisis ABC investasi ? pemakaian. Perhitungan EOQ untuk kelompok A didapatkan hasil yang bervariasi antara 80- 2018 item persediaan , sementara ROP bervariasi antara 36 - 385 item persediaan. Studi ini menyarankan agar rumah sakit menerapkan metode analisis ABC untuk pengendalian persediaan obat generik.

This study aimed to find generic drug list based on ABC analysis. This research was conducted in RSIJ Pondok Kopi with quantitative methods. The result indicate generic drugs group A of ABC analysis quantity consist of 57 drugs with 1.636.016 quantity value, group B consist of 71 drugs with 474.444 quantity value, and group C consist of 259 drugs with 235.745 quantity value. Generic drugs group A of ABC analysis investment consists of 39 drugs with investment value Rp.3.004.053.435, group B consists of 70 drugs with investment value Rp. 875.83.696 and group C consists of 279 drugs with investment value Rp.431.405.277. There are 13 generic drugs which include into group A of ABC analysis quantity ? invesment. EOQ calculations for group A showed that variety of the result around 80-2018 inventory item, while ROP around 36 to 385 inventory item. This study suggests the hospital for using ABC analysis to inventory control of generic drug.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachdiana Fidia
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2004
T39568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tika Purnamasari
"Di negara-negara berkembang pers dituntut dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik dan dapat berperan baik sebagai partner pemerintah maupun sebagai pembawa suara rakyat. Hal ini disebabkan banyaknya program-program pemerintah yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah negara berkembang. Skripsi ini berusaha menggambarkan bagaimana Kompas sebagai salah satu surat kabar terkemuka di Indonesia menjalankan fungsi sosialnya dalam mendukung salah satu program pemerintah, yaitu mempopulerkan penggunaan obat generik di kalangan masyarakat. Partisipasi Kompas dilihat dari banyaknya frekuensi dan volume penulisan obat generik, perbandingan antara tulisan yang bersifat informatif dan persuasif, positif dan negatif, serta dilihat juga siapa nara sumber beritaberita tersebut. penelitian ini penulis menggunakan metode isi dengan mengambil tulisan-tulisan yang berhubungan dengan obat generik pada surat kabar Kompas selama sembilan bulan kampanye obat generik berlangsung, Dalam analisis yaitu dari tanggal 1 April hingga 31 Desember 1989. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa suratkabar Kompas berusaha untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Sembilan puluh persen tulisan yang diangkat Kompas adalah tulisan yang berarah positif, dalam arti Kompas jelas mendukung program kampanye obat generik. Dapat dikatakan, dalam masa kampanye, Kompas secara teratur menurunkan berita tentang obat generik yang sebagian besar nara sumbernya berasal dari pemerintah (Departemen Kesehatan). Mengingat khalayaknya yang relatif berpendidikan menengah, Kompas berusaha berimbang dalam memuat tulisan-tulisan yang bersifat informatif dan persuasif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Evelyn Yolanda
"ABSTRAK
Dalam rangka mengantisipasi mahalnya harga obat, Pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mewajibkan penulisan resep dan penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah melalui Permenkes RI No.085/Menkes/Per/I/1989 tentang kewajiban menuliskan resep dan/ atau menggunakan obat
generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, yang ditetapkan sejak tanggal 28 Januad 1989. Agar upaya pemanfaatan obat generik ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka
peresepan harus berdasarkan nama generik, bukan nama dagang, namun pada. kenyataannya penulisan resep obat generik tidak selalu dilakukan dengan tertib.
Upaya pemasyarakatan obat generik harus mendapat dukungan dari semua pihak, karena dilihat dari aspek sosial maupun ekonomi, program ini mempunyai kendala yang cukup besar.
Secara garis besar kendala ekonomi menyangkut kepentingan apotek, dokter, pabrik obat dan kendala sosial di pihak pasien yang belum memahami ani obat generik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mcngetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pengimplementasian kebijakan penuiisan resep dan/ atau menggunakan obat generik di RSU Cilegon pada tahun 2007. Penelitian ini menggunakan penggabungan
metode kuantitatif dan kualitatif, dengan menggunakan data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen dengan penelusuran resep obat generik pasien rawat jalan scjumlah 379 Iembar
resep.
Hasii pcnelitian secara kuantitatif menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan Permenkes RI No. 085/Menkes/Per/I/1989 belum sesuai dengan yang diharapkan. Prosentase penggunaan obat generik untuk pasien rawat jalan rata-rata baru mencapai 52 %.
Hasil penelitian secara kualitatif menunjukkan bahwa Direktur, Komite Farmasi dan Terapi, dan lnstalasi Farmasi belum berperan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
Permenkes RI No. 085/Menkes/Per/I/1989. Sosialisasi obat generik perlu ditingkatkan dengan melibatkan dokter maupun masyarakat, adanya metode yang mengatur pelaksanaan kebijakan tersebut, formularium yang secara periodik dievaluasi dan direvisi, dilaksanakannya supevisi,
serta diberlakukannya mekanisme reward dan punishment."
2008
T32348
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Endang Puspasari
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertujuan untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, meliputi kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang obat publik dan perbekalan kesehatan. Direktorat Bina Obat Publik terdiri dari empat subdirektorat yaitu subdirektorat analisis dan standarisasi harga obat, penyediaan obat publik dan perbekalan kesehatan, pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan. Dalam tugas khusus, dijelaskan mengenai perbandingan rasio antara harga jual obat generik bermerek yang beredar di masyarakat dengan HET obat generik yang ditetapkan oleh pemerintah untuk kelas terapi malaria Harga Eceran Obat Tertinggi. HET adalah harga jual tertinggi obat generik di apotek, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang berlaku untuk seluruh Indonesia.

Apothecary Internship at Directorate of Public Medicines and Medical Supplies General Directorate of Pharmaceutical and Medical Devices Indonesia’s Health Ministry aims to gain knowledge and an overview of the duties and functions of Directorate of Public Medicines and Medical Supplies, includes policies, preparation of norms, standards, procedures, criterias, and providing technical guidance and evaluation of public medicines and medical supplies. This directorate has four sub-directorates: sub-directorate of analysis and standarization of prices, provisioning of public medicines and medical supplies, management of public medicines and medical supplies, and monitoring and evaluation of program of public medicines and medical supplies. In a special assignment, described the ratio between the selling price of branded generic drugs in circulation in the community with the HET generic set by the government for malaria therapy class Drug Retail Price Highest. HET is the highest selling price of generic drugs at pharmacies, hospitals and other health care facilities that apply for the whole of Indonesia.
;Apothecary Internship at Directorate of Public Medicines and Medical Supplies General Directorate of Pharmaceutical and Medical Devices Indonesia’s Health Ministry aims to gain knowledge and an overview of the duties and functions of Directorate of Public Medicines and Medical Supplies, includes policies, preparation of norms, standards, procedures, criterias, and providing technical guidance and evaluation of public medicines and medical supplies. This directorate has four sub-directorates: sub-directorate of analysis and standarization of prices, provisioning of public medicines and medical supplies, management of public medicines and medical supplies, and monitoring and evaluation of program of public medicines and medical supplies. In a special assignment, described the ratio between the selling price of branded generic drugs in circulation in the community with the HET generic set by the government for malaria therapy class Drug Retail Price Highest. HET is the highest selling price of generic drugs at pharmacies, hospitals and other health care facilities that apply for the whole of Indonesia.
;Apothecary Internship at Directorate of Public Medicines and Medical Supplies General Directorate of Pharmaceutical and Medical Devices Indonesia’s Health Ministry aims to gain knowledge and an overview of the duties and functions of Directorate of Public Medicines and Medical Supplies, includes policies, preparation of norms, standards, procedures, criterias, and providing technical guidance and evaluation of public medicines and medical supplies. This directorate has four sub-directorates: sub-directorate of analysis and standarization of prices, provisioning of public medicines and medical supplies, management of public medicines and medical supplies, and monitoring and evaluation of program of public medicines and medical supplies. In a special assignment, described the ratio between the selling price of branded generic drugs in circulation in the community with the HET generic set by the government for malaria therapy class Drug Retail Price Highest. HET is the highest selling price of generic drugs at pharmacies, hospitals and other health care facilities that apply for the whole of Indonesia.
;Apothecary Internship at Directorate of Public Medicines and Medical Supplies General Directorate of Pharmaceutical and Medical Devices Indonesia’s Health Ministry aims to gain knowledge and an overview of the duties and functions of Directorate of Public Medicines and Medical Supplies, includes policies, preparation of norms, standards, procedures, criterias, and providing technical guidance and evaluation of public medicines and medical supplies. This directorate has four sub-directorates: sub-directorate of analysis and standarization of prices, provisioning of public medicines and medical supplies, management of public medicines and medical supplies, and monitoring and evaluation of program of public medicines and medical supplies. In a special assignment, described the ratio between the selling price of branded generic drugs in circulation in the community with the HET generic set by the government for malaria therapy class Drug Retail Price Highest. HET is the highest selling price of generic drugs at pharmacies, hospitals and other health care facilities that apply for the whole of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riendita Yuliasari
"Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah Harapan Kita merupakan rumah sakit pusat jantung nasional. Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang maksimal harus di dukung dengan kerja sama dan manajemen yang baik dari seluruh unit yang ada di rumah sakit. Salah satu unit terpenting dalam proses kegiatan di rumah sakit adalah unit farmasi, yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menyediakan seluruh barang farmasi yang dibutuhkan setiap pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu dengan observasi dan wawancara mendalam dengan tiga informan, yaitu Kepala UPF Farmasi dan Apotik, Kepala Penunjang dan Logistik, dan staf Perencanaan Obat Reguler dan Askes. sedangkan data sekunder adalah data jumlah persediaan, data harga satuan obat dan data pemakaian obat generik selama 6 bulan yaitu bulan Desember 2007 sampai Mei 2008.
Pada penelitian ini, data dari hasil wawancara mendalam dan observasi akan diperoleh penjelasan mengenai proses perencanaan dan pengadaan obat di gudang farmasi, kemudian dari data sekunder akan dibuat dibuat analisis ABC pada obat generik di Gudang Farmasi sehingga diketahui obat-obatan yang masuk dalam kelompok investasi tinggi, sedang dan rendah selama 6 bulan terakhir yaitu pada bulan Desember 2007 sampai Mei 2008. Hasil yang diperoleh dari analisis kemudian dibuat perhitungan dengan EOQ dan ROP untuk obat-obatan kelompok A dalam analisis ABC untuk dapat menghasilkan persediaan yang optimal.
Dari hasil analisis ABC berdasarkan investasi diperoleh Kelompok A merupakan obat generik dengan investasi tinggi, dengan 12 item obat atau 9,09 % dari 132 item obat generik yang ada, dengan jumlah investasi sebesar Rp.402.255.149 atau 70.06 % dari total investasi.
Kelompok B merupakan obat generik dengan investasi sedang, dengan 18 item obat generik atau 13,64 % dari 132 item obat generik, dengan investasi sebesar Rp.114.831.190 atau 20 % dari total investasi.
Kelompok C merupakan obat dengan investasi rendah, dengan 102 item dari 132 item obat generik atau 77,27 % dari total obat generik yang ada dengan investasi sebesar Rp.57.040.087 atau 9.94 % dari total investasi. Dari pengelompokan analisis ABC tersebut kemudian dibuat perhitungan pengendalian dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan ROP (Reorder Point). Didapatkan hasil EOQ untuk obat Simvastatin sebesar 3523.12 dibulatkan menjadi 3523. Ini berati bahwa jumlah pemesanan yang ekonomis untuk Simvastatin 10 mg adalah 3523 tablet. Untuk menentukan kapan dilakukan pemesanan kembali dilakukan perhitungan dengan metode ROP. Dari hasil yang di dapat untuk obat Simvastatin 10 mg. Dapat dilakukan pemesanan kembali ketika obat mencapai 1488 Tablet dan jarak untuk dilakukan pemesanan kembali adalah jumlah pemakaian selama 6 bulan dibagi dengan hasil EOQ yaitu 1,74 dibulatkan menjadi 2 hari.
Secara umum, pengendalian persediaan di Sub Unit Gudang Farmasi telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada. Masalah yang ada berkaitan dengan tidak adanya formularium obat. Saran yang dapat diberikan adalah Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dapat merealisasikan rencana pembuatan formularium, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pengadaan kebutuhan obat dan pengendalian persediaan obat di Gudang Farmasi dapat lebih mudah di lakukan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>