Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ma`mun
"ABSTRAK
Latar Belakang
Salah satu sektor pembangunan yang menarik perhatian di negara kita dewasa ini adalah pembangunan di bidang pariwisata. Pariwisata diharapkan dapat memacu dan memobilisasi pertumbuhan ekonomi masyarakat, devisa negara, membuka lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah wisata itu sendiri.
Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dinyatakan bahwa pembangunan pariwisata sebagai sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sektor lain yang terkait, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan negara serta penerimaan devisa negara meningkat melalui pembangunan pariwisata di tanah air.
Berbagai alasan pentingnya pembangunan pariwisata didasarkan beberapa pemikiran sebagai berikut: Pertama, mengingat potensi minyak bumi yang kian merosot di pasar dunia terutama diawali pada dekade 1980-an sehingga tidak lagi menggembirakan masa kini, disamping potensi minyak bumi makin berkurang berkat ekploitasi secara besar-besaran dalam mengejar pembangunan khususnya pada awal Orde Baru.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musyarofah Zuhri
"Palnt conservation efforts aim to ensure the continuing exitence of valued plant species. An example of the benefits of such activity is the Cibulan tourist attraction in Kuningan Regency wich indirectly contributes to plant conservation by preserving a sacred location with traditional mythic associations. At this site, there are eleven well-established, large-diameter trees (dbh>50cm) belonging to the following five species: 'ambit' or 'anyang-anyang' (Elaeocarpus grandiflorus Sm.); 'cempaka putih' 9michelia X alba DC.); 'lame' (Alstonia scholaris (L.) R. Br.); 'gayam' (Inocarpus fagifer (Parkinson) Fosberg); and 'bunut' (Ficus virens aiton). The tourist attractions at Cibulan with its huge trees represents a large carbon storage reserve; for example, the five 'ambit' trees growing there ranged from 4.77 to 17.38 tons of sequestered C per tree. This demonstrates the importance of this tourist attraction not just for its cultural and recreational value, but also as a location for conserving valuable tree species with the additional benefit of removing large amounts of carbon dioxide from atmosphere that would otherwise be contributing to global-warming."
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2016
580 WKR 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Anita Setyawati
"Kota Yogyakarta yang menjadi pusat pemerintahan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki situs-situs bersejarah yang menjadi sumber daya dalam pariwisata. Terdapat sembilan objek wisata sejarah di Yogyakarta, yaitu Kraton Yogyakarta, Puro Pakualaman, Tamansari, Benteng Vredeburg, Museum Sasmitaloka, Museum Sonobudoyo, Museum Dewantara Kirti Griya dan Museum Perjuangan. Dalam menentukan perkembangan objek wisata sejarah dan hubungannya dengan kegiatan ekonomi disekitarnya digunakan analisis spasial dan statistik. Hasil yang didapatkan yaitu Puro Pakualaman dan Museum Sasmitaloka berada pada perkembangan tahap tiga; Kraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg dan Museum Sonobudoyo berada pada perkembangan tahap lima; sedangkan sisanya berada dalam tahap empat. Hubungan antara perkembangan objek wisata sejarah dengan kegiatan ekonomi sekitar yang berupa perhotelan, rumah makan dan toko cinderamata tidak berkorelasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S8861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2010
790 JUKIN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 4(1-2) 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
An Nisaa Citra Hasanah
"Kabupaten Bandung Barat merupakan kabupaten yang memiliki potensi serta daya tarik yang tinggi terhadap pariwisata. Salah satu cara mengetahui potensi serta daya tarik tersebut yaitu berupa pengembangan pariwisata dengan cara mengklasifikasi tipologi objek wisata, variasi spasial wisatawan, dan mengetahui korelasi antara kedua variabel tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai fungsi objek wisata sebagai destinasi serta memperoleh tingkat daya tarik objek wisata. Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini adalah analisis spasial dan analisis statistik dengan uji chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tipologi objek wisata berdasarkan jenis fasilitas wisata sebagian besar adalah tipologi objek wisata ideal yang memusat di Kecamatan Lembang. Variasi spasial wisatawan didominasi oleh nilai masing-masing unsur variasi yang dominan, yaitu jumlah wisatawan yang sedang, physical or physiological motivation, dan individual mass touris yang memusat di Kecamatan Lembang. Terdapat hubungan antara kedua variabel, yaitu nilai masing-masing unsur variasi yang dominan melekat pada tipologi objek wisata cukup ideal.

Bandung Barat Regency is a district that has a high tourism potential and attractiveness. One way to explore the potential and attractiveness is development of tourism by classifying the typology of tourist attractions, spatial variations of tourists, and the correlation between the two variables. This study aims to determine the function of a tourist object as a destination and to obtain the level of a tourist attraction. The analysis used to answer the purposes of this study is descriptive spatial analysis and statistical analysis with chi square test.
The results of this study indicate that the typology of tourist attractions based on the type of tourism facilities is dominated by typology ideal centered in the District of Lembang. The spatial variation of tourists is dominated by the characteristic value of each element of the dominant, which are medium number of tourists, physical or physiological motivation, and individual mass touris centered in Lembang District. There is relationship between the two variables in which the value of each element of the dominant variation attached to the typology of the tourist attraction is quite ideal.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnin Widya Rosiyanti
"Kabupaten Bogor mendapat peringkat sepuluh tertinggi Indeks Pariwisata Indonesia oleh Kementerian Pariwisata Indonesia 2016. Kabupaten Bogor memiliki banyak potensi wisata alam, budaya, dan buatan sehingga jumlah destinasi wisata bertambah.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perkembangan objek wisata dan faktor yang berhubungan signifikan dengan perkembangan objek wisata di Kabupaten Bogor tahun 1990-2016. Variabel yang digunakan yaitu objek wisata, ketinggian wilayah, kemiringan lereng, faktor aksesibilitas jenis moda transportasi, jenis jaringan jalan, dan jarak objek wisata dari pusat kota. Metode analisis yang digunakan adalah analisis spasial, deskriptif, dan statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan objek wisata Kabupaten Bogor setiap periodenya meningkat seiring dengan rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk per-periodenya, serta didominasi jenis objek wisata alam. Perkembangan objek wisata terbanyak terjadi di Zona Bogor Tengah dengan ketinggian 100-500 mdpl, kemiringan lereng 0-8, berada di jalan lokal, dapat dijangkau kendaraan roda empat, dan berjarak dekat dari pusat Kota Bogor. Berdasarkan hasil uji statistik bahwa ada hubungan signifikan antara perkembangan objek wisata tersebut dengan faktor aksesibilitas berupa jenis jaringan jalan dan jenis moda transportasi.

Bogor Regency has gained top ten ranked Indonesia Tourism Index by the Ministry of Tourism Indonesia 2016. Bogor Regency has a lot of potential for tourism nature, culture, and man made so that it causing an increase the number of tourist destinations. The purpose of this research is to analyze the development of tourism objects and factors that are significantly related to the development of tourist attraction in Bogor Regency in 1990 2016. Variables that used are tourism object, elevation region, slope, accessibility factors types of modes of transportation, type of road networks and the distance from tourist attraction to the center of city. The analytical method that used are the spatial analysis, descriptive, and statistics Chi Square. The results showed that the development of tourist attraction of Bogor Regency each period increases with the average population growth in every periods, which is dominated by types of natural attraction. The most development of tourist attraction occured in Zona Central Bogor with 100 500 meters above sea level, slope 0 8, located on the local roads, can be reach by four wheeled vehicles, and close to the center of Bogor. Based on the statistical test, there are significant connection between the development of a tourist attraction with accessibility factors such as the type of road networks and types of transportation modes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osiana Karita Putri
"Perkembangan objek wisata dapat didefinisikan sebagai perubahan jumlah objek wisata dalam jangka waktu tertentu. Perkembangan objek wisata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor fisik, aksesibilitas dan pengelola objek wisata.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan objek wisata dan faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan perkembangan objek wisata. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, plotting objek wisata, dan dokumentasi. Objek wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah objek wisata yang telah terdaftar di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Lingkup penelitian ini yaitu objek wisata yang dibuka dari tahun 1823 sampai dengan tahun 2017.
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan objek wisata tertinggi terjadi pada periode I 1823-1995 dan periode IV 2013-2017, sedangkan berdasarkan uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara perkembangan objek wisata dan faktor fisik bentuk medan, aksesibilitas jarak dari pusat kota dan ketersediaan jaringan jalan menuju objek wisata dan pengelola objek wisata.

The development of tourism objects can be defined as the change of number of tourism objects within certain time. The development of tourism object can be influenced by several factors such as physical factor, accesibillity and tourism object organizer.
The purpose of this study is analyzing the development of tourism objects and the factors that have significant relation with development of tourism objects. The data are collected by observation, interview, plotting, and documentation. The population are tourism object that registered by the department of tourism, youth, and sport of Pacitan Regency. The scope are tourism objects which opened from 1823 until 2017.
The result shows the highest development of tourism objects occurred in the period 1823 1995 and period 2013 2017, while based on statistic shows significant relation between tourism objects development and physical factor terrain, accessibility distance from city center and the availability of road network toward tourism obects, and tourism object organizer.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Indra Wijaya
"Bali sebagai tempat tujuan wisata dunia terkenal dengan keindahan alam, kesenian dan budayanya. Kabupaten Jembrana yang terletak di ujung barat Pulau Bali menyimpan keindahan alam, seni dan budaya yang tidak kalah menariknya dengan kabupaten lain; salah satunya Obyek Wisata Pantai Medewi. Namun, jumlah kunjungan wisatawan ke tempat ini masih sangat rendah. Policy paper ini bertujuan memperoleh kebijakan atau strategi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan tetap memperhatikan tata ruang. Analisis menggunakan Metode SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) dan Metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Hasil yang diperoleh menggunakan Metode SWOT teridentifikasi 3 (tiga) kemungkinan strategi atau kebijakan dan setelah dilakukan urutan prioritas menggunakan Metode USG, maka strategi atau kebijakan yang harus segera dilaksanakan adalah Pembangunan, peningkatan aksesibilitas serta pengembangan spot wisata terintegrasi antara wisata pantai, agrowisata dan wisata sungai. Rencana pelaksanaan strategi atau kebijakan tersebut dijabarkan berupa Rencana Aksi dan Rencana Pelaksanaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun yang dibagi menjadi 3 (tiga) zona yaitu Zona A (Pusat Wisata), Zona B (Pendukung) dan Zona C (Pendukung)."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2023
330 JPP 6:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>