Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Bida
"ABSTRAK
Masalah kualitas kehidupan kerja sangat erat kaitannya dengan masalah psikososial, dimana hal ini dapat dikatakan sebagai penyebab atau pencegah timbulnya penyakit serta kecelakaan ditempat kerja. Bukti-bukti yang didapat dari catatan bagian SHEA (Safety, Health and Environment Affairs) di lapangan block-B, kepulauan Natuna tahun 1993 dan 1994, menunjukkan terjadinya peningkatan frekuensi first aid case dari 35 kasus menjadi 55 kasus, lost work day case dari 0 kasus menjadi 1 kasus, fatality case dari 0 kasus menjadi 1 kasus dan penyakit dengan gejala tidak spesifik dari 981 kasus menjadi 1193 kasus. Hal ini merupakan indikasi adanya stres kerja.
Untuk mendapatkan gambaran tentang stres kerja pada karyawan dilepas pantai dilakukan studi "kros seksional" yang mencoba mengkaji hubungan faktor intrinsik pekerjaan, faktor ekstrinsik pekerjaan dan faktor rumah tangga dan mencoba melihat kedudukan masing-masing faktor tersebut. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan Conoco dan kontraktor di block-B. Cara pengumpulan data menggunakan teknik "self report measure" melalui kuesioner univariat, kai-kuadrat dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 116 responden (42.33%) dari populasi sebanyak 274 orang tergolong stres kerja. Terdapat 7 faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan stres kerja. Ke 7 faktor tersebut adalah berupa beban kerja yang tinggi (P = 0.010070), gaji yang tidak adil (0.03480), peraturan perusahaan yang dianggap buruk (0.00011), rasa keterpencilan (0.00035), hubungan dengan atasan (0.000810), rekreasi dan olah raga yang kurang (0.03429), dan faktor rumah tangga (0.002). Sedangkan faktor waktu kerja, pekerjaan monoton, task, promosi, rasa takut terhadap bahaya kecelakaan, serta hubungan sesama rekan sekerja tidak terbukti berhubungan dengan stres kerja. Kecenderungan mendapatkan stres kerja akan meningkat 2-3 kali pada responden yang mempunyai persepsi berupa hubungan rumah tangga buruk, hubungan dengan atasan yang buruk, rasa keterpencilan, dan beban kerja yang tinggi. Dilain pihak, faktor rasa keterpencilan mempunyai hubungan yang paling kuat dengan stres kerja (R = 2.3375), hubungan dengan atasan yang buruk (R = 1.8247) dan yang terakhir peraturan perusahaan yang buruk (R = 0.4081).
Saran adalah mengingat keterbatasan penelitian seperti kerangka konsep yang diajukan belum dilakukan analisa faktor, kuesioner belum diuji dengan baik dalam hal validitas dan reabilitas dan sebagainya, maka diusulkan untuk dilakukan penelitian lebih mendalam guna mendapatkan hasil yang lebih baik untuk program intervensi.

ABSTRACT
Psychosocial factors are recognized as determinant factor in quality of the working life and to be critical in the both the causation and the prevention of disease or accident in work place. Based on the 1993 and 1994 Safety, Health and Environment Affairs (SEA) base data indicated that some kind of accident and disease increased respectively, such as 35 of first aid case in 1993 compared to 55 cases in 1994, zero lost workday case in 1993 compared to 1 case in 1994, zero fatality case in 1993 compared to 1 case in 1994 and 981 cases of unspecific symptoms of disease compared to 1193 cases in 1994.Those indicated the occupational stress among employees.
In order to get the figure of occupational stress among offshore employees, a "cross- sectional" study has been conducted to evaluate the relationships of factors intrinsic to the job, factors extrinsic to the job, and home arena and the ranking of those factors. All block-B offshore national Chinook and contractor employees will be the population of study (274 person). Questioner is used for gathering the data through out "self report measure" based on "life event scale". Furthermore, the data will he analyzed by using of univariat, bivariat and logistic regression method.
There were 116 person suffered from occupational stress. And 7 from 13 independent variables indicated having significant relationship. Those mentioned factors are work over load (p=0, 010070), unfair salary (p=0,03480), unrealistic of company policy (p=0,00011), sense of remotely area (p=0,00035), bad relationship with supervisor (p=0,000810), unbalance of sport and recreation (p=0,03429) and home arena (p=0,002). On the contrary, some factors like over time, aspect of job monotone, task, promotion wise, accident risk, and individual relationship among the workers indicated no significant relationship to occupational stress. Beside, sense of remotely area showed the strongest relationship to occupational stress (R=2,3375), and then followed by bad relationship with supervisor (R=1,8247), and the last thing is an unrealistic of company policy (R=0,4081).
It's considered that some limitation was found in the study. Therefore, it's suggested that factor analysis should be applied to the frame concept and questioner in the next research.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stanislaus Atalim
"Sukses ekonomi Indonesia yang berkesinambungan menuju akhir abad ini, antara lain karena promosi industri tertentu yang memberikan nilai tambah yang tinggi. Strategi ini tentu memerlukan alokasi sumberdaya secara efisien, termasuk sumberdaya energi.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang diberi wewenang dalam pengelolaan dan pengusahaan terpadu minyak, gas, dan panas bumi, Pertamina selain memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan, juga berfungsi sebagai "agent of development".
Sebagai sumber devisa dan sumber energi, peranan minyak, gas, dan panas bumi telah terbukti selama PJPT I, walaupun ekspor nonmigas juga menunjukkan peningkatan. Peranan ini tetap diharapkan pada PJPT II.
Minyak, gas dan panas bumi merupakan sumberdaya alam yang sangat strategis, pengelolaannya berdasarkan ketentuan Undang-undang Dasar 1945, pasal 33 ayat 2 dan 3. Dalam rangka pelaksanaannya telah diundangkan Undangundang No. 44/Prp. tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Pelaksanaan selanjutnya dituangkan dalam Undang - undang No. 8/1971 tentang Pendirian Pertamina, dengan tujuan perusahaan adalah membangun dan melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dalam arti seluas-luasnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat dan negara serta menciptakan Ketahanan Nasional.
Dalam kondisi nyata, antara Pertamina dan perusahaan swasta sebagai partner kerja, hubungan kerjasama dituangkan dalam kontrak, satu diantaranya adalah kontrak bantuan teknik, yang bertujuan meningkatkan produksi dari sumur-sumur tua dengan teknologi canggih.
Rumusan kontrak bantuan teknik yang telah disiapkan oleh Pertamina sangat menguntungkan pihak Indonesia. Karena selain ketentuan arbitrase, maka hukum yang dipilih dan forum Pengadilan yang dipilih adalah Indonesia."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Sudrajat
"ABSTRACT
The purpose of evaluating system effectiveness is to determine how well a system meets its objectives. To be able to evaluate system effectiveness and understand why a system is either effective or not is by focusing on the contents of the IS Department. The system quality as well as the information quality will give an impact to have a better user perception, usefulness and the ease of the system.
There are many characteristics of the hardware and software parts of the information that impact to user ease of use perception such as; response time, interaction with the system, and quality of documentation and help facilities.
This evaluation will focus on User Information Satisfaction using MillerDoyle's Gap Approach and propose new IS strategic implementation plan that produce from comparison the company with the leading one.
These steps will be applied for evaluating current system that has already been implemented closed to 3 years in Oil Company. This system has a complex process from interpreting the earth structured position i.e. Geophysics and Geology then proving the Gas and Oil reserves by Drilled the earth, delivering the product to the production tank, and finally predicting the reservoir behavior by running simulation software.
The result of this evaluation will be continued with providing the company an IS Strategic Implementation plan e.g. modify target application of accounting, procurement, geologist and geophysics. The chose of gigabit Ethernet to improve data flow. Software standard and man power outsourcing.

ABSTRAK
Tujuan dari evaluasi sistem yang efektif adalah untuk menentukan sebaik apakah sistem tersebut dalam memenuhi objectifitasnya. Untuk dapat mengevaluasi sistem yang efektif dan memahami efektif atau tidaknya suatu sistem, adalah dengan berfokus kepada isi dari Departemen Information Sistem. Sistem kualitas sebaik informasi kualitas akan memberikan dampak pada persepsi pemakai yang lebih baik akan kegunaan dan kemudahan sistem.
Banyak karakteristik dari bagian hardware dan software yang memberikan dampak kepada user seperti; waktu respon, interaksi dengan sistem, dan kualitas dokumentasi serta fasilitas help.
Evaluasi ini akan berfokus pada kepuasan informasi pemakai dengan menggunakan pendekatan Miller Doyle's dan mempropose perencanaan implementasi strategik Information Sistem baru yang dihasilkan dari komparasi Perusahaan dengan Perusahaan Pemimpinnya.
Tahapan dimaksud akan digunakan untuk mengevaluasi sistem saat ini yang telah di implementasikan mendekati 3 tahun pada Perusahaan Minyak tersebut. Sistem ini mempunyai proses kompleks dari interpretasi posisi struktur bumi i.e. Geofisika dan Geologi, kemudian membuktikan adanya Gas dan Minyak dengan melakukan pemboran, mengirimkan hasil produksi ke dalam tangki produksi, dan terakhir melakukan prediksi kelakuan reservoar dengan menjalankan simulasi pada perangkat lunak.
Hasil dari evaluasi ini akan diteruskan dengan menyediakan IS Strategik Perencanaaan e.g. Modifikasi Accounting, Procurement, Geologis dan Geofisis. Pemilihan Gigabit Ethernet, Software Standard dan Tenaga Outsourcing."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Satria Erlangga
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Implikasi Compliance Cost yang dirasakan PT. X sebagai pengusaha kelapa sawit paska berlakunya Putusan Mahkamah Agung No 70/P/HUM/2013. Sejak tahun 2007 penyerahan TBS mendapatkan fasilitas pembebasan PPN. Ketentuan ini mengakibatkan pengusaha kelapa sawit yang Integrated Tidak bias mengkreditkan pajak masukan bagi biaya-biaya yang berhubungan dengan penyerahan Tandan Buah Segar TBS. Pada 2014 berlaku Putusan Mahkamah Agung yang menghapus fasilitas pembebasan PPN untuk Tandan Buah Segar. Implikasinya baik pengusaha maupun semua petani yang merupakan Pengusaha Kena Pajak wajib memungut PPN.Penelitian ini membahas tentang implikasi compliance cost bagi PT. X paska berlakunya Putusan Mahkamah Agung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian desktiptif.Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan maupun penurunan compliance cost bagi PT. X sebagai pengaruh Putusan MahkamahAgung No.70/P/HUM/2013. Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya pemerintah memberikan fasilitas pembebasan PPN untuk para petani dan petani pengumpul saja.

ABSTRACT
This research discusses the implications of Compliance Cost perceived PT. X as palm oil company after the enactment of the Supreme Court Decision No 70 P HUM 2013. Since the 2007 handover TBS obtain VAT exemption. This provision resulted Integrated oil palm entrepreneurs who can not input tax credit for the costs associated with the delivery of Fresh Fruit Bunches FFB. In 2014 Supreme Court decision applies that removing the VAT exemption for Fresh Fruit Bunches FFB. The implication both employers and all farmers who are Taxable Person obliged to levy VAT.This study discusses the implications of compliance cost for PT. X after the enactment of Supreme Court decisions. This study used a qualitative approach with descriptive research type. Results from this study is an increase or decrease compliance cost for PT. X as the effect of the Supreme Court Decision 70 P HUM 2013. Suggestions from this study is that the government should provide exemption from VAT for the farmers and gatherers only."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendraryatmo
"Sebagai pemenuhan terhadap tuntutan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya dan karyawan maupun keluarga karyawan khususnya, sekaligus sebagai pemenuhan terhadap kebijakan pimpinan perusahaan tentang pengetatan anggaran di semua bagian termasuk bagian kesehatan, aspek perbekalan farmasi memegang peranan yang sangat penting karena melibatkan investasi yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan sentuhan di bidang manajemen persediaan obat-obatan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan persediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlah untuk seluruh klinik yang ada di perusahaan Asamera Oil Company dengan melihat jumlah pemakaian seluruh obat-obatan, besarnya nilai investasi yang tertanam di obatobatan, serta nilai kritis dari obat-obatan tersebut selama tahun 1995 dalam upaya pengendalian persediaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian operasional, yang berdasarkan waktunya adalah cross sectional dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan dari hasil wawancara dan kuesioner, disamping itu juga menggunakan data sekunder yang merupakan laporan penggunaan obat-obatan selama tahun 1995.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perencanaan pengadaan obat-obatan di bagian kesehatan Asamera Oil Company dilakukan setahun 2 kali dengan alur pengadaan, distribusi sampai obat-obatan tiba di lapangan adalah 4 bulan, lamanya waktu ini mungkin disebabkan oleh panjangnya rantai birokrasi yang mencapai 14 tahapan.
Terdapat 462 jenis obat yang dipakai selama tahun 1995. Dengan analisis ABC indeks kritis ditunjukkan bahwa dari seluruh obat-obatan tersebut, jumlah obat yang harus selalu ada atau masuk dalam katagori A adalah sebanyak 74 item dengan nilai investasi sebesar Rp. 136.222.16$ atau 56,53% dari total investasi, katagori B sebanyak 231 item dengan investasi sebesar Rp. 89.040.610 atau 36,95% dan total investasi serta kelompok C sebanyak 157 item dengan investasi sebesar Rp. 15.723.784,50 atau sebesar 6,52%.
Pengendalian persediaan analisis ABC indeks kritis untuk kelompok A adalah dengan fixed order quantity dimana ROP dan EOQ sangat diperhitungkan seperti pada contoh untuk Arnoxan 500, sedangkan kelompok B dan C dengan menggunakan periodic reorder system. Oleh karena begitu kompleksnya manajemen persediaan obat, sedangkan analisis ABC indeks kritis hanya merupakan salah satu cara pengendalian persediaan, maka untuk mengurangi beban dalam pengendalian, dapat dilakukan dengan mengembangkan Quality Assurance tentang pengelolaan obat-obatan. Tidak hanya tentang jenis obat-obatan saja, akan tetapi mulai dan perencanaan sampai dengan diterimanya obat di lapangan. Pada pengelolaan obat, diharapkan di masing-masing departemen terkait dibuat suatu gugus untuk peningkatan kualitas yang bertujuan memperpendek siklus pengadaan obat disamping mengurangi rantai alur pengadaan. Sedangkan untuk mengatasi banyaknya jenis obat yang beredar dapat dilakukan dengan standarisasi atau penyeragaman jenis obat yang dipakai untuk pengobatan penyakit-penyakit tertentu.

Optimalization of Drugs Supply Control at the Medical Department Asamera Oil Company January - December 1995To satisfy the needs of medical services to the people in general, the employees and their families in particular, and at the same time to meet the management tight budget policy at all departments including the medical department, pharmaceutical supply aspect plays a very critical role as it involves a big amount of investment. The drugs supply management, therefore requires a review in order to be able to reach the objectives set by management.
The objective of this survey is to identify drugs supply requirement based on types and quantity in all Asamera Oil Clinics by considering the quantity of drugs consumption, the amount of drugs investment, as well as the drugs critical value during 1995 in an effort to control the supply.
This survey is an operational research, and cross sectional based on time by using primary data collected from interviews and questionnaire, and also by using secondary data, i.e. drugs consumption report during 1995.
From this survey it was found that the drugs procurement planning at the medical department Asamera OH Company was made twice a year, the process of which, from procurement, shipment and received in the fields, took 4 months. The long period for the process was probably due to many stages that involved 14 stages.
There were 462 types of drugs used in 1995. By using ABC critical index analysis, it was shown that from all of the medicines, the types of medicines that should always be in stock in the A category were 74 items, the investment value of which was Rp.136.222.168,- or 56,53 % from the total investment. In the B category were 231 items with investment value of Rp.89.040.610,- or 36,95 % of the total investment and in the C category were 157 items with investment value of Rp.15.723.784,50 or 6,52 % of the total investment.
The supply control of critical index ABC analysis for category A was based on fixed order quantity where ROP and EOQ was calculated as that given in the Amoxan 500 example, whereas category B and category C was done based on periodic reorder system. Because of the complexity of the supply management of medicines, whereas the critical index ABC analysis is a part of the supply control methods, to reduce the control jobs, we can develop a quality assurance on the management of medicines, not only for the types of medicines but also from the planning stage to the receive of medicines in the field. In the management of medicines, it is expected that each related department form a quality circle to increase quality aimed at shortening the procurement cycles of medicines, in addition to reducing the procurement process. To overcome the great number of drugs circulation, we can standardize the types of medicine used for treatment.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto
"Haryanto, Demokrasi Ekonomi di Amerika Serikat: Penerapan Sherman Antitrust Act Terhadap Standard Oil Company 1890-1911, di bawah bimbingan Sudarini Soehartono, MA; 86 hlm + xi, lampiran, Fakultas llmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004. Penelitian ini membahas tentang undang-undang Sherman Antitrust sebagai usaha untuk mengembalikan kehidupan demokrasi di bidang ekonomi yang telah hilang seiring dengan bcrkembangnya perusahaan-perusahaan besar. Pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik. kritik, interpretasi, dan historiografi. Pencarian data, dilakukan melalui studi kepustakaan dan internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan suatu gambaran demokrasi di bidang ekonomi yang muncul dengan dikeluarkannya undang-undang Sherman Antitrust terhadap Standard Oil Company pada kurun waktu 1890-1911 di Amerika Serikat, sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang sejarah bisnis Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa demokrasi ekonomi di Amerika Serikat berhasil ditegakkan kembali dengan diberlakukannya undang-undang Sherman Antitrust dan diadilinya Standard Oil Company yang berakhir dengan keputusan pengadilan yang memerintahkan dipecahnya Standard Oil Company."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanihatu, Iwan Gimyar
"Penelitian ini bersifat studi observasional terhadap risiko muskulo skeletal pada pekerja di Lapangan Produksi Minyak dan Gas Bumi VICO Indonesia, Kalimantan Timur. Penelitian ini memfokuskan pada gerakan-gerakan, postur / posisi janggal menurut jenis pekerjaan pada Craftsman, Welder dan Floorman, dan juga mencoba untuk menganalisa jenis dan tingginya risiko ergonomik yang dapat terjadi. Data-data dalam penelitian ini adalah primer dan original, yang dikumpulkan dengan menggunakan kamera elektronik, kemudian dimasukkan dalam CD-Rom. Pengambilan data ini disesuaikan dengan waktu kerja masing-masing. Analisa semi kuantitatif yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menurut metode Ergonomic Assessment Survey (EASY) dengan menggunakan sistim skor dari Baseline Risk Identification Ergonomic Factors Survey (BRIEF)."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T9182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florida Petresia Andriana
"Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai liberalisme, Amerika Serikat seharusnya membuka diri terhadap aktivitas ekonomi internasional yang normal, termasuk merger dan akusisi. Namun, nilai tersebut dilanggar oleh pemerintah AS sendiri dalam merepon percobaan akuisisi oleh CNOOC terhadap Unocal pada tahun 2005. Melalui kerangka berpikir keamanan non-tradisional, khususnya keamanan energi, penelitian ini bertujuan untuk menggali alasan penyebab sikap pemerintah AS tersebut. hasil penelitian ini menemukan satu argumen utama, yaitu identitas Tiongkok sebagai negara pemilik CNOOC yang dipandang mengancam bagi AS.

As a country that champions the liberalism value, United States supposedly opens itself from any normal international economic transaction, including merger and acquisition. But, that value is violated by the government of US itself in terms of responding the attempt of acquisition by CNOOC towards Unocal at 2005. By the framework of thinking from non-traditional security, particularly energy security, this study is meant to dig the reason of the government of US’ reaction. This study found out one major argument, which is the identity of China as the owner of CNOOC is perceived as threat for US."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Sulistomo
"Pertamina (Persero) merupakan perusahaan penninyakan nasional terbesar di Indonesia yang didirikan pada 10 Desember 1957. Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang didukung penuh oleh negara, wilayah operasinya meliputi ke seluruh pelosok nusantara, ditambah lagi bidang usahanya yang lengkap mulai dari bidang usaha hulu sampai ke hilir. Kondisi ini membuat Pertamina bagai raksasa yang kegemukan.
Namun sejak diterbitkannya Surat Keputusan Presiden No. 21 tahun 2001 tentang penyediaan dan pelayanan pelumas, membuat terjadi persaingan terbuka (open market) di Indonesia sehingga wewenang kuasa Pertamina di sektor hilir telah berubah dan orientasi perusahaan kini hanya bisnis dan bisnis. Di sektor hilir kini Pertamina punya banyak pesaing dan tak ada lagi monopoli. Beberapa perusahaan asing seperti Petronas dan Shell secara terbuka menyatakan keinginannya untuk memperoleh pangsa pasar di Indonesia dan berminat untuk bersaing dengan Pertamina. Hal ini berarti harga dari produk olahan minyak mentah seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pelumas akan ditentukan oleh mekanisme pasar.
Surat Keputusan Presiden No. 21 tahun 2001 yang diterbitkan pada 14 Februari 2001, membolehkan pihak selain Pertamina untuk melakukan pengolahan. pencampuran, pemasaran hingga mengimpor jenis pelumas apapun. Akibatnya pangsa pasar pelumas Pertamina di Indonesia secara keseluruhan baik untuk mobil maupun motor pada tahun 2005 turun menjadi 51% dari sebelumnya tahun 2003 sebesar 55%. Meskipun demikian sampai pertengahan tahun 2006 ini, peringkat pertama penguasa pasar pelumas masih dipegang Pertamina. Diikuti Top One di urutan kedua dan peringkat ketiga yaitu Castrol.
Menurut data Direktorat Pengolahan dan Niaga Migas, sampai tahun 2004 ada sekitar 217 perusahaan pembuat dan pemasar minyak pelumas di dalam negeri. Pcrusahaan-perusahaan tersebut memenuhi persyaratan kualitas, dan mendapatkan Nomer Pelumas Terdaftar (NPT) dari Dirjcn Migas. Meski jumlah pemain bisnis pelumas sangat banyak, prospek bisnis pelumas sepeda motor 4 tak ke depannya masih cerah dikarenakan 70% dari populasi sepeda motor di Indonesia adalah sepeda motor 4 tak dan perkembangan penggunaan sepeda motor 4 tak setiap tahunnya terus meningkat.
Di tengah ketatnya persaingan bisnis pelumas akhir-akhir ini, Pertamina terus memperkuat kegiatan-kegiatan komunikasi pemasaran yang tujuannya selain memperkuat brand awareness di masyarakat sekaligus juga meningkatkan loyalitas konsumen pelumas Pertamina sehingga pangsa pasar pelumas minimal bisa terjaga.
Salah satu kegiatan pemasaran yang sangat efektif bagi perusahaaan adalah dengan beriklan di media televisi. Namun mengingat adanya keterbatasan anggaran untuk biaya iklan dan mahalnya biaya beriklan di televisi, serta tingginya media clutter di televisi, membuat perusahaan yang ingin beriklan harus berpikir panjang supaya iklan yang dibuat bisa meningkatkan awareness audience televisi dan pada akhimya mampu meningkatkan penjualan produk perusahaan yang diiklankan. Disinilah peran message execution yaitu dalam hal membuat iklan yang menarik dan bisa diingat oleh audience dalam jangka waktu lama.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka tujuan utama penelitian ini adalah mengevaluasi atau menilai iklan televisi Enduro 4T versi bengkel menurut target audience ditinjau dari sisi message execution-nya dalam rangka memenuhi communication objective yang ditetapkan oleh unit bisnis pelumas Pertamina. Tujuan lainnya berupa untuk mengetahui perilaku target audience dalam mengkonsumsi media televisi dan dalam hal menggunakan pelumas sepeda motor 4 tak, serta mengetahui kualitas pelumas sepeda motor 4 tak seperti apakah yang diinginkan pengguna sepeda motor sekaligus atribut iklan seperti apa yang panting untuk ditampilkan dalam iklan tclcvisi pelumas sepeda motor 4 tak. Hal ini panting diketahui untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan atau acuan apabila unit bisnis pelumas Pertamina ingin membuat iklan televisi pelumas Enduro 4T versi lainnya.
Ada 2 versi iklan televisi pelumas Enduro 4T yaitu versi bengkel dan versi sepakbola bermotor, namun yang dipakai sebagai objek penelitian disini adalah yang versi bengkel. Alasannya adalah iklan tersebut sudah lama diluncurkan yaitu pada tahun 2004 dan sampai sekarang masih cukup sering diputar di televisi, sedangkan untuk iklan versi sepakbola bermotor masih tergolong baru yaitu tahun 2006.
Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan riset secara deskriptif, yaitu Jenis penelitian yang bertujuan memberikan gambaran akurat mengenai beberapa aspek dari lingkungan pasar seperti orang-orang seperti siapa yang membeli produk perusahaan, dimana mereka biasanya membeli, dan lain sebagainya. Dan data yang telah dikumpulkan melalui survey dengan menyebarkan kuisioner, dilakukan analisis deskriptif berupa frekuensi, mean dan tabulasi data, dan juga analisis asosiatif (chi square dan korelasi). Tetapi sebelum dianalisis, data tersebut hams dilakukan uji validitas dan uji realibilitasnya.
Adapun analisis dan pembahasan dari hasil pengolahan data penelitian, ditampilkan ke dalam 5 bagian yaitu: bagian pertama prolil responden dari aspek demografi. bagian kedua dari aspek perilaku {behavioral} seperti media television habit, dan consume behavior tentang pelumas motor 4 tak bagian ketiga mengenai advertising awareness, bagian keempat lcntang advertising evaluation yang tcrdiri dari attitude toward advertising, message execution, dan evaluate the advertising. scrta yang terakhir adalah atribut penting mengenai pelumas 4 tak yang terdiri dari expected quality dan evaluation judgments.
Untuk hasil penilaian responden terhadap message execution dan iklan pelumas Enduro 4T tersebut, secara keseluruhan telah sesuai dengan ide (big idea alive) dalam communication objective yang ditampilkan ke dalam iklan versi bengkel tersebut, dimana cukup bisa menarik perhatian dan dapat diingat oleh responden. Begitu pun untuk pesan utama atau communication objective yang ingin disampaikan pelumas Enduro 4T melalui iklan versi bengkelnya, dari basil pengolahan data diperoleh ternyata telah sesuai dengan pendapat responden mengenai pesan utama yang mereka tangkap setelah melihat iklan tersebut, yaitu pelumas yang membuat daya tahan mesin motor prima atau tahan lama.
Kemudian salah satu saran yang dapat diangkat untuk penelitian lebih lanjut di masa akan datang antara lain supaya menggunakan kedua versi iklan pelumas Enduro 4T secara bersamaan sebagai objek penelitian. Tujuannya adalah agar bisa diketahui iklan mana yang pesan utama atau communication objective-nya lebih ditangkap (efektif) oleh target audience.

PT Pertamina (Persero) is the largest national oil company in Indonesia which founded on December 10th 1957. As a State Own Company, Pertamina has operational areas through all the mother land of Indonesia and have complete businesses from upstream until downstream. This condition made Pertamina like a fatty giant company.
Since the government of Indonesia issued President Decree No. 21 year 2001 about liberalism of lubricants, the era of open market in Indonesia has begun, and it made the authority of Pertamina on downstream side has been change and also made the orientation of the company pure only on businesses. Not only on upstream side, nowadays on downstream side Pertamina has many competitors because there is no more monopoly. Oil companies such as Petronas and Shell have interest to gain market share in Indonesia and also openly show their intent to compete with Pertamina. This means that market mechanism will become the determinant for pricing the oil products like fuels and lubricants.
President Decree No. 21 year 2001 which issued on February 14th 2001 allowed other companies beside Pertamina to do refinery sales until imported any kind of lubricants. Therefore Pertamina's market share in Indonesia for cars and motorcycle lubricants on 2005 had decrease to 51% from 55% on 2003. Nevertheless, until this mid 2006 Pertamina still become the market leader for lubricants in Indonesia. Followed by Top One in second place and Castrol in third place.
According data from Oil and Gas Commerce Directorate, until 2004 there are about 217 companies that make and sell lubricants in Indonesia. Those companies must fulfill the quality regulation and acquire Registered Lubricant Number or Nomor Pelumas Terdaffar (NPT) from Oil and Gas Commerce Directorate. Though there are numerous players in lubricant industry, prospect of this business is still good, especially for 4 engine- lubricant. This caused by 70% of motorcycle in Indonesia use 4 engine and it population keep blooming from year to year.
In the middle of tight competition among lubricant players nowadays, Pertamina keep doing marketing communication activities which has purpose to strengthen brand awareness in society and also enhance loyalty of Pertamina's lubricant consumers, thus lubricant market share keep steady.
One of effective marketing activities for a company is advertising on television. However, considering there are limited budget for company to advertise on television, the expensivity of advertising cost, and complexity of media clutter, made company who want to advertise must rethink again whether the commercial advertising can enhance awareness of television audience and at the end can increase sales of the product that have been advertise. This weir the role of message execution regarding made interesting television advertising and remembering for audience in a long time.
Base on all that have been told previously, therefore the main purpose of this research is to evaluate or assess television advertising of Enduro 4T (workshop version) according to target audience in message execution aspect. in order to fulfill communication objective that has been stated by lubricant business unit of Pertamina. Other purposes are to know the behavior of target audience in consuming television program, in involve the use of 4 engine lubricant, and get know what kind of lubricant quality that consumer wants, also what kind of advertising attributes that important to be showed on television. These things are important to known because it can be use as consideration or reference if lubricant business unit of Pertamina want to make other version of Enduro 4T television advertising.
There were 2 version of Enduro 4T television advertising which are workshop version and football motorcycle version. Yet, this research use workshop version as an object because that commercial has launched since 2004 and until now it still often appears on television. While for football motorcycle version which launched in 2006, it not too often appear on television.
To gain those purposes this research use descriptive research, which is kind of research that have aim to give accurate preview of market environment aspects such as who buy the product, where they buy it, and so on. After collects data from survey through disseminate questioners. Descriptive analysis been done such as frequency, mean. and data tabulation. Associative analysis (chi square and correlation) held too, but before doing all the analysis, the first step is to test the validity and reliability of data.
The results of analysis and data processing, shown into 5 parts that is demography aspect of respondents, behavioral aspect of respondents like media television habit and consume behavior involve the use of 4 engine lubricants, advertising awareness, advertising evaluation (i.e. attitude toward advertising. message execution, evaluate the advertising) and the last is important attributes of 4 engine lubricants (expected quality and evaluation judgments).
Assessment of respondents to message execution of workshop version is at totality the commercial has appropriateness with big idea alive in communication objective that want to show on the television advertising whereas it can attract audience interest and quite remembering. According to respondents, the communication objective that Enduro 4T want to convey through workshop version advertising has appropriateness with their opinion which is the motorcycle lubricant that made the engine has great endurance or long lasting engine.
One of suggestions that can be use for furthermore research is to apply both version of Enduro 4T television advertising at once as an object of research. Therefore can known which commercial who has communication objective that easy to catch (more effective) by target audience.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqullah Ihsan Priambodo
"

Nilai kurs mata uang asing dan harga minyak dunia yang bersifat dinamis menyebabkan ketidakpastian kondisi pasar. Perusahaan yang mengandalkan barang impor dalam menjalankan kegiatan usahanya akan sangat terasa dampaknya. Kebijakan pembebasan pemungutan Pajak Dalam Rangka Impor menjadi salah satu fasiltas pajak yang bisa digunakan untuk meminimalisir distorsi pasar. Kebijakan tersebut akan menimbulkan Cost & Benefit yang dirasakan oleh perusahaan terutama perusahaan minyak dan dari pemerintah itu sendiri sebagai pihak yang menerbitkan peraturan tersebut. Secara Cost, Compliance cost menjadi konsep utama dalam mengetahui biaya apa saja yang harus ditanggung oleh sebuah perusahaan. Dimensi dari compliance cost adalah Fiscal Cost/Direct Money Cost, Time Cost, dan Psychological Cost. Sedangkan untuk melihat Benefit tingkat produktifitas akan sangat terlihat manfaat dari pemanfaatan kebijakan pembebasan pemungutan Pajak Dalam Rangka Impor dari perspektif supply-side tax policy. Maka dari itu tujuan  Penelitian adalah untuk menggambarkan Cost & Benefit benefit tersebut baik dari sisi wajib pajak dan pemerintah. Instrumen penelitan ini menggunakan paradigma Post-Positivism dan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara terhadap unit analisis dan pihak yang berkompeten dibidang perpajakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat dari adanya pembebesan pemungutan Pajak Dalam Rangka Impor pada perusahaan sangat signifikan. Mengingat kebijakan dari pembebasan pemunguntan PDRI ini juga sejalan dengan kaidah Pro-Corporate Cash Flow Tax. Dengan pengukuran biaya yang harus dikeluarkan dari 3 dimensi compliance cost yaitu  Fiscal Cost/Direct Money Cost, Time Cost, dan Psychological Cost tidak seberapa jika dibandingkan dengan manfaat yang akan dirasakan bagi wajib pajak dan juga pemerintah yang dapat meminimalisir Tax Expenditure. Sehingga tidak hanya pihak perusahaan saja yang dapat merasakan manfaatnya. Selain Tax Expenditure, potensi opportunity cost  juga dapat dihindarkan mengingat biaya dalam melakukan impor tidak hanya sebatas pembayaran Pajaknya saja dan dalam menjalankan usaha kegiatan investasi perusahaan memerlukan cadangan kas yang cukup besar.



The dynamic foreign exchange rates and world oil prices cause uncertainty in market conditions. Companies that rely on imported goods in carrying out their business activities will feel the impact. The tax exemption policy in the framework of import is one of the tax facilities that can be used to minimize market distortion. The policy will lead to Cost & Benefit felt by companies, especially oil companies and from the government itself as the party that issued the regulation. In Cost, Compliance cost becomes the main concept in knowing what costs must be borne by a company. The dimensions of compliance costs are Fiscal Cost / Direct Money Cost, Time Cost, and Psychological Cost. Meanwhile, to see the benefits of productivity levels, it will be very apparent the benefits of utilizing the tax exemption policy in the framework of import from the perspective of supply-side tax policy. Therefore the purpose of this research is to describe the Cost & Benefit benefits both in terms of taxpayers and the government. This research instrument uses the Post-Positivism paradigm and a quantitative approach by collecting data through interviews with the analysis unit and those competent in the taxation field. The results showed that the benefits of the exemption from tax collection in the framework of imports at the company are very significant. Considering the policy of exemption from collecting PDRI is also in line with the rules of Pro-Corporate Cash Flow Tax. By measuring the costs that must be removed from the 3 dimensions of compliance costs, namely Fiscal Cost / Direct Money Cost, Time Cost, and Psychological Cost are nothing compared to the benefits that will be felt for taxpayers and also the government that can minimize Tax Expenditure. So that not only the company can feel the benefits. In addition to Tax Expenditure, the potential opportunity cost can also be avoided considering the cost of importing is not only limited to tax payments and in carrying out business investment activities the company requires substantial cash reserves.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library