Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Produk tetes mata kloramfenikol yang beredar di pasaran menggunakan air sebagai pelarut dengan batas Daluwarsa yang relatif panjang, sehingga akan terjadi penguraian selama penyimpanan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kuantitatif kloramfenikol dalam sediaan tetes mata dan sediaan salep mata kloramfenikol yang beredar di pasaran dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis ( KLT ) – spektrodensitometri. Analisis dilakukan dengan menggunakan fase gerak kloroform-metanol-asam asetat glasial ( 79:14:7 ); deteksi dengan instrumen TLC Scanner 3 pada panjang gelombang maksimum 282 nm. Dengan metode akurasi adisi, rata-rata perolehan kembali untuk tetes mata kloramfenikol dengan penambahan 0,1 % pada sampel adalah 101,00 % ± 0,73 % dengan RSD = 0,72 % dan dengan metode akurasi absolut, rata-rata perolehan kembali untuk salep mata kloramfenikol adalah 99,23% ± 1,63 % dengan RSD = 1,64 %. Hasil percobaan dengan 5 sampel tetes mata dan 3 sampel salep mata kloramfenikol ternyata ditemukan 2 sampel tetes mata kloramfenikol yang tidak memenuhi persyaratan kadar menurut Farmakope Indonesia edisi IV dengan kadar kloramfenikol 88,27 % ± 0,35 % dan 57,38 % ± 1,81 %.
Universitas Indonesia, 2007
S32609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Iswandana
Abstrak :
Kurkumin telah banyak digunakan dan masih terus diteliti pada pemakaian topikal karena mempunyai aktivitas sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Pada dasarnya untuk mendapatkan efek yang optimal dari sediaan topikal, zat berkhasiat yang ada dapat terpenetrasi melalui lapisan kulit teratas. Oleh karena itu, dibuat tiga bentuk sediaan guna membandingkan perbedaan jumlah kurkumin yang terpenetrasi, yaitu krim, salep, dan gel. Daya penetrasinya diuji secara in vitro dengan alat sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus galur Sprague-Dawley. Jumlah kumulatif kurkumin yang terpenetrasi dari sediaan salep, krim, dan gel secara berturut-turut adalah sebanyak 192,22 ± 2,25 μg/cm², 69,18 ± 2,79 μg/cm², dan 32,26 ± 4,63 μg/cm². Persentase jumlah kurkumin yang terpenetrasi dari sediaan salep, krim, dan gel secara berturut-turut adalah 0,53 ± 0,01%, 0,20 ± 0,01%, dan 0,09 ± 0,01%. Selain itu juga dilakukan uji stabilitas fisik melalui cycling test, uji mekanik dan pengamatan pada penyimpanan selama 8 minggu di suhu kamar, suhu hangat (40° ± 2°C), dan suhu dingin (4° ± 2°C). Ketiga sediaan menunjukkan kestabilan fisik dengan parameter kestabilan di ketiga suhu yaitu organoleptis, pH, diameter globul rata-rata, dan konsistensi. ......Curcumin has been used and still being researched in topical use because it has antioxidant and antiinflammation activities. Basically, to get the optimum effect from topical preparation, drug should be penetrated through top skin layer. Therefore, three kinds of preparation were made to measure the total cumulative penetration of curcumin, i.e. cream, ointment, and gel. Penetration ability through skin was examined by in vitro Franz diffusion cell test using Sprague-Dawley rat abdomen skin as membrane diffusion. Total cumulative penetration of curcumin from ointment, cream, and gel preparations measured were 192.22 ± 2.25 μg/cm², 69.18 ± 2.79 μg/cm², and 32.26 ± 4.63 μg/cm², respectively. The percentage of penetrated curcumin from ointment, cream and gel preparations were 0.53 ± 0.01%, 0.20 ± 0.01%, and 0.09 ± 0.01%, respectively. Besides that, it also done stability test including cycling test, mechanical test, and the storage for eight weeks at room temperature, warm temperature (40° ± 2°C), and cold temperature (4° ± 2°C). The three dosage forms showed physical stability w ith stability parameters in the three temperatures were organoleptic observation, pH, globule diameter, and consistency.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Nur Utami
Abstrak :
Latar belakang: masyrakat Indonesia sangat terpajan oleh radiasi UV. Efek toksik radiasi UV yang terdapat di sinar matahari merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat berupa inflamasi (eritema), tanning, dan imunosupresi lokal ataupun sistemik. Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah yang terkenal di Indonesia. Kurkumin merupakan suatu zat yang terdapat pada kunyit. Penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa kurkumin mempunyai efek antiinflamasi yang kuat. Sediaan kurkumin yang saat ini dipasarkan di Indonesia hanya dalam bentuk sediaan oral. Tujuan: Untuk membuktikan bahwa kurkumin dalam vehikulum salep dan krim mampu memberikan efek antiinflamasi pada kulit mencit yang telah diberi sinar UV. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui manfaat pemberian kurkumin secara topikal terhadap kulit mencit yang telah disinari UV. Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan perlakuan pada mencit menjadi tiga kelompok, yaitu mencit yang diberi salep kurkumin 1%, kri kurkumin 1%, dan yang tidak diberi perlakuan. Hasil pengamatan dinilai secara histopatologi berdasarkan lima parameter, yaitu adanya blister, jumlah neutrofil, jumlah limfosit, jumlah fibroblast, dan morfologi kapiler. Hasil: Dengan menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis, diperoleh nilai probabilitas 0,047 (p=0,047) dilanjutkan dengan uji analisis Post Hoc dan didapatkan: kontrol dibandingkan dengan salep kurkumin 1% diperoleh nilai probabilitas 0,046 (p=0,046); kontrol dibandingkan dengan krim kurkumin 1% diperoleh nilai probabilitas 0,046 (p=0,046); krim kurkumin % dibandingkan dengan salep kurkumin 1% diperoleh nilai probabilitas 0,2 (p=0,2) Kesimpulan: terdapat perbedaan efek antiinflamasi antara salep kurkumin 1%, krim kurkumin 1%, dan yang tidak diberi perlakuan pada kulit mencit yang telah disinari sinar UV selama 5 jam; perbedaan vehikulum tidak mempengaruhi efek antiinflamasi yang diberikan oleh kurkumin. ......Introduction: Indonesians are very exposed to UV irradiation. Toxic effect from the sun is a major health problem which include inflamation (erythema), tanning, and local or systemic immunosuppression. Curcuma is one of spices that is famous in Indonesia. Curcumin is the most important constituent in this plant. In vitro and in vivo researches had approved that curcumin has an antiinflammatory properties. Nowadays, curcumin that sold in Indonesia was an oral medicine. Aim: To prove that curcumin in vehicle such as ointment and vanishing cream has an antiinflammatory propesties in mice?s skin that was radiated with UV lamp. Methods: This research was an experiment in order to know the benefits of applying topical curcumin on mice?s skin that was radiated from UV lamp. In this research, the researcher devide the mice into three subgroups, which are mice given curcumin ointment 1%, vanishing 1%, and without intervention. All results were assessed by histopathology examination based on five parameters which are blisters, neutrofils, lymphocytes, morfology of dermis capiler, and fibroblast. Results: By using Kruskal-Wallis non parametric test, the probability value was 0,047. Continued with Mann_whitney test, the obtained probability values were: control compare with curcumin ointment 1% 0,046 (p=0,046), control compare curcumin vanishing cream 1% 0,046 (p=0,046), curcumin vanishing cream 1% and curcumin ointment 1% 0,2 (p=0,2) Conclusion: Curcumin ointment 1% and curcumin vanishing cream 1% exerted an antiinflammatory properties on mice?s skin that was radiated for five hours. Vehicles were not influenced the antiinflammatory properties of curcumin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Figel Ilham
Abstrak :

Banyak penyakit mata, jika tidak diobati dengan baik, dapat menyebabkan kebutaan seorang pasien sehingga mengurangi kualitas hidup pasien. Penyakit seperti glaukoma dan penyakit degenerative macula banyak ditangani dengan menggunakan obat mata. Beberapa diantaranya adalah obat tetes mata dan salep mata. Penggunaan kedua obat tersebut rentan tidak benar sehingga obat tersebut tercemar yang mengakibatkan obat tersebut tidak dapat digunakan kembali. Kegiatan ini dilakukan dengan membuat brosur pada situs Canva. Adapun persiapan sebelum menggunakan obat tetes atau salep mata adalah mencuci tangan sebelum menggunakan obat tersebut. Penggunaan obat tetes atau salep mata diusahakan sesteril mungkin dengan tidak mengenai ujung wadah pada mata. Selain itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat tetes atau salep mata. Adapun ukuran kertas desain yang digunakan dalam Canva adalah ukuran A3 dengan catatan halaman tersebut diletakkan secara horizontal dan kemudian dibagi tiga sehingga dapat dilipat seperti layaknya brosur pada umumnya. Brosur dicetak dengan menggunakan kertas A4.


Many eye diseases, if not treated properly, can cause blindness to a patient; hence, decrease the patient’s quality of life. Diseases like glaucoma and macular degenerative disease are treated with eye-related medicine, i.e. eyedrops and eye ointments. Administering both medicines tend to be incorrect, therefore, the medicine may be contaminated that may not be used anymore. This activity includes designing the brochure by using Canva website. Preparation before using eyedrops or eye ointments includes washing hands before using the medicine. Administering the eyedrops or eye ointments are attempted to be as sterile as possible by not touching the tip of the container with the eyes. In addition, there are things to be considered while using eyedrops or eye ointments. The paper design size used in Canva is A3 size aligned horizontally and divided into three equal parts so that it can be folded as normal brochure found generally. Brochures are printed using A4 paper.

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ayu Anggraeni
Abstrak :
Aminofilin merupakan salah satu derivat metilxantin yang dapat digunakan sebagai antiselulit pada sediaan topikal. Untuk membandingkan perbedaan jumlah aminofilin yang terpenetrasi pada sediaan topikal dibuat tiga sediaan yaitu dalam bentuk krim, gel, dan salep kemudian penetrasinya diuji secara in vitro dengan alat sel difusi franz menggunakan membran abdomen tikus galur Sprague-Dawley. Uji penetrasi dilakukan selama 8 jam dengan 11 kali pengambilan sampel dan masing-masing diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 272,5 nm. Jumlah aminofilin yang terpenetrasi sebanyak 3779,51 ± 25,96 μg/cm2 untuk sediaan gel, 2104,13 ± 17,00 μg/cm2 untuk sediaan krim, dan 518,24 ± 21,22 μg/cm2 untuk sediaan salep. Persentase jumlah aminofilin yang terpenetrasi dari sediaan gel adalah 26,25 ± 0,18%, dari sediaan krim 14,62 ± 0,12%, dan dari sediaan salep 3,60 ± 0,15%. Kecepatan penetrasi aminofilin yang paling besar diperoleh dari sediaan gel, kemudian krim, dan terakhir salep, yaitu masing-masing sebesar 472,44 ± 3,24 μgcm-2jam-1, 263,02 ± 2,13 μgcm-2jam-1, dan 64,78 ± 2,65 μgcm-2jam-1. ......Aminophyllin is one of the methylxanthine derivate used as an anticellulite in a topical dosage form. To measure the diffusion of aminophyllin from topical dossage form, three kinds of preparation were made as cream, gel, and ointment, and then the penetration through skin were examined by in vitro Franz diffusion cell test using Sprague-Dawley rat abdomen skin as membrane diffusion. The test was done for 8 hours with 11 times samples withdrawn, and the absorption of each sample was measured by spectrophotometer UV-Vis at wavelength 272.5 nm. The diffusion of aminophyllin measured from gel preparation was 3779.51 ± 25.96 μg/cm2, from cream preparation was 2104.13 ± 17.00 μg/cm2, and from ointment preparation was 518.24 ± 21.22 μg/cm2. The percentage of diffused aminophyllin from gel preparation was 26.25 ± 0.18%, from cream preparation was 14.62 ± 0.12%, and from ointment preparation was 3.60 ± 0.15%. The highest flux of aminophyllin was from gel 472.44 ± 3.24 μgcm-2hour-1, followed by cream 263.02 ± 2.13 μgcm-2hour-1, and the last one was from ointment 64.78 ± 2.65 μgcm-2hour-1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32732
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library