Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Salsabila Ramadhani
"Pada umumnya, masyarakat Jepang menolak secara taklangsung. Namun, pengamatan menunjukkan bahwa terdapat penolakan secara langsung oleh masyarakat Jepang terhadap Olimpiade Tokyo 2020. Tujuan penelitian ini adalah memberikan eksplanasi tuturan penolakan langsung oleh masyarakat Jepang terhadap Olimpiade Tokyo 2020. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu situs petisi change.org. Penelitian menemukan 312 jumlah tuturan penolakan yang terbagi menjadi 38 tuturan penolakan langsung, 27 tuturan kombinasi penolakan tuturan taklangsung dan langsung, 6 tuturan kombinasi penolakan tuturan langsung dan taklangsung, serta 241 tuturan penolakan taklangsung. Tuturan penolakan langsung memiliki pemarkah, antara lain, verba kougi ‘memprotes’, hantai ‘menentang’, dan chuushi ‘batal’ serta adjektiva dame ‘tidak boleh’. Tuturan taklangsung juga ditemukan pada penolakan olimpiade Tokyo 2020. Tuturan taklangsung dalam penelitian ini berupa pernyataan pendapat tentang Olimpiade dan Pandemi Covid-19, permohonan, pernyataan perasaan, sindiran, dan ejekan. Penolakan taklangsung menunjukkan penutur Jepang mempertimbangkan kesantunan dalam menyampaikan penolakan.

In general, Japanese speakers use indirect refusal speech acts. However, this study shows that the Japanese also use direct refusal speech acts toward the 2020 Tokyo Olympics. The purpose of this study is to give explanation about Japanese direct refusal speech acts against 2020 Tokyo Olympics. The petition site change.org was used as a data source for this study. This study found 312 refusal speech acts, including 38 direct refusal speech acts, 27 indirect-direct refusal speech acts, 6 direct-indirect refusal speech acts, and 241 indirect refusal speech acts. The verbs kougi 'to protest,' hantai 'against,' and chuushi 'cancel,' as well as the adjective dame 'not allowed,' are used as markers in direct refusal speech acts. Indirect refusal speech acts’ are also found in 2020 Tokyo Olympics refusal. In this study, indirect refusal speech acts takes the shape of declarations of opinion about the Olympics and Covid-19 pandemic, demand, emotional comment, satire, and mockery. Indirect refusal speech acts demonstrates that Japanese speakers consider politeness in conveying rejection."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Utami Seminar
"Penelitian ini berfokus pada kebijakan domestik yang diterapkan Jepang untuk persiapan pelaksanaan Olimpiade Tokyo 1964, yaitu Sport Promotion Act, Tokyo Olympic Education, dan Nation Beautifying Movement. Kebijakan domestik ini bertujuan untuk membentuk perilaku masyarakat Jepang yang sesuai dengan standar internasional. Bagi penulis, hal ini berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan diplomasi kebudayaan Jepang pasca Perang Dunia II. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana Jepang menggunakan Olimpiade sebagai sebuah alat untuk mencapai tujuan diplomasi kebudayaannya.
Tesis ini menggunakan metode kualitatif, dengan penggunaan data primer dari laporan-laporan resmi dari kementerian-kementerian Jepang. Penelitian ini menemukan bahwa Jepang memanfaatkan Olimpiade untuk mendidik rakyatnya agar berperilaku sesuai dengan standar-standar internasional dan memberikan citra positif bagi Jepang setelah kekalahannya di Perang Dunia II.

This study focuses on Japan's domestic policies regarding the preparation of Tokyo Olympics 1964 such as: Sport Promotion Act, Tokyo Olympic Education, and Nation Beautifying Movement. These policies aimed to mold the Japanese behavior accordant to international standards. These efforts are considered as attempts to achieve Japan?s cultural diplomacy post World War II. The purpose of this study is to analyze how Japan use Olympics as a tool to achieve its cultural diplomacy.
This study used qualitative method with primary data such as reports and guidebooks issued by Japan ministries. This study shows that Japan utilized Olympics to educate the citizens to behave accordant to international standards and also creating positive image after the lost in World War II."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library