Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanki Hartijasti
"The high risk of failure associated with the implementation of enterprise resource planning (ERP) system relates to resistance among employees by rejecting or sabotaging the system. Communication has been identified as a critical success factor on ERP implementation in several studies, whereas, many others do not depict any relation at all. The current study, however, argues that communication regarding the benefits of ERP system is the most critical success factor for the accomplishment of ERP implementation in family-owned company in Indonesia. Empirical data from 116 ERP users were examined by using logistic regression, which reveals that communication has significant negative effect on ERP implementation. It means the more company practices closed communication, the lesser success of ERP implementation will be achieved. Findings show that closed communication leads to poor coordination between departments which reduces the speed of problem solving in the field and causes ERP implementation in PT ABC to not be fully utilized.

Tingkat kegagalan yang tinggi dalam implementasi enterprise resource planning (ERP) terkait dengan konfrontasi karyawan melalui penolakan atau sabotase sistem ERP. Komunikasi diidentifikasi sebagai faktor penting dalam implementasi ERP di beberapa penelitian sebelumnya; namun penelitian lain tidak menemukan adanya hubungan. Studi ini berargumen bahwa komunikasi mengenai manfaat sistem ERP adalah faktor keberhasilan utama untuk pencapaian implementasi sistem ERP pada perusahaan keluarga di Indonesia. Data empiris dari 116 responden pengguna ERP dianalisis dengan menggunakan regresi logistik. Hasil penemuan studi ini adalah komunikasi memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap implementasi ERP. Artinya, semakin diterapkannya komunikasi tertutup, semakin rendah tingkat kesuksesan implementasi ERP. Temuan studi ini menunjukkan bahwa komunikasi tertutup mengakibatkan koordinasi buruk antar departemen yang berakibat pada penurunan kecepatan pemecahan masalah di masing-masing departemen dan implementasi ERP di PT ABC belum sepenuhnya berhasil."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pinandhika
"

Budaya keselamatan pasien merupakan produk nilai, sikap, kompetensi dan pola perilaku individu atau kelompok yang menentukan komitmen dan kemampuan suatu organisasi pelayanan terhadap penerapan keselamatan pasien. Penelitian cross sectional pada 141 perawat di rumah sakit ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan budaya keselamatan pasien dengan kompetensi perawat. Instrumen Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) dan Health Professional Education in Patient Safety Survey (HPEPSS) digunakan dalam pengumpulan data. Hasil penelitian diperoleh terdapat hubungan antara karakteristik perawat yaitu masa kerja (p=0,042) dan level kompetensi (p=0,020) dengan kompetensi perawat, serta terdapat hubungan antara keterbukaan komunikasi, kerja sama dalam unit, kerja sama antar unit, persepsi keselamatan, pembelajaran organisasi, ekspektasi manajer, dukungan manajemen, pelaporan insiden, handover dan transisi pasien (p<0,001) dengan kompetensi perawat. Hasil analisis regresi linear berganda didapatkan faktor yang paling berhubungan dengan kompetensi perawat adalah pelatihan, keterbukaan komunikasi, non punitive responses dan pembelajaran organisasi. Mayoritas perawat memiliki gambaran budaya keselamatan (68,4%) dan kompetensi terkait keselamatan (79,6%) yang cukup. Manajemen rumah sakit dapat mempertimbangkan strategi peningkatan kompetensi melalui perencanaan dan pemenuhan  kualifikasi perawat dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan, merancang pelatihan yang berkesinambungan pada perawat baik pada perawat yang baru bergabung dan yang telah lama bergabung di rumah sakit, membuat kebijakan dan komitmen untuk keterbukaan komunikasi serta membuat sistem pelaporan insiden keselamatan pasien yang mudah, cepat dan efektif sehingga akan dapat diketahui secara cepat oleh pihak yang terkait seperti atasan langsung sampai dengan komite keselamatan pasien rumah sakit dan dapat cepat diberikan umpan balik dan menjadi pembelajaran organisasi.

 


Patient safety culture is a product of individual or group values, attitudes, competencies and behavioral patterns that determine the commitment and ability of a service organization to implement patient safety. Study cross sectional on 141 nurses in this hospital, the aim was to identify the relationship between patient safety culture and nurse competency. Instrument Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) and Health Professional Education in Patient Safety Survey (HPEPSS) was used in data collection. The research results showed that there was a relationship between the characteristics of nurses, namely length of service (p=0.042) and competency level (p=0.020) with nurse competency, and there is a relationship between open communication, cooperation within units, cooperation between units, safety perceptions, organizational learning, manager expectations, management support, incident reporting, handover and patient transition (p<0.001) with nurse competency. The results of multiple linear regression analysis showed that the factors most related to nurse competency were training, openness of communication, non punitive responses and organizational learning. The majority of nurses have an adequate description of safety culture (68.4%) and safety-related competencies (79.6%). Hospital management can consider strategies for increasing competency through planning and fulfilling nurse qualifications by considering educational levels, designing continuous training for nurses for both newly joined and long-time nurses in the hospital, creating policies and commitments to open communication and creating systems. easy, fast and effective patient safety incident reporting so that it will can be known quickly by related parties such as direct superiors to the hospital patient safety committee and feedback can be quickly given and become a learning experience for the organization

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library