Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahman Arif Marz
Abstrak :
Organoclay Tapanuli (OCT) 1 KTK telah disintesis dengan memodifikasi montmorillonit (MMT) dari bentonit alam asal Tapanuli dengan surfaktan ODTMABr (Oktadesil Trimetilammonium Bromida) sebagai agen penginterkalasi, dimana kapasitas tukar kation (KTK) Na-MMT adalah 65 mek/100 gram dan konsentrasi ODTMABr yang ditambahkan adalah 1 KTK. Kemudian produk diuji kemampuan adsorpsinya terhadap fenol dengan variasi konsentrasi (40-200 ppm) sehingga didapat kapasitas adsorpsi optimum 5,35 mg fenol/gram organoclay, kapasitas adsorpsi ini meningkat 267,5% dari kapasitas Na-MMT. Waktu optimum OCT 1 KTK untuk mengadsorpsi fenol telah didapat setelah diuji dengan variasi waktu (3-18 jam) yaitu selama 12 jam. Pengaruh adsorpsi fenol terhadap basal spacing organoclay diamati dengan XRD low angle menunjukkan adanya peningkatan basal spacing dari 20,02 Å untuk OCT 1 KTK menjadi 20,53 Å untuk OCT 1 KTK setelah adsorpsi fenol. Kemudian kemampuan adsorpsi OCT 1 KTK diuji pada fenol yang terdapat pada air limbah demulsifikasi minyak bumi. Sebelum proses adsorpsi, sampel di preparasi dengan dilakukan penyaringan untuk mendapatkan fasa air yang bebas minyak dan aspal. Keberadaan dan kadar fenol diamati dengan spektrometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 269 nm. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa OCT 1 KTK lebih efektif dalam menyerap fenol yang berada pada air limbah demulsifikasi minyak bumi dengan waktu pengadukan selama 12 jam dibandingkan dengan 15 jam dan 18 jam, dengan jumlah fenol teradsorpsi 4,46 mg fenol/gram organoclay.
1 CEC organoclay from Tapanuli (OCT) has been synthesized by modified montmorillonite (MMT) from Tapanuli natural bentonite using ODTMABr (Octadecyltrimethyl Ammonium Bromide) surfactant as an internalization agent, where the cation exchange capacity (CEC) of Na-MMT was 65 meq/100 gram and the concentration of ODTMABr added is 1 CEC. Then the adsorption capability of the product tested by varying the concentration (40-200 ppm) of phenol with the result of optimum adsorption capacity is 5.35 mg phenol/gram organically, the adsorption capacity was increased 267.5% of the capacity of Na- MMT. The optimum time of OCT 1 CEC for the adsorption of phenol was obtained after tested with variation of time (3-18 hours) is for 12 hours. Effect of phenol adsorption on organically basal spacing observed with low angle XRD shows an increase in basal spacing of initially 20.02 Å for OCT 1 CEC to 20.53 Å for OCT 1 CEC after adsorption of phenol. Then the adsorption capability of OCT 1 KTK was tested in the waste water from petroleum emulsification product. Before the adsorption process, prepare the sample by filtering the sample to get the free water phase of oil and asphalt. The presence and value of phenols were observed by spectrometry UV / Vis at λmax = 269 nm. The data obtained shows that the OCT 1 CEC is more effective in absorbing phenol which is at the waste water from petroleum d emulsification product with a time stirring for 12 hours compared with 15 hours and 18 hours, with the amount of phenol adsorbed 4.46 mg phenol/ gram organically.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Yasir
Abstrak :
Latar belakang : Telah dilakukan penelitian untuk waktu optimal pemberian fentanil 2 .tg/kg BB dengan tujuan menekan respon kardiovaskuler akibat laringoskopi dan intubasi dengan membandingkan waktu pemberian fentanil 5 dan 7 menit sebelum dilakukan tindakan laringoskopi dan intubasi. Metode:Tiga puluh enam pasien ASA 1 dan ASA 2 dibagi dalam dua kelompok secara acak masing-masing tediri dari delapan belas pasien. Kelompok pertama diberikan fentanil dosis 2 µglkg BB waktu 5 menit sebelum laringoskopi dan intubasi, sedangkan kelompok kedua diberikan dosis yang sama dengan waktu 7 menit sebelum laringoskopi dan intubasi , data tekanan darah sistolik , diastolik, tekanan arteri rata-rata dan laju jantung dari kedua kelompok dibandingkan sampai 5 menit setelah intubasi. Hasil : Secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok yang dibandingkan (p>0.05) dalam hal tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan arteri rata-rata dan laju jantung akibat laringoskopi dan intubasi. Kesimpulan : Waktu optimal untuk injeksi fentanil 21tg kg BB-' untuk dapat menekan respon hemodinamik akibat laringoskopi dan intubasi adalah 5 dan 7 menit sebelum tindakan tersebut dilakukan.
Background :This study was designed to examine the optimal time of injection of 2 gg/kg fentanyl to Attenuate circulatory responses due to laringoscopy and tracheal intubation that compared between 5 minute and 7 minute before laringoscopy and tacheal intubation. Method : Thirty six patients ASA 1 and ASA 2 were randomly in two groups which each group eighteen patients. The patients in group 1 received fentanyl 2 pg/kg 5 minute and group 2 received the same dose 7 minute before laringoscopy and tracheal intubation. Result : The result of this study were no statistical significant values both of groups in systolic, diastolic, mean arterial pressure and heart rate due to laringoscopy and intubation Conclusion : The effective time to administer fentanyl 2pg kg _I to protect circulatory response to laringoscopy and tracheal intubation are 5 minute and 7 minute before intubation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Sukmana
Abstrak :
ABSTRAK
Organoclay Tapanuli (OCT) 1 KTK telah disintesis dengan memodifikasi montmorillonit (MMT) dari bentonit alam Tapanuli dengan surfaktan ODTMA-Br (Oktadesil Trimetilammonium Bromida) sebagai agen penginterkalasi, dimana kapasitas tukar kation diperoleh (KTK) Na-MMT sebesar 68,5 meq/gram dan konsentrasi ODTMA-Br yang ditambahkan adalah 1 KTK. Pengaruh interkalasi oleh surfaktan ODTMA-Br terhadap basal spacing organoclay diamati dengan XRD low angle menunjukkan nilai basal spacing sebesar 20,27 Å untuk OCT 1 KTK. Kemudian produk diuji kemampuan adsorpsinya terhadap senyawa Herbisida bahan aktif 2,4 dikloro etoksiasetat dimetil amina dengan variasi konsentrasi (10-100 ppm) sehingga didapat kapasitas adsorpsi optimum 3,88 mg/gram organoclay, kapasitas adsorpsi ini meningkat 77,5 % dari kapasitas bentonit alam yang memiliki kapasitas maksimum 0,87 mg/gram organoclay. Waktu optimum OCT 1 KTK untuk mengadsorpsi 2,4 D ? dimetil amina telah didapat setelah diuji dengan variasi waktu (6-18 jam) yaitu selama 18 jam didapat kapasitas adsorpsi optimum 4,39 mg/gram organoclay.
ABSTRACT
1 CEC organoclay from Tapanuli (OCT) has been synthesized by modified montmorillonite (MMT) from natural Tapanuli's bentonite using ODTMABr (Octadecyltrimethyl Ammonium Bromide) surfactant as an intercalation agent, where the cation exchange capacity (CEC) of Na-MMT was 68,5 meq/gram and the concentration of ODTMABr added is 1 CEC. Effect of intercalation by surfactan ODTMA-Br to basal spacing organoclay were identify using XRD low angle and given display of basal spacing 20,27 Å for OCT 1CEC. .Then the adsorption capability of the product tested by varying the concentration (10-100 ppm) of 2,4 D ? dimethyl amine with the result of optimum adsorption capacity is 3,88 mg/gram organoclay, the adsorption capacity was increased 77,5 % of the capacity of raw bentonite that has maximum capacity 0,83 mg/gram organoclay. The optimum time of OCT 1 CEC for the adsorption of phenol was obtained after tested with variation of time (6-18 hours) is for 18 hours and optimum adsorption capacity is 4,39 mg/gram organoclay.
2012
S42097
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library