Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S7640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Hidayat Ali
Abstrak :

ABSTRAK
Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa dan kebudayaan serta beratus-ratus bahasa yang khas. Di Indonesia terdapat lebih dari tiga ratus kelompok suku bangsa yang berbeda-beda serta lebih dari dua ratus bahasa yang dipergunakan secara khas (Jaspan, 1958). Diantara bermacam-macam suku bangsa dan bahasa yang khas serta kebudayaannya masing-masing, terdapat suku bangsa Betawi, yang juga memiliki kebudayaan sendiri serta bahasa sendiri.

Orang Betawi merupakan penduduk asli kota Jakarta memiliki banyak permasalahan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Permasalahan mereka tersebut sering dituangkan dalam bentuk berupa sketsa (cerita pendek) di suratkabar-suratkabar, perbincangan di radio-radio, cerita di dalam pertunjukan Lenong maupun Topeng Betawi dan yang paling mutakhir adalah adalah sinetron ?Si Doel Anak Sekolahan SDAS? (SDAS). Dari hasil survay Litbang Kompas tahun 1995, sinetron SDAS memang merupakan tontonan yang menarik dan dari suway tersebut tercatat, 70% penduduk Jakarta mengaku selalu menonton tayangan sinetron SDAS dan menduduki peringkat pertama dari 10 besar acara TV yang disukai penduduk Jakarta. Hasil survay lainnya ditemukan bahwa sinetron SDAS merupakan tontonan menarik karena ceritanya mudah dipahami, cerita yang ditampilkan merupakan cerita sehari-hari yang bisa dilihat bahkan dialami sendiri penontonnya, sederhana dengan alur cerita yang tidak berbelit-belit, konflik antara tokoh mampu menyedot perhatian penonton, kesan kelucuan dan keluguan tokoh-tokohnya menghibur penonton dan adanya kesesuaian antara pemeran dan karakter perannya menjadi nilai tambah dari sinetron ini. Maka dapat disimpulkan bahwa sinetron SDAS menjadi tontonan yang menarik karena aspek-aspek yang dimiliki oleh sinetron SDAS yang mengena di hati pemirsa bila ditinjau dari segi skenario yaitu : aspek tema, aspek alur cerita, aspek penokohan atau karakterisasi, aspek konflik utama dan aspek dialog (Sumarno, 1996).

Namun pendapat yang dilontarkan oleh masyarakat penonton mengenai sinetron SDAS itu sendiri ternyata tidak seragam. Ada pihak yang menilai sinetron SDAS sebagai tontonan positif dan ada juga yang negatif. Berangkat dari adanya perbedaan pandangan terhadap sinetron SDAS ini, peneliti berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi pada kelompok-kelompok masyarakat penonton. Dember (1971) mengatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor sosial, belajar, motivasi dan kepribadian individu. Adanya perbedaan faktor-faktor individual yang mempengaruhi persepsi serta adanya perbedaan pandangan terhadap keadaan-keadaan obyek persepsi, dapat mengakibatkan adanya perbedaan persepsi di antara satu atau sekelompok orang dengan sam atau sekelompok orang lainnya Dengan adanya faktor pengalaman dan sosialisasi dalam pembentukan persepsi, diasumsikan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu obyek atau peristiwa dapat bembah sesuai dengan pengalaman individu terhadap obyek atau peristiwa yang dipersepsikannya tersebut.

Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana gambaran persepsi Orang Betawi yang tinggal di Jakarta, khususnya Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran baik secara umum maupun terhadap kelima aspek sinetron SDAS. Kedua kelompok tersebut mempunyai latar belakang dan wilayah tempat tinggal yang berlainan di sekitar Jakarta sehingga pengaruh yang diperoleh dalam perkembangan masyarakatnya juga berbeda. Jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa persepsi seseorang dapat berbeda dan bembah disebabkan oleh faktor-faktor sosial dan adanya proses belajar maka dapat diasumsikan bahwa persepsi Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran akan berbeda.

Penelitian dilakukan terhadap dua kelompok subyek, yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran yang berusia 16 tahun ke atas. Alat yang digunakan adalah kuesioner dengan skala 1 sampai 6 yaitu bentuk skala Likert. Data yang terkumpul diolah dengan teknik Analisa Varians (t-test) untuk melihat adanya perbedaan persepsi terhadap sinetron SDAS diantara kedua kelompok tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran bahwa sinetron SDAS secara umum dipandang sebagai sinetron yang disukai oleh responden (mean = 4.09). Demikian pula jika dilihat pada masing-masing aspek sinetron SDAS, umumnya responden cenderung memandang bahwa sinetron SDAS sebagai tontonan yang positif atau disukai penonton.

Hasil dari perbandingan terhadap kedua kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kelompok Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran dalam mempersepsi sinetron SDAS secara umum (2-Tail Significance equal = O.647. Demikian pula pada masing-masing aspek sinetron SDAS, tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok orang Betawi tersebut. Pada aspek tema (2-Tail significance = 0.278), aspek alur cerita (2-Tail significance = 0576, aspek penokohan (2-Tail significance = 0.989, aspek konflik utama (2-Tail significance = 0.090), dan aspek dialog (2-Tail significance = 0356).
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Uswatun Hasanah
Abstrak :
Skripsi ini membahas refleksi film Si Doel Anak Betawi dan Si Doel Anak Modern karya Sjumandjaya mengenai kehidupan orang Betawi pada masa kolonial Belanda dan pemerintah Orde Baru. Kedua film ini mengangkat aspek sosial, ekonomi, budaya, dan politik dalam menggambarkan perubahan sosio-kultural orang Betawi berdasarkan pengalaman pribadi Sjuman dan adaptasi novel Si Doel Anak Betawi. Sjuman melihat perubahan orang Betawi terjadi akibat kebijakan pemerintah dan gaya hidup orang Betawi. Oleh karena itu, skripsi ini menampilkan kritik Sjumandjaya dalam film Si Doel Anak Betawi dan Si Doel Anak Modern terhadap keadaan tersebut. ...... This study discussed about how Betawi's people live in Dutch colonial era and in New Order government through Si Doel Anak Betawi and Si Doel Anak Modern movie by Sjumandjaya. Both of these movies raised the social, economic, cultural, and political aspects in illustrating the socio-cultural changes of Betawi people by Sjuman's personal experience and novel adaptation of Si Doel Anak Betawi. Sjuman see changes occur as a result of government policy and the Betawi lifestyle. Therefore, this study shows Sjumandjaya's criticism in the film Si Doel Anak Betawi and Si Doel Anak Modern against the era.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library