Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Melvin Perjuangan
"Penelitian ini hendak mengetahui fenomena Zulkifli Nurdin sebagai "orang kuat lokal" di Jambi era desentralisasi. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam dan studi dokumen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori mengenai "orang kuat lokal", teori mengenai "bossisme lokal" dan teori mengenai "orang kuat lokal" yang predator.
Hasil wawancara mendalam dan studi dokumen memperlihatkan Zulkifli Nurdin berhasil muncul sebagai "orang kuat lokal" di Jambi era desentralisasi. Keberhasilan Zulkifli Nurdin tersebut disebabkan karena dia berasal dari keluarga pengusaha pribumi melayu terkaya di Jambi, Nurdin Hamzah dan menguasai organisasi pengusaha seperti Kadin dan Gapensi di Jambi. Zulkifli Nurdin juga tepat memilih partai PAN yang dipersepsi sebagai partai reformis. Selain itu, Zulkifli Nurdin juga terbantu dengan kondisi gerakan sosial di Jambi cenderung mengecil dan tidak bisa masuk ke dalam pertarungan politik era desentralisasi.
Zulkifli Nurdin berhasil memanfaatkan jabatannya sebagai Gubernur Jambi dalam membangun kekuatan ekonomi dan politik yang besar di Jambi. Zulkifli Nurdin berhasil membesarkan Partai Amanat Nasional menjadi partai besar di Jambi dan didukung oleh DPRD Provinsi Jambi dalam mengeluarkan kebijakan. Zulkifli Nurdin juga berhasil memanfaatkan birokrasi untuk menggalang suara, mendapatkan dana dari proyek pemerintah dan mengatur pejabat-pejabat yang setia kepadanya serta menjalin kedekatan dengan penyelenggara pemilu di Jambi. Model pembangunannya membuat dirinya memperoleh keuntungan dari bisnis perizinan pengelolaan sumber daya alam di Jambi.
Pengaruh Zulkifli Nurdin juga besar dalam politik lokal di Jambi. Zulkifli Nurdin berhasil melakukan kontrol sosial atas masyarakat Jambi. Zulkifli Nurdin berhasil melemahkan gerakan sosial di Jambi dan mengontrol organisasi kekerasan di Jambi. Zulkifli Nurdin juga berhasil memengaruhi hasil pemilihan Bupati dan Walikota di Jambi dan mendominasi Partai Amanat Nasional di Jambi.
Implikasi teoritis memperlihatkan bahwa Zulkifli Nurdin tidak sepenuhnya menjadi "orang kuat lokal" karena Zulkifli Nurdin juga memenuhi beberapa kriteria "bossisme lokal" dan beberapa kriteria "orang kuat lokal yang predator". Fenomena Zulkifli Nurdin lebih tepat dikatakan sebagai "Kuasi-Orang Kuat Lokal". Temuan dalam penelitian ini secara umum juga ditemukan dalam penelitian mengenai "orang kuat lokal" di daerah lain atau di negara lain seperti Filipina dan Thailand.

This research aims to explore the phenomena of Zulkifli Nurdin as a "Local Strongmen" in Jambi within the era of decentralization. The researcher deploys a qualitative method using in deep interview and document study approaches. Theories used in this research are "local strongmen", "local bossism" and theory on predatory "local strongmen".
In deep interviews and document study results showed Zulkifli Nurdin succeeds in emerging as a "local strongmen" in Jambi during the era of decentralization. Zulkifli Nurdin's success attributed to the his origin from a wealthies local malay entrepreneur in Jambi, Nurdin Hamzah and controls entrepreneurs organization such as the Chamber of Commerce (Kamar Dagang dan Industri Indonesia-Kadin) and the Association of Indonesia's Entrepreneurs (Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia-Gapensi) in Jambi. Zulkifli Nurdin also choose the suitable party, The National Mandate Party (Partai Amanat Nasional), as it is perceived as a reformist party. Zulkifli Nurdin was favored by the social movement condition in Jambi that has shrunken and could not enter to the political contestation arena during the decentralization era.
Furthermore, Zulkifli Nurdin succeeds in using his position as the Governor of Jambi in building a strong political and economical power. He managed to raise the National Awakening Party into a strong party in Jambi and his policies are strongly supported by the Regional Parliament of Jambi Provinces. He also succeeds in using the bureaucracy to mobilize votes, acquire funds from the government's project, control bureaucrats that loyal to him and established close relationship with the election body in Jambi. His development programme is in his favor by granting him profits from natural resource exploration permit in Jambi.
Zulkifli Nurdin's influence is also strong in Jambi's local politics. He manages to carries out social control over the Jambi populations. He succeeds in making the social movements weaker and controls the vigilante organization. He also succeeds in influencing the result of Head of Regents and Mayors in Jambi and become a dominant figure in The Jambi National Mandate Party.
Theoritical implications of this research show that Zulkifli Nurdin not entirely become as a "local strongmen" because the phenomena of Zulkifli Nurdin also meet the certain criteria of "local bossism" and predatory "local strongmen". His phenomena is more correct to say as a "Quasi-Local Strongmen". Findings of this research can also be found in other researches on "local strongmen" in other region or state such as the Philippines and Thailand.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T 29879
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nurhidayat
"Penelitian ini hendak mengetahui fenomena Syahrul Yasin Limpo sebagai 'Orang Kuat Lokal' di Sulawesi Selatan. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam dan studi dokumen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori mengenai 'Orang kuat lokal' dan konsep desentralisasi. Hasil wawancara mendalam dan studi dokumen memperlihatkan Syahrul Yasin Limpo berhasil muncul sebagai 'orang kuat lokal' di Sulawesi Selatan. Pemilihan langsung kepala daerah di tingkat lokal di Indonesia era desentralisasi justru menghasilkan 'Orang kuat lokal' yang memiliki basis kuat di daerah. Salah satu yang patut disorot adalah pengaruh Syahrul Yasin Limpo ( Gubernur Sulawesi Selatan ) dan keluarga Yasin Daeng Limpo sebagai 'Orang kuat lokal' di Sulawesi Selatan. Melalui pengaruhnya yang kuat di militer, SOKSI dan Golkar, keturunan Yasin Daeng Limpo berhasil menduduki berbagai jabatan penting di Sulawesi Selatan.Syahrul sebagai 'Orang kuat lokal' mempunyai mesin politik modern berupa jaringan kekuasaan dengan inti sebuah keluarga politik yang besar dan mempunyai sejarah panjang di tingkat lokal. Mesin politik yang berintikan sebuah keluarga politik yang besar dan mempunyai sejarah panjang di tingkat lokal juga ditunjang oleh berbagai lingkaran kekuasaan yang dibangunnya. Lingkaran kekuasaan ini  dimanfaatkan secara baik dalam mendapatkan dukungan dari berbagai aspek seperti dukungan lintas partai politik,etnis,dan agama. Syahrul Yasin Limpo memiliki pengaruh yang besar dalam memengaruhi politik lokal di Sulawesi Selatan. Pengaruh tersebut diukur beberpa indikator. Pertama, Syahrul Yasin Limpo berhasil melakukan kontrol atas masyarakat Sulawesi Selatan melalui berbagai jabatan yang diembannya. Kedua, Syahrul Yasin Limpo berhasil mengendalikan media. Hal tersebut bisa dilihat dari kemampuannya mengalokasikan iklan pribadi ataupun sebagai Gubernur pada semua media massa yang bersedia menulis hal-hal yang baik saja tentang dirinya. Melalui kedekatannya dengan media massa, Syahrul berhasil berhasil menanamkan citra yang positif tentang dirinya dan pemerintahannya. Ketiga, Syahrul Yasin Limpo berhasil mendapatkan dukungan dari organisasi kekerasan di Sulawesi Selatan, keempat  Syahrul berhasil memanfaatkan birokrasi di daerah Syahrul Yasin Limpo melaluinya kemampuan yang luar biasa dalam mengendalikan birokrasi. Dia bisa menempatkan orang pada jabatan kunci tertentu melalui mutasi, kelima dia berhasil menundukkan civil society di Sulawesi Selatan. Sehingga implikasi teroritis yang muncul dari fenomena Syahrul sebagai 'Orang kuat lokal' adalah beberapa indikator dari varian Orang kuat lokal terpenuhi dalam sosok Syahrul Yasin Limpo.

This study discusses the phenomenon of Syahrul Yasin Limpo as 'Local Strong Man' in South Sulawesi. The researcher used a qualitative method with an in-depth interview and document study approach. The theory used in this study is the theory of 'local strongmen' and decentralization concept. The results of in-depth interviews and document studies showed Syahrul Yasin Limpo succeeded in appearing as a 'local strongman' in South Sulawesi. Direct election of regional heads at the local level in Indonesia in the era of decentralization actually produces 'local strong people' who have a strong base in the region. One of the things that should be highlighted was the influence of Syahrul Yasin Limpo (Governor of South Sulawesi) and Yasin Daeng Limpo's family as a 'local strongman' in South Sulawesi. Through its strong influence in the military, SOKSI and Golkar, the descendants of Yasin Daeng Limpo succeeded in occupying various important positions in South Sulawesi. Syahrul as a 'local strongman' has a political machine in the form of a network of power with the core of a large political family and has a long history at the local level. The modern political machine which has a large political family and has a long history at the local level is also supported by various power circles that it has built. This circle of power is well utilized in gaining support from various aspects such as support across political, ethnic and religious parties. Syahrul Yasin Limpo had a big influence in influencing local politics in South Sulawesi. The effect is measured by several indicators. First, Syahrul Yasin Limpo succeeded in exercising control over the people of South Sulawesi through various positions he held. Secondly, Syahrul Yasin Limpo managed to control the media. This can be seen from his ability to allocate personal advertisements or as governors in all mass media who are willing to write good things about him. Through his proximity to the mass media, Syahrul managed to successfully instill a positive image of himself and his government. Third, Syahrul Yasin Limpo managed to get support from violent organizations in South Sulawesi, fourth Syahrul succeeded in utilizing the bureaucracy in the Syahrul Yasin Limpo area through his extraordinary ability to control the bureaucracy. He could place people in certain key positions through mutations, fifth he succeeded in subjugating civil society in South Sulawesi. Theoretical implications that arise from the Syahrul phenomenon as 'local strongmen' are some indicators of the variants of local strongmen fulfilled in the figure of Syahrul Yasin Limpo.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T52522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Rofiie
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan kemunculan peran elite lokal dalam perpolitikan sebagai konsekuensi diberlakukannya sistem desentralisasi yang memberikan hak kepada daerah-daerah untuk mengelola daerah secara mandiri, termasuk dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Karenanya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui eksistensi dan signifikansi peran para elite lokal dalam masyarakat, dalam hal ini yaitu peran kiai, belater, dan juragan di Kabupaten Pamekasan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Status dan Peran (Linton, 1936), Teori Local Strongmen/Local Bossism (Migdal, 1988; Sidel, 2005), dan Teori Patron-Klien (Scott, 1972). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik analisis data deskriptif-analitis. Dalam proses pengumpulan data menggunakan dua metode, yaitu studi literatur dan wawancara mendalam kepada para narasumber yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pemenangan Baddrut Tamam pada Pilkada Pamekasan 2018. Temuan penelitian ini menguatkan penelitian terdahulu tentang keberadaan orang-orang kuat lokal seperti kiai, belater, dan juragan terkait perannya dalam masyarakat, utamanya dalam perpolitikan tingkat lokal. Mereka memiliki kelebihan dan cara-cara tersendiri dalam memengaruhi masyarakat untuk mengikuti keinginannya. Keterlibatan mereka dalam Pilkada Pamekasan 2018 dipengaruhi oleh faktor agama, eksistensi, dan ekonomi. Bentuk peran mereka dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan kekuatan relasi, ekonomi, bahkan dengan cara koersif. Implikasi teoritis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peran kiai, belater, dan juragan memperkuat teori yang digunakan dalam penelitian ini. Teori Status dan Peran menunjukkan bahwa peran kiai, belater, dan juragan dalam perpolitikan merupakan dampak dari status yang dimilikinya. Dalam teori ini terdapat hubungan yang berkelindan antara individu pemilik peran dan masyarakat. Teori Local Strongmen/Bossism menjelaskan bahwa kiai, belater, dan juragan berperan dalam berbagai jenis kepentingan dalam hidup masyarakat, utamanya dalam kepentingan politik. Teori Patron-Klien menguatkan pola relasi antara kiai, belater, dan juragan dengan masyarakat.

This research is motivated by the development of the emergence of the role of local elites in politics as a consequence of the enactment of a decentralization system which gives rights to regions to manage their regions independently, including in the holding of Regional Head Elections (Pilkada). Therefore, this research was conducted to determine the existence and significance of the role of local elites in society, in this case, namely the role of kiai, belater, and juragan in Pamekasan Regency. The theories used in this research are Status and Role Theory (Linton, 1936), Local Strongmen/Local Bossism Theory (Migdal, 1988; Sidel, 2005), and Patron-Client Theory (Scott, 1972). This research method uses a qualitative approach and descriptive-analytical data analysis techniques. In the process of collecting data using two methods, namely literature study and in-depth interviews with informants who were directly or indirectly involved in the process of winning Baddrut Tamam in the 2018 Pamekasan Pilkada. The findings of this study corroborate previous research on the existence of local strongmen such as kiai, belater, and juragan regarding their role in society, especially in local-level politics. They have their own advantages and ways of influencing people to follow their wishes. Their involvement in the 2018 Pamekasan Pilkada was influenced by religious, existential, and economic factors. The form of their role is carried out directly or indirectly by utilizing the strength of relations, the economy, even in a coercive way. The theoretical implications of this research show that the roles of kiai, belater, and juragan strengthen the theory used in this research. Status and role theory shows that the role of kiai, belater, and juragan in politics is the impact of their status. In this theory there is an intertwined relationship between the individual owner of the role and society. The Local Strongmen/Bossism theory explains that kiai, belater, and juragan play various types of interests in society, especially in political interests. The Patron-Client theory strengthens the pattern of relations between kiai, belater, and juragan to the community."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library