Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahra Siti Arkandina
Abstrak :
Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman orang muda Indonesia dengan aspirasi berpindah ke luar negeri. Eksplorasi ini dilakukan dengan memahami konstruksi identitas kosmopolitan mereka melalui praktik media di keseharian. Berbagai studi menunjukkan bahwa orang muda juga menganggap mobilitas sebagai cara mendapatkan kebebasan dan peluang kehidupan yang lebih baik. Keterbukaan atas pengalaman budaya ini mencerminkan identitas kosmopolitan. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir kosmopolitisasi Beck dan identitas Hall untuk memahami pengalaman orang muda dalam mengonstruksi identitas kosmopolitan melalui praktik keseharian. Wawancara mendalam dilakukan dengan empat informan, dan riset ini menemukan bahwa identitas kosmopolitan dikonstruksi melalui ekspresi keinginan dan kemampuan mereka dalam mempelajari dan mengadopsi nilai dan praktik budaya asing yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi media dan interaksi langsung dengan mereka. Pengetahuan dan kemampuan tersebut dimaknai sebagai modal untuk keluar dari konteks lokal mereka. Riset ini menemukan  bahwa identitas kosmopolitan orang muda dikonstruksi dan dimaknai sebagai modal strategis untuk mewujudkan tujuan dan kebutuhan masa depan, yakni menempatkan diri di ranah budaya global untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa identitas kosmopolitan dikonstruksi dan dimaknai sebagai bagian dari identitas orang muda. Identitas kosmopolitan beriringan dengan dan tidak menghapuskan identitas lain, termasuk yang dalam praktiknya inkonsisten dengan identitas kosmopolitan. ......This study explores the experiences of Indonesian youth with aspirations to move abroad. This exploration is done by understanding the construction of their cosmopolitan identity through their daily media practices. Various studies have shown that young people also see mobility as a way of gaining greater freedom and opportunities. This openness to cultural experience reflects a cosmopolitan identity. This study uses Beck’s cosmopolitization and Hall’s identity frameworks to understand the experiences of young people in constructing their cosmopolitan identit’es through everyday practice. In-depth interviews were conducted with four informants, and this research found that cosmopolitan identities are constructed through the expression of their desire and ability to learn and adopt the values ​​and practices of foreign cultures obtained from the use of media technology and direct interaction. Knowledge and abilities are interpreted as capital to move beyond their local context. This research finds that the cosmopolitan identity of young people is constructed and interpreted as a strategic capital to achieve future goals and needs, namely, positioning themselves in the realm of global culture in the hope of obtaining a better quality of life. In addition, this study concludes that cosmopolitan identity is constructed and interpreted as part of young people’s identity. A cosmopolitan identity goes hand in hand with and does not abolish other identities, including those that are in practice inconsistent with cosmopolitan identities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fathia Syahidah
Abstrak :
Beberapa sarjana telah melakukan penelitian tentang praktik konsumsi pakaian bekas di Indonesia (Lestari & Asmarani, 2021, Rahmawati et al., 2022). Tren untuk mengkonsumsi pakaian bekas mengalami peningkatan pada kalangan anak muda, terutama melalui kegiatan jual beli di media sosial (Goodstats.id, 2022). Praktik ini dikenal dengan istilah thrifting yang dapat dideskripsikan sebagai suatu praktik untuk membeli atau mencari barang-barang bekas untuk dipakai kembali. Kurylo (2018) mendeskripsikan bahwa konsumen sekarang muncul sebagai subjek yang aktif, mengkonsumsi dan memproduksi budaya dan dapat mengekspresikan agensi mereka dalam produksi konten di media sosial. Dengan mengkaji praktik konsumsi barang bekas di TikTok, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pola interaksi anak muda Indonesia memanfaatkan media digital dalam mengekspresikan agensi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori praktik dari Bourdieu (1977) dan berargumen bahwa TikTok dapat adalah platform media sosial yang dapat memfasilitasi interaksi dan membentuk relasi antar para penggunanya.   ......Several scholars have conducted research on the practice of consuming used clothing in Indonesia (Lestari & Asmarani, 2021, Rahmawati et al., 2022). The trend to consume used clothing has increased among young people, especially through buying and selling activities on social media (Goodstats.id, 2022). This practice is known as thrifting which can be described as a practice to buy or look for used goods to be reused. Kurylo (2018) describes that consumers now emerge as active subjects, consuming and producing culture and can express their agency in content production on social media. By examining the consumption practices of used goods on TikTok, this research aims to analyse how the interaction patterns of Indonesian youth utilise digital media in expressing agency. In this study, the author uses Bourdieu’s (1977) theory of practice and argues that TikTok can be a social media platform that can facilitate interaction and form relationships between its users.
Depok: Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library