Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Subiyanto
Abstrak :
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan Tesis ini adalah Pengelolaan Tempat Karaoke yang ada pada Hotel X di kawasan Taman Sari Jakarta Barat. Selanjutnya dalam tesis ini permasalahannya difokuskan pada Strategi Pengelolaan Tempat Hiburan Karaoke pada Hotel X di kecamatan Taman Sari Jakarta Barat. Fokus permasalahan ini muncul, karena maraknya pertumbuhan bisnis di tempat hiburan karaoke di kecamatan Taman Sari Jakarta Barat, seiring dengan semakin kompleksnya kehidupan masyarakat di kawasan perkotaan, sehingga berpengaruh pada penyusunan dan penerapan strategi pengelolaan tempat hiburan karaoke. Selain itu juga dikaji sistem pengelolaan yang diterapkan oleh pihak pengelola tempat karaoke yang ada pada Hotel X di kawasan Taman Sari Jakarta Barat, sehingga pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang terjadi dalam operasionalisasinya tidak terjangkau oleh baik pihak penegak hukum dan peraturan yang telah ditetapkan maupun aksi penertiban yang dilakukan pihak masyarakat sekitar kawasan Hotel X tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap strategi pengelola tempat hiburan karaoke di Hotel X yang berada di kawasan kecamatan Taman Sari Jakarta Barat sehingga dapat lebih menarik minat tamu dan menjamin kepuasan para pelanggannya, dalam upayanya untuk memenangkan persaingan dari pesaingnya, yaitu pengelola jenis hiburan yang sama di tempat lainnya. Metologi yang digunakan dalam penelitian ini, difokuskan pada pendekatan kualitatif yang ditekankan pada penerapan Metode Etnografi melalui kegiatan pengamatan, pengamatan terlibat dan wawancara berpedoman agar dapat memahami dinamika pengelolaan tempat hiburan karaoke Hotel X di kawasan Taman Sari Jakarta Barat. Dari penelitian lapangan yang dilakukan terhadap strategi pengelolaan tempat hiburan Hotel X di kecamatan Taman sari Jakarta Barat ditemukan fakta, bahwa untuk memenangkan persaingan dengan tempat hiburan lainnya tidak jarang melakukan berbagai pelanggaran antara lain pelanggaran perijinan, pelanggaran batas waktu kegiatan dan peredaran narkoba oleh para tamunya. Bahkan tidak segan-segan menjalin hubungan secara informal dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai otoritas dan kekuasaan terhadap kelangsungan usaha karaokenya agar pelanggaran yang mereka lakukan tidak mendapatkan teguran dan memperoleh jaminan keamanan. Walaupun demikian dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian, diketahui bahwa untuk menjalankan tempat usaha karaokenya telah memperkerjakan pegawai tetap tidak kurang 151 orang yang terdiri dari Manajer, Assisten Manager, Captain, Supervisor, Kasir, Bartender, Bar Boy, Room Boy, Waitress, Tekhnisi, Operator, Mami, Petugas Keamanan dan Petugas Parkir. Untuk mendukung strategi usahanya pengelola juga melibatkan pekerja tidak tetap yang terdiri dari wanita pendamping, penari telanjang, agen penari telanjang. Sehubungan dioperasikannya tempat hiburan karaoke di Hotel X, dengan dampak yang ditimbulkannya antara lain telah membuka peluang pekerjaan di sektor formal yaitu membuka lapangan kerja bagi sebagian anggota masyarakat sekitar Hotel X, untuk menjadi pegawai tetap di Hotel X. Sedangkan di sektor informal berupa terdapatnya peluang untuk mendapatkan penghasilan bagi pedagang kaki lima di sekitar Hotel X dan juru parkir di luar area parkir Hotel X. Dampak tersebut dinilai positif, karena dengan beroperasinya Hotel X pada umumnya dan tempat hiburan karaoke di Hotel X pada khususnya, ternyata telah memberi kesempatan pada sebagian anggota masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan pekerjaan dan membuka peluang usaha yang produktif. Disisi lain, sistem pengelolaan dan operasionalisasi tempat hiburan karaoke di Hotel X, apabila dikaji berdasarkan ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku dan dihubungkan dengan teori tentang kejahatan, maka pengelolaan dalam tempat hiburan karaoke di Hotel X tersebut ternyata mencerminkan sebuah tindakan kejahatan yang terorganisasi, dimana jenis tindakan kejahatan ini sangat berbeda dengan tindakan kejahatan konvensional dalam hal sistem operasionalnya, kemampuan intelektualitas pelakunya, dampak langsung maupun tidak langsung yang ditimbulkannya dan keterkaitannya dengan pihak keamanan. Banyaknya pelanggaran yang dilakukan pengelola tempat hiburan karaoke Hotel X di kawasan Taman Sari Jakarta Banat dapat terjadi, karena lemahnya tindakan dari pihak Kepolisian dan pemegang otoritas lainnya serta tidak adanya piranti lunak yang digunakan sebagai acuan dalam penerbitan ijin usaha tempat hiburan tersebut.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T8993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Hindarto
Abstrak :
Keberadaan preman dalam masyarakat Jakarta merupakan permasalahan yang meresahkan karena tindakan-tindakannya merupakan perilaku menympang berupa kejahatan jalanan. Korban mereka pada umumnya adalah masyarakat menengah kebawah, khususnya di Tanah Abang telah terbentuk kelompok-kelompok preman yang didasarkan atas etnis seperti: Irian,Timor-Timur, Madura, Banten, Betawi, Batak dan Ambon. Mereka telah dikenal dan ditakuti masyarakat pencari nafkah di Tanah Abang, daripada berurusan dengan mereka lebih baik memenuhi permintaan mereka, sehingga urusan cepat selesai. Hal ini berulang dalam waktu yang cukup lama sehingga merupakan kebiasaan dimana seakan masyarakat pencari nafkah yang halal mempunyai kewajiban untuk memenuhi keamanan mereka dan mereka seakan ada "gentlement Agreement" latar mereka sehingga sulit untuk menungkapkan untuk dijadikan kasus di kepolisian. Kineja Polsek Tanah Abang dalam menanggulangi masalah preman masih belum proaktif tetapi masih bersifat reaktif bahkan belum fokus. Penanganannya masih konvensional. Dari waktu ke waktu masih sama saja, semasa terintegrasi dalam ABRI dan semasa kemandiriannya. Kemampuan Polsek belum diukur dengan seksama (dengan di audit) sehingga belum dapat diperhitungkan apakah Polsek memiliki kemampuan yang cukup untuk dihadapkan pada ancaman gangguan atau beban tugas yang dihadapi. Dari data kriminalitas di Polsek Tanah Abang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahannya pun kurang efektif. Pencurian dan pencurian dengan pemberatan mewarnai kriminalitas di wilayah ini. Potensi pencegahan kejahatan ada pada masyarakat, dengan indikator kenaikan angka kriminalitas menunjukkan bahwa potensi yang ada belum/kurang dibina dan diarahkan ke upaya pencegahan. Kebijaksanaan "Community Policing" telah dikeluarkan dari MABES POLRI tapi implementasinya tidak tampak. Mengacu pada pengalaman negara-negara yang menghadapi masalah kejahatan terorganisasi (organized Crime), maka kegiatan kejahatan terorganisasi telah eksis di Tanah Abang seperti pemerasan, pelacuran, perjudian, perdagangan narkoba dsb. Dengan kinerja Polsek yang ada dewasa ini dihadapkan pada perkembangan kejahatan di Tanah Abang (jenis dan kuantitasnya), maka transformasi kelompok preman menjadi kejahatan terorganisasi adalah memungkinkan. Untuk mencegahnya perlu ada studi yang mendalam mengenai penerapan Community Policing untuk menghimpun potensi masyarakat mencegah proses transformasi tersebut, agar mampu mengajak masyarakat untuk memolisikan diri perlu hubungan baik antara polisi dan masyarakat. Sehingga perlu digalakkan kegiatan "Public Relation" dalam arti yang lebih luas guna membangun hubungan yang baik antara polisi dan masyarakat. Setelah hubungan baik maka akan mudah menggerakkan potensi masyarakat untuk bersama-sama melakukan kegiatan pencegahan kejahatan (Crime Prevention).
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library