Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vivi Lailatul Rohmah
"ABSTRAK
Pada tahun 2017, konstruksi merupakan penyumbang angka kecelakaan kerja terbanyak yaitu sebanyak 32, oleh karena itu penerapan K3 menjadi sangat penting. Penelitian ini membahas tentang analisis pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja K3 di proyek Tamansari Iswara Apartement Bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan K3 serta faktor yang terkait berdasarkan fungsi manajemen K3 safety planning, safety organizing, safety leading, dan safety controlling. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dilakukan dengan metode observasi, wawancara semi terstruktur, serta telaah dokumen perusahaan. Hasil penelitian di dapatkan bahwa secara umum di proyek ini fungsi manajemen K3 sudah ada, namun secara spesifik masih banyak sub fungsi manajemen K3 yang belum sesuai dan memerlukan perbaikan. Secara rinci, 3 dari 6 sub fungsi safety planning masih belum sesuai safety forecasting, safety programming, dan safety budgeting, 5 dari 6 sub fungsi safety organizing menunjukkan masih adanya kurang sesuaian integrating safety,creating safety relationships, safety authority, safety responsibilities, dan safety accountability, 2 dari 5 sub fungsi safety leading belum sesuai making safety decisions dan safety communication, dan untuk sub fungsi safety controlling secara umum sudah sesuai. Diharapkan pihak manajemen proyek dapat menerapkan semua fungsi manajemen K3 dan memperbaiki beberapa hal yang belum sesuai.

ABSTRACT
In 2017, construction accounted for the highest number of occupational accidents of 32, therefore the application of OSH becomes very important. This study discussed the analysis of health and safety OSH management in Tamansari Iswara Apartement Bekasi project. The purposed of this study was to analyze the application of OSH consist of safety planning, safety organizing, safety leading, and safety controlling. This research was a descriptive research with qualitative approach, conducted by observation method, semi structured interview, and study of company document. It was found that in general the OSH management functions was already exist, however they were some OSH management functions that have not been that need to be improve. In detail, 3 of the 6 sub functions of safety planning safety forecasting, safety programming, and safety budgeting, 5 of the 6 sub function of safety organizing integrating safety, creating safety relationships, safety authority, safety responsibilities, and safety accountability, 2 of the 5 sub functions of safety leading making safety decisions and safety communication were still insufficient, and the other hand all element of safety controlling has been implemented appropriately."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriani Damhuri
"Latar Belakang : Banyaknya pembangunan sarana prasana serta infrakstruktur di
Indonesia meningkatkan kebutuhan akan bahan bangunan termasuk beton, sehingga
produksi beton terus berjalan. Debu hasil proses produksi beton terdiri dari debu semen,
pasir, dan batu kerikil, yang sebagian mengandung silika yang telah terbukti dapat
menimbulkan masalah kesehatan terutama di saluran pernapasan. Pada pabrik beton yang
baru beroperasi selama 3 tahun seharusnya belum ada masalah gangguan saluran
pernapasan bila SMK3 diimplementasikan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah sudah ada masalah gangguan awal saluran pernapasan dan
mengaitkannya dengan implementasi SMK3 dan faktor-faktor lainnya. sehingga bisa di
upayakan program promotif – preventif bagi pekerja sehubungan dengan pajanan
tersebut.
Metode : Desain cross-sectional dengan sampel berjumlah 70 responden yang diambil
secara total sampling. Data penelitian diperoleh dari wawancara keluhan saluran
pernapasan dengan menggunakan kuesioner Pneumobile Project dan pemeriksaan
spirometri, pengukuran kadar debu, serta pengisian formulir audit SMK3.
Hasil : Didapatkan 8 pekerja (11,40%) memiliki gejala awal gangguan saluran
pernapasan. Pengukuran debu lingkungan kerja melebihi nilai ambang batas pada plant 1
(16.5 mg/m3) dan plant 2 (12.1 mg/m3). Tidak terdapat hubungan bermakna antara, usia,
tingkat pendidikan, IMT, kebiasaan merokok, masa kerja, dan lama kerja terhadap gejala
awal gangguan saluran pernapasan. Tingkat pelaksanaan SMK3 pada PT. X masih kurang
(15,06%). Telah ada kebijakan K3, namun belum ada kegiatan perencanaan, pemantauan,
evaluasi maupun usaha peningkatan kinerja K3 yang terdokumentasi dan sistematis.
Kesimpulan : Didapatkan pekerja dengan gejala awal gangguan saluran pernapasan
sebanyak 8 (11,4%) orang. Hasil pemeriksaan kadar debu melebihi NAB. Tidak
didapatkan faktor risiko yang berhubungan secara statistik dengan gejala awal gangguan
saluran pernapasan, akan tetapi tingkat pelaksanaan SMK3 masih kurang sehingga harus
ditingkatkan.

Background : The large number of infrastructure development in Indonesia increased
the need of concrete. Therefore, the concrete factory production continues to run and
produce. The residue of the concrete production process derived from the dust of the
cement, sand, and gravel which partially contained silica, that had been proven to caused
health problems especially in the respiratory tract. The new concrete plant which had only
been operating for 3 years should have no cases of early symptoms of respiratory
disorders when the OSH management system is successfully implemented. This study
aimed to determine whether there are respondents with early symptoms of respiratory
disorders in association of the implementation of OSH management system and the other
factors, so that promotive-preventive programs in connection with the exposures able to
be planned regarding the conditions.
Method : Cross-sectional study with a total sampling of 70 respondents. Data were
obtained from interview using the Pneumobile Project questionnaire, spirometry
examination, measurement of dust levels, and OSH management system audit form
filling.
Results : There were 8 (11.40%) workers with early symptoms of respiratory disorders.
Dust measurement exceeds the threshold value, 16.5 mg/m3 on Plant 1 and 12.1 mg/m3
on Plant 2. There was no significant association between age, level of education, BMI,
smoking habits, working period and working time to early symptoms of respiratory tract
disorder. The implementation of OSH management system at PT. X was poor (15,06%).
There was already an OHS policy, but the planning, monitoring, evaluation or effort of
improvement of OSH were not documented systematically.
Conclusion : The prevalence of early symptoms of respiratory disorders is 11,40%. The
dust levels exceed the threshold level. No risk factors are found to be statistically associate
with early symptoms of respiratory disorders but the level of implementation of OSH is
below the expected results thus must be improved
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library