Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muslim, translator
"ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) paru masih terus menjadi masalah kesehatan di dunia terutama di negara berkembang. Streptomisin adalah suatu antibiotik golongan aminoglikosida yang harus diberikan secara parenteral pada pasien TB paru kategori dua dan bekerja mencegah pertumbuhan organisme ekstraselular. Kekurangan dari streptomisin adalah efek samping toksik pada saraf kranial kedelapan yang dapat menyebabkan disfungsi vestibular dan/atau hilangnya pendengaran. Ototoksik sudah lama dikenal sebagai efek samping pengobatan kedokteran dan dengan bertambahnya obat-obatan yang lebih poten, daftar obat-obatan ototoksik makin bertambah. Tuli akibat ototoksik yang menetap dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah selesai pengobatan. Penggunaan obat ini masih menjadi dilema, karena efek samping streptomisin dapat menyebabkan tuli sensorineural, sedangkan obat ini perlu diberikan pada penderita TB paru kategori dua dalam jangka waktu tertentu. Pada penelitian ini, yang melibatkan 46 sampel, pasien TB paru setelah terapi Streptomisin sulfat yang mengalami penurunan pendengaran >15 dB pada frekuensi 8000 Hz sebanyak 12 sampel (26,1%) dan secara statistik bermakna.

ABSTRACT
Pulmonary tuberculosis is still a health problem in the world, especially in developing countries. Streptomycin is an aminoglycoside class of antibiotics that must be given parenterally in patients with category two of pulmonary tuberculosis and working to prevent the growth of extracellular organisms. Disadvantages of streptomycin is toxic side effects on the eighth cranial nerve that can cause vestibular dysfunction and / or loss of hearing. Ototoxic has long been known as a side effect of treatment with increasing medical and drugs more potent, ototoxic drugs list growing. Deafness due to ototoxic persistent can occur days, weeks or months after completion of treatment. The use of these drugs is still a dilemma, because the side effects of streptomycin can cause sensorineural hearing loss, whereas these drugs should be given to category two of pulmonary tuberculosis patients within a certain period. In this study, involving 46 samples, pulmonary tuberculosis patients after therapy Streptomycin sulfate experiencing hearing loss > 15 dB at a frequency of 8000 Hz as many as 12 samples (26.1%) and statistically significant.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Syarah Sartika
"Monitoring efek samping obat perlu dilakukan terutama untuk antibiotik golongan aminoglikosida dengan indeks terapi sempit sehingga dapat meminimalisir masalah terkait obat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan monitoring efek samping obat pada pasien yang mendapatkan antibiotik aminoglikosida di Instalasi Rawat Inap RSUP Fatmawati periode Maret-Mei 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pengambilan data secara prospektif menggunakan data primer dari wawancara pasien serta data sekunder dari resep pasien dan rekam medis. Data dikumpulkan secara total sampling.
Analisis kasualitas efek samping dilakukan dengan menggunakan algoritma Naranjo. Total pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebagai subjek penelitian adalah 33 pasien. Sebanyak 14 pasien 42,4 mengalami efek samping nefrotoksik dan 5 pasien 15,2 mengalami ototoksik. Berdasarkan analisis algoritma Naranjo, 5 kejadian 15,15 dikategorikan mungkin probable . Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara usia P = 0,726 dan jenis kelamin P = 0,620 dengan efek samping obat.

Monitoring of drug side effects needs to be done especially for aminoglycoside antibiotic with narrow therapeutic index to minimize drug related problems. The purpose of this research was to monitor the side effects of patients who received aminoglycoside antibiotics at the Inpatient Installation of Fatmawati Hospital from March to May 2017. The method of this research was analytical descriptive with prospective data were collected from primary data through patient interview and secondary data through patient prescription and medical record. Data were collected by total sampling.
Causality analysis of side effects was done by using Naranjo Algorithm. Total patients who participated for the study were 33 patients. Fourteen patients 42.4 experienced nephrotoxicity and 5 patients 15,2 experienced ototoxicity. Based on Naranjo algorithm analysis, five 15,15 were catagorized as probable. The result of chi square test showed there was no correlation between age P 0.726 and sex P 0.620 with drug side effects.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library