Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grace Widi Sulistyowati
"PT X adalah perusahaan yang menawarkan aktivitas luar ruang (outdoor activities) sebagai core competency, dan telah berkecimpung di bidang outdoor based training ataupun outing selama kurang lebih 10 tahun. Kondisi eksternal yang dihadapi PT X saat ini seperti bertambahnya jumlah kompetitor yang berkompetisi dengan biaya rendah, klien masih berpatokan pada harga sedangkan produk yang berkualitas memiliki harga yang mahal, dan outdoor based training saat ini dipandang sebagai kegiatan yang bertujuan untuk bersenang-senang, dan bukan untuk pembelajaran. Selain tantangan-tantangan tersebut, kondisi eksternal masih memiliki peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan PT X, antara lain masih banyak perusahaan membutuhkan pelatihan, pasar dan variasi produk masih dapat dikembangkan.
Untuk berespon terhadap kondisi eksternal tersebut, PT X perlu melakukan perbaikan-perbaikan internal perusahaan. Apalagi jika ingin mencapai misi sebagai salah satu penyelenggara pelatihan yang memiliki program, fasilitas dan fasilitator yang unggul. Salah satu kondisi yang perlu diperbaiki adalah mendefinisikan kembali produk outing dan outdoor based training dengan membuat model pelaksanaan dari keduanya secara berbeda sehingga diantaranya terdapat perbedaan yang jelas. Selain itu, outdoor based training pun dapat ditingkatkan efektivitasnya.
Semakin disadari pentingnya peran tim yang produktif, organisasi membutuhkan team building. Hal ini sejalan dengan banyak permintaan pelatihan team building pada PT X. Kegiatan luar ruang untuk tujuan produktivitas tim ini memiliki kontribusi terbesar terhadap penjualan di PT X. Kroehnert (2002) melihat hal yang lama bahwa 90% kegiatan luar ruang ditujukan untuk team building.
Untuk mengakomodasi beragamnya kebutuhan klien dan beragamnya permasalahan dalam tahap-tahap kritis sebelum tim mencapai performing, PT X membutuhkan model outdoor based training yang bersifat generik. Dalam implementasinya, model ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien dalam menghadapi permasalahan tim yang beragam. Model generik ini dirancang dengan mendasarkan pada konsep experiential learning (Johnson dan Johnson, 2000) dan knowledge management dengan proses penciptaan pengetahuan (Nonaka & Takeuchi, 1995) sebagai landasan teoretis."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study aimed to clarify factors associated with medical and nursing care costs for older people living in community and to suggest an effective disability prevention programs. Total of participants in this study was 83 individuals (29 men and 54 women; mean age 81.2 ± 6.3 years old) on November 1st - December 28th, 2014. This study compared the average medical and nursing care costs per month with national average for those aged ≥ 65 years old. Logistic regression test was conducted to examine its association with medical and nursing care costs. Those who had outing activities ≥ 3 times a week were approximately three times less likely to reduce medical and nursing care costs than those who had outing activities < 3 times a week despite three controlled covariates (OR = 3.23 and 95% CI = 1? 10.42). Disability prevention programs that improve frequency of out-ing at least three times in a week may become a valid economic approach to older people who do not live in nursing home.

Penelitian ini bertujuan untuk mengklarifikasi faktor-faktor yang terkait dengan biaya medis dan perawatan lanjut usia (lansia) yang tinggal di panti sosial serta menyarankan program pencegahan disabilitas yang efektif. Total partisipan dalam penelitian ini adalah 83 orang (29 laki-laki dan 54 perempuan; usia rata-rata 81,2 ± 6,3 tahun) pada 1 November - 28 Desember 2014. Penelitian ini membandingkan biaya medis dan perawatan rata-rata per bulan dengan rata-rata nasional bagi yang berusia ≥ 65 tahun. Uji regresi logistik dilakukan untuk memeriksa keterkaitannya dengan biaya medis dan perawatan. Mereka yang pergi ke luar rumah ≥ 3 kali seminggu tiga kali lebih kecil kemungkinannya untuk mengurangi biaya medis dan perawatan dibandingkan mereka yang pergi ke luar rumah < 3 kali seminggu meskipun dengan tiga kovariat yang dikontrol (OR = 3,23 dan 95% CI = 1,03 - 10,42). Program pencegahan disabilitas yang meningkatkan frekuensi ke luar rumah sedikitnya tiga kali seminggu dapat menjadi pendekatan ekonomis yang valid pada lansia yang tidak tinggal di panti wreda."
Japan: Tanpopo Support Clinic of Home Health Care, Musashino, Japan, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library